Professional Documents
Culture Documents
Jakarta, 2011
Direktur Jenderal,
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
2
KATA PENGANTAR
3
Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai pihak atas kontribusi
dan perannya dalam penyusunan acuan ini. Akhirnya semoga acuan yang disusun dengan
kesungguhan, komitmen, dan keikhlasan ini dapat bermanfaat untuk kita semua, dengan
harapan semoga Allah SWT memberikan rakhmat dan hidayahNya kepada kita semua. Amin.
Jakarta, 2011
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat,
4
DAFTAR ISI
5
BAB I
PENDAHULUAN
Aksara merupakan sistem penulisan suatu bahasa dengan menggunakan tanda-tanda simbol,
bukan hanya sebagai huruf atau rangkaian abjad. Aksara merupakan suatu sarana yang
menghantar cakrawala pengetahuan dan peradaban suatu bangsa karena aksara membentuk
wacana yang dapat dikenali, dipahami, diterapkan, dan diwariskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Untuk mewujudkan aksara yang membangun peradaban diperlukan
kemampuan ragam keaksaraan yang memberdayakan.
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk mengubah dan membentuk kehidupan
masyarakat. Pemberdayaan akan meningkatkan kemampuan anggota masyarakatnya agar
dapat mengarahkan, mengendalikan, membentuk dan mengelola hidupnya. Pemberdayaan
masyarakat juga akan meningkatkan kemampuan seseorang untuk dapat mengelola hidupnya
secara mandiri sebagai indikator pemberdayaan meliputi kemampuan: i) Memahami masalah,
ii) Menilai tujuan hidupnya,iii) Membentuk strategi, iii) Mengelola sumber daya,
iv)Bertindak dan berbuat. Selanjutnya pembangunan masyarakat merupakan suatu proses
yang berkelanjutan dengan pendekatan holistik atau menyeluruh sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, kemudian menerapkan pemberdayaan yang berpengaruh, melibatkan, dan
mendidik; menjamin keseimbangan lingkungan; memastikan keberlanjutan/kebertahanan,
dan menggunakan kemitraan untuk membuka akses untuk sumber daya dan dana.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat menerapkan kerangka kerja Aksara
Membangun Peradaban dengan menerapkan lima misi kerja Kementrrian Pendidikan
Nasional yaitu Ketersediaan, Keterjangkauan, dan peningkatan Kualitas serta misi kesetaraan
pendidikan yang nondiskriminatif dan keterjaminan memperoleh layanan pendidikan.
Program aksara membangun peradaban antara lain pendidikan keaksaraan, aksara
kewirausahaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pengarusutamaan gender dan anak,
peningkatan budaya baca masyarakat serta penguatan kelembagaan pendidikan masyarakat.
Pelaksanaan progam-program pendidikan masyarakat tersebut perlu terus dikembangkan dan
diperbaharui, melalui pemikiran kreatif dan inovatif, khususnya dalam diversifikasi layanan
yang berpihak pada keluasan dan keragaman cakupan sasaran dengan menerapkan unsur-
unsur pemberdayaan masyarakat berikut:
• Swamanajemen
• Lingkungan sepanjang hayat
• Menghargai norma, nilai dan budaya
• Program berbasis kebutuhan
• Masyarakat berperan dalam pengendalian dan pengawasan program
• Pemberdayan sebagai ciri utama
• Berakar pada nilai-nilai sosial
• Berbasis pengalaman
• Partisipatif dan demokratis
• Berbasis kecakapan hidup
6
A. Latar Belakang
Pendidikan kecakapan hidup merupakan bentuk peyiapan perempuan peserta didik agar
yang bersangkutan mampu, sanggup, dan terampil menjaga kelangsungan hidup, dan
perkembangannya di masa datang. Bagi perempuan, kecakapan hidup merupakan bagian
penting dari program pemberdayaan perempuan. Pemberdayaan perempuan secara
simultan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan (capability) dan kualitas hidupnya,
keluarga dan masyarakat. Melalui pemberdayaan perempuan juga diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas perempuan, yang pada akhirnya akan bermuara pada
peningkatan penghasilan keluarga dan masyarakat. Peningkatan produktivitas perempuan
dapat dilihat dari indikator-indikator yang antara lain adanya perubahan sikap mental
yang lebih positif dan maju, meningkatnya keterampilan kecakapan hidup (life skills),
serta hasil karya baik berupa barang atau jasa untuk keperluan diri dan masyarakatnya.
