You are on page 1of 19

SILABUS MEDSPIN 2010

BIOLOGI
Biologi Sel
Struktur sel eukariot, prokariot
Infrastruktur dan fungsi Sel
Transportasi sel
Komunikasi antar sel
Siklus Sel
Mikroskopi
Mikrobiologi dan Parasitologi
Struktur dan Fungsi
Sistematika
Patogenitas
Vaksin dan antibiotic
Sistem Lokomotor
Struktur dan fungsi otot polos, lurik dan jantung
Anatomi & histologi ekstrimitas (lengan dan tungkai)
Mekanisme kontraksi otot
Patofisiologi sistem gerak
Sistem Pencernaan
Nutrisi
Anatomi & histologi traktus digestivus/ saluran pencernaan
Enzim dan hormon pencernaan
Pencernaan dan absorbsi karbohidrat, lemak, protein
Patofisiologi traktus digestivus
Sistem Respirasi
Anatomi & histologi pulmo (paru-paru) dan traktus respiratorius/ saluran pernafasan
Volume respirasi
Mekanisme respirasi dan pertukaran gas
Pengangkutan O2 dan CO2 dalam darah
Pengendalian respirasi oleh sistem saraf pusat
Patofisiologi sistem respirasi
Sistem Kardiovaskuler
Darah
Fungsi darah dalam sirkulasi
Anatomi histologi jantung dan pembuluh darah
Mekanisme eksitasi dan konduksi jantung
Pembekuan darah dan fibrinolisis
Sirkulasi fetus
Patofisiologi sistem kardiovaskuler
Sistem Endokrin
Fisiologi hormon
Organ endokrin
Patofisiologi sistem endokrin
Sistrem Reproduksi
Anatomi & histologi organ genitalia interna dan eksterna
Spermatogenesis dan Oogenesis
Pengaturan horomonal
Siklus menstruasi
Kehamilan dan persalinan
Sistem Ekskresi
Anatomi, histologi & fisiologi ginjal
Mekanisme homeostasis suhu, ion, asam basa
Gangguan homeostasis garam dan air
RAAS (Renin-Angiotensin-Aldosteron System)
Sistem Saraf
Anatomi, histologi & fisiologi sistem saraf pusat dan tepi
Struktur dan fungsi sel saraf
Sistem penghantaran rangsang
Patofisiologi sistem saraf
Sistem Imun
← Pertahanan spesifik dan non spesifik
← Hipersensitivitas (alergi)
← Organ limfoid
Metabolisme
Enzim
Anabolisme
Katabolisme
Respirasi sel
Genetika
Mendelian
Substansi genetik
Transkripsi, translasi, replikasi
Mutasi
Genetika populasi
Penyakit genetik
Ekologi
Ekosistem
Permasalahan lingkungan global
Bioteknologi
Teknologi DNA, RNA, protein
Pemanfaatan prokariota dalam teknologi
Farmakologi
Mengenali kelainan berbagai sistem tubuh dan terapi yang digunakan secara
sederhana
Kedokteran dasar
Mengetahui dan menggunakan beberapa peralatan sederhana di bidang kedokteran
(misalnya: tensimeter, stetoskop, thermometer)
Mengetahui parameter dasar dalam diagnosis laboratorium (mis.: Hb, hematokrit, dsb)

FISIKA
MEKANIKA KLASIK
Analisis dimensi
Kinematika (GLB, GLBB, Gerak 2 Dimensi)
Dinamika (Gaya Newton, gesek, pegas, dkk)
Gerak Rotasi dan Translasi
Osilasi Sederhana
Momentum impuls
Kesetimbangan benda tegar
Fluida
Energi

FISIKA MODERN
Mekanika kuantum
Relativitas.

