You are on page 1of 8

Untuk film yang berdasarkan novel ini, lihat Harry Potter and the Deathly Hallows.

Harry Potter dan Relikui Kematian

Penulis J. K. Rowling
Harry Potter dan Relikui
Judul asli
Kematian
Penerjemah Listiana Srisanti
• Mary GrandPré (Amerika
Serikat, RI)
Ilustrator • Jason Cockcroft (UK)
William Webb dan Michael
Wildsmith (UK adult)
Negara Inggris Raya
Bahasa Bahasa Indonesia
Serial Harry Potter
Genre Fiksi, Fantasi
Gramedia (Indonesia)
Penerbit Bloomsbury Publishing PLC (Britania
Raya), Scholastic Press (AS)
13 Januari 2008 (hardcover),
Tanggal terbit
26 Januari 2008 (softcover)
Terbitan dalam
21 Juli 2007
Bahasa Inggris
Halaman 608 (Britania Raya), 759 (AS)
Harry Potter dan Pangeran
Seri sebelumnya
Berdarah-Campuran
Seri lanjutan tidak ada

Harry Potter dan Relikui Kematian (Inggris: Harry Potter and the Deathly Hallows)
adalah buku ketujuh dan terakhir dari seri novel Harry Potter oleh J. K. Rowling.

Versi terjemahan dalam bahasa Indonesia ini akan diterbitkan dalam versi hardcover dan
softcover, masing-masing pada 13 dan 26 Januari 2008.[1] Sebelumnya, versi bahasa Inggris
Deathly Hallows, diluncurkan secara serentak di seluruh dunia di 93 negara[2], pada tanggal
21 Juli 2007, satu menit setelah tengah malam (00:01), British Summer Time.
Judul buku ini diumumkan pada 21 Desember 2006 melalui situs web Rowling, dan
dikonfirmasikan tak lama kemudian oleh penerbitnya.[3] Rowling menyatakan bahwa seri
terakhir ini berkaitan erat dengan buku sebelumnya, Harry Potter dan Pangeran Berdarah-
Campuran, yang menurutnya "hampir seperti dua bagian dari satu novel".[4] Rowling
meninggalkan sebuah pernyataan yang ditandatangani, tertulis di sebuah patung dada pualam
di Hotel Balmoral, Edinburgh, yang menyatakan;

"JK Rowling telah selesai menulis Harry Potter and the Deathly Hallows di ruangan
ini (652) pada 11 Januari 2007."[5]

Dalam situsnya pada 6 Februari 2007, Rowling menyatakan

"Walaupun saya menyukai setiap buku Potter sebelumnya, 'Deathly Hallows' adalah
favorit saya, dan ini adalah sebuah cara yang sangat menyenangkan untuk
menyelesaikan serial ini."[6]

Buku ini mendapat predikat best-seller di Amazon dan Barnes and Noble hanya beberapa jam
setelah tanggal peluncurannya diumumkan.[7]

Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Ringkasan cerita
o 1.1 Meninggalkan rumah Dursley
o 1.2 Pencarian Horcrux
o 1.3 Relikui Kematian
o 1.4 Pertempuran Hogwarts
o 1.5 Epilog
 2 Komentar dan suplemen dari Rowling
 3 Ringkasan cerita di sampul buku
o 3.1 Edisi Britania Raya
o 3.2 Edisi Amerika Serikat
 4 Referensi
 5 Pranala luar

[sunting] Ringkasan cerita


Perhatian: Bagian di bawah ini mungkin akan membeberkan isi cerita yang penting atau
akhir kisahnya.

[sunting] Meninggalkan rumah Dursley

Harry Potter memasuki umur 17 tahun di mana ia mencapai umur kedewasaan secara dunia
sihir. Sebelum berumur 17 tahun, Harry masih terlindung dari Voldemort selama ia tinggal di
rumah keluarga Dursley yang memiliki pertalian darah dengannya. Dengan memasuki umur
kedewasaannya, mantera itu akan terangkat dengan sendirinya dan mengharuskan Harry
untuk melindungi dirinya sendiri.

