Professional Documents
Culture Documents
Pasal 102
Pembinaan dan pengawasan Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98
ayat (2), meliputi :
a. memfasilitasi penyusunan peraturan desa dan peraturan kepala desa;
b. memfasilitasi administrasi tata pemerintahan desa;
c. memfasilitasi pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan aset desa;
d. memfasilitasi pelaksanaan urusan otonomi daerah Kabupaten/Kota yang
diserahkan kepada desa;
e. memfasilitasi penerapan dan penegakan peraturan perundangundangan;
f. memfasilitasi pelaksanaan tugas kepala desa dan perangkat desa;
g. memfasilitasi upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum;
h. memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewajiban lembaga
kemasyarakatan;
i. memfasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;
j. memfasilitasi kerjasama antar desa dan kerjasama desa dengan pihak
ketiga;
k. memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat desa;
l. memfasilitasi kerjasama antar lembaga kemasyarakatan dan kerjasama
lembaga kemasyarakatan dengan pihak ketiga;
m. memfasilitasi bantuan teknis dan pendampingan kepada lembaga
kemasyarakatan; dan
n. memfasilitasi koordinasi unit kerja pemerintahan dalam pengembangan
lembaga kemasyarakatan.
Pasal 27
Pasal 32
(3) Pembinaan dan Pengawasan Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. memfasilitasi kerjasama desa;
b. melakukan pengawasan kerjasama desa; dan
c. memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan
kerjasama desa.
Pasal 16
(1) Juara perlombaan desa dan kelurahan tingkat kecamatan ditetapkan
dengan Keputusan Camat.
Pasal 17
(1) Penghargaan juara perlombaan desa dan kelurahan tingkat kecamatan
diberikan oleh Camat.
Pasal 19
(1) Pelaksanaan perlombaan desa dan kelurahan tingkat kecamatan
dilaporkan oleh Camat kepada Bupati/Walikota.
Pasal 22
(1) Pendanaan yang berkaitan dengan perlombaan desa dan kelurahan
tingkat kecamatan dan kabupaten/kota dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.
Pasal 28
(1) Kegiatan pengumpulan, pengolahan dan publikasi data profil desa dan
kelurahan di kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26
dilaksanakan oleh Pokja profil desa/kelurahan tingkat kecamatan.
(2) Susunan profil desa dan kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri dari:
a. penanggungjawab adalah Camat;
b. ketua dijabat oleh Sekretaris Kecamatan; dan
c. anggota terdiri dari unsur aparat perangkat kecamatan dan daerah
yang ada di tingkat kecamatan.
Pasal 36
(2) Data profil desa dan kelurahan hasil pengolahan di tingkat kecamatan
disahkan dan dipublikasikan oleh camat melalui Keputusan Camat.
Pasal 38
Camat melakukan pembinaan terhadap Kepala Desa dalam hal :
a. pemberian fasilitasi musyawarah masyarakat;
b. penguatan kapasitas kelembagaan; dan
c. pemberian fasilitas perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
pelestarian program PKPBM antar desa.
Pasal 17
(1) Pengumpulan, rekapitulasi dan publikasi data program pembangunan
Desa/Kelurahan di Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Pendataan program pembangunan
Desa/ Kelurahan di Kecamatan.
(2) Susunan Tim Pelaksana Pendataan program pembangunan
Desa/Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Penanggungjawab adalah Camat;
b. Ketua adalah Sekretaris Camat;
c. Sekretaris adalah Kepala Seksi pemberdayaan masyarakat; dan
d. Anggota terdiri atas unsur perangkat daerah yang ada di Kecamatan.
Pasal 32
Pembinaan teknis dan pengawasan Camat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28 ayat (2), meliputi;
a. memfasilitasi dukungan pendanaan dalam anggaran pendapatan dan
belanja desa serta anggaran kelurahan untuk penyusunan dan
pendayagunaan pendataan program pembangunan Desa/ Kelurahan;
b. memfasilitasi pembentukan tim pendataan program pembangunan Desa/
Kelurahan ditingkat Desa dan Kelurahan dan Kecamatan;
Pasal 18
(1) Pembinaan Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, meliputi:
a. pemberian fasilitasi Pemerintah Desa dan Lurah serta Lembaga
Kemasyarakatan dalam pengembangan KPM;
b. pemberian fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi KPM;
c. pemberian fasilitasi kegiatan KPM dalam musyawarah perencanaan
pembangunan di Desa dan Kelurahan;
d. pemberian fasilitasi pelaksanaan kerjasama antara KPM dan Kader
Teknis dalam melaksanakan tugas dan fungsinya;
e. pemberian penghargaan atas prestasi yang dilakukan KPM dalam
skala kecamatan; dan
f. pembinaan lainnya sesuai potensi dan karakteristik daerah.
