You are on page 1of 27

c c

   
Hernia inguinalis merupakan kasus bedah digestif terbanyak setelah appendicitis. Sampai saat
ini masih merupakan tantangan dalam peningkatan status kesehatan masyarakat karena
besarnya biaya yang diperlukan dalam penanganannya dan hilangnya tenaga kerja akibat
lambatnya pemulihan dan angka rekurensi. Dari keseluruhan jumlah operasi di Perancis
tindakan bedah hernia sebanyak 17,2 % dan 24,1 % di Amerika Serikat. 1
Hernia inguinalis sudah dicatat sebagai penyakit pada manusia sejak tahun 1500
sebelum Masehi dan mengalami banyak sekali perkembangan seiring bertambahnya
pengetahuan struktur anatomi pada regio inguinal.1
Hampir 75 % dari hernia abdomen merupakan hernia ingunalis. Untuk memahami lebih jauh
tentang hernia diperlukan pengetahuan tentang kanalis inguinalis. Hernia inguinalis dibagi
menjadi hernia ingunalis lateralis dan hernia ingunalis medialis dimana hernia ingunalis
lateralis ditemukan lebih banyak dua pertiga dari hernia ingunalis. Sepertiga sisanya adalah
hernia inguinalis medialis.Hernia lebih dikarenakan kelemahan dinding belakang kanalis
inguinalis. Hernia ingunalis lebih banyak ditemukan pada pria daripada wanita, untuk hernia
femoralis sendiri lebih sering ditemukan pada wanita.Sedangkan jika ditemukan hernia
ingunalis pada pria kemungkinan adanya hernia ingunalis atau berkembangnya menjadi
hernia ingunalis sebanyak 50 %.Perbandingan antara pria dan wanita untuk hernia ingunalis
7 : 1. Prevalensi hernia ingunalis pada pria dipengaruhi oleh umur. 1
Hernia merupakan keadaan yang lazim terlihat oleh semua dokter, sehingga
pengetahuan umum tentang manifestasi klinis, gambaran fisik dan penatalaksaan hernia
penting.
c c

  


Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan adalah suatu
penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi
oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek
melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal.1
Hernia ingunalisdibagimenjadiduayaitu Hernia IngunalisLateralis (HIL) dan Hernia
IngunalisMedialis. Disiniakandijelaskanlebihlanjut hernia ingunalislateralis. Hernia
inguinalislateralismempunyainamalainyaitui    yang
artinyakeluarnyatidaklangsungmenembusdinding abdomen. Selain hernia indireknama yang
lainadalah Hernia oblique yang artinyaKanal yang berjalanmiringdari lateral atas ke medial
bawah. Hernia ingunalislateralissendirimempunyaiartipintukeluarnyaterletakdisebelah lateral
Vasa epigastrica inferior. Hernia inguinalis lateralis (HIL) dikarenakan kelainan kongenital
meskipun ada yang didapat. 3

Tabel. 2.1. Perbedaan HIL dan HIM.3


Tipe Deskripsi Hubungan Dibungkus oleh Onset biasanya
dengan vasa fascia pada waktu
epigastrica spermatica
inferior interna
Hernia Penojolan melewati cincin Lateral Ya Congenital
ingunalis inguinal dan biasanya Dan bisa pada
lateralis merupakan kegagalan waktudewasa.
penutupan cincin ingunalis
interna pada waktu embrio
setelah penurunan testis
Hernia Keluarnya langsung Medial Tidak Dewasa
ingunalis menembus fascia dinding
medialis abdomen



  
 membagi hernia menjadi tiga stage, yaitu:3
Stage 1 : hernia indirek dengan cincin interna yang normal.
Stage 2 : hernia direk dengan pembesaran atau distorsi cincin interna.
Stage 3 : semua hernia direk atau hernia femoralis.
Klasifikasi menurut  dan  !, hernia terdapat terdapat 4 kelas:3
Kelas 1 : hernia indirek yang kecil.
Kelas 2 : hernia indirek yang medium.
Kelas 3 : hernia indirek yang besar atau hernia direk.
Kelas 4 : hernia femoralis.
Sistem " membagi hernia menjadi 2 tipe:3
1. Hernia Indirek
hernia inguinalis indirek yang tidak terkomplikasi.
hernia inguinalis indirek O 