Atas informasi dari Severus Snape, Lord Voldemort dan para pengikutnya mengetahui
informasi mengenai akan terangkatnya mantera perlindungan ini dan berencana untuk
menyergap Harry ketika ia akan meninggalkan rumah keluarga Dursley. Voldemort juga
sedang mencari tongkat sihir baru yang dapat mengatasi tongkat sihir Harry. Sesaat sebelum
mantera perlindungan Harry berakhir, keluarga Dursley diamankan ke tempat yang
dirahasiakan, dan beberapa anggota Orde Phoenix tiba untuk mengawal Harry ke tempat
yang aman. Enam orang menyamar sebagai Harry, tapi Harry yang asli ketahuan dalam
perjalanan dan diserang oleh Voldemort dan para Pelahap Mautnya. Harry berhasil melarikan
diri ke rumah keluarga Weasley, the Burrow, tapi Hedwig dan Mad-Eye Moody terbunuh
dalam pertempuran.

Beberapa hari kemudian, Menteri Sihir Rufus Scrimgeour tiba di kediaman Weasley dan
memberikan warisan Dumbledore untuk mereka: Deluminator untuk Ron (alat seperti korek
api yang dapat memadamkan/menyalakan cahaya); buku mengenai kisah anak-anak sihir
untuk Hermione; dan untuk Harry, pedang Godric Gryffindor dan Snitch pertama yang
ditangkap Harry dalam pertandingan Quidditch pertamanya. Namun demikian, pedang
Gryffindor ditahan oleh Menteri Sihir, karena kementerian berpendapat bahwa pedang
tersebut bukanlah milik Dumbledore. Belakangan, dari Snitch itu muncul sebuah petunjuk
yang ditulis oleh Dumbledore: "Aku membuka pada penutup" (bahasa Inggris: "I open at the
close"). Walaupun ketiganya belum dapat mengetahui mengapa Dumbledore meninggalkan
masing-masing mereka benda-benda tersebut, mereka mempercayai bahwa benda-benda itu
dimaksudkan entah bagaimana untuk membantu mereka menemukan [horcrux-horcrux]
Voldemort.

[sunting] Pencarian Horcrux

Dalam resepsi pernikahan Bill Weasley dan Fleur Delacour, Patronus dari Kingsley
Shacklebolt muncul dengan peringatan bahwa Kementerian Sihir telah jatuh dan para Pelahap
Maut sedang mendatangi mereka. Harry, Ron, dan Hermione melarikan diri dengan
berdisapparate, dan akhirnya berlindung di markas besar Orde Phoenix yang telah
ditinggalkan di Grimmauld Place nomor dua belas, rumah yang diwarisi Harry dari Sirius
Black. Di rumah ini, Harry mendapati bahwa ternyata adik Sirius, Regulus yang tewas oleh
Voldemort, memiliki nama Regulus Arcturus Black yang berinisial sama dengan "R.A.B."
yakni orang yang mengambil Horcrux liontin Salazar Slytherin dari gua pinggir laut yang
tersembunyi.[HP6] Hermione teringat pernah melihat sebuah liontin di antara barang-barang
milik Kreacher, peri rumah di tempat itu. Kreacher merujuk Mundungus Fletcher yang
mengakui telah mencuri liontin itu dari si peri rumah dan menggunakannya untuk menyogok
Dolores Umbridge. Yakin bahwa liontin itu salah satu Horcrux yang sedang mereka cari,
ketiganya memasuki Kementerian Sihir menggunakan samaran Ramuan Polijus. Mereka
berhasil mengambil liontin itu dari leher Umbridge tanpa disadarinya, tapi tempat
persembunyian mereka di Grimmauld Place berhasil diketahui musuh.

Ketiga sahabat itu melarikan diri. Mereka tidak berhasil membuka apalagi menghancurkan
liontin itu, dan bergantian memakai liontin itu untuk menjaganya. Mereka juga berhasil
mengetahui bahwa pedang "warisan Dumbledore" yang ditahan oleh kementerian sebenarnya
adalah pedang tiruan; dan bahwa pedang Gryffindor yang aslilah yang dapat menghancurkan
Horcrux-Horcrux itu. Harry hendak mencari pedang itu, tapi Ron, yang khawatir akan
keamanan keluarga dan kecewa karena ternyata Harry tidak memiliki rencana apa pun dari
Dumbledore, meninggalkan Harry dan Hermione. Keduanya kemudian pergi ke Godric's
Hollow untuk mencari pedang itu. Di sana, mereka disergap oleh Voldemort dan Nagini.
Ketika mereka berhasil melarikan diri, Hermione tanpa sengaja mematahkan tongkat sihir
Harry.