Pasal 25
(1) Kegiatan pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, bertujuan
untuk menginformasikan berbagai masukan, proses, kendala serta tingkat
pencapaian hasil sebagai bahan/ dokumen perkembangan pelaksanaan
kegiatan.
(2) Kegiatan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
melalui :
a. penyampaian hasil kinerja yang sekaligus merupakan bentuk
pertanggungjawaban dari pelaksanaan kegiatan KPM, pembinaan
dan pengawasannya dalam tugas dan fungsinya sebagai pelaksana
pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif; dan
b. laporan dibuat setiap bulan, triwulan, semester, satu tahunan dan
akhir tahapan kegiatan dani atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
(3) Kegiatan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan
secara berjenjang, yaitu:
a. Kepala Desa dan Lurah melaporkan kegiatan pembinaan dan
pengendalian KPM kepada Camat dengan pokok laporan meliputi :
Pendahuluan, hasil kegiatan, permasalahan, rekomendasi dan saran
serta penutup.
b. Camat melaporkan kegiatan pembinaan dan pengendalian KPM
kepada Bupati/Walikota dengan pokok laporan meliputi: Pendahuluan,
hasil kegiatan, permasalahan, rekomendasi dan saran serta penutup.
Pasal 6
(3) Pembinaan dan Pengawasan Camat sebagaimana dimaksud pada ayat
Pasal 6
(4) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku pengguna barang milik
daerah, berwenang dan bertanggung jawab:
a. mengajukan rencana kebutuhan barang milik daerah bagi satuan
kerja perangkat daerah yang dipimpinnya kepada Kepala Daerah
melalui pengelola;
b. mengajukan permohonan penetapan status untuk penguasaan dan
penggunaan barang milik daerah yang diperoleh dari beban APBD
dan perolehan lainnya yang sah kepada Kepala Daerah melalui
pengelola;
c. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang
berada dalam penguasaannya;
d. menggunakan barang milik daerah yang berada dalam
penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok
dan fungsi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;
e. mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada
dalam penguasaannya;
f. mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah berupa
tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dan barang milik daerah selain tanah
dan/atau bangunan kepada Kepala Daerah melalui pengelola;
g. menyerahkan tanah dan bangunan yang tidak dimanfaatkan untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi satuan kerja
perangkat daerah yang dipimpinnya kepada Kepala Daerah melalui
pengelola;
h. melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan barang
milik daerah yang ada dalam penguasaannya; dan
i. menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Pengguna
Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT)
yang berada dalam penguasaannya kepada pengelola.
Pasal 9
(1) Bupati/Walikota dapat melimpahkan kepada Camat untuk
mengkoordinasikan pembinaan dan pengawasan lintas desa/kelurahan atas
pelestarian dan pengembangan adat istiadat dan nilai sosial budaya
masyarakat.
Pasal 8
(1) Pokjanal Posyandu Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) mempunyai tugas:
a. menyiapkan data dan informasi dalam skala Kecamatan tentang
keadaan maupun perkembangan berbagai kegiatan yang berkaitan
dengan kualitas program, kelembagaan dan SDM/personil pengelola
program;
b. menyampaikan berbagai data, informasi dan masalah kepada iunsur
terkait tingkat kecamatan untuk penyelesaian tindak lanjut;
c. menganalisa masalah dan kebutuhan intervensi program berdasarkan
pilihan alternatif pemecahan masalah sesuai dengan potensi dan
kebutuhan lokal;
d. menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya
sumber-sumber pendanaan untuk mendukung kegiatan pembinaan
Posyandu;
e. melakukan bimbingan, pembinaan, fasilitasi, advokasi, pemantauan,
dan evaluasi terhadap pengelolaan progam/kegiatan Posyandu
secara rutin dan terjadwal;
f. menggerakan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong, dan
swadaya masyarakat dalam mengembangkan Posyandu;
g. mengembangkan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan;
h. melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada Camat dan Ketua
Pokjanal kabupaten/kota.