2. Hernia Direk
suatu defek kecil di sebelah medial segitiga Hesselbach, dekat tuberculum pubicum.
hernia divertikular di dinding posterior.
hernia inguinalis direk dengan pembesaran difus di seluruh permukaan segitiga
Hesselbach
r#membuat klasifikasi berdasarkan 3 faktor:3
1. Ada atau tidak adanya kantung peritoneal.
2. Ukuran cincin interna.
3. Integritas dinding posterior dan kanal.
r# membagi hernia menjadi 5 tipe. Tipe 1, 2, and 3 merupakan hernia indirek,
sedangkan tipe 4 and 5 merupakan hernia direk.
Hernia tipe 1 mempunyai kantung peritoneal yang melewati cincin interna yang
berdiameter
Hernia tipe 2 (hernia indirek yang paling sering) mempunyai kantung peritoneal yang
melewati cincin interna yang berdiameter ” 2 cm
Hernia tipe 3 hernia mempunyai kantung peritoneal yang melewati cincin interna yang
berdiameter > 2 cm
menjadi hernia komplit dan sering menjadi O i 

Hernia tipe 4 mempunyai robekan dinding posterior tau defek posterior multipel.
Cincin interna yang intak dan tidak ada kantung peritoneal.

Hernia tipe 5 merupakan hernia divertikuler primer. Pada hernia ini tidak terdapat
kantung peritoneal.

!$% membuat klasifikasi berdasarkan ukuran cincin interna dan integritas dinding
posterior, meliputi:3
Tipe 1 adalah hernia indirek dengan cincin interna yang normal.
Tipe 2 adalah hernia indirek dengan cincin interna yang membesar.
Tipe 3a adalah hernia inguinalis indirek.
Tipe 3b adalah hernia indirek yang menyebabkan kelemahan dinding posterior.
Tipe 3c adalah hernia femoralis.
Tipe 4 memperlihatkan semua hernia rekuren.

&
' 'r
Penyebab terjadinya hernia inguinalis masih diliputi berbagai kontroversi, tetapi diyakini ada
tiga penyebab, yaitu:2
1.Peninggian tekanan intra abdomen yang berulang.
! Overweight
! Mengangkat barang yang berat yang tidak sesuai dengan ukuran badan
! Sering mengedan karena adanya gangguan konstipasi atau gangguan saluran
kencing
! Adanya tumor yang mengakibatkan sumbatan usus
! catuk yang kronis dikarenakan infeksi, bronchitis, asthma, emphysema, alergi
! Kehamilan
! Ascites
2. Adanya kelemahan jaringan /otot.
3. Tersedianya kantong.
(c)' 'r) r  
Ligamentum gubernaculum turun pada tiap sisi abdomen dari pole inferior gonad ke
permukaan interna labial/scrotum. Gubernaculum akan melewati dinding abdomen yang
mana pada sisi bagian ini akan menjadi kanalis inguinalis. Processus vaginalis adalah
evaginasi diverticular peritoneumyang membentuk bagian ventral gubernaculums bilateral.
Pada pria testes awalnya retroperitoneal dan dengan processus vaginalis testes akan turun
melewati canalis inguinalis ke scrotum dikarenakan kontraksi gubernaculum. Pada sisi
sebelah kiri terjadi penurunan terlebih dahulu sehingga ,yang tersering hernia inguinalis
lateralis angka kejadiannya lebih banyak pada laki-laki dan yang paling sering adalah yang
sebelah kanan.ATestis yang pada mulanya terletak didalam rigi urogenital di
retroperitoneum,turun kedaerah cincin dalam pada sekitar umur kehamilan
28minggu.Penurunan testis melalui kanalis inguinalis diatur oleh hormone androgen dan
faktor mekanis (meningkatkan tekanan dalam perut).Testis turun kedalam skrotum pada umur
kehamilan 29 minggu.Setiap testis turun melalui kanalis inguinalis eksterna ke prosesus
vaginalis.
Pada wanita ovarium turun ke pelvis dan gubernaculum bagian inferior menjadi
ligamentum rotundum yang mana melewati cincin interna ke labia majus.
Processus vaginalis normalnya menutup, menghapuskan perluasan rongga peritoneal yang
melewati cincin interna. Pada pria kehilangan sisa ini akan melekatkan testis yang dikenal
dengan tunika vaginalis. Jika processus vaginalis tidak menutup maka hidrokel atau hernia
inguinalis lateralis akan terjadi. Sedangkan pada wanita akan terbentuk kanal Nuck. Akan
tetapi tidak semua hernia ingunalis disebabkan karena kegagalan menutupnya processus
vaginalis dibuktikan pada 20%-30% autopsi yang terkena hernia ingunalis lateralis proseccus
vaginalisnya menutup.5
Selama beberapa minggu terakhir kehamilan atau segera setelah lahir,lapisan prosesus
vaginalis secara normal berfusi bersama dan berobliterasi masuk kedalam saluran inguinal
disekitar cincin interna.Kegagalan obliterasi mengakibatkan berbagai anomaly
inguinal.kegagalan total obliterasi akan menghasilkan hernia inguinalis total.Obliterasi distal
dengan bagian proksimal patensi akan menghasilkan hernia inguinalis tidak
langsung.Obliterasi proksimal dengan bagian distal patensi akan menghasilkan hidrokel
murni,lebih dikenal sebagai hidrokel tunika vaginalis.Obliterasi prosesus vaginalis sebelah
proksimal dan distal tetapi patensi di bagian tengah tali spermatika akan menghasilkan
hidrokel tali tersebut.Istilah hidrokel komunikans membingungkan dan seharusnya dihindari
karena anomaly ini sinonim dengan hernia inguinalis total.
Gambar 2.4.1. Proses Pembentukan Canalis Inguinalis
Gambar 2.4.2. Perbandingan HIL (Indirek) dan HIM(direk)
* 
'
Keberhasilan operasi hernia inguinal tergantung akan pengetahuan tentang dinding
abdomen,kanalis inguinalis,.lapisan-lapisan dinding abdomen
Regio inguinal merupakan batas bawah abdomen dengan fungsi yang terdiri atas lapisan
miopaneurotis. Penamaan struktur anatomi di daerah ini banyak memakai nama penemunya
sebagai pengakuan atas kontribusi mereka. Dalam bukunya Skandalakis (1995), dinding
abdomen pada dasar inguinal terdiri dari susunan multi laminer dan seterusnya.
Pada dasarnya, inguinal dibentukdarilapisan:
1. Kulit (kutis).
2. Jaringan sub kutis (Camper¶s dan Scarpa¶s) yang berisikanlemak.
Fasiainiterbagiduabagian, superfisial (Camper) dan profundus (Scarpa).
cagiansuperfisialmeluaskedepandinding abdomen dan turunkesekitarpenis, skrotum,
perineum, paha, bokong. cagian yang profundusmeluasdaridinding abdomen kearahpenis
(Fasiacuck).
3. Innominatefasia (Gallaudet) :lapisaninimerupakanlapisansuperfisialataulapisan
luar dari fasia muskulus obliqus eksternus. Sulit dikenal dan jarang ditemui.
4.Aponeurosis otot obliquus eksternus: dibentuk oleh dua lapisan: superfisial dan profunda.
cersama dengan aponeurosis otot obliqus internus dan transversus abdominis, mereka
membentuk sarung rektus dan akhirnya linea alba. Aponeurosis obliqus eksternus menjadi
batas superfisial dari kanalis inguinalis. Ligamentum inguinal terletak dari spina iliaca
anterior superior ke tuberculum pubicum  Apponeurosismuskulusobliquseksternus,
termasukligamentuminguinale(Poupart) merupakan penebalan bagian bawah aponeurosis
muskulus obliqus eksternus. Terletak mulai dari SIAS sampai ke ramus superior tulang
publis., Lakunare (Gimbernat) Merupakan paling bawah dari ligamentum inguinale dan
dibentuk dari serabut tendon obliqus eksternus yang berasal dari daerah Sias. Ligamentum ini
membentuk sudut kurang dari 45 derajat sebelum melekat pada ligamentum pektineal.
Ligamentum ini membentuk pinggir medial kanalis femoralisdan Colle¶s. Ligamentum ini
dibentuk dari serabut aponeurosis yang berasal dari crus inferior cincin externa yang meluas
ke linea alba. 
Gambar 2.5.1. Lapisan-lapisan abdomen

