You are on page 1of 47

PROSEDUR TETAP

Rumah Sakit
ALUR
Onkologi PENJADWALAN OPERASI
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR Tanggal terbit Ditetapkan
TETAP Direktur Rumah Sakit Onkologi Surabaya

PENGERTIAN Suatu prosedur penjadwalan operasi beserta pemeriksaan penunjang


yang dilakukan secara elektif di RSOS atau di rumah sakit lain.
TUJUAN Untuk mempermudah pengaturan jadwal operasi sehingga dapat
memperlancar pelayanan di kamar operasi.
KEBIJAKAN
PROSEDUR Pendaftaran Operasi :
Service Coordinator (SC), pasien, divisi lain (rawat inap,poli hematology,
dokter)

Recovery Room (RR) , Di catat dibuku penjadwalan operasi :


- nama pasien, usia
- no reg, no telepon
- diagnosa, jenis operasi, jenis anestesi
(pemeriksaan tambahan : fna pre op/ durante op, IOC,VC)
- operasi di RSOS / RS Luar (MRS pre op/ post op)
- dokter operator
- keterangan (laborat,thorax,ecg,mammografi,USG marker dll)

Operasi di RSOS Operasi di RS. Luar


(menentukan jam operasi)
Mendaftarkan operasi ke kamar operasi
(menentukan jam operasi)

Konfirmasi jadwal Konfirmasi jadwal


- Dokter operator/ Bedah - Dokter Operator/ Bedah
- Dokter anestesi - Petugas Rawat inap (jika mrs)
- Service Coordinator (pertelepon / tertulis) - Service Coordinator
- PA (fna durante op,IOC,VC) - PA
- Radiologi (USG marker,MM,Lokalisasi - Pasien (jika poliklinis)
Prosedur)
- Pasien
UNIT TERKAIT OK,RR, SC

PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
ALUR
Onkologi PENJADWALAN USG MARKER PRO OP (BREAST CASE)
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR Tanggal terbit Ditetapkan
TETAP Direktur Rumah Sakit Onkologi Surabaya

PENGERTIAN Suatu prosedur penjadwalan pemeriksaan USG marker pasien pro


operasi (breast case) yang dilakukan sebelum operasi.
TUJUAN Untuk memberikan tanda pada lokasi tumor sebagai guideline dokter
bedah dalam tindakan operasi.
KEBIJAKAN
PROSEDUR Petugas Recovery Room
Re-cek di buku penjadwalan operasi (pro USG marker)
Indikasi USG marker :
- Pada pemeriksaan fisik tidak teraba tumor
- tumor pada breast kecil (ukuran < 1 cm)
- tumor multiple

pro usg marker tidak ada advice usg marker


(tapi ada indikasi untuk dilakukan usg marker)

Konsul dokter operator / Bedah


(dengan status pasien)

Pendaftaran USG marker ke petugas radiologi


(jam usg marker)

Konfirmasi :
o Service Coordinator (SC)
o Pasien (saat konfirmasi jadwal operasi)

UNIT TERKAIT Radiology,dokter operator,OK,RR


PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
ALUR PENANGANAN EMERGENCY
Onkologi POST OPERASI DENGAN BLEEDING
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
Direktur Rumah Sakit Onkologi Surabaya

PENGERTIAN Alur penanganan untuk kasus bleeding pada pasien post operasi
TUJUAN Menghentikan perdarahan agar pasien tidak jatuh dalam kondisi shock
hipovolemik
KEBIJAKAN Advice re-open ditentukan oleh dr. bedah
PROSEDUR Ditemukan tanda-tanda bleeding post op
status lokalis : bengkak, hematom, flek di kasa (darah),
jumlah dan kualitas (darah) drain

Lapor dokter : bedah dan anestesi


- kondisi pasien (TTV)
- status lokalis
(jika advis akan dilakukan eksplorasi perdarahan)

Konfirmasi (per-telepon)
- petugas OK
- keluarga pasien (jika tidak ada penunggu)

Bawa pasien ke RR
- tetap observasi kondisi pasien
- buka tabung O2 sentral di ruang Dirty area.
- pasien tidak boleh dibezuk keluarga selama
observasi
- penjelasan keluarga dilakukan oleh dokter
operator/ bedah

Ruang OK disiapkan
(jika ada 2 petugas)
UNIT TERKAIT Kamar Operasi & RR

PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit ALUR
Onkologi PENYERAHAN SPESIMEN OPERASI
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
Direktur Rumah Sakit Onkologi Surabaya

PENGERTIAN Alur penyerahan spesimen pasien operasi dari kamar operasi ke divisi
patologi anatomi (PA)
TUJUAN 1. tidak terjadi kekeliruan spesimen
2. mempercepat pemeriksaan IOC,VC
KEBIJAKAN
PROSEDUR Specimen (dari kamar operasi)
jika ada pemeriksaan FNA durante op, IOC, VC :
konfirmasi petugas PA saat pasien mau masuk OK
Ditunjukkan pada keluarga
(oleh perawat OK,RR)

Konfirmasi ke petugas PA
(per-telepon : spesimen akan dikirim)

Serah terima jaringan - mencatat dibuku serah terima :