(2) Pokjanal Posyandu kecamatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bertanggungjawab kepada Camat.
Pasal 26
Pembinaan dan pengawasan Camat sebagaimana dimaksud dalam pasal 24
meliputi:
a. Memfasilitasi administrasi keuangan desa;
b. Memfasilitasi pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan asset
desa;
c. Memfasilitasi pelaksanaan ADD;
d. Memfasilitasi penyelenggaraan keuangan desa yang mencakup
perencanaan, dan penyusunan APBDesa, pelaksanaan dan pertanggung-
jawaban APBDesa.
Pasal 32
(3) Pembinaan dan Pengawasan Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
Pasal 18
Camat melakukan pembinaan berupa:
a. melakukan fasilitasi pembentukan pasar antar desa; dan
b. mendorong terselenggaranya pengelolaan pasar desa.
Pasal 8
(1) Pelaksanaan kebijakan, strategi, dan langkah-langkah penanggulangan HIV
dan AIDS Bupati/Walikota menugaskan:
a. Camat memimpin, mengkoordinasikan pelaksanaan, dan memobilisasi
sumber daya yang ada di Kecamatan;
Pasal 11
(2) Pembinaan terhadap program pemberdayaan masyarakat dalam
penanggulangan HIV dan AIDS sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi:
a. di Provinsi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri, dan masalah teknis
dilakukan oleh Departemen/Instansi Teknis;
b. di Kabupaten/Kota dilakukan oleh Gubernur, dan masalah teknis
dilakukan oleh Dinas/Instansi Teknis;
c. di Kecamatan dilakukan oleh Bupati/Walikota, dan masalah teknis
dilakukan oleh Dinas/Instansi Teknis; dan
d. di desa/kelurahan dilakukan oleh Camat, dan masalah teknis dilakukan
oleh Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Instansi Sektor Kecamatan;
Pasal 38
Camat melakukan pembinaan terhadap Kepala Desa dalam hal :
a. pemberian fasilitasi musyawarah masyarakat;
b. penguatan kapasitas kelembagaan; dan
c. pemberian fasilitas perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pelestarian
program PKPBM antar desa.
Pasal 32
Pembinaan teknis dan pengawasan Camat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28 ayat (2), meliputi;
a. memfasilitasi dukungan pendanaan dalam anggaran pendapatan dan
belanja desa serta anggaran kelurahan untuk penyusunan dan
pendayagunaan pendataan program pembangunan Desa/ Kelurahan;
b. memfasilitasi pembentukan tim pendataan program pembangunan Desa/
Kelurahan di tingkat Desa dan Kelurahan dan Kecamatan;
c. memfasilitasi penyusunan dan pendayagunaan data pendataan program
pembangunan Desa/Kelurahan di tingkat Kecamatan;
d. melakukan upaya percepatan penyediaan data program pembangunan
Desa/Kelurahan di tingkat Desa dan Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten
serta Kecamatan; dan
e. memfasilitasi koordinasi SKPD dalam pendayagunaan data program
pembangunan Desa/Kelurahan di tingkat Kecamatan.
Pasal 27
Pembinaan dan Pengawasan Carnal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
ayat (2)
meliputi :
a. memfasilitasi penyusunan Peraturan Desa yang berkaitan dengan
Lembaga Kemasyarakatan;
b. memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban Lembaga
Kemasyarakatan;
c. memfasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;
d. memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat;
e. memfasilitasi kerjasama antar Lembaga Kemasyarakatan dan kerjasama
Lembaga Kemasyarakatan dengan pihak ketiga;
f. memfasilitasi bantuan teknis dan pendampingan kepada Lembaga
Kemasyarakatan; dan
g. memfasilitasi koordinasi unit kerja pemerintahan dalam pengembangan
Lembaga Kemasyarakatan.
BAB IV
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN WEWENANG
Pasal 14
(1) Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten/kota sebagai
pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan
dipimpin oleh Camat.