Gambar 2.5.2 Ligamentum pada regio inguinal


Gambar 2.5.3 Muskulus Oblikuus Eksternus dan aponeurosis
5. Spermatik kord pada laki-laki, ligamen rotundum pada wanita.

(1) (2)

Gambar 2.5.4. Spermatic cord(1) dan Ligamentum Rotundum(2)

6. Muskulus transversus abdominis dan aponeurosis muskulus obliqus internus, falx


inguinalis (Henle) dan konjoin tendon.
Gambar 2.5.5

7. Fasia transversalis dan aponeurosis yang berhubungan dengan ligamentum pectinea


(Cooper), iliopubictract, falxinguinalis dan fasiatransversalis. Fascia transversalis dianggap
sebagai satu kelanjutan dari otot transversalis dan aponeurosisnya. Fascia transversalis
digambarkan oleh Cooper memiliki 2 lapisan dimanasalah satunya terletak sebelum yang
lainnya manakala bagian dalamnya lebih tipis dari bagian luar. Ia keluar dari tendon otot
transversalis pada bagian dalam dari spermatic cord dan berikatan ke linea semilunaris

Ligamentum Cooper terletak pada bagian belakang ramus pubis dan dibentuk oleh ramus
pubis dan fascia. Ligamentum Cooper adalah titik fiksasi yang penting dalam metode
perbaika laparoscopic sebagaimana pada titik McVay.