ELEKTROMAGNET
Listrik
Magnet

GELOMBANG
Gelombang bunyi
Cahaya

KALOR
Suhu dan kalor
Teori Kinetik Gas
Termodinamika

BIOFISIKA
Biomekanika meliputi gaya dan hukum fluida dalam tubuh
Bioakuistik (bunyi dan efeknya pada sel hidup/manusia)
Biooptik (mata dan penggunaan alat-alat optik)
Biolistrik (sistem listrik pada sel hidup)
Fisika radiasi 

KIMIA
Atom, Ikatan Kimia, dan Sistem Periodik
Perkembangan teori atom
Fisika atom
Jari-jari atom
Gaya antar partikel
Ikatan kimia
Hukum gas ideal
Radioaktivitas
Isotop
Stokiometri Dasar
Perhitungan kadar
Stokiometri dan konsep pH
Termokimia
Perubahan entalpi reaksi
Laju Reaksi
Waktu paruh
Pengaruh Katalis
Kesetimbangan Kimia
Tetapan kesetimbangan larutan
Pengaruh Kc dan Q terhadap reaksi
Kesetimbangan dalam gas
Larutan Asam Basa
Konsep Kw,pH,dan pOH
Reaksi antar garam
Titrasi asam basa
Reaksi penyangga
Teori asam-basa
Hidrolisis garam
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Reaksi pengendapan
Koligatifitas larutan
Konsep isotonik, hipotonik, dan hipertonik
Kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan penurunan tekanan uap
Redoks dan Elektrokimia
Bilangan oksidasi
Potensial ion berdasarkan deret volta
Sel volta dan elektrolisis
Koloid
Aplikasi penggunaan koagulan
Dialisis
Kimia Organik
Keisomeran senyawa karbon
Polimerisasi
Reaksi senyawa turunan hidrokarbon
Biokimiawi kedokteran
Asam nukleat, karbohidrat, lemak, dan protein
Farmakologi dasar
Perhitungan dosis sederhana
Diuretika
Obat-obatan jenis sedative
Obat-obatan anastesi
Obat-obatan sistema Digestivus
Obat-obatan antibiotika
Obat batuk

2.1 PENGERTIAN KOLOID

Ada kehidupan sehari-hari ini, sering kita temui beberapa produk yang merupakan
campuran dari beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata/ homogen.
Misalnya saja saat ibu membuatkan susu untuk adik, serbuk/ tepung susu bercampur secara
merata dengan air panas. Produk-produk seperti itu adalah sistem koloid.
 Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara
merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar
antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal
dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari
serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem
koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll.  

Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau suatu
koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan
ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4 cm. Besaran partikel yang
terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom,
molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel
dengan bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih.
Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul S 8.
Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin.
Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7.

2.2  JENIS-JENIS KOLOID

Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata dalam medium pendispersi.
Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, cair, dan gas. Berdasarkan
fase terdispersinya, sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

1.      Sol (fase terdispersi padat)


a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi padat
     Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam
b. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair
     Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat
c. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas
    Contoh: debu di udara, asap pembakaran

2.      Emulsi (fase terdispersi cair)


a. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat
    Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi
b. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair
    Contoh: susu, mayones, krim tangan
c. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas
    Contoh: hairspray dan obat nyamuk

3.      BUIH (fase terdispersi gas)


a. Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat
    Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam
b. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair
    Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun
     - Untuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium pendispersi
              sama- sama berupa gas, campurannya tergolong larutan

2.3  SIFAT-SIFAT KOLOID

                     Efek Tyndall

Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid.
Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini
ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat
itu disebut efek tyndall.

Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati
(gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan
cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu
terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk
dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya
relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.

 
                     Gerak Brown

Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak
menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka
kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag.
Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa
bergerak.

Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya bervibrasi di
tempat seperti pada zat padat. Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas,
pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu
sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup
kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu
resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak
zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown
terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown
yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak
ditemukan dalam zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin
tinggi suhu system koloid, maka semakin besar energi kinetic yang dimiliki partikel-partikel
medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya
semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu system koloid, maka gerak
Brown semakin lambat.

 
                     Absorpsi

Absorpsi  ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan
partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan : Absorpsi harus
dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel).
Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii)
Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2.

 
                     Muatan koloid

Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif.

 
                     Koagulasi koloid

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya
koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara
fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan
elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.

 
                     Koloid pelindung

Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses
koagulasi.

 
                     Dialisis

Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses
dialisis.

 
                     Elektroforesis

Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan


menggunakan arus listrik.

2.4  PEMBUATAN SISTEM KOLOID


 

Reaksi dekomposisi rangkap


Misalnya:
- Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan
As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang;
As2O3 (aq) + 3H2S(g) à As2O3 (koloid) + 3H2O(l)
(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-)

- Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer;

AgNO3 (ag) + HCl(aq) à AgCl (koloid) + HNO3 (aq)

Pemanasan nitrat

Jika dipanaskan, kebanyakan nitrat cenderung mengalami dekomposisi membentuk oksida


logam, nitrogen dioksida berupa asap coklat, dan oksigen.

