Professional Documents
Culture Documents
2008
SKh-1.6.7.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bubur aspal emulsi (slurry)
dimodifikasi polimer pada permukaan yang telah disiapkan sebelumnya. Pelapisan
dengan bubur aspal emulsi (slurry) dimodifikasi polimer terdiri dari campuran aspal
emulsi yang dimodifikasi polimer, agregat, bahan pengisi, air, dan bahan tambah yang
tertentu, ditakar, dicampur dan dihampar secara merata diatas permukaan yang telah
disiapkan sebelumnya atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. Bubur aspal emulsi (slurry)
dimodifikasi polimer yang yang telah selesai dihampar akan membentuk lapisan
homogen, melekat kuat pada permukaan yang telah disiapkan, dan mempunyai tekstur
ketahanan kekesatan sepanjang umur rencananya.
Spesifikasi Khusus Interim ini mengacu pada Spesifikasi Umum Direktorat Jenderal Bina
Marga edisi Desember 2006.
3) Toleransi
SKh-1.6.7- 2
4) Standar Rujukan
ASTM :
a) Contoh semua bahan yang disetujui untuk dipakai, yang akan disimpan oleh
Direksi Pekerjaan selama Periode Kontrak sebagai keperluan rujukan;
b) Laporan tertulis yang menyatakan hasil pengujian untuk sifat – sifat untuk semua
bahan, sebagaimana disyaratkan dalm Pasal SKh-1.6.7.2;
c) Rumus Perbandingan Campuran (Job Mix Formula) dan hasil data pendukung
pengujian, sebagaimana disyaratkan dalm Pasal SKh-1.6.7.3;
Pekerjaan bubur aspal emulsi (slurry) dimodifikasi polimer hanya boleh dilaksanakan
bila dasar jalan dalam kondisi permukaan kering dan diperkirakan tidak akan terjadi
hujan.
Bubur aspal emulsi (slurry) dimodifikasi polimer tidak boleh dilaksanakan bila :
- Setelah hujan dengan air masih menggenang pada permukaan jalan.
- Bila diperkirakan akan hujan sebelum slurry benar-benar mengering secara
sempurna.
Pekerjaan perbaikan dari pelapisan aspal dilaksanakan pada lokasi dengan takaran
penghamparan tidak sesuai dengan ketentuan atau persyaratan, atau dianggap Direksi
Pekerjaan tidak sesuai ketentuan. Pekerjaan perbaikan mencakup pembongkaran dan
SKh-1.6.7- 3
penggantian, penambahan takaran penghamparan atau perbaikan lain menurut Direksi
Pekerjaan. Tidak ada pembayaran tambahan yang dilakukan untuk perbaikan.
Tempat – tempat bekas kertas resap untuk pengujian takaran penghamparan harus ditutup
kembali secara manual dengan kadar yang hampir sama dengan kadar di sekitarnya.
a) Pengendalian lalu lintas harus memenuhi ketentuan Seksi 1.8, Pemeliharaan dan
Pengaturan Lalu Lintas dan Pasal 6.1.5 dari Spesifikasi Umum.
b) Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh terhadap dampak yang terjadi bila lalu
lintas yang dijinkan lewat di atas slurry yang baru dikerjakan.
SKh-1.6.7.2 BAHAN
1) Agregat
Agregat harus terdiri dari batu alam atau hasil pemecah batu seperti granit, batu kapur
atau agregat berkualitas tinggi lainnya atau gabungan dari padanya yang memenuhi
persyaratan kualitas menurut SNI 03-6819-2002 dan harus bebas dari kotoran, bahan
organik, gumpalan lempung, debu atau material lainnya yang tidak dikehendaki. Agregat
mengandung sedikitnya 50% volume batu pecah, untuk jalan dengan LHR lebih besar
dari 500 disyaratkan 100% batu pecah.