8. Preperitoneal space
Preperitoneal space terdiri dari jaringan lemak, limfatik, pembuluh darah dan saraf. Saraf
preperitoneal yang harus diperhatikan oleh ahli bedah adalah nervus cutaneous femoral
lateral dan nervus genitofemoral. Nervus cutaneous femoral lateral berasal dari serabut L2
dan L3 dan kadang cabang dari nervus femoralis. Nervus ini berjalan sepanjang permukaan
anterior otot iliaca dan dibawah fascia iliaca dan melalui perlekatan sebelah lateral
ligamentum inguinale pada spina iliaca anterior superior.

Nervus genitofemoral biasanya berasal dari L2 atau dari L1 dan L2 atau kadang dari L3. Ia
turun di depan otot psoas dan terbagi menjadi cabang genital dan femoral. Cabang genital
masuk ke kanalis inguinalis melalui cincin dalam sedangkan cabang femoral masuk ke hiatus
femoralis sebelah lateral dari arteri. Ductus deferens berjalan melalui preperitoneal space dari
caudal ke cepal dan medial ke lateral ke cincin interna inguinal.

Jaringan lemak dan limfatik ditemukan di preperitoneal space, dan jumlah jaringan
lemak sangat bervariasi.

9. Peritoneum
5
10. Superfisial dan deep inguinal ring.
cagian bagian dari hernia 7
a. Pintu hernia adalah lapisan dinding perut dan panggul. Hernia dinamai
berdasarkan dari pintunya
b. Kantung hernia adalah peritoneum parietalis, bagiannya adalah kolum, korpus dan
basis
c. Kanalis inguinalis adalah saluran yang berjalan oblik (miring) dengan panjang 4
cm dan terletak 2-4 cm di atas ligamentum inguinale. Dinding yang membatasi
kanalis inguinalis adalah:
- Anterior :Dibatasioleh aponeurosis muskulusobliquseksternus dan 1/3
lateralnyamuskulusobliqusinternus.
- Posterior :Dibentukoleh aponeurosis muskulustransversusabdominis yang
bersatudenganfasiatransversalis dan membentukdinding posterior dibagian lateral. cagian
medial dibentukolehfasia transversa dan konjointendon, dinding posterior berkembangdari
aponeurosis muskulustransversusabdominis dan fasia transversal.
- Superior :Dibentukolehserabuttepibawahmuskulusobliqusinternus dan
muskulustransversusabdominis dan aponeurosis.
- Inferior :Dibentukolehligamentuminguinale dan lakunare.
Gambar 2.4. Canalis Inguinalis1
cagianujung atas darikanalisinguinalisadalahinternal inguinal ring.
Inimerupakandefek normal dan fasiatransversalis dan berbentukhuruf ³U´ dan ³V´ dan
terletak di bagian lateral dan superior. catas cincin interna adalah pada bagian atas
muskulustransversusabdominis, iliopubliktract dan interfoveolar (Hasselbach) ligament dan
pembuluhdarahepigastrik inferior di bagian medial. External inguinal ring
adalahdaerahpembukaan pada aponeurosis muskulusobliquseksternus, berbentuk ³U´
danganujungterbukakearah inferior dan medial. 9
D. Isi kanalis inguinalis pria : 10
a. Duktus deferens
b. 3 arteri yaitu : 1. Arteri spermatika interna
2. Arteri diferential
3.Arteri spermatika eksterna
c. Plexus vena pampiniformis
d. 3 nervus: 1. Cabang genital darinervusgenitofemoral
2. Nervus ilioinguinalis
3. Serabutsimpatisdariplexushipogastrik
e. 3 lapisan fasia: 1. Fasia spermatika eksterna, lanjutan dari fasia innominate.
2. Lapisan kremaster, berlanjut dengan serabut- serabut muskulus
obliqus internus dan fasia otot.
3. Fasia spermatika interna, perluasan dari fasia transversal.
Selubung hernia merupakan lapisan ±lapisan yang menyelubungi hernia.



%$%+!,'
Daerah ini dibatasi oleh ligamentum inguinalis, pada bagian posterior dibatasi oleh
traktus iliopubis. cagian medial dibatasi oleh bagian lateral musculus rectus abdominis.
cagian superior dibatasi oleh lengkungan serabut otot abdominis transversus dan otot
obliquus internus, pada bagian lateral bebatas dengan musculus iliopsoas dan bagian inferior
oleh ligamentum cooper. Lubang ini ditembus oleh funiculus spermaticus, dan bagian bawah
l l t i  li  
ti l ili i l 
 i t     ii  
i t  li