Sebagai contoh, nitrat Golongan 2 yang sederhana seperti magnesium nitrat mengalami
dekomposisi dengan reaksi sebagai berikut :

Pada Golongan 1, ithium nitrat mengalami proses dekomposisi yang sama - menghasilkan
lithium oksida, nitrogen dioksida dan oksigen.

Akan tetapi, nitrat dari unsur selain lithium dalam Golongan 1 tidak terdekomposisi
sempurna (minimal tidak terdekomposisi pada suhu Bunsen) - menghasilkan logam nitrit dan
oksigen, tapi tidak menghasilkan nitrogen oksida.
Semua nitrat dari natrium sampai cesium terdekomposisi menurut reaksi di atas, satu-satunya
yang membedakan adalah panas yang harus dialami agar reaksi bisa terjadi. Semakin ke
bawah golongan, dekomposisi akan semakin sulit, dan dibutuhkan suhu yang lebih tinggi.

Pemanasan karbonat

Jika dipanaskan, kebanyakan karbonat cenderung mengalami dekomposisi membentuk


oksida logam dan karbon dioksida.

Sebagai contoh, karbonat Golongan 2 sederhana seperti kalsium karbonat terdekomposisi


sebagai berikut:

Pada Golongan 1, lithium karbonat mengalami proses dekomposisi yang sama -


menghasilkan lithium oksida dan karbon dioksida.

Karbonat dari unsur-unsur selain lithium pada Golongan 1 tidak terdekomposisi pada suhu
Bunsen, walaupun pada suhu yang lebih tinggi mereka akan terdekomposisi. Suhu
dekomposisi lagi-lagi meningkat semakin ke bawah Golongan.

 
2.5   KEGUNAAN KOLOID

Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam


kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat
digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan
bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar.

          Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid:


 

Jenis industri Contoh aplikasi


Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad
Industri kosmetika dan perawatan tubuh Krim, pasta gigi, sabun
Industri cat Cat
Industri kebutuhan rumah tangga Sabun, deterjen
Industri pertanian Peptisida dan insektisida
Industri farmasi Minyak ikan, pensilin untuk suntikan

Berikut ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid:

 1.       Pemutihan Gula

            Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam
air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel
koloid akan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi
zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih.

2.       Penggumpalan Darah

            Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka,
maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion
Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral
sehingga proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.

3.         Penjernihan Air

            Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah
liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk
menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid
tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al 2SO4)3.Ion
Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid
Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi:

Al3+   +   3H2O     à    Al(OH)3   +      3H+

Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah
liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap
bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi. Berikut ini adalah skema
proses penjernihan air secara lengkap:

BAB  III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

      Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang
melalui sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini disebut
efek Tyndall.
      Jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata partikel koloid senantiasa bergerak
dengan gerak patah-patah yang disebut gerak Brown. Gerak Brown terjadi karena
tumbukan tak simetris antara molekul medium dengan partikel koloid.
      Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh karena
luas permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang
besar.
      Adsorpsi ion-ion oleh partikel koloid membuat partikel koloid menjadi bermuatan
listrik. Muatan koloid menyebabkan gaya tolak-menolak di antara partikel koloid,
sehingga menjadi stabil (tidak mengalami sedimentasi).
      Muatan partikel koloid dapat ditunjukkan dengan elektroforesis, yaitu pergerakan
partikel koloid dalam medan listrik.
      Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi karena
berbagai hal, misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan elekrolit  akan
menetralkan muatan koloid, sehingga faktor yang menstabilkannya hilang.
      Campuran koloid dapat dipisahkan dari ion-ion atau partikel terlarut lainnya
melalui dialisis.
      Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan atas koloid liofil dan
koloid liofob. Koloid liofil mempunyai interaksi yang kuat dengan mediumnya;
sebaliknya, pada koloid liofob interaksinya tersebut tidak ada atau sangat lemah.

