You are on page 1of 16

54 Pemutakhiran Rona Lingkungan Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong 2007

FISIKA - KIMIA
Udara „
Tanah dan Sedimen „
Air buangan, Air tanah dan Air permukaan „

Pemutakhiran Rona Lingkungan Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong 2007 55
KIMIA- FISIKA

Tabel 39. Jumlah sampel dalam komponen udara, tanah dan air di
FISIKA KIMIA Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong, Kawasan PUSPIPTEK,
dan Lepas Kawasan radius 5 Km.

P
erubahan pemanfaatan lahan
yang terjadi di sekitar Pusat
Penelitian Tenaga Nuklir
(PPTN) Serpong memberikan
pengaruh terhadap kondisi ling-
kungan hidup. Perubahan tersebut
ditandai dengan pembangunan
infrastruktur transportasi yang
memicu berkembangnya kawasan
pemukiman baru. Terciptanya
kawasan pemukiman baru ini
memerlukan berbagai sarana
pendukung seperti fasilitas
pendidikan (sekolah), layanan
kesehatan (puskesmas, klinik,
rumah sakit), keamanan dan
letertiban(Polsek),sarana transportasi dan (pengambilan sampel dan analisa) dilakukan
perekonomian (terminal, pasar, pertokoan). pada bulan Juli 2007 sampai dengan bulan
Beragamnya aktivitas penduduk yang ditunjang Oktober 2007.
ketersediaan sarana pendukung tersebut,
memberikan banyak perubahan terhadap PARAMETER YANG DISELIDIKI

P
berbagai komponen lingkungan hidup. erubahan tataguna lahan di sekitar
Perubahan yang terjadi pada komponen Kawasan Nuklir-BATAN Serpong dapat
lingkungan hidup ini harus diketahui secara dini mengakibatkan terjadinya penurunan
dan merupakan umpan balik dalam pengelolaan kualitas lahan yang akan berpengaruh terhadap
kegiatan di Pusat Pengembangan Ilmu hasil budidaya masyarakat (seperti pertanian,
Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) dan peternakan dan perikanan) serta biodiversitas
kegiatan nuklir pada fasilitas nuklir Badan Tenaga alam. Penurunan kualitas lahan disebabkan oleh
Nuklir Nasional (BATAN). adanya pencemaran terhadap sumber daya
Dalam laporan ini disampaikan tanah, air dan udara. Sumber pencemaran dapat
pengukuran parameter fisika-kimia dalam berupa limbah dari kegiatan industri, penggunaan
berbagai komponen lingkungan hidup yang pupuk berlebihan dan kegiatan lain yang
terdapat pada radius 5 km dari tapak reaktor G. menggunakan bahan kimia berbahaya. Untuk
A. Sewabessy. Komponen lingkungan hidup yang mengetahui kondisi lingkungan di sekitar Pusat
diselidiki terdiri dari udara, tanah permukaan dan Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong,
sedimen sungai Cisadane, air permukaan dan air dilakukan pengukuran terhadap beberapa
sumur penduduk. komponen lingkungan yang terdiri dari :
A. Sampel Udara.
DAERAH DAN WAKTU PENYELIDIKAN Parameter yang diselidiki dalam sampel udara

L
okasi penyelidikan dalam kegiatan ini meliputi kandungan karbon monoksida (CO),
dibagi dalam 4 (empat) daerah, yakni Pusat sulfur dioksida (SO 2 ), nitrogen dioksida
Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong, (NO 2 ), hidrogen sulfida (H2 S), debu (total
Kawasan PUSPIPTEK dan Lepas Kawasan serta suspended particulate/TSP) dan kebisingan.
Sungai Cisadane dalam radius 5 km, yang B. Sampel Tanah.
ditampilkan dalam Gambar 1, Gambar 2, dan Parameter yang diselidiki dalam sampel tanah
Gambar 3. Waktu pelaksanaan kegiatan meliputi kandungan logam berat dan unsur

