Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
dan pelepasan elektron. Dalam setiap reaksi redoks, jumlah elektron yang
dilepaskan oleh reduktor harus sama dengan jumlah elektron yang ditangkap
oleh oksidator. Ada dua cara untuk menyetarakan persamaan reaksi redoks
yaitu metode bilangan oksidasi dan metode setengah reaksi. Reaksi redoks
redoks adalah titrasi suatu larutan standar oksidator dengan suatu reduktor
titran.
redoks ini, ion MnO4- bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah
menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam. Tekhnik titrasi ini biasa digunakan
untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sampel. Kalium
permanganat adalah oksidator paling baik utnuk menentukan kadar besi yang
1
Adapun hubungan percobaan ini dengan farmasi yaitu dapat digunakan
membuat sediaan obat yang bersifat reduktor misalnya bentuk kapsul, tablet
maupun injeksi.
volumetri.
permanganometri.
dahulu dengan air dan asam sulfat encer, lalu dititrasi dengan KMnO4 yang
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
indikator kecuali digunakan larutan yang sangat encer serta telah digunakan
secara luas sebagai pereaksi oksidasi selama 100 tahun lebih. Setetes
volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk menunjukkan
reaksi yang terjadi dalam larutan. Larutan yang bersifat asam 0,1 N atau yang
lebih besar
MnO4 - +8 H++5 e → Mn 2+ + 4 H2 O
sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. Ada beberapa senyawa yang lebih
mudah dioksidasi dalam suasana netral atau alkalis: sulfit, sulfida, atau
biosulfat
3
MnO4 - + 4 H + +3 e → MnO2 + 2 H 2 O
(Haeria,2010 :37)
ataupun alkalis. Jika titrasi dilakukan dalam lingkungan asam maka akan
terjadi reaksi :
MnO4 - +8 H+ +5 e → Mn 2+ + 4 H 2 O
( Susanti :135)
Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari
diendapkan secara normal pada titik akhir dari titrasi - titrasi permanganat
(Underwood :290)
2007:48)
4
Kelemahan dari kalium permananganat adalah dalam medium HCl Cl -
MnO4 - +8 H+ +5 e → Mn 2+ + 4 H 2 O E0 = 1,51 v
mempunyai rasa
5
Rumus molekul : H2SO4
panas
pekat
6
Rumus molekul : KMnO4
sebagai titran
tentuukur 1000 ml dan larutkan dalam air suling. Panaskan larutan selama
15 menit, tutup dan simpang selang dua hari. Saring dengan saringan asbes
suhu 110 0C dan masukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. Larutkan dengan
100 ml air suling kemudian tambahkan asam sulfatdan panaskan pada suhu
7
muda yang stabil selama 15 menit. Suhu titrasi tidak boleh lebih redah dari
FeSO4.7H2O
8
BAB III
METODE KERJA
c. Buret 50 ml 1 buah
- Aquadest 25 ml
- FeSO4.7H2O 500 mg
- H2SO4 25 ml
- Kertas perkamen
- KMnO4 0,1406 N
9
- Tissue
erlenmeyer
- Ditambahkan 25 ml H2SO4
- Ditambahkan 25 ml aquadest
10
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
IV.2 Perhitungan
V x N x BE
% kadar 1= x 100%
mg
V x N x BE
% kadar 2= x 100
mg
V x N x BE
% kadar 3= x 100%
mg
11
64,78% + 68,71% + 65,62%
% kadar rata-rata = =64,37%
3
IV.3 Reaksi
Fe2+ Fe3+ + e- X5
12
BAB V
PEMBAHASAN
permanganat, oksidasi ini dapat dijalankan dalam suasana asam, netral maupaun
alkalis, jika dititrasi dalam suasana asam maka reaksi yang akan terjadi adalah
MnO4 - +8 H+ +5 e → Mn 2+ + 4 H 2 O
hidrogen. Akan tetapi konsentrasinya ion mangan (II) sendiri mampu mereduksi
yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas reaksi
redoks.
