You are on page 1of 19

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN LABIO PALATO SKISIS

Mata Kuliah Keperawatan Anak


Dosen Pengampu : Welas Haryati, S.Pd.,S.Kep.,MMR

Disusun oleh :
BANDA AYU
P 10220206047
II B

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
PRODI KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2008

1
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH


Labioskisis dan Labio-palato-gnatoskisis merupakan kelainan diduga
terjadi akibat infeksi kronis yang diderita ibu pada kehamilan Trimester I.
Bayi akan mengalami gangguan pertumbuhan karena sering menderita infeksi
saluran pernafasan akibat aspirasi.

MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN


Adapun maksud dan tujuan penulisan Laporan Pendahuluan ini adalah :
Memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak yang diberikan oleh dosen
pengampu Ibu Welas Haryati, S.Pd., S.Kep.,MMR.
Menambah dan memperluas pengetahuan tentang Labio palato skisisbagi
penulis.
Memberikan informasi kepada pembaca tentang Labio palato skisis bagi
pembaca.

METODE PENULISAN
Dalam penulisan laporan ini, penulis menggunakan berbagai sumber
dengan metode Pustaka. Dengan metode ini, penulis dapat melengkapi laporan
sesuai dengan bahan-bahan yang penulis ambil dari buku-buku referensi
sebagai bahan pendukung dan pelengkap materi.

2
BAB II
ISI
LABIO PALATO SKISIS

PENGERTIAN
Labio / Palato skisis merupakan kongenital yang berupa adanya kelainan
bentuk pada struktur wajah (Ngastiah, 2005 : 167)
Bibir sumbing adalah malformasi yang disebabkan oleh gagalnya propsuesus
nasal median dan maksilaris untuk menyatu selama perkembangan
embriotik. (Wong, Donna L. 2003)
Palatoskisis adalah fissura garis tengah pada polatum yang terjadi karena
kegagalan 2 sisi untuk menyatu karena perkembangan embriotik (Wong,
Donna L. 2003)
Beberapa jenis bibir sumbing :
Unilateral Incomplete
Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu sisi bibir dan tidak
memanjang hingga ke hidung.
Unilateral complete
Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu bibir dan
memanjang hingga ke hidung.
Bilateral complete
Apabila celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang
hingga ke hidung.
Labio Palato skisis merupakan suatu kelainan yang dapat terjadi pada daerah
mulut, palato skisis (subbing palatum) dan labio skisis (sumbing tulang)
untuk menyatu selama perkembangan embrio (Hidayat, Aziz, 2005:21)

ETIOLOGI
Faktor herediter
Kegagalan fase embrio yang penyebabnya belum diketahui
Akibat gagalnya prosessus maksilaris dan prosessus medialis menyatu
Dapat dikaitkan abnormal kromosom, mutasi gen dan teratogen (agen/faktor
yang menimbulkan cacat pada embrio).

3
Beberapa obat (korison, anti konsulfan, klorsiklizin).
Mutasi genetic atau teratogen.

PATOFISIOLGI
Kegagalan penyatuan atau perkembangan jaringan lunak dan atau tulang
selama fase embrio pada trimester I.
Terbelahnya bibir dan atau hidung karena kegagalan proses nosal medial dan
maksilaris untuk menyatu terjadi selama kehamilan 6-8 minggu.
Palatoskisis adalah adanya celah pada garis tengah palato yang disebabkan oleh
kegagalan penyatuan susunan palato pada masa kehamilan 7-12 minggu.
penggabungan komplit garis tengah atas bibir antara 7-8 minggu masa
kehamilan.

MANIFESTASI KLINIS
Deformitas pada bibir
Kesukaran dalam menghisap/makan
Kelainan susunan archumdentis.
Distersi nasal sehingga bisa menyebabkan gangguan pernafasan.
Gangguan komunikasi verbal
Regurgitasi makanan.
Pada Labio skisis
Distorsi pada hidung
Tampak sebagian atau keduanya
Adanya celah pada bibir

Pada Palati skisis


Tampak ada celah pada tekak (unla), palato lunak, keras dan faramen
incisive.
Ada rongga pada hidung.
Distorsi hidung
Teraba ada celah atau terbukanya langit-langit saat diperiksadn jari
Kesukaran dalam menghisap/makan.

