Professional Documents
Culture Documents
SUMBERDAYA AIR 4
Foto: Direktorat Pengairan dan Irigasi, Bappenas dan PJT Jawa Barat
No Water
No Civilization
Air adalah peradaban dan tanpa air kehidupan akan musnah. Dapatkah peradaban dan eksistensi suatu
bangsa musnah? Pelajarilah sejarah kemanusiaan dan memang benar suatu bangsa dapat musnah.
Perhatikanlah bahwa Tuhan lah yang mempunyai kerajaan. Dia berikan kerajaan kepada orang yang Dia
kehendaki dan Dia cabut kerajaan dari orang yang Dia kehendaki. Dia muliakan orang yang Dia kehendaki dan
Dia hinakan orang yang Dia kehendaki. Di tangan Dia lah segala kebajikan dan sesungguhnya Dia Maha Kuasa
atas segala sesuatu. Dia masukan malam ke dalam siang dan Dia masukan siang ke dalam malam. Dia
keluarkan yang hidup dari yang mati dan Dia keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Dia berikan rezeki siapa
yang Dia kehendaki tanpa batas. Perhatikan pula bahwa jika sumber air kamu menjadi kering, maka siapakah
yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu? (Al Qur'an 3:26-27 dan 67:50).
Sumberdaya Air 65
4.1. PENDAHULUAN
setengah sampai enam miliar orang, dan ketersediaan air per kapita
diperkirakan akan menurun dengan sepertiganya pada beberapa dekade
mendatang ketika penduduk dunia mencapai hampir sembilan miliar orang di
tahun 2025. Peningkatan jumlah penduduk dunia ini tidak hanya akan
meningkatkan secara drastis konsumsi air segar dunia, akan tetapi juga
kebutuhan akan bahan pangan yang pada gilirannya juga membutuhkan lebih
banyak air untuk pertanian, industri, dan air bersih yang kesemuanya berujung
pada kebutuhan air yang lebih banyak lagi.
Planet bumi kita ini diperkirakan menyimpan sekitar 1.400 juta
kilometer kubik air, namun hanya 35 juta kilometer kubik di antaranya yang
tersedia dalam bentuk air segar (freshwater) yang dapat langsung dikonsumsi
manusia. Itupun, sebagian besar dari air segar tersebut tidak dapat diakses
langsung oleh manusia karena terperangkap dalam bentuk bongkahan dan
gunung-gunung es di kutub, glasier, dan air tanah sangat dalam. Air segar yang
langsung dapat dikonsumsi manusia adalah berupa air hujan yang tercipta dari
siklus hidrologi global yang jumlah rata-rata per tahunnya hanya sekitar
119.000 kilometer kubik, namun 74.000 kilometer kubik di antaranya
menguap kembali ke atmosfir. Sisa air hujan sebesar 45.000 kilometer kubik
mengalir ke danau-danau, waduk dan sungai-sungai, atau meresap kembali ke
tanah untuk menggantikan air tanah yang
hilang. Dengan demikian, tidak semua
sumber air sebanyak 45.000 kilometer
kubik dapat dikonsumsi oleh manusia oleh
karena sebagian air tersebut mengalir
selama musim hujan atau berupa banjir ke
sungai-sungai yang terpencil jauh di
pedalaman dan di pelosok hutan belantara.
Diperkirakan dalam setahun hanya sekitar
9.000 sampai 14.000 kilometer kubik saja
air segar yang akhirnya tersedia dan dapat
Sumber: Luke Saffigna, Adventure Associates
dikonsumsi oleh manusia, suatu jumlah
Gambar 4.1 yang sangat kecil (0,26-0,40 persen) apabila dibandingkan dengan potensi air
segar di bumi. Sementara itu penarikan (withdrawals) air segar dari alam
Glasier Perito Moreno,
Argentina diperkirakan mencapai 5.950 kilometer kubik setahun terdiri dari penggunaan
air segar oleh manusia sebanyak 3.600 kilometer kubik dan jumlah air segar
yang masih harus dipertahankan untuk kesinambungan ekologi sungai dan
konservasi ekosistem air yang mencapai sekitar 2.350 kilometer kubik per
tahun2.
2
FAO, 2002, Crops and Drops: making the best use of water for agriculture.