- . 
  l      t i it i  i i   j i t   lt l  i t i 
  l
  i  il  i t i  i t  l    
t    t
i i  i t  l  li t  i il   i   l ti t i    l

i  t i i i   i   
l lt l  it i  ii  l 
ii i 


/
' ' 'r) r  























0r  
  
0r1
Pasien mengeluh ada tonjolan di lipat paha ,pada beberapa orang adanya nyeri dan
membengkak pada saat mengangkat atau ketegangan.seringnya hernia ditemukan pada saat
pemeriksaan fisik misalnya pemeriksaan kesehatan sebelum masuk kerja. ceberapa pasien
mengeluh adanya sensasi nyeri yang menyebar biasanya pada hernia ingunalis lateralis,
perasaan nyeri yang menyebar hingga ke scrotum. Dengan bertambah besarnya hernia maka
diikuti rasa yang tidak nyaman dan rasa nyeri, sehingga pasien berbaring untuk
menguranginya.11
Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala yang sedikit dibandingkan
hernia ingunalis lateralis.dan juga kemungkinannya lebih berkurang untuk menjadi
inkarserasi atau strangulasi.11
0
+
Pada pemeriksaan hernia pasien harus diperiksa dalam keadaan berdiri dan berbaring
dan juga diminta untuk batuk pada hernia yang kecil yang masih sulit untuk dilihat.kita dapat
mengetahui besarnya cincin eksternal dengan cara memasukan jari ke annulus jika cincinnya
kecil jari tidak dapat masuk ke kanalis inguinalis dan akan sangat sulit untuk menentukan
pulsasi hernia yang sebenarnya pada saat batuk. Lain halnya pada cincin yang lebar hernia
dapat dengan jelas terlihat dan jaringan tissue dapat dirasakan pada tonjolandi kanalis
ingunalis pada saat batuk dan hernia dapat didiagnosa.9
Perbedaan hil dan him pada pemeriksaan fisik sangat sulit dlakukan dan ini tidak
terlalu penting mengingat groin hernia harus dioperasi tanpa melihat jenisnya. Hernia
ingunalis pada masing-masing jenis pada umumnya memberikan gambaran yang sama .
hernia yang turun hingga ke skrotum hampir sering merupakan hernia ingunalis lateralis.9
Pada inspeksi
Pasien saat berdiri dan tegang, pada hernia direct kebanyakan akan terlihat
simetris,dengan tonjolan yang sirkuler di cicin eksterna. Tonjolan akan menghilang pada saat
pasien berbaring . sedangkan pada hernia ingunalis lateralis akan terlihat tonjolan yang yang
bebentuk elip dan susah menghilang padaa saat berbaring.9
Pada palpasi
Dinding posterior kanalisingunalisakanterasa dan adanyatahanan pada hernia
inguanalislateralis. Sedangkan pada hernia direct tidak akan terasa dan tidak adanya tahanan
pada dinding posterior kanalis ingunalis. Jika pasien diminta untuk batuk pada pemeriksaan
jari dimasukan ke annulus dan tonjolan tersa pada sisi jari maka itu hernia direct. Jika terasa
pada ujung jari maka itu hernia ingunalis lateralis. Penekanan melalui cincin interna ketika
pasien mengedan juga dapat membedakan hernia direct dan hernia inguinalis lateralis. Pada
hernia direct benjolan akan terasa pada bagian depan melewati Trigonum Hesselbach¶s dan
kebalikannya pada hernia ingunalis lateralis. Jika hernianya besar maka pembedaanya dan
hubungan secara anatomi antara cincin dan kanalis inguinalis sulit dibedakan. Pada
kebanyakan pasien, jenis hernia inguinal tidak dapat ditegakkan secara akurat sebelum
dilakukan operasi.9
2 '  
Hernia inkarserasi :
Hernia yang membesar mengakibatkan nyeri dan tegang
Tidak dapat direposisi
Adanyamual ,muntah dan gejalaobstruksiusus.
Hernia strangulasi :
Gejala yang sama disertaiadanyainfeksisistemik
Adanyagangguansistemik pada usus.12
3)  r
3 #%
Untukmendukungkearahadanyastrangulasi, sebagaiberikut:
LeukocytosisdenganOi  i  yang menandakanstrangulasi.
Elektrolit, cUN, kadar kreatinine yang tinggi akibat muntah-muntah dan menjadi dehidrasi.
Tes Urinalisis untuk menyingkirkan adanya masalah dari traktus genitourinarius yang
menyebabkan nyeri lipat paha.8
3 ")+ 
Pemeriksaan radiologis tidak diperlukan pada pemeriksaan rutin hernia.
Ultrasonografi dapat digunakan untuk membedakan adanya massa pada lipat paha atau
dinding abdomen dan juga membedakan penyebab pembengkakan testis.8
Pada pemeriksaan radiologis kadang terdapat suatu yang tidak biasa terjadi, yaitu adanya
suatu gambaran massa. Gambaran ini dikenal dengan Spontaneous Reduction of Hernia En
Masse. Adalah suatu keadaan dimana berpindahnya secara spontan kantong hernia beserta
isinya ke rongga extraperitoneal. Ada 4 tipe pembagian reduction of hernia en masse :
! Retropubic
! Intra abdominal
! Pre peritoneal
! Pre peritoneal locule