Adapun cara kerja dari praktikum ini yaitu pertama – tama disiapkan alat
dan bahan. Ditimbang sampel FeSO4.7H20 sebanyak 3 kali dengan massa 500 mg.
Kemudian dititrasi dengan KMnO4 0,1406 N hingga beruabah warna dari bening
menjadi pink.
13
Penambahan H2SO4 tujuannya untuk memberikan suasana asam pada
laruatan, hal ini dilakukan agar titik akhir titrasi lebih mudah diamati dan reaksi
H2SO4 tersebut tidak menghasilkan produk dan tidak bereaksi dengan titran. Ini
Pada percobaan ini tidak digunakan HCl. Alasannya dapat dilihat dari
reaksi di atas bahwa disini MnO4- habis bereaksi dengan HCl membentuk Cl2. Dan
bila penambahan dilakukan maka tidak ada yang bereaksi dengan sampel dan titik
1. Basa
MnO4- + e MnO42-
2. Netral
3. Asam
Salah satu alasan pula mengapa menggunakan larutan yang bersifat asam
karena dilihat dari reaksi di atas dimana pada reaksi basa dan netral menghasilkan
MnO2. MnO2 ini bila teroksidasi oleh cahaya akan berubah warnanya menjadi
coklat atau membentuk endapan. Dan bila terjadi seperti itu maka tidak dapat
14
Titrasi kali ini tidak menggunakan indicator lain seperti PP, metal merah,
jingga metal, dan sebagainya karena KMnO4 yang bertindak sebagai titran juga
dapat bertindak sebagai indikator apabila dipakai dalam titrasi atau bersifat
autoindikator. Hal ini menyebabkan kelebihan sedikit saja dari kalium permangant
pekat karena apabila digunakan yang encer sulit menentukan titik akhir titrasinya
disebabkan karena larutan titran yang digunakan akan langsung berwarna coklat.
ruangan dapat memiliki keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +1. Sehingga reaksi
berjalan cepat dan banyak zat pereduksi. Pada percobaan ini digunakan asam
sulfat encer sebagai pelarut karena asam sulfat merupakan asam yang paling
melarutkan FeSO4. Asam sulfat juga dapat memberikan suasana asam pada
larutan.
64,37%. Hasil yang telah diperoleh ini tidak sesuai dengan literatur % kadar
FeSO4 pada Farmakope Indonesia edisi III bahwa kadar FeSO 4 tidak kurang dari
15
Pada akhir percobaan setelah ditemukan titik akhir titrasinya, larutan yang
telah diujikan tersebut berubah warnanya menjadi coklat. Karena teroksidasi oleh
cahaya.
Fe2+ Fe3+ + e- X5
4. Kelebihan volume titran saat titrasi sehingga titik akhir titrasi lewat dan
ataupun teroksidasi.
16
Dalam dunia farmasi, metode permanganometri digunakan untuk
obat yang bersifat reduktor, misalnya bentuk kapsul, tablet, maupun injeksi.
17
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
dan % kadar1 FeSO4 adalah 65,62%. Jadi, % kadar rata – rata FeSO4
adalah 64,37%, hasil ini tidak sesuai dengan literatur pada Farmakope
Indonesia edisi III bahwa % kadar FeSO4 tidak kurang dari 80% dan tidak
VI.2 Saran
lagi
18
DAFTAR PUSTAKA
Alauddin
Makassar: UNHAS
19
a30detiprubnlm
kw
S
O
gsq25%
T
F
1H
+
4K
hM
1. Penetapan kadar FeSO4
y SKEMA KERJA
20
,S
3
u
s
p
g
h
d
n
o
b
lm
ta
k
riti
e
K
1
P
T
0
q
5
2
2. Pembuatan larutan baku KMnO4
21
nO0CsdT1mw4hKti7patleko2u6ir5bMgqfy
3. Standarisasi larutan KMnO4 dengan asam oksalat
22