56 Pemutakhiran Rona Lingkungan Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong 2007
KIMIA- FISIKA

hara mikro yang sangat diperlukan oleh dilakukan pada daerah Kawasan Nuklir – BATAN
tanaman, yakni besi (Fe), mangan (Mn), Serpong, Kawasan PUSPIPTEK dan Lepas
tembaga (Cu), seng (Zn), timbal (Pb), kadmium Kawasan serta daerah aliran sungai Cisadane.
(Cd), krom (Cr), nikel (Ni). Metode pengambilan sampel untuk uji kualitas
C. Sampel Air. lingkungan hidup menga-cu pada Standar
Parameter yang diselidiki dalam sampel air Nasional Indonesia (SNI-06-2421-1991). Jumlah
meliputi parameter fisika yakni temperatur, sampel yang diambil secara rinci ditampilkan
kekeruhan, daya hantar listrik (DHL) dan dalam Tabel 52.
kandungan bahan an-organik, yakni pH, B. Pengukuran dan Analisis
BOD, COD, DO, N-nitrit, sulfida, NO3, PO4
dan SO4 serta logam berat dan unsur mikro Metodologi yang digunakan untuk pengukuran
(Fe, Mn, Cu, Zn, Pb, Cd, Cr, Ni). dan analisis berbagai parameter dalam sampel
lingkungan mengacu pada Standar Nasional
METODOLOGI DAN EVALUASI DATA Indonesia atau yang direkomendasikan
sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 53.
A. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel

Tabel 40. Metodologi analisa parameter fisika kimia


dalam komponen lingkungan.

Pemutakhiran Rona Lingkungan Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong 2007 57
KIMIA- FISIKA

3. Komponen Air
Titik pengambilan sampel udara
ditunjukkan dalam Gambar 1, Gambar
2 dan Gambar 3. Evaluasi kualitas
air dilakukan dengan membandingkan
data hasil pengukuran terhadap b a k u
mutu air berdasarkan PP No. 82 tahun
2001. Evaluasi kualitas air buangan
berdasarkan baku mutu air limbah
yang tertuang dalam PP. No. 82 tahun
2001 kelas IV, Kep. MNLH No. 202
Tahun 2004, dan Kep. MNLH No. 112
Tahun 2003.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Komponen Udara

P
encemaran udara dapat terjadi
dari berbagai sumber baik sum-
berbergerak maupun tidak ber-
gerak. Beroperasinya berbagai fasilitas
laboratorium penelitian di Kawasan
Nuklir BATAN dan Kawasan
PUSPIPTEK perlu diketahui apakah
kegiatan tersebut memberikan kon-
tribusi terhadap gangguan kesehatan
masyarakat disekitarnya. Hal ini perlu
diketahui mengingat Kawasan tersebut dikelilingi
C. Evaluasi Data
oleh daerah pemukiman dan jalan raya yang juga
1. Komponen Udara
memberikan ko n t r i b u s i t e r h a d a p t i n g k a t
Titik pengambilan sampel udara
pencemaran udara.
ditunjukkan dalam Gambar 1, Gambar 2
Hasil pengukuran tingkat pencemaran udara
dan Gambar 4. Evalusi data dilakukan
pada berbagai parameter udara di sekitar Kawasan
dengan membandingkan data hasil
Nuklir BATAN dan Kawasan PUSPIPTEK
pengukuran terhadap baku mutu udara
ditunjukkan dalam Tabel 3. Parameter udara yang
ambien nasional yang tertuang dalam
diukur adalah konsentrasi CO, SO2, NO2, H2S,
Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999
debu (TSP) dan tingkat kebisingan. Data yang
dan baku mutu tingkat kebisingan
diperoleh menunjukkan bahwa konsentrasi
Keputusan Menteri Negara Lingkungan
parameter yang diukur dalam kawasan ini masih
Hidup No. 48/MNLH/11/1996.
dibawah batas baku mutu udara ambien nasional
2. Komponen Tanah dan Sedimen Titik
sesuai PP No. 41 Tahun 1999, dan tidak terjadi
pengambilan sampel tanah permukaan
perbedaan yang nyata antara daerah Kawasan
dan sedimen ditunjukkan dalam Gambar
Nuklir, Kawasan PUSPIPTEK dan daerah Lepas
1, Gambar 2 dan Gambar 3 dan Gambar
Kawasan. Konsentrasi karbon monoksida, hidrogen
4. Data hasil pengukuran dibandingkan
sulfida, debu dan tingkat kebisingan di daerah Pusat
dengan data hasil pengukuran pada lokasi
Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong dan
lain atau lokasi yang sama dengan metode
PUSPIPTEK lebih rendah dibandingkan dengan di
analisis berbeda sebagai data pembanding.
daerah Lepas Kawasan. Hal ini mengindikasikan