Di Hutan Dean, Harry melihat sebuah Patronus berbentuk Rusa betina di dekat tempat
mereka berkemah. Patronus itu membawanya ke sebuah kolam es berisikan pedang
Gryffindor. Ketika Harry berusaha untuk menyelam ke dalam kolam es untuk mengambil
pedang tersebut, Horcrux liontin yang dikenakannya tiba-tiba mengetat dan berusaha
mencekik lehernya. Ron, yang menggunakan Deluminator untuk mencari Harry dan
Hermione, tiba dan berhasil menyelamatkan Harry dari tenggelam di kolam itu, mengambil
pedang, dan kemudian berhasil menghancurkan liontin itu. Ron memperingatkan Harry dan
Hermione bahwa nama Voldemort sekarang telah menjadi dimanterai Tabu - sehingga orang
yang berani menyebut nama itu akan menyebabkan tempatnya bersembunyi akan tersingkap..

[sunting] Relikui Kematian

Simbol Relikui Kematian (the Deathly Halows)

Ketiga sahabat pergi mengunjungi Xenophilius Lovegood, ayah Luna, untuk menanyakan
mengenai simbol yang pernah mereka lihat digunakan oleh Xenophilius dan simbol yang
sama dengan simbol yang ada di buku anak-anak milik Hermione. Lovegood menyatakan
bahwa simbol itu adalah simbol dari Relikui Kematian (the Deathly Hallows), tiga benda
legendaris yang dapat menaklukkan kematian: Tongkat sihir Elder (Elder Wand), Batu
Kebangkitan (Resurrection Stone), dan Jubah Gaib. Ketika ditekan mengenai keberadaan
Luna, Lovegood mengakui bahwa para Pelahap Maut telah menculik putrinya; dan bahwa ia
juga telah memberitahu Kementerian Sihir (yang telah dikontrol oleh para Pelahap Maut)
mengenai keberadaan ketiganya; namun mereka berhasil melarikan diri.

Beberapa pemburu harta karun menangkap ketiganya di perkemahan mereka setelah Harry
secara ceroboh menyebut nama Voldemort. Mereka dipenjarakan di rumah keluarga Malfoy,
bersama-sama dengan Luna Lovegood, Dean Thomas, Ollivander si pembuat tongkat sihir,
dan goblin Griphook. Ketika menemukan pedang Gryffindor di antara milik mereka,
Bellatrix Lestrange mencurigai bahwa mereka telah mencuri masuk ke tempat penyimpanan
miliknya di Bank Gringott. Bellatrix menyiksa Hermione untuk mendapatkan informasi.
Dobby berapparate ke penjara bawah tanah tempat mereka semua disekap dan
menyelamatkan mereka. Petter Pettigrew turun ke bawah tanah untuk menyelidiki kegaduhan
dan mencekik Harry, yang mengingatkan bahwa Pettigrew berhutang nyawa kepadanya.[HP3]
Cengkeraman Pettigrew melemah, tangan peraknya terlepas dan mencekik tuannya sendiri
sampai mati sebagai balasan hutang nyawa itu. Harry dan Ron berlarian menaiki tangga
untuk menyelamatkan Hermione. Ron melucuti Bellatrix sementara Harry mengalahkan dan
mengambil tongkat sihir Draco. Dobby muncul kembali dan mereka berempat berapparate ke
rumah Bill dan Fleur Weasley. Sesaat sebelum mereka menghilang, Bellatrix melemparkan
pisau dan secara fatal menembus tubuh Dobby.

Di kediaman Bill, Ollivander membenarkan akan keberadaan Tongkat Elder itu. Ia juga
mengungkapkan bahwa sebuah tongkat sihir dapat memilih untuk berganti ke tuan yang baru
jika pemiliknya dikalahkan atau dilucuti. Tindakan Bellatrix meyakinkan ketiga sahabat itu
bahwa ada Horcrux lain yang disembunyikan di lemari besi Lestrange. Dengan bantuan
Griphook, mereka memasuki Gringotts dan berhasil mengambil Horcrux yang lainnya, Piala
Helga Hufflepuff. Griphook mencuri pedang Gryffindor, karena menganggap bahwa pedang
itu sesungguhnya adalah milik kaum Goblin, dan ketiga sahabat berhasil melarikan Horcrux
Piala itu. Dengan kejadian ini, Voldemort, yang berhasil mencuri Tongkat Elder dari makam
Dumbledore, menyadari sepenuhnya bahwa Harry Potter dan sahabat-sahabatnya sedang
mencari dan menghancurkan Horcrux-Horcruxnya. Secara tidak sengaja, pikiran Harry
terhubung dengan pikiran Voldemort yang mengungkapkan bahwa ada satu lagi Horcrux
yang disembunyikan di Hogwarts. Harry segera menyadari bahwa Horcrux di Hogwarts ini
adalah Mahkota Rowena Ravenclaw.