B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi Konvensi Penghapusan
Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita;
3. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007, tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Perdagangan Orang;
4. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
6. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender;
7. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Pemberantasan Buta
Aksara (GNP-PWB/PBA);
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 Tahun 2010 tentang Renstra
Pembangunan Nasional Tahun 2010 s.d. 2014;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 84 Tahun 2008 Tentang Pedoman
Pelaksanaan PUG Bidang Pendidikan; dan
11. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Pendidikan Masyarakat,
Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Tahun 2010.
C. Tujuan Acuan
Acuan ini disusun untuk memberikan pemahaman dan pengaturan kepada:
1. Lembaga calon penyelenggara program dalam menyusun dan mengajukan proposal
program Pendidikan Kecakapan Hidup Berorientasi Pemberdayaan Perempuan.
2. Tim penilai dalam menyeleksi proposal program Pendidikan Kecakapan Hidup
Berorientasi Pemberdayaan Perempuan sebagai bahan pertimbangan untuk
menentukan kelayakan proposal.
3. Peningkatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat dan Dinas Pendidikan dalam mengelola program Pendidikan
Kecakapan Hidup Berorientasi Pemberdayaan Perempuan.
7
BAB II
PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP PEREMPUAN
A. Pengertian
Pendidikan Kecakapan Hidup Berorientasi Pemberdayaan Perempuan adalah pendidikan
yang memberikan bekal dasar kecakapan sosial, personal, akademik dan keterampilan
kepada perempuan dewasa. Pendidikan yang diberikan mencakup nilai-nilai kehidupan
sehari-hari agar yang bersangkutan bersikap mental positif dan meningkatkan kualitas
keterampilan hidup
B. Tujuan Program
1. Menumbuhkan sikap mental positif yang pada akhirnya akan meningkatkan motivasi
dan etos kerja yang tinggi.
2. Meningkatkan keterampilan produktif perempuan sehingga mereka mampu berusaha
secara bersama-sama atau mandiri untuk memperkuat kehidupan diri dan keluarganya.
3. Mengikutsertakan dan mengembangkan potensi perempuan dalam mengelola potensi
sumber daya yang ada di sekitarnya.
C. Sasaran Program
Sasaran program Pendidikan Kecakapan Hidup Berorientasi Pemberdayaan Perempuan
adalah:
1. Perempuan berusia 15 tahun ke atas termasuk lanjut usia, dengan prioritas berasal dari
keluarga miskin/kurang beruntung.
2. Anak jalanan, anak terlantar dan anak bermasalah dengan hukum.
3. Peserta didik minimal 25 orang dan maksimal 50 orang
4. Tinggal di perdesaan atau perkotaan dengan prioritas di daerah rawan perdagangan
(trafiking) orang. Tidak memiliki sumber pendapatan atau pekerjaan tetap.
E. Indikator Keberhasilan
a. Sekurang-kurangnya sembilan puluh lima persen (95%) peserta didik mempunyai
sikap mental yang positif, dan mengalami peningkatan motivasi dan etos kerja.
b. Sekurang-kurangnya delapan puluh lima persen (85%) peserta didik penerima dana
bantuan pendidikan perempuan bertambah pengetahuan dan/atau keterampilannya,
untuk meningkatkan kualitas diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari.
c. Sekurang-kurangnya tujuh puluh persen (70%) peserta didik mempunyai wirausaha
baik secara mandiri maupun kelompok setelah program selesai.
8
F. Deskripsi Kegiatan
1. Prinsip Pelaksanaan
Pendidikan Kecakapan Hidup Berorientasi Pemberdayaan Perempuan dilaksanakan
dalam bentuk pemberian kecakapan vokasional yang dapat meningkatkan tiga
kecakapan hidup lainnya. Prinsip – prinsip yang harus dipegang dalam program ini
adalah:
a. Kecakapan hidup bersifat fungsional artinya ketrampilan yang diberikan harus
terkait dan bermanfaat secara signifikan dengan kehidupannya.
b. Kecakapan hidup bersifat komprehensif, artinya selain memberikan keterampilan,
kecakapan hidup bagi perempuan harus diarahkan pada pemberian pemahaman
tentang kedudukan perempuan yang setara dengan laki-laki.
c. Kecakapan hidup terintegrasi dengan peningkatan kemampuan membaca, menulis,
dan berhitung, artinya kecakapan hidup harus mendorong perempuan untuk
memiliki kebiasaan dalam berkeaksaraan.
d. Kecakapan hidup yang prospektif untuk dikembangkan pada saat ini dan masa
yang akan datang.