Agregat harus memenuhi persyaratan mutu pada Tabel SKh-1.6.7.2.(1), dan gradasi
agregat pada Tabel SKh-1.6.7.2.(2).
SKh-1.6.7- 4
Tabel SKh-1.6.7.2.(2) Gradasi Agregat
Pasir dengan tekstur yang licin dengan penyerapan air lebih dari 1,25 % (SNI 03-1970-
1990) tidak boleh digunakan lebih dari 50% dari total gabungan agregat.
Bahan pengisi yang digunakan terdiri atas 2 jenis, yakni yang aktif dan tidak aktif secara
kimiawi. Bahan pengisi yang aktif secara kimiawi diantaranya semen portland, kapur
TOHOR, amonium sulfat, sedangkan bahan pengisi yang tidak aktif diantaranya abu batu
kapur, abu arang batu, dan abu batu. Bahan pengisi harus memenuhi persyaratan SNI 03-
6723-2002. Bahan pengisi yang diperlukan 0,5% sampai 3% dari berat kering agregat
didalam perencanaan campuran. Bahan pengisi harus dianggap sebagai bagian dari
agregat kering.
3) Air
Air yang digunakan harus bersih, tidak mengandung kotoran organik, garam-garam
berbahaya, debu, atau lanau. Air harus diuji sesuai dan memenuhi persyaratan SNI 03-
6817-2002. Air dengan kualitas dapat diminum boleh dipakai tanpa pengujian.
Kesesuaian air menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. Prosentase air dalam perencanaan
campuran yang diperlukan seperti yang diperlukan untuk dapat menghasilkan kekentalan
campuran yang memadai.
4) Aspal Emulsi
Aspal emulsi harus homogen dan menunjukkan tidak adanya pemisahan setelah
dicampur. Sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan, jenis emulsi yang digunakan:
Jenis aspal emulsi ditentukan dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Aspal emulsi jenis
CQS-1h ditetapkan di lapangan bilamana waktu penutupan lalu lintas sangat terbatas.
SKh-1.6.7- 5
5) Latex Modifier
Kadar latex adalah 1% - 3% berdasarkan berat bitumen di dalam aspal emulsi, yang
disertifikasi oleh pemasok emulsi dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, dan harus diaduk
kedalam aspal emulsi.
Setiap aspal emulsi yang dicampur dengan latex modifier harus diaduk sebelum proses
emulsifikasi. Aspal Emulsi yang Dimodifikasi Latex harus sesuai dengan persyaratan
dalam Tabel SKh-1.6.7.2.(3).
7) Bahan Tambah
Setiap bahan tambah yang digunakan untuk mempercepat atau memperlambat setting
dari slurry harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan sebagai bagian dari
desain campuran. Jumlah dan jenis bahan tambah harus dicantumkan dalam dsain
campuran.
8) Sumber Pasokan
Persetujuan sumber pemasokan agregat, aspal, dan bahan pengisi (filler) harus disetujui
terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan sebelum pengiriman bahan. Setiap jenis bahan
harus diserahkan seperti diperintahkan Direksi Pekerjaan.
SKh-1.6.7.3 CAMPURAN
Bubur aspal emulsi (slurry) dimodifikasi latex terdiri dari agregat, bahan pengisi, aspal
emulsi, air, latex modifier, dan bahan tambah yang ditambahkan bila diperlukan untuk
menjamin sifat – sifat campuran memenuhi ketentuan yang disyaratkan Tabel SKh-
1.6.7.2.(4).
b) Pengujian yang diperlukan meliputi analisa saringan agregat, dan sifat lainnya seperti
diminta oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian pada campuran percobaan meliputi
pengujian konsistensi, pengujian waktu reaksi dan waktu pengeringan, dan pengujian
abrasi jalur basah.