 
      Banyak sekali produk industri dalam bentuk koloid, terutama karena dengan
bentuk koloid, maka zat-zat yang tidak saling melarutkan dapat disajikan homogen
secara makroskopis.
      Pengolahan air bersih memanfaatkan sifat koloid, yaitu adsorpsi dan koagulasi.
Pada pengolahan air bersih digunakan tawas (alumunium sulfat), kaporit (klorin)
dan kapur.
      Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi. Pada cara dispersi,
bahan kasar dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium dispersinya.
Pada cara kondensasi, koloid dibuat dari larutan di mana atom atau molekul
mengalami agregasi (pengelompokan), sehingga menjadi partikel koloid.
      Sabun dan detergen bekerja sebagai bahan aktif permukaan yang fungsinya
mengelmusikan lemak ke dalam air.
      Asbut adalah suatu bentuk pencemaran yang merupakan sistem koloid.

Stetoskop
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Stetoskop modern

Stetoskop (bahasa Yunani: stethos, dada dan skopeein, memeriksa) adalah sebuah alat medis
akustik untuk memeriksa suara dalam tubuh. Dia banyak digunakan untuk mendengar suara
jantung dan pernapasan, meskipun dia juga digunakan untuk mendengar intestine dan aliran
darah dalam arteri dan "vein".

Daftar isi
[sembunyikan]
 1 Sejarah
 2 Praktek sekarang ini

 3 Lihat pula

 4 Pranala luar

[sunting] Sejarah
Stetoskop ditemukan di Perancis pada 1816 oleh René-Théophile-Hyacinthe Laennec. Dia
terdiri dari tabung kayu kosong. Konon dia menciptakan stetoskop sehingga ia tidak perlu
menaruh telinganya di buah dada wanita Perancis. Tidak jelas apakah Laennec mencoba
menghindarinya, atau untuk menghindari rasa malu pasien. Namun begitu, orang mengatakan
bahwa "Kebutuhan adalah ibu dari penemuan".

[sunting] Praktek sekarang ini


Ada dua jenis stetoskop: akustik dan elektronik.

Stetoskop akustik yang paling umum digunakan, dan beroperasi dengan menyalurkan suara
dari bagian dada, melalui tabung kosong berisi-udara, ke telinga pendengar. Bagian
"chestpiece" biasanya terdiri dari dua sisi yang dapat diletakaan di badan pasien untuk
memperjelas suara; sebuaah diaphgram (disk plastik) atau "bell" (mangkok kosong). Bila
diaphgram diletakkan di pasien, suara tubuh menggetarkan diaphgram, menciptakan tekanan
gelombang akustik yang berjalan sampai ke tube ke telinga pendengar. Bila "bell" diletakkan
di tubuh pasien getarakn kulit secara langsung memproduksi gelombang tekanan akustik
yang berjalan ke telinga pendengar. Bell menyalurkan suara frekuensi rendah, sedangkan
diaphgram menyalurkan frekuensi suara yang lebih tinggi. Stetoskop dua sisi ini diciptakan
oleh Rappaport dan Sprague pada awal abad ke-20. Permasalahan dengan akustik stetoskop
adalah tingkatan suara sangat rendah, membuat diagnosis sulit.

Stetoskop elektronik mengatasi tingkatan suara yang rendah dengan cara memperkuat suara
tubuh. Sekarang ini, telah ada beberapa perusahaan menawarkan stetoskop elektronik, dan
mungkin dalam beberapa tahun lagi, stetoskop elektronik akan menjadi lebih umum dari
stetoskop akustik.

Stetoskop digunakan sebagai alat untuk mendiagnosa penyakit tertentu. Stetoskop dapat
menyalurkan suara tertentu dan menghilangkan suara yang lain. Sebelum stetoskop
ditemukan, doktor meletakkan telinganya ke dekat badan pasien dengan harapan untuk
mendengarkan sesuatu.

Stetoskop seringkali dianggap sebagai simbol pekerjaan dokter, karena dokter sering dilihat
atau digambarkan dengan sebuah stetoskop yang tergantung di sekitar lehernya.

Stetoskop juga digunakan oleh mekanik untuk mengisolasi suara tertentu dari mesin untuk
diagnosa.