4
 )
4 r
! Mengurangi hernia.
! Memberikan sedasi yang adekuat dan analgetik untuk mencegah nyeri. Pasien harus
istirahat agar tekanan intraabdominal tidak meningkat.
! Menurunkan tegangan otot abdomen.
! Posisikan pasien berbaring terlentang dengan bantal di bawah lutut.
! Pasien pada posisi Trendelenburg dengan sudut sekitar 15-20° terhadap hernia
inguinalis.
! Kompres dengan kantung dingin untuk mengurangi pembengkakan dan menimbulkan
proses analgesia.
! Posisikan kaki ipsi lateral dengan rotasi eksterna dan posisi flexi unilateral (seperti
kaki kodok)
! Posisikan dua jari di ujung cincin hernia untuk mencegah penonjolan yang
berlanjutselam proses reduksi penonjolan
! Usahakan penekanan yang tetap pada sisi hernia yang bertujuan untu mengembalikan
isis hernia ke atas. Jika dilakukan penekanan ke arah apeks akan menyebabkan isis
hernia keluar dari pintu hernia.
! Konsul ke ahli bedah jika usaha reduksi tidak berhasil dalam 2 kali percobaanm
! Teknik reduksi spontan memerlukan sedasi dam analgetik yang adekuat dan posisikan
Trendelenburg, dan kompres dingin selama20-30 menit.7
%#+$1"5
! Reduksi hernia yang tidak berhasil
! Adanya tanda strangulasi dan keadaan umum pasien yang memburuk
! Hernia ingunalis harus dioperasi meskipun ada sedikit beberapa kontraindikasi .
penanganan ini teruntuk semua pasien tanpa pandang umur inkarserasi dan strangulasi
hal yang ditakutkan dibandingkan dengan resiko operasinya.
! Pada pasien geriatri sebaiknya dilakukan operasi elektif agar kondisi kesehatan saat
dilakukan operasi dalam keadaan optimal dan anestesi dapat dilakukan. Operasi yang
cito mempunyai resiko yang besar pada pasien geriatri.
! Jika pasien menderita hyperplasia prostate akan lebih bijaksana apabila dilakukan
penanganan terlebih dahulu terhadap hiperplasianya. Mengingat tingginya resiko
infeksi traktus urinarius dan retensi urin pada saat operasi hernia.
! Karena kemungkinannya terjadi inkarserasi, strangulasi, dan nyeri pada hernia maka
operasi yang cito harus di lakukan. Pelaksanaan non operasi untuk mengurangi hernia
inkerserasi dapat dicoba. Pasien di posisikan dengan panggul dielevasikan dan di
beri .analgetik dan obat sedasi untuk merelaxkan otot-otot.
! Operasi hernia dapat ditunda jika massa hernia dapat dimanipulasi dan tidak ada
gejala strangulasi.
! Pada saat operasi harus dilakukan eksplorasi abdomen untuk memastikan usus masih
hidup, ada tanda-tanda leukositosis.
! Gejala klinik peritonitis, kantung hernia berisi cairan darah yang berwarna gelap.7
+",5
6Hernia inguinalis lateralis pada anak-anak harus diperbaiki secara operatif tanpa penundaan,
karena adanya risiko komplikasi yang besar terutama inkarserata, strangulasi, yang termasuk
gangren alat-alat pencernaan (usus), testis, dan adanya peningkatan risiko infeksi dan
rekurensi yang mengikuti tindakan operatif.
- pada pria dewasa, dilakukan operasi elektif atau cito terutama pada keadaan inkarserata dan
strangulasi. Pada pria tua, ada beberapa pendapat (Robaeck-Madsen, Gavrilenko) bahwa
lebih baik melakukan elektif surgery karena angka mortalitas, dan morbiditas lebih rendah
jika dilakukan cito surgery.
r
 O  
- Reposisi bimanual : tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan tangan
kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan tekanan lambat dan menetap sampai
terjadi reposisi
- Reposisi spontan pada anak : menidurkan anak dengan posisi Trendelenburg, pemberian
sedatif parenteral, kompres es di atas hernia, kemudian bila berhasil, anak boleh menjalani
operasi pada hari berikutnya.
- cantal penyangga, bertujuan untuk menahan hernia yang telah direposisi dan harus dipakai
seumur hidup. Namun cara ini sudah tidak dianjurkan karena merusak kulit dan otot abdomen
yang tertekan, sedangkan strangulasi masih mengancam