(2) Camat berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
bupati/walikota melalui sekretaris daerah.
Pasal 15
(1) Camat menyelenggarakan tugas umum pemerintahan yang meliputi:
a. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;
b. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan
ketertiban umum;
c. mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-
undangan;
d. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan
umum;
e. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat
kecamatan;
f. membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan;
dan
g. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup
tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa
atau kelurahan.
(2) Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Camat melaksanakan
kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh bupati/walikota untuk
menangani sebagian urusan otonomi daerah, yang meliputi aspek:
a. perizinan;
b. rekomendasi;
c. koordinasi;
Pasal 16
Tugas Camat dalam mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf a, meliputi:
a. mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam perencanaan
pembangunan lingkup kecamatan dalam forum musyawarah perencanaan
pembangunan di desa/kelurahan dan kecamatan;
b. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap keseluruhan unit kerja
baik pemerintah maupun swasta yang mempunyai program kerja dan
kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja kecamatan;
c. melakukan evaluasi terhadap berbagai kegiatan pemberdayaan
masyarakat di wilayah kecamatan baik yang dilakukan oleh unit kerja
pemerintah maupun swasta;
d. melakukan tugas-tugas lain di bidang pemberdayaan masyarakat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan; dan
e. melaporkan pelaksanaan tugas pemberdayaan masyarakat di wilayah
kerja kecamatan kepada bupati/walikota dengan tembusan kepada satuan
kerja perangkat daerah yang membidangi urusan pemberdayaan
masyarakat.
Pasal 17
Tugas Camat dalam mengoordinasikan upaya peyelenggaraan ketenteraman
dan ketertiban umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf b,
meliputi:
a. melakukan koordinasi dengan kepolisian Negara Republik Indonesia
dan/atau Tentara Nasional Indonesia mengenai program dan kegiatan
penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum di wilayah
kecamatan;
b. melakukan koordinasi dengan pemuka agama yang berada di wilayah
kerja kecamatan untuk mewujudkan ketenteraman dan ketertiban umum
masyarakat di wilayah kecamatan; dan
c. melaporkan pelaksanaan pembinaan ketenteraman dan ketertiban kepada
bupati/ walikota.
Pasal 18
Pasal 19
Tugas Camat dalam mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas
pelayanan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf d,
meliputi:
a. melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan/atau
instansi vertikal yang tugas dan fungsinya di bidang pemeliharaan
prasarana dan fasilitas pelayanan umum;
b. melakukan koordinasi dengan pihak swasta dalam pelaksanaan
pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; dan
c. melaporkan pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan
umum di wilayah kecamatan kepada bupati/walikota.
Pasal 20
Tugas Camat dalam mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan di tingkat kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
ayat (1) huruf e, meliputi:
a. melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan instansi
vertikal di bidang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;
b. melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dengan satuan kerja
perangkat daerah dan instansi vertikal di bidang penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan;
c. melakukan evaluasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat
kecamatan; dan
d. melaporkan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan
kepada bupati/walikota.
Pasal 21
Tugas Camat dalam membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau
kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf f, meliputi:
a. melakukan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi pemerintahan
desa dan/atau kelurahan;
b. memberikan bimbingan, supervisi, fasilitasi, dan konsultasi pelaksanaan
administrasi desa dan/atau kelurahan;
c. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kepala desa dan/atau
lurah;
d. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perangkat desa
dan/atau kelurahan;
e. melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau
kelurahan di tingkat kecamatan; dan
f. melaporkan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
pemerintahan desa dan/atau kelurahan di tingkat kecamatan kepada
bupati/walikota.
Camat
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
(1) Camat mempunyai fungsi :
a. penyusunan program kerja Camat;
b. pelaksanaan koordinasi kegiatan pemberdayaan masyarakat,
penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum, penerapan dan
penegakan peraturan perundang-undangan, pemeliharaan prasarana
dan fasilitas pelayanan umum, dan penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan di tingkat kecamatan;
c. pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan
di wilayahnya;
d. pelaksanaan pelayanan masyarakat dan pemberian perijinan yang
menjadi ruang lingkup kewenangannya.
e. perumusan rekomendasi sesuai ruang lingkup kewenangannya;
f. pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan sesuai ruang lingkup
kewenangannya;
g. pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan Pemilu, Pilkada, Pilkades
serta fasilitasi penyelenggaraan kegiatan lain sesuai ruang lingkup
kewenangannya; dan
h. pelaksanaan tugas dan kewenangan lain yang di limpahkan oleh
Bupati.