KOMPLIKASI

4
Gangguan bicara
Terjadinya atitis media
Aspirasi
Distress pernafasan
Resiko infeksi saluran nafas
Pertumbuhan dan perkembangan terhambat
Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh atitis media rekureris sekunder
akibat disfungsi tuba eustachius.
Masalah gigi
Perubahan harga diri dan citra tubuh yang dipengaruhi derajat kecacatan dan
jaringan paruh.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan prabedan rutin (misalnya hitung darah lengkap

Pemeriksaan Diagnosis
Foto Rontgen
Pemeriksaan fisik
MRI untuk evaluasi abnormal

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan bibir sumbing adalah tindakan bedah efektif yang
melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk penanganan selanjutnya. Adanya
kemajuan teknik bedah, orbodantis,dokter anak, dokter THT, serta hasil
akhir tindakan koreksi kosmetik dan fungsional menjadi lebih baik.
Tergantung dari berat ringan yang ada, maka tindakan bedah maupun
ortidentik dilakukan secara bertahap.
Biasanya penutupan celah bibir melalui pembedahan dilakukan
bila bayi tersebut telah berumur 1-2 bulan. Setelah memperlihatkan
penambahan berat badan yang memuaskan dan bebas dari infeksi induk,
saluran nafas atau sistemis.

5
Perbedaan asal ini dapat diperbaiki kembali pada usia 4-5 tahun.
Pada kebanyakan kasus, pembedahan pada hidung hendaknya ditunda
hingga mencapi usia pubertas.
Karena celah-celah pada langit-langit mempunyai ukuran, bentuk
danderajat cerat yang cukup besar, maka pada saat pembedahan, perbaikan
harus disesuaikan bagi masing-masing penderita.
Waktu optimal untuk melakukan pembedahan langit-langit
bervariasi dari 6 bulan – 5 tahun. Jika perbaikan pembedahan tertunda
hingga berumur 3 tahun, maka sebuah balon bicara dapat dilekatkan pada
bagian belakang geligi maksila sehingga kontraksi otot-otot faring dan
velfaring dapat menyebabkan jaringan-jaringan bersentuhan dengan balon
tadi untuk menghasilkan penutup nasoporing.

Penta laksanaan Keperawatan


Perawatan Pra-Operasi:
Fasilitas penyesuaian yang positif dari orangtua terhadap bayi.
Bantu orangtua dalam mengatasi reaksi berduka
Dorong orangtua untuk mengekspresikan perasaannya.
Diskusikan tentang pembedahan
Berikan informasi yang membangkitkan harapan dan perasaan
yang positif terhadap bayi.
Tunjukkan sikap penerimaan terhadap bayi.
Berikan dan kuatkan informasi pada orangtua tentang prognosis dan
pengobatan bayi.
Tahap-tahap intervensi bedah
Teknik pemberian makan
Penyebab devitasi
Tingkatkan dan pertahankan asupan dan nutrisi yang adequate.
Fasilitasi menyusui dengan ASI atau susu formula dengan botol
atau dot yang cocok.Monitor atau mengobservasi kemampuan
menelan dan menghisap.
Tempatkan bayi pada posisi yang tegak dan arahkan aliran susu ke
dinding mulut.

