Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya setiap lingkungan baru akan menghadirkan suasana yang tidak
nyaman bagi sebagian orang. Hal ini dikarenakan seseorang yang memasuki
lingkungan baru dituntut untuk mempunyai kemampuan beradaptasi (menyesuaikan
diri) baik secara fisik maupun psikologis. Lingkungan baru disini adalah seggala
sesuatu atau situasi yang ada ditempat dimana mahasiswa melaksanakan studi yang
langsung maupun tidak langsung dalam mempengaruhi proses belajar, baik fisik
maupun non fisik (Gunarsa, 1987 : 57). Begitu pula halnya dengan Perguruan tinggi
sebagai lingkungan baru yang akan dituju oleh sebagian besar remaja yang telah lulus
SMU.
Perguruan tinggi senantiasa menghadirkan suasana kompetitif yang relatif
lebih ketat dibandingkan dengan sekolah umum. Disamping itu pada umumnya tugas-
tugas yang harus dikerjakan oleh seorang mahasiswa di perguruan tinggi relatif lebih
memiliki variasi dan berat, mahasiswa dituntut untuk belajar mandiri dan memiliki
penyesuaian diri yang baik serta kemampuan menganalisa dan berpikir secara
integratif.
Kondisi-kondisi tersebut akan menjadi sebuah culture chock atau guncangan
budaya bagi sebagian mahasiswa baru apabila mahasiswa baru tidak mempunyai
kemampuan untuk menghadapi lingkungan baru tersebut atau merasa tidak
mempunyai kemampuan. Salah catu contoh terjadinya culture shock adalah adanya
seorang mahasiswa yang sewaktu masih di SMU mempunyai prestasi yang cukup
tinggi, namun setelah masuk perguruan tinggi, prestasi belajarnya menurun. Hal ini
disebabkan sewaktu di SMU ia memiliki banyak teman yang dapat membantu dirinya
ketika dalam kesulitan, tetapi ketika berada di perguruan tinggi ia menjumpai banyak
perbedaan, khususnya teman baru yang berasal dari budaya yang berbeda.
Salah satu cara untuk mengurangi tingkat kecemasan dalam menghadapi
lingkungan yang baru ini adalah dengan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh
individu yaitu penilaian yang positif terhadap kemampuan diri. Seseorang yang
mempunyai persepsi yang positif terhadap kemampuannya dalam menghadapi tugas-
tugas atau lingkungan baru akan dapat mengurangi tingkat kecemasannya
dibandingkan dengan individu yang mempunyai persepsi negatif. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Afandi (1999) yang menemukan bahwa remaja yang memiliki
persepsi positif terhadap kemampuan berbahasa Inggris mempunyai kecemasan yang
cenderung rendah dalam menghadapi persaingan kerja.
Penilaian seseorang terhadap kemampuan diri yang dimiliki (self efficacy)
mempunyai peran yang sangat penting dalam proses perkembangan individu,
khususnya terkait dengan kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Penelitian membuktikan bahwa self efficacy ini berhubungan dengan prestasi kerja
(Sofia, 2002). Seseorang yang mempunyai self efficacy yang tinggi artinya ia
mempunyai kepercayaan diri dalam menghadapi situasi yang tidak menentu yang
mengandung kekaburan, tidak dapat diramalkan dan penuh tekanan, keyakinan akan
kemampuan dalam mengatasi masalah atau tantangan yang muncul, keyakinan
mencapai target yang telah ditetapkan, keyakinan akan kemampuan menumbuhkan
motivasi, kemampuan kognitif dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk
mencapai suatu hasil cenderung mempunyai prestasi ang baik.
Disamping itu self efficacy juga berhubungan secara negatif dengan tingkat
burn out. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Reza (2004) yang mengatakan bahwa
semakin tinggi self efficacy yang dimiliki oleh seseorang semakin rendah tingkat burn
out yang dimiliki dengan kata lain self efficacy dapat menurunkan tingkat burn out.