2. Pelaksanaan Program
a. Pemilihan jenis pelatihan hendaknya suatu keterampilan yang dapat digunakan
untuk bekerja pada orang lain maupun bekerja mandiri yang berorientasi pada
peningkatan pendapatan. Oleh karena itu, akan lebih baik apabila pemilihan jenis
pelatihan disesuaikan dengan potensi ekonomi daerah lokal. Contoh: pelatihan
menjahit dan bordir di daerah yang memiliki banyak pabrik pakaian jadi.
b. Pelaksanaan program dapat dilakukan secara berkesinambungan minimal tiga kali
pertemuan tatap muka perminggu, setiap pertemuan dua jam (2 x 45 menit) atau
setiap hari pertemuan dengan lama waktu sesuai dengan jenis keterampilan yang
diberikan.
Jumlah pembelajaraan per minggu dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
ketersediaan sarana dan prasarana. Yang perlu diperhatikan adalah kualitas dari
pencapaian tujuan program.
3. Komponen Pendukung
a. Pengelola, yang melaksanakan program
b. Narasumber Teknis yang sesuai dengan jenis keahlian yang dilatihkan
c. Sarana dan prasarana belajar berupa: ruang belajar untuk teori/praktik, peralatan
praktik, bahan praktik yang tersedia potensi lokal,
d. Lembaga Mitra tempat untuk magang
9
No. Jenis Keterampilan Jumlah Jam Biaya Minimum Biaya Maksimum
Pelajaran (Rp.) (Rp.)
1. Jasa Boga 150 750.000 1.250.000
2. Pertanian 150 800.000 1.500.000
3. Perkebunan 150 800.000 1.500.000
4. Perikanan Darat dan 150 800.000 1.500.000
Laut
5. Peternakan 150 800.000 1.500.000
6. Pertukangan 150 800.000 1.500.000
7. Kehutanan 150 800.000 1.500.000
8. Tata Rias Penganti 96 - 2.000.000
9. Merangkai Bunga 48 1.000.000 1.900.000
Level
10. Menjahit 135 1.000.000 1.800.000
Dalam pelaksanaan secara umum, penyelanggara perlu memperhatikan bahwa di setiap biaya
satuan per peserta didik terdapat pembagian komponen pembiayaannya, yaitu:
10
BAB III
PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENYALURAN DANA
B. Persyaratan Penerima
1. Memiliki akta notaris pendirian lembaga atau surat izin operasional dari lembaga
berwenang atau legalitas kelembagaan lainnya.
2. Memperoleh rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
3. Memiliki nomor rekening bank dan nomor pokok wajib pajak (NPWP) atas nama
lembaga yang ,asih aktif.
4. Memiliki alamat sekretariat dan struktur organisasi yang jelas.
5. Untuk PKBM diutamakan yang memiliki Nomor Induk Lembaga (NILEM).
6. Khusus untuk SKB, diperbolehkan mengakses dana program ini dengan tujuan untuk
percontohan dan mendapat rekomendasi dari UPT Ditjen. PAUDNI.
11
pemeriksaan terhadap kelengkapan administrasi proposal sesuai persyaratan yang
telah ditentukan.
Penilaian substansi dilakukan oleh tim penilai yang ditetapkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen pada Satuan Kerja Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat.
12
5. KPPN Jakarta III menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);
6. KPPN Jakarta III memerintahkan Bank penyalur untuk mentransfer dana
bantuan ke rekening lembaga penerima.
G. Catatan Khusus
1. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan
Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, Kementerian Pendidikan Nasional tidak
memungut biaya apapun dan tidak menerima pengembalian dana bantuan dalam
bentuk apapun untuk pencairan dana bantuan yang akan dan telah ditetapkan.