6
Etiologi :
Faktor herediter
Kegagalan fase embrio
Arahkan
Akibat gagal prosesus maksilaris dan cairan
prosesus ke sebalah
nasalis dalam gusi di dekat lidah.
untuk menyatu
Sendawkan bayi dengan sering selama pemberian makan
Kaji respon bayi terhadap pemberian susu.
Akhiri pemberian susu dengan air.
Tingkatkan dan pertahankan kepatenan jalan nafas
Pantau status pernafasan
Posisikan bayi miring kekanan dengan sedikit ditinggikan
Letakkan selalu alat penghisap di dekat bayi
Perawatan Pasca-Operasi
Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adequate
Berikan makan cair selama 3 minggu mempergunakan alat penetes
atau sendok.
Lanjutkan dengan makanan formula sesuai toleransi.
Lanjutkan dengan diet lunak
Sendawakan bayi selama pemberian makanan.
Tingkatkan penyembuhan dan pertahankan integritas daerah insisi
anak.
Bersihkan garis sutura dengan hati-hati
Oleskan salep antibiotik pada garis sutura (Keiloskisis)
Bilas mulut dengan air sebelum dan sesudah pemberian makan.
Hindari memasukkan obyek ke dalam mulut anak sesudah
pemberian makan untuk mencegah terjadinya aspirasi.
Pantau tanda-tanda infeksi pada tempat operasi dan secara
sistemik.
Pantau tingkat nyeri pada bayi dan perlunya obat pereda nyeri.
Perhatikan pendarahan, cdema, drainage.
Monitor keutuhan jaringan kulit
Perhatikan posisi jahitan, hindari jangan kontak dengan alat-alat
tidak steril, missal alat tensi

PATHWAY KEPERAWATAN

7
Koping: Betz,
keluarga tidak efektif Resiko infeksiJakarta ; EEC
Kerusakan
Sumber
Ketidakseimbangan komunikasi
Resiko
nutrisi kurangverbal
Cecily,. 2002. Keperawatan Pedriatik.
Aspirasi Nyeri
dari kebutuhan tubuh

Kegagalan penyatuan Kegagalan penyatuan pada


Susunan palato Proses nasal medial dan maksilaris

Timbul celah pada garis tengah palato Terbentuknya bibir dan hidung

Labiopalatoskisis

Pre Operasi Pasca Operasi

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

8
PENGKAJIAN
Riwayat Kesehatan
Riwayat kehamilan, riwayat keturunan, labiotalatos kisis dari
keluarga, berat/panjang bayi saat lahir, pola pertumbuhan,
pertambahan/penurunan berat badan, riwayat otitis media dan infeksi
saluran pernafasan atas.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi kecacatan pada saat lahir untuk mengidentifikasi karakteristik
sumbing.
Kaji asupan cairan dan nutrisi bayi
Kaji kemampuan hisap, menelan, bernafas.
Kaji tanda-tanda infeksi
Palpasi dengan menggunakan jari
Kaji tingkat nyeri pada bayi
Pengkajia Keluarga
Observasi infeksi bayi dan keluarga
Kaji harga diri / mekanisme kuping dari anak/orangtua
Kaji reaksi orangtua terhadap operasi yang akan dilakukan
Kaji kesiapan orangtua terhadap pemulangan dan kesanggupan mengatur
perawatan di rumah.
Kaji tingkat pengetahuan keluarga

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kuping Keluarga melemah berhubungan dengan situasi lain atau krisis
perkembangan /keadaan dari orang terdekat mungkin muncul ke
permukaan.
Resiko aspirasi berhubungan dengan kondisi yang menghambat elevasi tubuh
bagian atas.
Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan ketidakseimbangan.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan menaikkan zat-zat gizi berhubungan dengan faktor
biologis.
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif
INTERVENSI
DX.1 : Koping keluarga melemah berhubungan dengan situasi lain dan krisis
perkembangan / keadaan dari orang lain terdekat mungkin muncul

9
ke permukaan.
NOC.: Family kuping
KH :
Mengatur masalah
Mengekspresikan perasaan dan emosional dengan bebas
Menggunakan startegi pengurangan stress
Membuat jadwal untuk rutinitas dan kegiatan keluarga
Indikator skala :
Tidak pernah dilakukan
Jarang dilakukan
Kadang dilakukan
Sering dilakukan
Selalu dilakukan

NIC : Family Support


Dengarkan apa yang diungkapkan
Bangun hubungan kepercayaan dalam keluarga
Ajarkan pengobatan dan rencana keperawatan untuk keluarga
Gunakan mekanisme kopoing adaptif
Mengkonsultasikan dengan anggota keluarga utnk menambahkan kopoing
yang efektif.