(2) Uraian Tugas Jabatan Camat sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (1)
Peraturan Bupati ini, terdiri dari :
a. menyusun program kerja dan rencana kegiatan sesuai dengan
kewenangan dalam lingkup tugasnya;
b. mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam
perencanaan pembangunan lingkup kecamatan dalam forum
musyawarah perencanaan pembangunan di desa/kelurahan dan
kecamatan;
c. memfasilitasi penyelenggaraan musrenbang kecamatan;
d. mengoordinasikan pelaksanaan pengembangan pemberdayaan
masyarakat, ekonomi dan kelembagaan desa serta kesejahteraan
rakyat;
e. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap keseluruhan unit
kerja baik pemerintah maupun swasta yang mempunyai kegiatan
pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja kecamatan;
Pasal 26
Pasal 28
Pasal 11
(1) Perselisihan kerjasama antar desa dalam satu kecamatan difasilitasi dan
diselesaikan oleh Camat.
Pasal 12
(1) Perselisihan kerjasama desa dengan pihak ketiga dalam satu kecamatan
difasilitasi dan diselesaikan oleh Camat.
Pasal 13
(1) Pengurus RT berasal dari warga RT setempat yang dipilih atau
dimusyawarahkan sesuai dengan kehendak warga setempat dan
dituangkan dalam Berita Acara.
(2) Hasil pemilihan atau permusyawaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diusulkan kepada Camat melalui Lurah/Kepala Desa untuk
mendapatkan penetapan.
Pasal 15
(1) Pengurus RW berasal dari warga RW setempat yang dipilih atau
dimusyawaratkan sesuai dengan kehendak warga setempat dan
dituangkan dalam Berita Acara.
Pasal 23
(3) Pembentukan LPMK di kelurahan dilaksanakan oleh Lurah setelah
mendapatkan persetujuan Camat.
Pasal 24
(3) Hasil pemilihan atau permusyawaratan LPMD/K sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diusulkan oleh Kepala Desa/Lurah kepada Camat untuk
mendapatkan penetapan.
Pasal 15
Pejabat Penyelenggara PATEN terdiri atas:
a. Camat;
b. Sekretaris Kecamatan; dan
c. Kepala seksi yang membidangi pelayanan administrasi.
Pasal 16
Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a, adalah penanggung
jawab penyelenggaraan PATEN.
Pasal 17
Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a mempunyai tugas:
a. memimpin, mengkoordinasikan, dan mengendalikan penyelenggaraan
PATEN;
b. menyiapkan rencana anggaran dan biaya;
c. menetapkan pelaksana teknis; dan
d. mempertanggungjawabkan kinerja PATEN kepada Bupati/Walikota melalui
Sekretaris Daerah.
Pasal 17
(1)Focal Point PUG pada setiap SKPD di Provinsi dan Kabupaten/Kota terdiri
dari pejabat dan/atau staf yang membidangi tugas Pemberdayaan
Perempuan dan Bidang lainnya.
(1) Focal Point PUG sebagaimana dimaksud patia ayat (1), mempunyai tugas :
a. mempromosikan pengarusutamaan gender pada unit kerja;
b. menfasilitasi penyusunan Rencana Kerja SKPD yang berperspektif
gender;
c. melaksanakan pelatihan, sosialisasi, advokasi pengarusutamaan gender
kepada seluruh pejabat dan staf di lingkungan SKPD;
d. melaporkan pelaksanaan PUG kepada pimpinan SKPD;
e. mendorong pelaksanaan analisis gender terhadap kebijakan, program,
dan kegiatan pada unit kerja; dan
f. menfasilitasi penyusunan profil gender pada setiap SKPD.
(3) Pelaksanaan tugas Focal Point PUG sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
dikoordinir oleh pejabat pada setiap SKPD yang membidangi tugas
pemberdayaan perempuan.