  
-Anak-anak : Herniotomy :
Karena masalahnya pada kantong hernia,maka dilakukan pembebasan kantong hernia sampai
dengan lehernya, dibuka dan dibebaskan isi hernia, jika ada perlekatan lakukan reposisi,
kemudian kantong hernia dijahit setinggi-tinggi mungkin lalu dipotong.
Karena herniotomi pada anak-anak sangat cepat dan mudah, maka kedua sisi dapat direparasi
sekaligus jika hernia terjadi bilateral
-Dewasa :Herniorrhaphy5Perawatan kantung hernia dan isi hernia
! Penguatan dinding belakang (secara cassini, Marcy Ferguson, Halsted / Kirchner,
Lotheissen-Mc Vay (Cooper¶s ligament repair), Shouldice, Tension free
herniorrhaphy)
! cerliner repair
! The Lichtenstein repair
! The Wilkinson Technique
! Abrahamson Nylon Darn Repair
! Lichtenstein Plastic Screen Reinforcement
Klasifikasi dan terapi menurut Gilbert tipe I-IV
! Rutkow Mesh-plug hernioplasty
! Rives Prosthetic Mesh Repair
! Stoppa Gerat Prosthetic for Reinforcement of the Visceral Sac
!  ! % !7 ,,!8
TAPP = Trans Abdominal Pre Peritoneal
TEP = Total Extra Peritoneal
4
  6
  ') )
Tujuan operasi adalah menghilangkan hernia dengan cara membuang kantung dan
memperbaiki dinding abdomen.
Teknik Operasi;
Adapun teknik-teknik operasi hernia ada beberapa cara, yaitu
! dikenal dengan ligasi sederhana dengan diangkat tinggi kantungnya.melewati ingunal
yang dikombinasi dengan pengikatan cincin interna.Lebih sering digunakan pada anak-anak.
c, dahulu merupakan metode yang sering digunakan, dengan cara      
didekatkan dengan ligamentum Poupart¶s dan O    diposisikan seanatomis
mungkin di bawah aponeurosis muskulus oblikuus eksterna.
+, menempatkan muskulus oblikuus eksterna diantara   kebalikannya cara cassini.
 !, dikenal dengan metode ligamentum Cooper, meletakkan       lebih
posterior dan inferior terhadap ligamentum Cooper.* 

cerdasarkan pendekatan operasi, banyak teknik hernioraphy dapat dikelompokkan dalam 4


kategori utama :
a. Kelompok 1 : Open Anterior Repair
Kel. 1 operasi hernia (teknik cassini, McVay dan Shouldice) melibatkan pembukaan
aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus dan membebaskan funnikulus spermatikus.
Fascia transversalis kemudian dibuka, dilakukan inspeksi kanalis spinalis, celah direct dan
indirect. Kantung hernia diligasi dan dasar kanalis spinalis di rekonstruksi.

Teknik cassini
Komponen utama dari teknik ini adalah :
- Membelah aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus dikanalis inguinalis
hingga ke cincin eksternal.
- Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi untuk mencari hernia indirect
sekaligus menginspeksi dasar dari kanalis inguinal untuk mencari hernia
direct.
- Memisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis inguinalis (fascia
transversalis)
- Melakukan ligasi kantong hernia seproksimal mungkin.
- Rekonstruksi dinding posterior dengan menjahit fascia transversalis, otot
transversalis abdominis dan otot abdominis internus ke ligamentum inguinalis
lateral.
- cassini technique

Teknik kelompok ini berbeda dalam pendekatan mereka dalam rekonstruksi, tetapi semuanya
menggunakan jahitan permanen untuk mengikat fascia disekitarnya dan memperbaiki dasar
dari kanalis inguinalis. Kelemahannya adalah tegangan yang terjadi akibat jahitan tersebut,
selain dapat menimbulkan nyeri juga dapat terjadi nekrosis otot yang akan menyebabkan
jahitan terlepas dan mengakibatkan kekambuhan.

b. Kelompok 2 : Open Posterior Repair


Posterior repair (iliopubic repair dan teknik Nyhus) dilakukan dengan membelah lapisan
dinding abdomen superior hingga ke cincinluar dan masuk ke properitoneal space. Diseksi
kemudian diperdalam kesemua bagian kanalis inguinalis. Perbedaan utama antara teknik ini
dan teknik open anterior adalah rekonstruksi dilakukan dari bagian dalam. Posterior repair
sering digunakan pada hernia dengan kekambuhan karena menghindari jaringan parut dari
operasi sebelumnya. Operasi ini biasanya dilakukan dengan anastesi regional atau anastesi
umum.
c. Kelompok 3: Tension-free repair with Mesh
Kelompok 3 operasi hernia (teknik Lichtenstein dan Rutkow) menggunakan pendekatan awal
yang sama dengan teknik open anterior. Akan tetapi tidak menjahit lapisan fascia untuk
memperbaiki defek, tetapi menempatkan sebuah prostesis, yaitu Mesh yang tidak diserap.
Mesh ini dapat memperbaiki defek hernia tanpa menimbulkan tegangan dan ditempatkan di
sekitar fascia. Hasil yang baik diperoleh dengan teknik ini dan angka kekambuhan dilaporkan
kurang dari 1 persen. ceberapa ahli bedah meragukan keamanan jangka panjang penggunaan
implant prosthesis, khususnya kemungkinan infeksi atau penolakan. Akan tetapi pengalaman
yang luas dengan mesh telah mulai menghilangkan anggapan ini, dan teknik ini terus populer.
Teknik ini dapat dilakukan dengan anastesi lokal, regional atau general.
Gambar 2.19. Setelah pemasangan Mesh13