58 Pemutakhiran Rona Lingkungan Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong 2007
KIMIA- FISIKA

Pemutakhiran Rona Lingkungan Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong 2007 59
KIMIA- FISIKA

60 Pemutakhiran Rona Lingkungan Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong 2007
KIMIA- FISIKA

Tabel 41. Hasil pengukuran parameter fisika kimia dalam sampel udara di Pusat Penelitian Tenaga
Nuklir (PPTN) Serpong, Kawasan PUSPIPTEK dan Lepas Kawasan.

Catatan : *) PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian


bahwa penggunaan sarana transportasi Pencemaran Udara,
**) Kep. Menteri Negara Lingkungan Hidup.
(kendaraan bermotor) lebih dominan memberikan No. 48/MNLH/11/1996 tentang Standar Tingkat
Kebisingan,
kontribusi terhadap tingkat pencemaran udara di - baku mutu belum tersedia.
kawasan ini. Tingkat kebisingan dalam
penyelidikan ini dilakukan pada hari kerja jam Hasil penyelidikan kandungan unsur mikro
09.30 s/d 12.00. dan logam berat dalam tanah di sekitar Pusat
Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong
Komponen Tanah ditunjuk-kan dalam Tabel 4. Hasil tersebut me-
a. Tanah Permukaan nunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan
Tanah merupakan suatu sistem yang kompleks, yang nyata untuk setiap unsur yang terkan-
berperan sebagai sumber kehidupan tanaman, dung dalam tanah pada Kawasan Nuklir
yang mengandung semua unsur yang berbeda BATAN, Kawasan PUSPIPTEK dan Lepas Kawa-
baik dalam bentuk maupun jumlahnya. Unsur san. Sehingga ketersediaan unsurmikro dan
hara mikro seperti besi (Fe), mangan (Mn), seng logam berat dalam tanah disekitar Pusat Pene-
(Zn) dan tembaga (Cu) merupakan unsur hara litian Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong tidak dipe-
penting bagi tanaman yang terdapat dalam ngaruhi oleh kegiatan pada fasilitas penelitian
tanah, disamping beberapa unsur logam berat di kawasan BATAN dan PUSPIPTEK.
seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), krom (Cr) b. Komponen Tanah Sedimen.
dan arsen (Ar), Kandungan unsur-unsur terse- Sampel tanah sedimen untuk daerah aliran
but dalam tanah sangat bervariasi tergantung sungai Cisadane diambil pada 6 titik pengam
sifat-sifat tanah seperti pH, tekstur tanah, bilan sampel (sampling), 3 titik sampling pada
komposisi mineral, aktivitas mikroorganisme daerah sebelum melewati Pusat Penelitian
di dalamnya dan kelembaban. Ketersediaan Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong dan 3 titik lainya
Fe dalam tanah berkisar antara (10.000 ~ diambil pada daerah setelah Pusat Penelitian
60.000) ppm atau (1 % ~ 6 %), Mn berkisar Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong. Dengan cara
(100 ~ 5.000) ppm, Zn berkisar (20 ~ 150) ppm, pemilihan titik pengambilan sampel ini diharap-
sedangkan Cu berkisar (2 ~ 60) ppm (Lindsay, kan dapat diketahui jika terjadi perubahan
1979). kandungan unsur-unsur dalam sedimen