Senada dengan hasil penelitian diatas, Zidny (2004) menemukan hasil bahwa ada
pengaruh self efficacy tehadap stress kerja karyawan. Semakin tinggi self efficacy
semakin rendah tingkat stress yang dimiliki, begitu pula sebaliknya.
Melihat uraian tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Kecemasan Dalam
Menghadapi Lingkungan Baru Pada Mahasiswa Baru Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
2. Manfaat
a. Diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi Fakultas
Psikologi untuk mengembangkan mental psikologis dan meningkatkan potensi
mahasiswa baru
b. Diharapkan dapat menyediakan informasi ilmiah sebagai bahan
penelitian lanjutan
c. Diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi
mahasiswa baru untuk meningkatkan self efficacy dalam mengurangi tingkat
kecemasan dalam menghadapi lingkungan baru
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Self Efficacy
1.1. Pengertian Self Efficacy
Bandura (1986 : 391) mendefinisikan self efficacy sebagai penilaian seseorang
terhadap kemampuannya untuk mengorganisasikan dan melaksanakan sejumlah
tingkah laku yang sesuai dengan unjuk kerja (performance) yang dirancangnya.
Dengan perkataan lain self efficacy menurut Bandura adalah suatu pendapat atau
keyakinan yang dimiliki oleh seseorang mengenai kemampuannya dalam
menampilkan suatu bentuk perilaku dan hal ini berhubungan dengan situasi yang
dihadapi oleh seseorang tersebut. Sementara Schunk (2990 : 3) mengatakan bahwa
self efficacy adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk
mengendalikan kejadian-kejadian dalam kehidupannya. Baron dan Grennberg (dalam
Rahayu, 1997 : 38) menjelaskan bahwa pengertian self efficacy merupakan
kemampuan individu dalam menampilkan suatu perilaku untuk mengatasi masalah
atau situasi yang dihadapi.
2. Kecemasan
2.1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan menurut Chaplin (1989 : 32) merupakan suatu perasaan yang
berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab
khusus untuk ketakutan tersebut. Senada dengan hal tersebut, menurut Kartono
(1998:16) kecemasan adalah semacam kegelisahan atau kekhawatiran dan ketakutan
terhadap sesuatu yang tidak jelas sebabnya.
Tabel 1
Analisis Fungsional Kecemasan
a. Threat (ancaman)
b. Conflict (pertentangan)
c. Fear (ketakutan)
d. Unmet Needs (kebutuhan yang tidak terpenuhi)
Self efficacy juga menunjuk pada seberapa besar usaha yang akan diberikan
untuk mencapai hasil kerja yang optimal, khususnya dalam menghadapi tugas-tugas
dari lingkungannya. Lingkungan baru akan direspon oleh orang yang mempunyai self
efficacy yang tinggi dengan sikap dan perilaku yang positif, sehingga ketegangan dan
kecemasan yang dialami akan dapat di hindari atau diminimalkan.
Self Efficacy
1. Percaya diri
2. Kreatif dan inovatif
3. Kemampuan problem
solving
4. Semangat dan memiliki
motivasi yang kuat
Kecemasan menghadapi
lingkungan baru
5. Hipotesa Penelitian
Hipotesa akan diuji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : ada
pengaruh self efficacy terhadap kecemasan dalam menghadapi lingkungan baru.
III. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah explanatory research yaitu penelitian yang akan
menjelaskan pengaruh antara variabel penelitian dengan menguji hipotesa yang telah
diajukan melalui analisis statistik. Pendekatan dalam penelitian ini termasuk dalam
penelitian kuantitatif. Sedangkan rancangan penelitian ini adalah non eksperimen
dimana peneliti tidak memberikan perlakuan khusus (treatment) kepada sample
penelitian mengenai variable yang akan diteliti.