SKh-1.6.7- 6
c) Pengujian percobaan campuran laboratorium harus dilaksanakan dalam beberapa
langkah dasar berikut ini:
dimana :
p = persen residu Aspal Emulsi Dimodifikasi Latex perkiraan terhadap berat
kering agregat
A= persen agregat tertahan saringan No.8 (2,36 mm)
B = persen agregat lolos saringan No.8 (2,36 mm) dan tertahan saringan No.200
(0,75 mm)
C = persen agregat lolos saringan No.200 (0,75 mm)
Bila kadar residu Aspal Emulsi Dimodifikasi Latex lebih kecil dari persyaratan
minimum atau lebih besar dari persyaratan maksimum pada Tabel SKh-
1.6.7.2.(5), maka yang diambil adalah kadar minimum atau kadar maksimum.
AE = (p/R) x 100
dimana :
AE = persen aspal emulsi dimodifikasi latex terhadap berat kering agregat
R = persen residu Aspal Emulsi Dimodifikasi Latex yang digunakan (basil
percobaan)
Kadar air campuran adalah kadar air yang memberikan nilai konsistensi optimum
campuran dengan melakukan pengujian konsistensi campuran.
3) Persyaratan Campuran
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh campuran slurry adalah sebagai berikut:
SKh-1.6.7- 7
Tabel SKh-1.6.7.2.(4) Persyaratan Campuran Slurry
4) Toleransi
Toleransi bahan secara individual untuk campuran slurry adalah sebagai berikut :
a. Setelah disain kadar residu aspal emulsi dimodifikasi latex ditentukan, toleransi
diberikan adalah kurang lebih satu persen.
b. Prosentase agregat lolos harus berada pada rentang amplop gradasi.
c. Tingkat takaran pemakaian, setelah sekali ditetapkan, tidak boleh bervariasi 0,91
kg/m2 dan harus ada pada rentang tingkat pemakaian yang direncanakan.
SKh-1.6.7.4 PERALATAN
1) Umum
Semua metoda dan peralatan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan harus
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum digunakan dan bila ditemukan ketidak
sesuaian peralatan harus diperbaiki seperti yang disyaratkan. Semua peralatan harus
terpelihara dan pada kondisi yang memuaskan.
2) Mesin Pencampur
Mesin yang digunakan harus dirancang secara khusus dan dapat memproduksi hamparan
slurry seal. Bahan harus dicampur dengan mesin pencampur baik yang terpasang pada
truk atau yang direncanakan secara menerus. Mesin yang berproduksi secara menerus
harus dilengkapi material pemasukan tersendiri sambil terus menghampar slurry seal.
Setiap jenis mesin harus mampu mengirimkan dan menakar agregat, aspal emulsi, bahan
pengisi, bahan tambah, dan air secara akurat ke alat pencampur dan mengeluarkan hasil
campuran mengalir secara menerus. Mesin harus mempunyai kapasitas penyimpanan
yang mencukupi untuk agregat, aspal emulsi, bahan pengisi, bahan tambah dan air untuk
menjaga pemasokan yang memenuhi pengendalian takaran.
Mesin yang terpasang pada truk akan lebih cocok untuk pelaksanaan dengan lebar
terbatas, dan pelataran parkir.
SKh-1.6.7- 8
3) Peralatan Penakaran
Pengukur volume atau berat tersendiri untuk penakaran setiap material yang akan dipakai
pada campuran (seperti agregat, bahan pengisi, aspal emulsi, dan bahan tambah) harus
tersedia dan mempunyai tanda batas secara jelas.
Alat penakaran biasanya berupa konter berputar dan digunakan pada kalibrasi material
serta penentuan keluaran hasil campuran pada setiap waktu.
4) Peralatan Penghampar
Kotak penghampar harus dilengkapi pencegah terbuangnya slurry seal dari semua sisi
dan dengan penyipat yang lentur yang dapat diatur. Alat juga harus mampu meratakan
agar dapat mengkompensasi deviasi pada geometri perkerasan. Kotak penghampar harus
bebas dari penumpukan aspal dan agregat. Alat penyipat harus tetap lentur pada setiap
saat.