Pemutakhiran Rona Lingkungan Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong 2007 61
KIMIA- FISIKA

Gbr Peta 3. Titik pengambilan sampel lingkungan daerah Lepas


Kawasan BATAN Serpong

62 Pemutakhiran Rona Lingkungan Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong 2007
KIMIA- FISIKA

Gbr Peta 4. Titik pengambilan sampel lingkungan daerah Lepas


Kawasan BATAN Serpong dan daerah aliran Sungai Cisadane

Pemutakhiran Rona Lingkungan Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong 2007 63
KIMIA- FISIKA

Tabel 43. Hasil pengukuran unsur mikro dan logam berat dalam sampel tanah
permukaan di sekitar Kawasan Nuklir Serpong

sungai Cisadane. Data hasil pengukuran kan- pada daerah lepas kawasan merupakan air tanah
dungan unsur mikro dan logam berat dalam (sumur), sedangkan jenis air pada sungai Cisadane
sedimen sungai Cisadane ditunjukkan dalam merupakan air permukaan.
Tabel 5.
Berdasarkan hasil pengukuran sampel sedimen a. Air Buangan Kawasan Nuklir BATAN Data
diperoleh bahwa kandungan Fe dalam sampel hasil pengukuran parameter fisika kimia
dari lokasi pengambilan C-01 (hulu sungai) dalam sampel air buangan dikawasan nuklir
lebih rendah dibanding dengan 5 (lima) lokasi BATAN ditampilkan dalam Tabel 6. Berdasar-
lainnya, sedangkan kandungan Mn pada lokasi kan baku mutu untuk air limbah, data hasil
pengambilan C-02 lebih besar dibanding pengukuran memberikan informasi bahwa
dengan 5 (lima) lokasi lainnya. Data hasil kualitas air buangan dari berbagai laborato-
pengukuran parameter yang diamati dalam rium di kawasan nuklir BATAN masih dibawah
sedimen sungai Cisadane menujukkan bahwa baku mutu air limbah dengan katagori baik.
tidak terjadi perubahan yang nyata antara
lokasi pengambilan sebelum dan setelah b. Air Tanah (Sumur).
melewati Kawasan Nuklir BATAN.
Air tanah di daerah lepas kawasan diambil dari
Komponen Air air sumur penduduk dalam radius 2 km, 3 km,
4 km dan 5km, yang dibagi dalam 16 sektor,
Evalusi data hasil pengukuran sampel air untuk
dengan jumlah lokasi pengambilan 8 titik
Kawasam Nuklir BATAN, Kawasan PUSPIPTEK
setiap radius. Data hasil pengukuran parame-
dan Lepas Kawasan serta sungai Cisadane tidak
ter fisika kimia dalam sampel air sumur di
dapat dibanding-kan, karena jenis air yang
daerah lepas kawasan ditampilkan dalam
diamati berbeda. Dalam kawasan nuklir BATAN
Tabel 7.
jenis air yang diamatai merupakan air buangan
(limbah) dari beberapa fasilitas laboratorium, jenis
Sesuai peruntukannya bahwa air sumur di daerah
air yang diamati pada kawasan PUSPIPTEK
lepas kawasan dalam radius 5 km, dominan
adalah air per-mukaan, dan jenis air yang diamati
digunakan sebagai air minum oleh penduduk,