2. Sesuai dengan Misi ke-4 Renstra Kementerian Pendidikan Nasional tentang
kesetaraan diperlukan afirmasi/ keberpihakan pada daerah dan komunitas khusus
tertentu, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat dapat berkoordinasi dengan
Dinas Pendidikan dan Instansi Terkait untuk menentukan lembaga penyelenggara
program penerima bantuan.
3. Lembaga penerima bantuan yang tidak menyampaikan laporan pelaksanaan
kegiatan sesuai ketentuan pada tahun sebelumnya, tidak akan dinilai untuk proses
penerimaan dana program pendidikan masyarakat tahun 2011.
4. Bagi rumah pintar yang mengajukan dana program pendidikan masyarakat, harus
menyertakan rekomendasi dari ketua SIKIB.
13
BAB IV
PEMANTAUAN DAN PELAPORAN
A. Pemantauan
1. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota beserta Jajarannya, wajib melakukan Pemantauan
program terhadap pelaksanaan program Pendidikan Kecakapan Hidup Berorientasi
Pemberdayaan Perempuan untuk memastikan program berjalan dengan baik sesuai
dengan tujuan yang diharapkan
2. Dinas Pendidikan Provinsi diharapkan melakukan pemantauan terhadap
penyelenggaraan program secara berkala, baik terhadap Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota maupun terhadap penyelenggaraan Pendidikan Kecakapan Hidup
Berorientasi Pemberdayaan Perempuan di lapangan
3. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak
Usia Dini, Nonformal dan Informal, Kementerian Pendidikan Nasional beserta
jajarannya, berwenang untuk melakukan pemantauan penyelenggaraan Pendidikan
Kecakapan Hidup Berorientasi Pemberdayaan Perempuan secara berkala, terhadap
Dinas pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota maupun terhadap
Penyelenggara PKH Perempuan di Lapangan
B. Evaluasi Kegiatan
Setelah kegiatan dilaksanakan pengelola harus melakukan evaluasi terhadap
penyelenggaraan kegiatan. Evaluasi dilaksanakan terhadap semua komponen yang
terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan tindak
lanjut kegiatan.
C. Pelaporan
Lembaga wajib mempertanggungjawabkan dana bantuan penyelenggaraan Program
Pendidikan Kecakapan Hidup Berorientasi Pemberdayaan Perempuan yang diterima.
Bentuk pertanggungjawaban lembaga adalah membuat laporan tertulis dan menyerahkan
kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat.
1. Tujuan laporan
a. Memastikan bahwa dana bantuan sudah diterima oleh lembaga yang berhak;
b. Memantau dan mengetahui pelaksanaan, perkembangan, hambatan, dan
keberhasilan program yang dilaksanakan;
c. Memenuhi akuntabilitas kinerja lembaga penyelenggara.
2. Tahapan dan isi laporan
Pada tahap awal penerimaan dana pengelola program harus menyampaikan laporan
berupa lembaran bukti penerimaan pencairan bantuan dan rencana kerja kegiatan yang
disampaikan selambat-lambatnya dua minggu setelah dana bantuan diterima.
(lampiran 5).
Laporan Kegiatan disusun secara lengkap mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi serta tindak lanjut, disampaikan paling lambat dua minggu setelah program
selesai dilaksanakan. Laporan ini sekurang-kurangnya memuat:
a. Proses dan hasil penerbitan;
b. Rencana tindak lanjut; dan
c. Lampiran-lampiran antara lain:
14
Pemanfaatan dana, disertai bukti-bukti sah pengeluaran, termasuk bukti
setoran pajak sesuai ketentuan yang berlaku (khusus untuk jenis belanja yang
memenuhi ketentuan untuk dipungut pajak);
Dokumen pendukung lainnya dan dokumentasi kegiatan terkait.
Laporan disampaikan kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat
dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan Provinsi dan kabupaten/kota
setempat u.p, Sub Dinas/Bidang yang menangani PNFI.
15
BAB V
PENUTUP
Acuan ini dibuat untuk memberikan pemahaman dan arahan teknis pada lembaga
penyelenggara pembinaan pendidikan masyarakat dan semua pihak terkait untuk
keberhasilan program pendidikan masyarakat.