3. Definisi Operasional
Adapun definisi operasional variable dalam penelitian ini adalah :
Tabel 2
Blue Print Skala Self Efficacy
Tabel 3
Blue Print Skala Kecemasan Menghadapi Lingkungan Baru
Tabel 4
Rangkuman Butir Sahih Skala Self Efficacy
No. Indikator Butir Sahih Butir Gugur
1. Kepercayaan diri dalam 5,13,25,32 8,14,16,20,
menghadapi situasi yang tidak
menentu, mengandung
kekaburan, tidak dapat
diramalkan dan penuh
tantangan
2. Keyakinan akan kemampuan 1,2,3,19,21,28 6,10
mengatasi masalah atau
tantangan yang muncul
3. Keyainan mencapai target 9,11,12,18, 24,31 27,30
yang telah ditetapkan
4. Keyakinan kemampuan 22,23,26,29 4,7,15,17
menumbuhkan motivasi,
kognitif dan melakukan
tindakan yang diperlukan
untuk mencapai suatu hasil
Total 20 12
Tabel 5
Rangkuman Butir Sahih
Skala Kecemasan Menghadapi Lingkungan Baru
Subyek (N) X Y
Keterangan :
Subyek (N) = Nama-nama subyek penelitian
X = Nilai (skor) subyek untuk variable self efficacy
Y = Nilai (skor) subyek untuk variable kecemasan dalam menghadapi
lingkungan baru
IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Data
Deskripsi data merupakan penjabaran dari data yang diteliti untuk mengetahui
gambaran atau deskripsi tentang data dari subyek yang sedang diteliti. Untuk
mempermudah dalam mendeskripsikan data penelitian ini, peneliti menggunakan
perbandingan antara mean hipotetik (Mh) dengan mean empiric (Me) dengan
ketentuan jika Mh < Me, maka kecenderungan nilai variable tersebut tinggi.
Sebaliknya jiak Mh > Me maka kecenderungannya rendah.
Adapun hasil perhitungan dari Mh dan Me dari skala self efficacy dan
kecemasan menghadapi lingkungan baru dapat dilihat dalam table dibawah ini :
Tabel 6
Hasil perhitungan Mh dan Me
Variabel Mh Me Keterangan
Self Efficacy (X) 50 54,4 Tinggi
Kecemasan Dalam Menghadapi 60 50,6 Rendah
Lingkungan Baru (Y)
Dari table diatas dapat diketahui bahwa untuk skala self efficacy diperoleh Mh
= 50 < Me = 54,4, maka dapat disimpulkan bahwa self efficacy mahasiswa baru
cenderung tinggi. Sedangkan untuk skala kecemasan terhadap lingkungan baru
diperoleh Mh = 60 < Me = 50,6, dimana hal ini berarti bahwa kecemasan mahasiswa
baru terhadap lingkungan baru juga cenderung tinggi.
Tabel 7
Deskripsi Self Efficacy
Dari table 6 tersebut diatas dapat dilihat bahwa sample penelitian yang
berjumlah 131 memiliki penyebaran yang hamper merata antara tingkat tinggi dan
rendah, dimana terdapat 71 mahasiswa yang mempunyai self efficacy yang cenderung
tinggi dan 60 mahasiswa yang mempunyai self efficacy cenderung rendah.
Tabel 8
Deskripsi Kecemasan Dalam Menghadapi Lingkungan Baru
Dari table 7 tersebut diatas dapat dilihat bahwa sample penelitian yang
berjumlah 131 terdapat 117 mahasiswa yang memiliki kecemasan cenderung tinggi
dan terdapat 14 mahasiswa yang mempunyai kecemasan yang rendah.
Variabel N R r2 P Keterangan
Self Efficacy 131 0,926 0,858 0,000 Signifikan
Kecemasan terhadap
lingkugan baru
Tabel 10
Rangkuman Analisa Regresi
Model JK Db RK F P
Regresi 150.360 1 150.360 781.228 0,000
Residu 24.828 129 192,467
Total 175.188 130
C. Pembahasan
Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa ada pengaruh
yang sangat signifikan (F=781.228; P=000) antara self efficacy terhadap kecemasan
dalam menghadapi lingkungan baru pada mahasiswa angkatan 2005-2006 Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Dengan demikian hipotesa yang
diajukan oleh peneliti yang mengatakan ada pengaruh self efficacy terhadap
kecemasan menghadapi lingkungan baru diterima.