64 Pemutakhiran Rona Lingkungan Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong 2007
KIMIA- FISIKA

Tabel 44. Hasil pengukuran parameter fisika kimia dalam sampel tanah sedimen
di Sungai Cisadane

maka evaluasi data dilakukan Tabel 45. Hasil pengukuran parameter fisika kimia dalam
sampel air buangan pada Kawasan Nuklir BATAN.
berdasarkan Kep. Menteri Kesehatan
No. 907/Menkes/SK/VII/2002, tentang
Persyaratan dan Pengawasan Kualitas
Air Minum dan PP. RI. No. 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air untuk
kriteria mutu air kelas satu. Berdasarkan
ragam data yang diperoleh untuk setiap
lokasi pengambilan sampel menunjuk-
kan bahwa kualitas air sumur tidak
terjadi perubahan yang signifikan dan
air tersebut dapat digunakan sebagai
bahan baku air minum. Data hasil
pengukuran juga menunjukkan bahwa
pada beberapa titik pengambilan sampel
air sumur mempunyai nilai pH rendah
(<5,00) sehingga perlu perlakuan khusus
sebelum digunakan sebagai air minum.

c. Air Permukaan Sungai Cisadane.Seba-


gaimana sampel sedimen, pengam-
bilan sampel air permukaan untuk
daerah aliran sungai Cisadane juga
dilakukan pada 6 titik pengambilan
sampel (sampling), 3 titik sampling Catatan : *) dirangkum dari berbagai sumber (Kep.MNLH No. 202 Tahun 2004,
Kep. MNLH No. 112 Tahun 2003, dan PP No. 82 tahun 2001
pada daerah sebelum melewati Pusat kriteria mutu air kelas IV).
(-) baku mutu belum tersedia.

Pemutakhiran Rona Lingkungan Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong 2007 65
KIMIA- FISIKA

Tabel 46. Hasil pengukuran parameter fisika kimia


dalam sampel air sumur/tanah pada Lepas Kawasan Radius dalam 5 km.

Catatan :
*) dirangkum dari berbagai sumber (PP RI No. 82 Tahun 2001, Kep. Men. Kes. No. 907 Tahun 2002)
- baku mutu belum tersedia.

digunakan untuk pembudidayaan ikan air


Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong tawar, peternakan, air untuk mengairi
daerah setelah Pusat Penelitian Tenaga Nuklir pertanaman, dan atau peruntukan lain
(PPTN) Serpong. Berdasarkan PP RI No. 82 yang mempersyaratkan mutu air sama
Tahun 2001, klasifikasi mutu air ditetapkan dengan kegunaan tersebut.
menjadi 4 (empat) kelas yakni :
1. Kelas I : air yang peruntukannya dapat 4. Kelas IV : air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk air baku air minum, dan digunakan untuk mengairi pertanaman,
atau peruntukan lain yang mempersyarat- dan atau peruntukan lain yang memper-
kan mutu air sama dengan kegunaan tersebut. syaratkan mutu air sama dengan kegunaan
tersebut.
2. Kelas II : air yang peruntukannya dapat Hasil pengukuran parameter fisika kimia
digunakan untuk prasarana/sarana rekre- untuk air permukaan Sungai Cisadane
asi air, pembudidayaan ikan air tawar, peter- ditampilkan dalam Tabel 8. Dalam laporan
nakan, air untuk mengairi pertanaman, ini evaluasi data dilakukan berdasarkan
dan atau peruntukan lain yang memper- data kualitas air sesuai PP. RI. No. 82 Tahun
syaratkan mutu air sama dengan kegunaan 2001 dan hasil pengukuran kualitas air
tersebut. sungai Cisadane tahun 2002 dari Badan
3. Kelas III: air yang peruntukannya dapat Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah
Jawa Barat sebagai data pembanding.