Apabila ditemukan hal-hal yang belum jelas dan oleh karenanya diperlukan
klarifikasi lebih lanjut dapat menghubungi Direktorat Pembinaan Pendidikan
Masyarakat, dengan alamat: Kompleks Kemendiknas, Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal
Sudirman, Senayan Jakarta, 10270, telepon (021) 5725575, faksimili (021) 5725039,
atau melalui website di http://pnfi.kemdiknas.go.id/dikmas
16
LAMPIRAN – LAMPIRAN:
A. CONTOH COVER PROPOSAL
B. CONTOH SURAT REKOMENDASI
C. CONTOH SURAT PERNYATAAN
D. CONTOH SURAT KETERANGAN
E. FORMAT/ISI PROPOSAL
F. SISTEMATIKA LAPORAN
17
A. CONTOH COVER PROPOSAL
USULAN
PENGAJUAN DAN PENGELOLAAN DANA
PROGRAM KECAKAPAN HIDUP BERORIENTASI PEREMPUAN
TAHUN 2011
Diajukan Kepada
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat,
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal, dan Informal, Kemdiknas
Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta
Oleh:
18
B. CONTOH SURAT REKOMENDASI
SURAT REKOMENDASI
Nomor:
adalah lembaga yang kami ketahui keberadaannya dan mempunyai kelayakan untuk
melaksanakan program Pendidikan Kecakapan Hidup Berorientasi Pemberdayaan
Perempuan sehingga berhak mengusulkan dana program Pendidikan Kecakapan Hidup
Berorientasi Pemberdayaan Perempuan Tahun 2011 kepada Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan
Informal, Kementerian Pendidikan Nasional.
Demikian rekomendasi ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
..................................................... 2011
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota *) ..………...............
Tanda Tangan, Stempel
(..........................................................
)NIP. …………………………..
*) coret yang tidak perlu
19
C. CONTOH SURAT PERNYATAAN
KOP LEMBAGA
=====================================================
SURAT PERNYATAAN
KESANGGUPAN MELAKSANAKAN PROGRAM
Yang bertanda tangan di bawah ini kami atas nama lembaga pengusul dana program Pendidikan
Kecakapan Hidup Berorientasi Pemberdayaan Perempuan tahun 2011:
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
...............……2011
Yang Membuat Pernyataan Materai
Rp 6.000
(…………..………………….)
20
D. CONTOH SURAT KETERANGAN LEMBAGA
KOP LEMBAGA
=============================================================
SURAT KETERANGAN
LEMBAGA PENGUSUL DANA PROGRAM
Yang bertanda tangan di bawah ini kami atas nama lembaga pengusul dana program
Pendidikan Kecakapan Hidup Berorientasi Pemberdayaan Perempuan tahun 2011:
……………………………….. 2011
Yang Membuat Keterangan,
Tanda Tangan, Stempel
(…………..………………….)
21
FORMAT ISI PROPOSAL
A. Profil Lembaga
C. Uraian Program
22
6. Kegiatan pembelajaran dan jadwal
7. Fasilitas/sarana kegiatan
8. Mitra Kerja
Semua kelengkapan administrasi
9. Kelengkapan Administrasi dilampirkan fotokopinya (sesuai
butir E).
E. Lampiran Proposal
23
1. Fotokopi bukti sah pembentukan/pendirian lembaga yang diterbitkan pejabat yang
berwenang
2. Fotokopi nomor rekening atas nama lembaga
3. Struktur organisasi kepengurusan lembaga
4. Daftar calon warga belajar/peserta didik
5. Daftar calon tutor/instruktur dan tenaga kependidikan
24
DAFTAR CALON PESERTA DIDIK
PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP BERORIENTASI PEREMPUAN
(…………………………………) (…………………………………………)
(Nama Terang) (Nama Terang)
25
DAFTAR CALON PENDIDIK/TUTOR/FASILITATOR/NARASUMBER
PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP BERORIENTASI PEREMPUAN
NAMA LEMBAGA : ..............................................................
LOKASI PENYELENGGARA PROGRAM: ...............................
TAHUN 2011
Ketua Lembaga,
(…………………………………)
(Nama Terang)
F. SISTEMATIKA LAPORAN
26
SISTEMATIKA LAPORAN
A. LEMBAGA
B. URAIAN KEGIATAN
27
28