Seseorang yang sedang memasuki lingkungan baru yang biasanya
mengandung kekaburan peran dan memerlukan penyesuaian diri yang baru akan
mengalami kecemasan, ketegangan dan kekhawatiran terhadap rasa aman yang
selama ini telah dimilikinya. Keadaan yang serba baru ini tentunya memerlukan
kondisi kejiwaan yang stabil (positif) untuk dapat mengatasinya dengan baik,
sehingga ketegangan yang diakibatkan lingkungan yang baru tersebut dapat
diminimalkan atau dihilangkan.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh gunarsa (1988:53) bahwa hidup
manusia sejak lahir sampai mati tidak lain adalah perjuangan untuk menyesuaikan
diri. Seseorang akan dapat beraktifitas dengan baik jika memiliki kemampuan
penyesuaian diri yang baik, begitu pula sebaliknya jika individu tidak mempunyai
kemampuan penyesuaian diri yang baik maka ia akan mengalami banyak hambatan
dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
Self efficacy bukan sekedar estimasi yang kaku mengenai tindakan seseorang
menghadapi lingkungan dan mempersiapkan tentang apa yang terjadi di masa
mendatang, tetapi juga berperan sebagai seperangkat factor penentu dari bagaimana
seseorang tersebut harus berperilaku, bagaimana cara berpikirnya dan bagaimana
reaksi emosional yang ditunjukkan dalam mengatasi situasi tertentu. Konsep ini
berkaitan erat dengan kemampuan seseorang dalam menghadapi tekanan. Jika
seseorang dihadapkan pada keadaan yang potensial menekan maka self efficacy yang
dimilikinya akan mempengaruhi reaksinya terhadap situasi tersebut, tergantung
sejauhmana tingkatan self efficacy yang dimiliki.
Mahasiswa yang memiliki self efficacy yang tinggi akan mempunyai
kepercayaan diri yang kuat, sehingga ketika menghadapi tuntutan atau tekanan dari
lingkungan sekitar yang berbeda dan baru akan mampu menumbuhkan motivasi dan
mengelola kognitifnya untuk mengatasi masalah tersebut. Bahkan individu akan
mampu menetapkan target yang tepat dalam menghadapi masalah, sehingga akan
mempunyai hasil kinerja yang optimal. Keadaan ini tentunya akan dapat mengurangi
tingkat kecemasan seseorang terhadap lingkungan barunya karena dengan
kepercayaan diri yang dimiliki, ia dapat berinteraksi dengan baik terhadap
lingkungan. Ia akan mengerahkan segala upaya agar dapat diterima oleh
lingkungannya dan menjalankan tugas-tugas yang dituntut oleh lingkungannya
dengan baik.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tingkat self efficacy mahasiswa
baru Fakultas Psikologi cenderung tinggi, meskipun penyebarannya hamper rata.
Mahasiswa yang mempunyai self efficacy tinggi sebanyak 71 orang (54,2%)
sedangkan mahasiswa yang mempunyai self efficacy rendah sebanyak 60 orang
(45,8%). Angka 45,8 % yang dimiliki oleh mahasiswa baru Fakultas Psikologi masih
tergolong tinggi untuk kategori self efficacy rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
masih terdapat banyak mahasiswa yang dalam dirinya belum mempunyai keyakinan
diri yang baik dalam menghadapi tugas-tugas baru, lingkungan baru dan belum
mampu menumbuhkan motivasi dan kognitif yang baik dalam menghadapi tantangan
dalam dunia perguruan tinggi, sehingga masih membutuhkan dukungan dan
bimbingan yang cukup besar agar mahasiswa dapat mempunyai keyakinan dan
kepercayaan diri yang baik dalam melihat kemampuan diri sendiri.