5) Kalibrasi
Setiap bagian slurry seal yang akan digunakan harus dikalibrasi dan disaksikan oleh
Direksi Pekerjaan sebelum pelaksanaan. Tidak diizinkan penggunaan peralatan untuk
pelaksanaan pekerjaan sebelum dikalibrasi secara menyeluruh dan/atau diterima.
1) Kemajuan Pekerjaan
Campuran slurry tidak boleh diproduksi bilamana tidak cukup tersedia peralatan
pengangkutan, penghamparan, atau pembentukan, atau pekerja, yang dapat menjamin
kemajuan pekerjaan dengan tingkat kecepatan minimum 60% kapasitas mesin
pencampur.
Bahan aspal emulsi harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi perubahan
sifat – sifat aspal emulsi selama masa penyimpanan sampai dengan pencampuran di
lapangan. Sebelum pencampuran dimulai setiap hari, harus ada aspal emulsi yang siap
dikirim ke mesin pencampur.
3) Penyiapan Agregat
b) Bila diperlukan untuk memenuhi gradasi yang disyaratkan, maka bahan pengisi
(filler) harus ditakar sehingga kebutuhan per satuan pengukuran agregat dapat
diketahui secara pasti.
4) Penyiapan Campuran
Agregat kering yang disiapkan harus digabung dalam pusat pengolah mesin pencampur
dalam proporsi yang akan menghasilkan fraksi agregat sesuai yang disyaratkan. Bahan
aspal emulsi harus diukur dan dimasukkan ke dalam mesin pencampur.
SKh-1.6.7- 9
SKh-1.6.7.6 PENYIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
1) Verifikasi
Lokasi percobaan yang akan dihampar ditentukan oleh Direksi Pekerjaan sebelum
pelaksanaan dimulai. Direksi Pekerjaan akan memeriksa pekerjaan percobaan untuk
diverifikasi kesesuaiannya dengan spesifikasi yang disyaratkan. Bila terjadi kegagalan
dalam percobaan penghamparan ini, maka harus dilakukan percobaan kembali, sampai
didapatkan pecobaan yang memuaskan.
Kewajiban Penyedia Jasa untuk menyediakan pengaturan lalu lintas, seperti penghalang,
pengarah, konus, tanda peringatan, personil pemegang bendera dll, untuk melindungi
slurry yang belum mengering dari lalu lintas dan menyediakan keselamatan pada daerah
pekerjaan. Setiap kerusakan pada slurry yang belum mengering akan menjadi tangung
jawab Penyedia Jasa dan harus diperbaiki sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
4) Lapis Perekat
Bila diperlukan, Penyedia Jasa harus memberikan lapis Perekat atau penutup kedua slurry
seal pada perkerasan beton, atau pada perkerasan yang menyerap slurry cukup tinggi.
Apabila diperlukan lapis perekat, campurkan satu bagian emulsi dengan tiga bagian air
untuk lapis perekat dengan menggunakan jenis aspal emulsi yang sama seperti untuk
yang dipakai pada slurry.
Tingkat penyemprotan yang diperlukan adalah 0,22 lt/m2 sampai 0,44 lt/m2. Semua
kotoran dan bahan yang tidak dipergunakan harus dibuang.
1) Penyemprotan Air
Bila kondisi memerlukan, maka perkerasan harus disemprot dengan kabut air didepan
kotak penghampar. Air yang digunakan pada penyemprotan di permukaan tersebut agar
permukaan cukup basah tapi tidak ada air yang menggenang didepan kotak penghampar.
Penyemprotan air 0,22 lt/m2 sampai 0,68 lt/m2.
2) Kestabilan Campuran
Slurry harus cukup stabil saat dihampar sehingga emulsi tidak pecah, tidak ada
pemisahan bagian agregat yang halus dengan yang kasar dan cairan campuran tidak
mengalir di permukaan perkerasan.