Mengenal Tekanan Darah &


Tensimeter
Tekanan darah kita sepanjang hari tidaklah tetap, melainkan bervariasi tergantung
aktivitas, makanan dan tingkat stres yang kita alami. Untuk penderita hipertensi,
adalah penting untuk memantau tekanan darahnya secara teratur di rumah, agar
bisa dicegah munculnya komplikasi yang serius. Hipertensi adalah kondisi dimana
tekanan darah  140/90 mmHg untuk pria maupun wanita pada segala usia. Khusus
untuk penderita diabetes, tekanan darah 130/80 mmHg sudah dikategorikan sebagai
hipertensi.

Secara umum tekanan darah di pagi hari lebih tinggi dibandingkan malam hari. Hal
ini terjadi karena sebagian besar aktivitas kita dilakukan mulai pagi hingga sore hari.
Dampaknya bagi penderita hipertensi adalah: komplikasi serangan jantung atau
stroke lebih sering terjadi pada pagi hari, sehingga muncul istilah populer bahwa saat
yang paling kritis bagi pasien hipertensi adalah menjelang pagi hari. Dengan alasan
ini pula banyak obat hipertensi yang dianjurkan diminum malam hari. Tujuannya
adalah agar obat tersebut sudah efektif bekerja mencegah tekanan darah naik di
pagi hari ketika penderitanya bangun tidur.
 

Penderita hipertensi sangat dianjurkan untuk mengukur tekanan darah di rumah 2


kali sehari, yaitu pada pagi dan malam hari pada jam yang sama, agar diketahui pola
tekanan darahnya dalam sehari. Namun jika terlalu sibuk, maka bisa dipilih
pengukuran pada malam hari saja. Jika hasil pengukuran di malam hari menunjukkan
angka yang tinggi, maka dapat diprediksi bahwa tekanan darah di pagi hari
berikutnya akan lebih tinggi lagi.

Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang bahaya tekanan darah tinggi telah


diantisipasi oleh para produsen tensimeter. Dan sejalan dengan anjuran untuk lebih
sering mengukur tekanan darah sendiri di rumah, kini telah tersedia beragam
tensimeter digital di pasaran, yang akurat dan mudah dalam penggunaannya. Untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, sehingga anda tidak perlu khawatir
angkanya jauh berbeda dengan hasil pengukuran di tempat praktek dokter, berikut
ada beberapa saran untuk anda:

 Pilih tensimeter dengan manset (yang dililitkan di lengan) sesuai dengan


ukuran lengan anda. Manset yang tidak terpasang dengan benar akan
mempengaruhi hasil pengukuran. Untuk memudahkan penggunaannya, pilih
tensimeter dengan manset dalam bentuk gulungan yang tinggal
dikencangkan, bukan lembaran yang perlu dililitkan (Omon IA-1).

 Jika anda mengalami gangguan ritme jantung (denyut jantung lebih cepat atau
lebih lambat dari normal), pilih tensimeter yang mempunyai fitur khusus untuk
mendeteksi denyut jantung yang tidak normal )

 Hindari merokok, minum kopi, makan makanan berat atau berolah raga 30
menit sebelum melakukan pengukuran, karena aktivitas tersebut akan
mempengaruhi hasil pengukuran (denyut jantung lebih cepat, tekanan darah
lebih tinggi).

 Duduklah dengan tegak di kursi yang mempunyai sandaran, jangan


membungkuk. Duduklah dengan rileks selama 2-5 menit sebelum melakukan
pengukuran.

 Pasang manset sedemikian rupa sehingga cukup kencang. Sisakan ruang


agar 2 jari anda bisa disisipkan di sela-sela antara manset dan lengan. Ruang
ini diperlukan untuk pengembangan manset ketika mulai dipompa. Manset
yang dipasang terlalu kencang akan menimbulkan rasa sakit, sedangkan yang
terlalu longgar akan memberikan hasil yang tidak akurat. Pastikan bagian
bawah manset masih berjarak 2-3 cm dari siku anda, dan posisi selang tepat
di atas arteri brachial. Manset berfungsi menjepit pembuluh darah di lengan
(arteri brachial) agar tidak ada satu tetes darah pun yang mengalir untuk
sesaat. Itulah waktunya tekanan darah terukur.

 Letakkan tangan di meja sehingga posisi manset sejajar dengan jantung.

 Pastikan anda sudah mengeset hari dan tanggal pengukuran dengan benar
untuk keperluan penyimpanan data dan perhitungan rata-rata tekanan darah
dari hasil 3 kali pengukuran terakhir.