Sementara itu kecemasan dalam menghadapi lingkungan baru cenderung
rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian diatas bahwa mahasiswa yang
mempunyai kecemasan tinggi hanya 14 orang (10,7 %) sedangkan mahasiswa yang
mempunyai kecemasan rendah 117 orang (89,3 %). Ini menunjukkan bahwa
mahasiswa Fakultas Psikologi dalam menghadapi lingkungan baru mempunyai cara-
cara atau metode yang cukup baik sehingga kecemasannya tergolong rendah. Dengan
kata lain mereka mempunyai kemampuan berinteraksi dengan baik, menyesuaikan
diri dengan baik dan tingkat sosialisasinya dalam kehidupan perguruan tinggi cukup
baik sehingga semuanya ini dapat mendukung tingkat kecemasan yang rendah.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sumbangan efektif variable self
efficacy terhadap tingkat kecemasan sebesar 85,8%, sehingga masih terdapat 14,2%
dipengaruhi factor lain. Sumbangan efektif yang sangat besar ini menunjukkan betapa
pentingnya peran self efficacy dalam menurunkan tingkat kecemasan seseorang
khususnya dalam menghadapi lingkungan baru. Namun demikian self efficacy bukan
merupakan satu-satunya factor yang dapat mempengaruhi kecemasan, masih ada
factor lain seperti dukungan social, kematangan emosi maupun persepsi seseorang
terhadap situasi yang menekan dan kemampuan material yang dimiliki.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Self efficacy mahasiswa Fakultas Psikologi UMM angkatan 2005-2006
cenderung tinggi
2. Kecemasan menghadapi lingkungan baru mahasiswa Fakultas Psikologi UMM
angkatan 2005-2006 cenderung rendah
3. Ada pengaruh yang sangat signifikan (F=781.228; P=0,000) antara self
efficacy terhadap kecemasan pada taraf signifikansi 5 %. Adapun sumbangan
efektif sebesar 85,8 % (r2= 0,858 x 100%). Ini berarti masih ada 14,2%
variable lain yang mempengaruhi kecemasan menghadapi lingkungan baru
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Berdasarkan hasil penelitian ini, tingkat self efficacy mahasiswa cenderung
tinggi, sehingga hal ini perlu ditingkatkan dengan tetap melakukan penafsiran
yang tepat terhadap masalah atau tuntutan lingkungan yang dihadapi dengan baik
atau tepat dan memperhatikan sumber daya yang dimiliki agar tidak terjadi
kontraproduktif antara harapan dan realitas.
2. Bagi Fakultas Psikologi UMM
Memperhatikan hasil penelitian ini diharapkan pihak Fakultas Psikologi dapat
mempertahankan kondisi positif mahasiswanya berkaitan dengan kecenderungan
self efficacy yang tinggi dengan cara menggali dan mengembangkan potensi
dimiliki mahasiswa melalui kegiatan-kegiatan yang diminati serta memberikan
pembinaan dan bimbingan tentang pola penyesuaian diri di lingkungan kampus
dan kemampuan problem solving yang efektif untuk mengurangi tingkat
kecemasan mahasiswa serta mengembangkan melalui pendidikan dan pelatihan
yang berkelanjutan.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan memperhatikan factor-faktor lain yang
mempengaruhi kedua variable penelitian, karakteristik sample yang digunakan
dalam penelitian serta instrument penelitian yang digunakan melalui indicator lain
dalam variable penelitian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
------------- (1986). Social Foundation of Thought and Action. Englewood Cliffs, New
Jersey : Prentice Hall Inc
Chaplin, C.P (1993). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta. Raja Grawendo Persada
Islamiyah, Siti N (2005). Hubungan Antara Kematangan emosi Dengan Self Efficacy
Pada Remaja. Fakultas Psikologi UMM. Skripsi. Tidak Diterbitkan
Kartono, K (1989). Hygine Mental dan Kesehatan Mental Dalam Islam. Bandung.
Mandar Maju
Maramis, W.F. (1992). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya. Erlangga University Perss
Schunk, D.H (1989). Introduction to The Section on Motivations and Efficacy. Journal
of Educational psychology. Vol. 82 no. 1-6
Zidny Deny I (2004). Pengaruh Self Efficacy Terhadap Stress Kerja Karyawan Di
Bagian Produksi PT. Jaya Serbaguna Bululawang Malang. Fakultas
Psikologi UMM. Sskripsi. Tidak Diterbitkan
INTISARI