3) Sambungan
Tidak terbentuk penimbunan yang berlebihan atau ketidak rapihan diizinkan pada
sambungan melintang atau memanjang. Tumpang tindih yang berlebihan tidak diizinkan
pada sambungan memanjang. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan penghampar
SKh-1.6.7- 10
dengan lebar yang memadai untuk dapat menghasilkan jumlah sambungan memanjang
seminimum mungkin. Sambungan memanjang harus ditempatkan sepanjang lajur
perkerasan.
4) Pekerjaan Manual
Pada daerah dimana kotak penghampar tidak dapat digunakan, slurry harus dihamparkan
secara manual untuk mendapatkan penutupan yang menyeluruh dan merata. Setiap
sambungan atau retak yang tidak terisi oleh slurry harus diperbaiki secara manual.
Seluruh pekerjaan secara manual harus selesai sewaktu proses penghamparan dengan
mesin.
5) Kerapihan Pekerjaan
Garis lurus sepanjang kereb dan bahu jalan harus rapih. Tidak boleh ada bagian tercecer
pada bagian ini yang diizinkan. Garis sepanjang simpangan jalan harus dipelihara tetap
lurus. Slurry harus dihampar dekat dengan kereb atau pada suatu jarak tertentu sesuai
petunjuk Direksi Pekerjaan.
6) Penggilasan
Penggilasan dan pemadatan secara umum tidak diperlukan, namun untuk daerah dengan
volume lalu lintas berat dan adanya belokan dengan kecepatan rendah, umpamanya pada
simpangan jalan, penggilasan mungkin akan diperlukan. Perkerasan slurry harus digilas
oleh pemadat roda pneumatik dan dilengkapi dengan sistem penyemprot air. Perkerasan
slurry harus digilas minimum 5 gilasan dengan alat pemadat. Penggilasan tidak boleh
dilakukan sebelum slurry telah cukup matang sehingga tidak terdapat bagian yang
melekat pada roda penggilas.
7) Perawatan
Lalu lintas tidak diizinkan lewat diatas slurry sampai benar - benar matang, sehingga
cukup kuat agar slurry tidak rusak. Setiap slurry yang rusak sebelum matang harus
diperbaiki sampai memuaskan dengan biaya dari Penyedia Jasa.
8) Pembersihan
Semua perlengkapan jalan yang ada seperti lobang saluran, dll, harus dikembalikan pada
posisi awal. Penyedia Jasa harus membuang semua bahan yang tidak digunakan dan debu
dari lokasi penghamparan sebelum penerimaan pekerjaan akhir.
Penyedia Jasa harus menyimpan catatan dari seluruh pengujian dan catatan ini harus
dikirimkan kepada Direksi Pekerjaan secara terus – menerus tanpa keterlambatan.
SKh-1.6.7- 11
SKh-1.6.7.9 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1) Pengukuran Pekerjaan
a) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran pelapisan campuran slurry adalah meter
persegi yang terhampar di lapangan, disetujui/diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Dihitung sebagai hasil perkalian panjang ruas yang diukur dan lebar yang diterima.
b) Kuantitas yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi dengan
takaran penghamparan kurang dari yang dapat diterima atau setiap bagian yang
terkelupas. Lokasi dengan kadar aspal yang tidak memenuhi ketentuan toleransi tidak
akan diterima untuk pembayaran.
2) Dasar Pembayaran
Daerah yang dilapisi campuran slurry dan diterima oleh Direksi akan diukur dilapangan
yaitu panjang dan lebar dalam meter persegi. Pembayaran ini akan dipertimbangkan
sebagai kompensasi penuh dari pembersihan, pembuangan kotoran, seluruh bahan
termasuk bahan pengisi, air dan bahan tambah, pekerja, peralatan, alat bantu,
pemeliharaan dan pengendalian lalu lintas yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan.
SKh-1.6.7- 12