66 Pemutakhiran Rona Lingkungan Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong 2007
KIMIA- FISIKA

Catatan :(-) : menyatakan bahwa untuk kelas Dari Tabel 8 terlihat bahwa keragaman data
termaksud, parameter tersebut dari masing-masing parameter yang diamati
tidakdipersyaratkan, tidak menunjukkan perubahan yang nyata
- : untuk parameter termaksud data antara titik pengamatan satu dengan yang
tidak tersedia / tidak diukur, lainnya. Keadaan ini memberikan informasi
bahwa kualitas air sungai Cisadane sebelum
1*) : pengukuran dilakukan pada 18
dan setelah melewati kawasan laboratorium
Juni 2002 jam 13.50, lokasi di
di PUSPIPTEK dan BATAN tidak mengalami
Rumpin,
perubahan. Sedangkan Tabel 9 menunjukan
2*) : pengukuran dilakukan pada 26
bahwa kualitas air permukaan sungai
Agustus 2002 jam 14.00, lokasi
Cisadane mengalami sedikit penurunan pada
di Rumpin,
parameter oksigen terlarut (DO 5 )
DO : merupakan batas nilai dibandingkan kualitas pada tahun 2002 hasil
minimum (PP No.82 Tahun 2001), pengukuran BPLHD Jawa Barat. Berdasarkan
pH : merupakan nilai rentang (tidak PP 82 tahun 2001 maka kualitas air
boleh kurang dan tidak boleh permukaan sungai Cisadane pada daerah
lebih). penyelidikan ini masih setara
dengan kelas I, yang
Tabel 47. Hasil pengukuran parameter fisika kimia dalam sampel air
permukaan pada Sungai Cisadane. mengindikasikan bahwa air
tersebut layak digunakan
sebagai bahan baku air
minum atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu
air sama dengan kegunaan
tersebut.

KESIMPULAN

D
ata hasil pengukuran dari
berbagai parameter
terhadap komponen ling-
kungan udara tanah permukaan
dan sedimen, serta air buangan,
air sumur/tanah dan air permu-
kaan disekitar Pusat Penelitian
Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong
dapat disimpulkan bahwa :
1. Konsentrasi parameter yang
diamati pada komponen
udara di daerah sekitar
KawasanNuklir masih diba-
wah baku mutu udara ambien
nasional sesuai PP No. 41
tahun 1999. Keragaman data
dari parameter yang diamati
menunjukkan bahwa tidak
terjadi perbedaan yang nyata
antara kawasan nuklir

Pemutakhiran Rona Lingkungan Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong 2007 67
Tabel 48. Hasil rata-rata pengukuran parameter fisika kimia sampel air
permukaan Sungai Cisadane dibandingkan dengan baku mutu air dan hasil
pengukuran BPLHD Jabar tahun 2002 di Rumpin.

BATAN, kawasan PUSPIPTEK, dan daerah lepas yang nyata antara jarak 2 km, 3 km, 4 km dan
kawasan dalam radius 5 km. 5 km dari reaktor GA. Siwabessy.
2. Keragaman data dari parameter yang diamati 4. Hasil pengukuran terhadap air permukaan
terhadap komponen tanah permukaan sungai Cisadane menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan konsentrasi parameter yang diamati masih
yang nyata antara kawasan nuklir BATAN, dibawah baku mutu air sesuai PP No. 82 tahun
kawasan PUSPIPTEK, dan daerah lepas 2001, sehingga air tersebut dapat digunakan
kawasan dalam radius 5 km. sebagia bahan baku air minum. Keragaman
3. Kualitas air buangan dari fasilitas laboratorium data dari parameter yang diamati terhadap air
BATAN masih dibawah baku mutu untuk air permukaan dan sedimen sungai Cisadane
limbah. Kualitas air sumur penduduk disekitar menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan
ka-wasan nuklir BATAN dalam kondisi baik, yang nyata antara lokasi pengambilan sebelum
keragaman data dari parameter yang diamati dan sesudah melewati kawasan nuklir BATAN
menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedan Serpong.

68 Pemutakhiran Rona Lingkungan Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Serpong 2007

You might also like