[sunting] Pertempuran Hogwarts

Di Hogsmeade, Aberforth Dumbledore membantu Harry, Ron, dan Hermione untuk


menyelinap masuk ke Hogwarts. Harry memperingatkan para staf pengajar Hogwarts bahwa
Voldemort akan segera datang menyerbu. Orde Phoenix, Laskar Dombledore, para pelajar,
dan banyak alumni Hogwarts tiba di sana ketika para pengikut Voldemort tiba menyerang.
Pertempuran ini memakan banyak korban, di antaranya adalah Fred Weasley, Remus Lupin,
Nymphadora Tonks, dan Colin Creevey. Sementara Harry mencari Horcrux Mahkota itu, Ron
dan Hermione memasuki Kamar Rahasia untuk mengambil taring ular Basilisk yang dahulu
dibunuh oleh Harry.[HP2] Hermione menggunakan taring itu untuk menghancurkan Horcrux
Piala Hufflepuff. Dalam pencarian itu, Harry kemudian teringat bahwa ia pernah melihat
Mahkota itu di Kamar Kebutuhan. Di kamar itu, ketiganya diserang oleh Malfoy, Crabbe, dan
Goyle. Crabbe mempergunakan mantera Fiendfyre yang sangat kuat yang malah membunuh
dirinya sendiri dan juga menghancurkan mahkota itu.

Pikiran Harry terhubung dengan pikiran Voldemort kembali, dan ketiganya segera pergi ke
Shrieking Shack. Mereka mendengar Voldemort memberitahu Snape bahwa Tongkat Elder
tidak dapat digunakannya dengan baik dikarenakan Snape telah menjadi tuan atas Tongkat itu
setelah Snape membunuh pemilik Tongkat itu sebelumnya, Albus Dumbledore.[HP6]
Voldemort yakin bahwa dengan membunuh Snape maka Tongkat itu akan menjadi miliknya
seutuhnya. Ia menyuruh Nagini untuk membunuh Snape, kemudian pergi ke Hogwarts.
Ketika Snape sedang jatuh sekarat, ia memberikan Harry memorinya. Memori ini kemudian
mengungkapkan bahwa Snape, sekalipun tidak sepenuhnya baik, adalah orang yang setia
kepada Dumbledore, didorong oleh cinta seumur hidupnya kepada ibu Harry, Lily Potter.
Dumbledore, yang hidupnya sudah tidak lama lagi akibat kutukan yang mengenainya dari
Horcrux Cincin Gaunt, telah menyuruh Snape untuk membunuh Dumbledore bila perlu,
untuk melindungi peranan Snape dalam Orde Phoenix dan juga untuk menggantikan Draco
Malfoy yang ditugasi Voldemort untuk membunuh kepala sekolahnya. Adalah Snape juga
yang mengirimkan Patronus Rusa betina yang mengantar Harry ke pedang Gryffindor.
Memori itu juga mengungkapkan bahwa Harry sendiri adalah Horcrux — Voldemort tidak
akan dapat dibunuh selama Harry masih hidup.
Pasrah akan nasibnya, Harry pergi seorang diri ke Hutan Terlarang di mana Voldemort telah
menunggu. Dalam perjalan itu, Harry menemukan petunjuk dari Snitch, yang membuka dan
di dalamnya terdapat Batu Kebangkitan. Harry memanggil arwah dari orang tuanya, Sirius
Black dan Remus Lupin, yang menenangkan dan menemaninya ke tempat Voldemort. Ia
kemudian membiarkan kutukan Voldemort, Avada Kedavra, mengenai dirinya. Harry
terbangun di suatu tempat seperti di dunia lain dan tidak yakin apakah ia masih hidup atau
sudah mati. Albus Dumbledore muncul dan menjelaskan bahwa bagian jiwa Voldemort yang
berada di dalam diri Harry telah dihancurkan oleh kutukan pembunuh itu. Ia menjelaskan
juga bahwa seperti Voldemort tidak dapat dibunuh sementara bagian jiwanya masih tersisa,
maka Harry juga tidak dapat dibunuh sementara darahnya masih mengalir di tubuh
Voldemort. Harry, yang berhasil "mengalahkan maut" dengan menyatukan ketiga Relikui
Kematian, mendapat pilihan untuk "meninggalkan dunia" atau kembali hidup di dunia.