DX.II: Resiko aspirasi berhubungan dengan kondisi yang menghambat elevasi


tubuh bagian atas.
NOC : Risk Control
KH :
Monitor lingkungan faktor resiko
Gunakan strategi kontrol resiko yang efektif
Modifikasi gaya hidup untuk mengurangi resiko
Monitor perubahan status kesehatan
Monitor faktor resiko individu
Indikator skala :
Tidak pernah dilakukan
Jarang dilakukan

10
Kadang dilakukan
Sering dilakukan
Selalu dilakukan

NIC : Aspiration Precaution


Monitor status hormonal
Hindari penggunaan cairan / penggunaan agen amat tebal
Tawarkan makanan / cairan yang dapat dibentuk menjadi bolu sebelum
ditelan.
Sarankan untuk berkonsultasi ke Patologi
Posisikan 900 atau lebih jika memungkinkan.
Cek NGT sebelum memberi makan

DX. III : Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan ketidak


seimbangan
NOC :
Menggunakan pesan tertulis
Menggunakan bahasa percakapan vokal
Menggunakan percakapan yang jelas
Menggunakan gambar/lukisan
Menggunakan bahasa non verbal
Indikator skala :
Tidak pernah dilakukan
Jarang dilakukan
Kadang dilakukan
Sering dilakukan
Selalu dilakukan

NIC : Perbaikan Komunikasi


Membantu keluarga dalam memahami pembicaraan pasien
Berbicara kepada pasien dengan lambat dan dengan suara yang jelas.
Menggunakan kata dan kalimat yang singkat
Mendengarkan pasien dengan baik
Memberikan reinforcement/pujian positif pada keluarga

11
Anjurkan pasien mengulangi pembicaraannya jika belum jelas

DX. IV : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan ketidakmampuan menaikkan zat-zat gizi
berhubungan dengan faktor biologis.
NOC : Status Nutrisi
KH :
Stamina
Tenaga
Penyembuhan jaringan
Daya tahan tubuh
Pertumbuhan (untuk anak)
Indikator skala :
Tidak pernah dilakukan
Jarang dilakukan
Kadang dilakukan
Sering dilakukan
Selalu dilakukan

NIC : Nutrition Monitoring


BB dalam batas normal
Monitor type dan jumlah aktifitas yang biasa dilakukan
Monitor interaksi anak/orangtua selama makan
Monitor lingkungan selama makan
Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor rambut kusam, kering dan mudah patah
Monitor pertumbuhan danperkembangan

DX. V : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik


NOC : Tingkat Kenyamanan
KH :
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan managemen
nyeri.

12
Mampu mengenali nyeri (skal), intensitas, frekwensi, dan tanda nyeri.
TTV dalam batas normal
Indikator skala :
Tidak pernah dilakukan
Jarang dilakukan
Kadang dilakukan
Sering dilakukan
Selalu dilakukan

NIC : Pain Management


Kaji secara komprehensif tentang nyeri meiputi : Lokasi, karkteristik,
durasi, frekwensi, kualitas dan intensitas nyeri.
Observasi isarat-isarat non verbal dari ketidaknyamanan
Gunakan komunikasi teraupeutik agar pasien dapat nyaman
mengekspresikan nyeri.berikan dukungan kepada pasien dan keluarga.
DX. VI : Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif
NOC : Risk Control
KH :
Monitor gejala kemunduran penglihatan
Hindari tauma mata
Hindarkan gejal penyakit mata
Gunakan alat melindungi mata
Gunakan resep obat mata yang benar

Indikator skala :
Tidak pernah dilakukan
Jarang dilakukan
Kadang dilakukan
Sering dilakukan
Selalu dilakukan

NIC : Identifikasi Resiko


Identifikasi pasien dengan kebutuhan perawatan rencana berkelanjutan
Menentukan sumber yang finansial

13
Identifikasi sumber agen penyakit untuk mengurangi faktor resiko
Menentukan pelaksanaan dengan treatment medis dan perawatan