Sumberdaya Air 67
3
J. Winpenny : Financing Water For All, World Water Council, March 2003
68 Infrastruktur Indonesia
4
Isnugroho (2000) mengutip orasi Dyah R. Pangesti (2000) pada pengukuhan ahli peneliti utama bidang sungai
Sumberdaya Air 69
5
Budi Santoso, 2000, Kondisi Sumberdaya Air serta Tantangan dalam Menunjang Pengembangan Agribisnis.
6
FAO, op cit, halaman 2.
7
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Direktorat Jendral Sumber Daya Air, 2003, halaman 3.
70 Infrastruktur Indonesia
8
Mark W. Rosegrant, Ximing Cai, dan Sarah A. Cline, 2002, Water and Food to 2025: Policy Responses to the Threat of Scarcity,
halaman 4. International Herald Tribune, Oct. 17, 2002 juga memuat hal yang sama sesuai laporan bersama International
Food Policy Research Institute dan International Water Management Institute .
9
Salman, M.A. Salman, op cit.
Sumberdaya Air 71
kotor tidak memiliki akses terhadap air bersih dan rentan terhadap
penyakit yang disebabkan oleh konsumsi air yang kotor dan terkontaminasi
bakteri. Bahkan kelangkaan air bersih dan sanitasi yang baik, merupakan
penyebab utama timbulnya penyakit dan kematian anak10. Oleh karena itu, air
di perkotaan akan menjadi sumber konflik dan kerawanan sosial yang amat
mengkhawatirkan dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama lagi.
Bagaimanakah jalan keluar dari krisis air global dan regional yang akan
segera kita hadapi ini? Sebagian dari permasalahan, menurut berbagai
penelitian dapat diatasi dengan memberi harga kepada pemakaian air. Ini tidak
selalu dikonotasikan sebagai privatisasi pengelolaan sumber daya air. Harga
yang cukup tinggi yang dikenakan kepada pemakai air tidak hanya akan
memicu pemakaian air yang lebih efisien, namun juga akan menghimpun dana
bagi pemeliharaan infrastruktur sumberdaya air dan pembangunan fasilitas
yang baru. Akan tetapi karena alasan-alasan politis dan sosial, tarif pemakaian
air harus ditetapkan begitu rupa sehingga tidak membebani petani dan
konsumen air lainnya yang berpendapatan rendah. Penerapan tarif air juga
akan dapat memacu penggunaan teknologi yang lebih efektif dalam
penggunaan air seperti drip irrigation dan sprinkler irrigation yang dikontrol
oleh komputer atau teknik irigasi lain yang lebih efisien.
Penerapan tarif air yang proporsional, pemanfaatan teknologi yang
efisien, serta peningkatan aktivitas konservasi sumber daya air diyakini dapat
meningkatkan ketersediaan air untuk lingkungan hidup manusia. Dengan
Gambar 4.5
prinsip tarif air tersebut, maka subsidi pemakaian air, khususnya di kota-kota
Waduk Ir. Juanda,
Jawa Barat
besar, menjadi tidak relevan. Adalah tidak masuk akal memberikan subsidi
kepada masyarakat kaya di perkotaan yang
menggunakan air untuk mencuci mobil-mobil
mewah yang harganya sangat mahal. Masyarakat
kaya di kota harus membeli air sesuai dengan
harga keekonomiannya sebagaimana mereka
sudah mengkonsumsi air mineral /kema-san
untuk air minumnya dengan harga yang cukup
mahal. Subsidi hanya relevan untuk masyarakat
miskin, baik di kota apalagi di perdesaan dan
daerah tertinggal lainnya. Sementara masih ada
pihak berpendapat bahwa tidak benar meng-
Sumber: PJT II, Jawa Barat komersialkan air yang selama ini dipandang
orang miskin di kota dan di desa pada musim
10
International Food Policy Research Institute, Press Release on New Report Projects Im pending Water Crisis, Solution to Avert It, October
16, 2002.
Sumberdaya Air 73
4.2.1 Pertanian
11
Ato Suprapto, 2003. Pemanfaatan Air dan Sumber Air untuk Pertanian dalam Kondisi Keterbatasan Air dan Lingkungan,
makalah disampaikan pada Seminar Hari Air Sedunia tanggal 21 Maret 2003 di Jakarta.