 Lakukan pengukuran 2-3 kali, dengan selang 1 menit. Hitung rata-ratanya.


Jangan menggerak-gerakkan tangan atau berbicara selama pengukuran,
karena akan mempengaruhi hasil. Tensimeter khusus dengan fitur bisa
mengukur tekanan darah 3x berturut-turut tanpa jeda akan menampilkan hasil
rata-rata pengukuran

Tensimeter akan menampilkan tekanan darah dan jumlah denyut jantung per menit.
Perhatikan pola tekanan darah anda dari hari ke hari melalui fitur memori yang ada di
tensimeter. Pola yang cenderung naik harus diwaspadai. Artinya anda perlu berolah
raga lebih keras, diet lebih ketat dan minum obat lebih teratur. (KM)

 
Blog Aku, Kamu dan Mereka?

Diuretika
Ditulis pada 19 August 2008 pukul 2:47 am oleh 71mm0 | | 1 Komentar

Pernah dengar istilah diuretik? Diuresis? Diuretika? Atau bahkan pernah dengar
atau menggunakan obat-obatan -yang dibilangin ama apoteker- berfungsi sebagai diuretika?
he.. Disusun sesingkat dan sesederhana mungkin serta tersusun secara skematik (waduh kaya
politikus yang harus bicara singkat n padat).. Banyak lo fungsi dari zat diuresis ini, ada untuk
hipertensi serta penyakit jantung asalkan sesuai anjuran dan kaidah 4T1W (Tepat Indikasi;
Tepat Pengguna; Tepat Obat; Tepat Dosis; dan Waspada efek samping). Here there are..

Definisi

Diuretika merupakan zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih (diuresis)


melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lain yang menstimulasi diuresis dengan
mempengaruhi ginjal secara tak langsung tidak termasuk dalam definisi ini seperti zat-zat
yang memperkuat kontraksi jantung (digoksin, teofilin), memperbesar volume darah
(dekstran) atau merintangi sekresi hormon antidiuretik ADH (air, alkohol).

Fungsi Ginjal

1. Memelihara kemurnian darah (mengeluarkan semua zat asing dan sisa pertukaran zat dari
dalam darah)

2. Meregulasi kadar garam dan cairan tubuh (pengaturan homeostatis; keseimbangan dinamis
antara cairan intra dan ekstrasel serta volume total dan susunan cairan ekstrasel)

Proses Diuresis

Dimulai dengan mengalirnya darah ke dalam glomeruli (gumpalan kapiler), yang


terletak di bagian luar ginjal (cortex), yang bekerja sebagai saringan halus yang secara pasif
dapat dilintasi air, garam-garam dan glukosa. Ultrafiltrat yang diperoleh dari penyaringan dan
berisi banyak air serta elektrolit akan ditampung dalam wadah (kapsul Bowman) dan
disalurkan ke pipa kecil. Disini terjadi penarikan kembali secara aktif air dan komponen yang
sangat penting bagi tubuh (glukosa, ion-Na+ dll). Zat ini dikembalikan ke darah melalui
kapiler yang mengelilingi tubuli. Sedang ”ampas” yang tersisa dirombak melalui
metabolisme protein (ureum) untuk sebagian diserap kembali. Akhirnnya, filtrat dari semua
tubuli ditampung di ductus colligens (penampung) yang disalurkan ke kandung kemih dan
ditimbun sebagai urin.

Ultrafiltrat yang dihasilkan perhari sekitar 180 liter (dewasa) yang dipekatkan sampai
hanya tersisa lebih kurang 1 liter air kemih. Sisanya, lebih dari 99% direabsorpsi dan
dikembalikan pada darah. Dengan demikian, suatu obat yang cuma sedikit mengurangi
reabsorpsi tubulerm misalnya dengan 1%, mampu melipatgandakan volume kemih (menjadi
ca 2,6 liter).

Mekanisme Kerja Diuretika

Kebanyakan bekerja dengan mengurangi reabsorpsi natrium, sehingga pengeluarannya


lewat kemih dan juga air diperbanyak. Obat-obat ini bekerja khusus terhadap tubuli, tetapi
juga ditempat lain, yakni:

1. Tubuli proksimal. Ultrafiltrat mengandung sejumlah besar garam yang di sini direabsorpsi
secera aktif untuk

You might also like