EVALUASI
Diagnosa I : Koping keluarga melemah berhubungan dengan situasi lain atau
krisis perkembangan keadaan dari orang terdekat mungkin muncul ke
permukaan.
a. Mengatur masalah 5
b. Mengekspresikan perasaan dan emosional dengan bebas 5
c. Menggunakan startegi pengurangan stress 5
d. Membuat jadwal untuk rutinitas dan kegiatan keluarga 5

Diagnosa II : Resiko aspirasi berhubungan dengan kondisi yang menghambat


elevasi tubuh bagian atas.
a. Monitor lingkungan faktor resiko 5
b. Gunakan strategi kontrol resiko yang efektif 5
c. Modifikasi gaya hidup untuk mengurangi resiko 5
d. Monitor perubahan status kesehatan 5
e. Monitor faktor resiko individu 5

Diagnosa III : Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan


ketidakseimbangan.
a. Menggunakan pesan tertulis 5
b. Menggunakan bahasa percakapan vokal 5
c. Menggunakan percakapan yang jelas 5
d. Menggunakan gambar/lukisan 5
e. Menggunakan bahasa non verbal 5

Diagnosa IV : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan ketidak mampuan menaikkan zat-zat gizi
berhubungan dengan faktor biologis.
a. Stamina 5
b. Tenaga 5

14
c. Penyembuhan jaringan 5
d. Daya tahan tubuh 5
e. Pertumbuhan (untuk anak) 5

Diagnosa V : Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik

a. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan


managemen nyeri. 5
b. Mampu mengenali nyeri (skal), intensitas, frekwensi, dan
tanda nyeri. 5
c TTV dalam batas normal 5

Diagnosa VI : Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif.

a. Monitor gejala kemunduran penglihatan 5


b. Hindari tauma mata 5
c. Hindarkan gejal penyakit mata 5
d. Gunakan alat melindungi mata 5
e. Gunakan resep obat mata yang benar 5

15
DAFTAR PUSTAKA

Betz, Cecily, dkk. 2002. Buku Saku Keperawatan Pedriatik. Jakarta ; EEC.

Hidayat, Aziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta :


Salemba Medika.

Nelson. 1993. Ilmu Kesehatan Anak bagian 2. Jakarta; Fajar Interpratama.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EEC.

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EEC.

Wong, Dona L.2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pedriatik. Jakarta : EEC.

16
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas terstruktur yang
berjudul “LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN LABIO PALATO SKISIS” dengan baik dan tanpa halangan
sedikitpun.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Anak yang diampu oleh Ibu Welas Haryati, S.Pd., S.Kep.MMR.
Keberhasilan penyusunan makalah ini berkat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu ijinkan penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
Ibu Welas Haryati, S.Pd., S.Kep.MMR.selaku dosen Keperawatan Anak.
Petugas perpustakaan yang telah memberi kemudahan pada kami untuk
mencari bahan referensi.
Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, yang telah
memberi dukungan baik secara moril maupun materiil.
Kami sadar bahwa makalah yang kami susun masih banyak
kekurangannya, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak, sehingga dalam pembuatan makalah yang
selanjutnya akan lebih baik lagi.

Purwokerto, Juni 2008

Penyusun

17
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................
..........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................
..........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................
..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................
......................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................
......................................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan Penulisan.................................................
..................................................................................1
C. Metode Penulisan.....................................................................
..................................................................................1

BAB II ISI : LABIO PALATO SKISIS....................................................


......................................................................................................2
A. Pengertian................................................................................
......................................................................................................2
B. Etiologi ..................................................................................
..................................................................................2
C. Patofisiologi.............................................................................
..................................................................................3
D. Manifestasi Klinis....................................................................
..................................................................................3
E. Komplikasi...............................................................................
..................................................................................4
F. Pemeriksaan Penunjang............................................................
..................................................................................4

18
G. Penatalaksanaan.......................................................................
iii
..................................................................................4
F. Pathway Keperawatan .............................................................
..................................................................................7

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN......................................................


......................................................................................................8
A. Pengkajian................................................................................
......................................................................................................8
B. Diagnosa Keperawatan............................................................
..................................................................................8
C. Intervensi..................................................................................
..................................................................................9
D. Evaluasi ..................................................................................
..................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
15

19

You might also like