Harry hidup kembali, tapi ia berpura-pura telah tewas. Voldemort menyuruh Hagrid untuk
membawa Harry ke Hogwarts sebagai tanda kemenangan. Ketika pertempuran memanas
kembali, Harry memakaikan dirinya sendiri Jubah Gaib. Neville menarik pedang Gryffindor
dari Topi Seleksi dan berhasil memenggal kepala Nagini, menghancurkan Horcrux terakhir.
Penduduk desa Hogsmeade, para Centaurus dari hutan, dan para peri rumah Hogwarts ikut
masuk dalam pertempuran melawan para Pelahap Maut, yang mulai berbalik kalah unggul
dalam jumlah. Di dalam puri, McGonagall, Kingsley, dan Slughorn berduel melawan
Voldemort; sementara Ginny, Hermione, dan Luna melawan Bellatrix Lestrange. Ketika
sebuah kutukan pembunuh hampir mengenai Ginny, Molly Weasley terjun ke pertempuran,
mendorong para gadis menjauh, dan dengan sengit bertempur dengan Bellatrix. Ia berhasil
membunuh Bellatrix dengan manteranya. Harry menampakkan dirinya kembali dan
menantang Voldemort. Harry berhasil menyimpulkan bahwa Voldemort bukanlah pemilik
sejati dari Tongkat Elder. Ketika Draco Malfoy melucuti Dumbledore di Menara Astronomi,
Draco tanpa sadar telah menjadi pemilik Tongkat Elder; dan ketika Harry belakangan
merebut tongkat Draco, ia sendiri menjadi pemilik baru yang sejati dari Tongkat Elder.
Voldemort melemparkan Kutukan Pembunuh kepada Harry yang dilawan Harry dengan
Mantera Pelucutan Senjata; namun Tongkat Elder melindungi tuannya sehingga kutukan
Voldemort memantul dan berbalik membunuh Voldemort sendiri.

Setelah pertempuran berakhir, Harry mendatangi lukisan Dumbledore. Ia memberitahu


bahwa ia akan menyimpan Jubah Gaib itu, tapi untuk mencegah ketiga Relikui Kematian itu
bersatu kembali, Batu Kebangkitan akan dibiarkan di tempat ia terjatuh di Hutan Terlarang,
dan Tongkat Elder akan dikembalikan ke makam Dumbledore. Jika Harry kelak meninggal
tanpa terkalahkan, maka kekuatan Tongkat Elder akan padam seiring dengan kematiannya.
Lukisan Dumbledore menganggukkan persetujuannya. Sebelum menempatkan Tongkat Elder
kembali ke makam itu, Harry mempergunakannya untuk memperbaiki tongkat sihirnya
sendiri yang telah patah.

[sunting] Epilog

Sembilan belas tahun kemudian, Harry telah menikah dengan Ginny Weasley, dan mereka
memiliki tiga anak bernama James Sirius, Albus Severus, dan Lily Luna. Ron dan Hermione
juga menikah dan memiliki dua anak, Rose dan Hugo. Keluarga-keluarga itu bertemu di
Stasiun King's Cross, di mana Albus akan memasuki tahun pertamanya bersekolah di
Hogwarts. James, anak pertama mereka, sudah bersekolah di Hogwarts, sementara Lily baru
akan masuk ke Hogwarts dua tahun kemudian.
Anak baptis Harry yang berumur sembilan belas tahun, Teddy Lupin, ditemukan berpapasan
dengan Victoire Weasley (putri Bill dan Fleur) di salah satu kompartemen kereta. Teddy
tampaknya sangat dekat dengan keluarga Potter, dengan perkataan Harry, "Ia sudah datang
untuk makan malam bersama empat kali seminggu."

Harry juga melihat Draco Malfoy dan istrinya bersama putra mereka, Scorpius. Malfoy
menganggukkan kepala singkat ke Harry, kemudian pergi.

Harry menenangkan Albus, yang khawatir akan masuk ke Slytherin. memberitahu bahwa
Severus Snape, dari mana nama Severus diambil, adalah seorang Slytherin dan ia adalah
orang yang paling berani yang pernah ditemuinya. Harry juga membocorkan bahwa Topi
Seleksi akan mengikuti pilihan seseorang.

Neville Longbottom telah menjadi guru Herbologi dan berteman baik dengan Harry.

Buku ini diakhiri dengan pengungkapan bahwa bekas luka Harry tidak pernah sakit lagi
selama sembilan belas tahun sejak Pangeran Kegelapan dikalahkan, dan semuanya berjalan
dengan baik.