d. Kelompok 4 : Laparoscopic


Operasi hernia laparoscopic makin populer dalam beberapa tahun terakhir, tetapi juga
menimbulkan kontroversi. Pada awal pengembangan teknik ini, hernia diperbaiki dengan
menempatkan potongan mesh yang besar di regio inguinal diatas peritoneum. Teknik ini
ditinggalkan karena potensi obstruksi usus halus dan pembentukan fistel karena paparan usus
terhadap mesh. Saat ini kebanyakan teknik laparoscopic herniorhappies dilakukan
menggunakan salah satu pendekatan transabdominal preperitoneal (TAPP) atau total
extraperitoneal (TEP). Pendekatan TAPP dilakukan dengan meletakkan trokar laparoskopik
dalam cavum abdomen dan memperbaiki regio inguinal dari dalam. Ini memungkinkan mesh
diletakkan dan kemudian ditutupi dengan peritoneum. Sedangkan pendekatan TEP adalah
prosedur laparokopik langsung yang mengharuskan masuk ke cavum peritoneal untuk
diseksi. Konsekuensinya, usus atau pembuluh darah bisa cedera selama operasi.
c c
  
Hernia merupakan kasus tersering di bagian bedah abdomen sesudah appendicitis.
Hernia didefinisikan adalah suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah
yang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai
tempat dari tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah
inguinal.
Hernia inguinalis dibagi dua jenis hernia inguinalis medialis/hernia inguinalis
directa/hernia inguinalis horisontal dan hernia ingunalis lateralis/ hernia indirecta/hernia
obliqua. Yang tersering hernia inguinalis lateralis angka kejadiannya lebih banyak pada laki-
laki dan yang paling sering adalah yang sebelah kanan.
Pada hernia inguinalis lateralis   OOO   O     tidak menutup (tetap
terbuka).
Komplikasi yang terjadi yaitu inkarserasi dan strangulasi. Jika sudah terjadi
strangulasi penanganan segera adalah dengan operasi.
 
)

1. Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery. 17th Edition.
Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217.
2. crunicardi, F Charles. 2005. Inguinal Hernias. Schwartz¶s Principles of Surgery.
Eighth edition. New York. Mc Graw-Hill. 1353-1394.
3. Inguinal Hernia: Anatomy and Management Accesed on 1st January 2011 Available
at http://www.medscape.com/viewarticle/420354_4
4. Manthey, David. Hernias .2007.on 1st January 2011 Available
athttp://www.emedicine.com/emerg/topic251.htm
5. Norton,Jeffrey A. 2001. Hernias And Abdominal Wall Defects. Surgery casic
Science and Clinical Evidence. New York. Springer. 787-803.
6. Rasjad C. Hernia. Dalam : Sjamsuhidajat R, Jong WD, editor. cuku Ajar Ilmu cedah.
Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit cuku Kedokteran ECG; 2004; hal. 523-38
7. Kerry V. Cooke.incarcerated hernia.2005.on 1st January 2011 Available
athttp://www.webmed.com
8. Inguinal hernia. Accesed on 1st January 2011 Available at
http://www.webmed.com/digestive-disorders/tc/Inguinal-Hernia-Symptoms
9. Doherty GM. 2006. Hernias & Other Lesions of the Abdominal Wall. Current
Surgical Diagnosis and Treatment. Twelfth edition. New York. Mc Graw-Hill. 765-
777
10.Inguinal hernia.Accesed on 1st January 2011 Available at
http://www.healthsystem.virginia.edu/toplevel/home/
11.Inguinal hernia.Accesed on 1st January 2011 Available at
http://www.webmed.com/digestive-disorders/tc/Inguinal-Hernia
12.cland, Kirby I. 2002. Inguinal Hernias. The Practice of General Surgery. New York.
Wc Saunders Company. 795-801
13.Cook, John. 2000. Hernia. General Surgery at the Distric Hospital. Switzerland. WHO.
151-156.
14.Zinner, Michael J. 2001. Hernias. Maingot¶s Abdominal Operation. Volume 1. Tenth
edition. New York. Mc Graw-Hill. 479-525.

You might also like