Pembeberan isi cerita berakhir di sini.

[sunting] Komentar dan suplemen dari Rowling


Dalam sebuah wawancara[8] dan online chat,[9][10][11] Rowling memberikan informasi tambahan
mengenai masa depan dari para tokoh utama yang tidak jadi dituliskannya di bagian epilog.
Ia menyatakan:

 Harry menjadi seorang Auror di Kementerian Sihir dan kemudian diangkat


sebagai Kepala Departemennya. Ia tetap menyimpan motor Sirius yang sudah
diperbaiki oleh Arthur Weasley, tapi ia sudah tidak lagi bisa berbicara
Parseltongue setelah hancurnya bagian jiwa Voldemort yang ada di dalam
dirinya.
 Ginny Weasley bermain untuk tim Quidditch Inggris dan Irlandia, Holyhead
Harpies selama beberapa waktu, dan kemudian menjadi jurnalis kepala untuk
Quidditch di Daily Prophet.
 Ron bekerja selama beberapa saat bersama George di tokonya, Weasleys'
Wizard Wheezes, dan belakangan menyusul Harry menjadi Auror.
 Hermione menemui orang tuanya di Australia dan menarik Mantera
Perubahan Memori yang dikenakannya kepada mereka. Ia pada mulanya
bekerja di Kementrian Sihir pada Departemen Pengaturan dan Pengawasan
Makhluk Gaib, secara besar-besaran memperbaiki kehidupan para peri-rumah
dan makhluk sejenisnya. Ia belakangan pindah ke Departemen Pelaksanaan
Hukum Sihir dan membantu menghapuskan hukum yang sangat pro-darah
murni.
 Rowling menjelaskan bahwa Albus Dumbledore adalah seorang yang
berorientasi gay tetapi mengalami cinta tak berbalas dengan Gellert
Grindelwald.[12]

Rowling juga menceritakan tentang masa depan para tokoh lainnya:


 George Weasley menjalankan toko leluconnya yang sangat berhasil, yang
dibantu Ron pada awalnya. George menamai anak pertamanya Fred,
mengikuti kembarannya yang telah tewas.
 Luna Lovegood berpetualang ke berbagai tempat di dunia untuk mencari
makhluk-makhluk yang aneh dan unik. Ia akhirnya menikah dengan Rolf,
cucu dari seorang naturalis terkenal, Newt Scamander, penulis buku Hewan-
hewan Fantastis dan Di Mana Mereka Bisa Ditemukan.[11] Majalah sihir milik
ayahnya, The Quibbler, telah kembali ke kondisi biasanya yang "memuat
berita-berita aneh" dan dihargai untuk humornya yang tak disengaja.
 Firenze diterima kembali ke kawanannya, yang akhirnya mengakui bahwa
kecenderungannya yang pro-manusia bukanlah sesuatu yang memalukan
tetapi terhormat.
 Dolores Umbridge ditahan, diinterogasi, dan dipenjarakan atas kejahatan
terhadap para penyihir kelahiran Muggle.
 Cho Chang menikahi seorang Muggle.[13]
 Neville Longbottom akhirnya menikah dengan Hannah Abbott.[14]

Terjadi perubahan besar di dunia sihir secara luas:

 Kingsley Shacklebolt menjadi Menteri Sihir, dengan Percy Weasley yang


bekerja di bawahnya sebagai pejabat tinggi. Salah satu reformasi yang dibuat
oleh Shacklebolt, Azkaban tidak lagi mempergunakan Dementor sebagai
penjaganya. Hasilnya, dunia menjadi "tempat yang lebih cerah".
 Harry, Ron, dan Hermione juga telah mewarnai perubahan Kementerian
menurut kemampuan mereka masing-masing.
 Di Hogwarts, Asrama Slytherin menjadi lebih cerah dan tidak lagi menjadi
kubu darah-murni sebagaimana yang pernah terjadi sebelumnya. Namun
demikian, reputasi gelapnya tetap ada.
 Kutukan Voldemort atas posisi Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam juga turut
lenyap menyusul kematiannya, sehingga sekarang sudah ada guru Pertahanan
yang permanen.
 Lukisan Snape, yang sebentar saja menjabat Kepala Sekolah Hogwarts setelah
kematian Dumbledore, tidak muncul di dinding kantor kepala sekolah karena
ia meninggalkan posnya. Harry berusaha untuk melobi agar lukisan Snape
ditambahkan di sana, dan mengungkapkan kepada semua orang akan kesetiaan
Snape yang sesungguhnya.

You might also like