Petugas OK,RR dan PA (nama pasien, no register, diagnosa, jumlah
spesimen, ttd petugas OK,RR dan PA )
- menyerahkan spesimen + status pasien

Note :
Hasil FNA durante op, IOC,VC disampaikan pertelepon oleh dokter PA
diterima dokter operator
UNIT TERKAIT OK,PA
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit ALUR PRO OPERATIF & POST OPERATIF
Onkologi LOCAL ANESTESI
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
Direktur Rumah Sakit Onkologi Surabaya

PENGERTIAN Prosedur pasien pro operasi dan post operasi dengan lokal anestesi
TUJUAN Memperlancar kegiatan pelayanan di kamar operasi dan recovery room
KEBIJAKAN
PROSEDUR RUANG TRANSIT
- pasien ganti baju khusus dalam
- timbang berat badan (terutama anak-anak)
- pasien dimasukkan ke kamar operasi
OK
- pasien dipersilahkan tidur
- persiapan : mengatur posisi pasien, pasang plat
elektrotom, marker daerah operasi oleh operator,
desinfeksi daerah operasi
- dilakukan tindakan operasi
RR
- bservasi post operasi
- persiapan KRS
KASIR
- penyelesaian administrasi oleh keluarga
- memberikan tanda bukti penyelesaian administrasi ke RR

PX KRS
UNIT TERKAIT
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit ALUR PRO OPERATIF & POST OPERATIF
Onkologi GENERAL ANESTESI
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
Direktur Rumah Sakit Onkologi Surabaya

PENGERTIAN Alur pasien pro operasi dan post operasi dengan general anestesi
TUJUAN Memperlancar kegiatan pelayanan operasi di kamar operasi.
KEBIJAKAN
PROSEDUR RR
- persiapan pre operasi minimal 1 jam sebelum operasi.
- dengan Premedikasi : pasien diantar ke OK menggunakan
kursi roda / brankart
- tanpa Premedikasi : pasien diantar ke OK menggunakan
kursi roda / tidak

OK
- pasien dipersilahkan tidur
- persiapan : dipasang elektrode, manset TD, saturasi O2
- dokter operator visite pasien sebelum obat bius dimasukkan
- obat bius dimasukkan sesuai advise
- jika pasien sudah tidur : mengatur posisi pasien sesuai
daerah operasi dan jenis operasi, menutup mata dengan
leukofix atau diberi salep mata, pasang plat elektrotom,
marker daerah operasi oleh operator, desinfeksi daerah
operasi
- kemudian dilakukan tindakan operasi
- selesai operasi : menutup daerah operasi, memasukkan obat
sesuai advise dokter anestesi, brankart untuk perpindahan
pasien, konfirmasi petugas RR bahwa operasi selesai

RR
- selama perpindahan jaga jalan nafas
- pasien dipindah ke RR (observasi post operasi)

UNIT TERKAIT

PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit ALUR
Onkologi LOGISTIK KAMAR OPERASI
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
Direktur Rumah Sakit Onkologi Surabaya

PENGERTIAN prosedur permintaan obat dan alat di kamar operasi


TUJUAN Untuk memenuhi kebutuhan logistik ruangan yang diperlukan dalam satu
minggu.
KEBIJAKAN
PROSEDUR Order logistik
1. order dilakukan sesuai jadwal dan form order di serahkan sebelum
jam 13.00. jadwal order :
- linen : setiap hari
- ATK : setiap hari rabu
- Obat/ alkes : setiap hari selasa dan jum’at
- Cetakan : setiap hari rabu
- Kebutuhan rumah tangga : setiap hari senin
2. order dilakukan dengan menggunakan form
order yang telah disediakan.
3. form order harus di tandatangani oleh supervisor
ruangan.
4. serah terima orderan dilakukan oleh petugas
logistik dengan petugas ruangan dengan menggunakan form order.
5. bila ada barang yang belum terpenuhi dalam 2
hari petugas ruangan akan konfirmasi dengan petugas logistik.
UNIT TERKAIT OK,logistik
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit PEMBAGIAN KAMAR OPERASI
Onkologi
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi Surabaya
Direktur Pelayanan Medis

Dr. Wiwien Ristanto


PENGERTIAN Pembagian dan pembatasan ruangan OK yang harus diketahui oleh
semua petugas OK, untuk menjaga agar ruangan aseptik terhindar dari
kontaminasi.

TUJUAN 1.Petugas mampu membedakan perlakuan terhadap masing - masing


bagian dalam ruangan kamar operasi.
2.Mencegah terjadinya kontaminasi di kamar operasi
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Daerah Publik :
Daerah yang dapat dimasuki oleh semua orang tanpa ada
syarat khusus, daerah ini misalnya; kamar tunggu, counter,
gang di depan ruang pathologi klinik.
2. Daerah Semi Publik :
Daerah ini hanya dapat di masuki oleh orang-orang tertentu
saja, dengan beberapa persyaratan khusus, antara lain harus
memakai scort dan sandal khusus. Daerah ini misalnya, RR,
ruang transit RR, dirty area, ruang ganti.
3. Daerah Aseptik :
Kamar bedah, ruangan ini hanya boleh di masuki oleh perawat,
dokter serta pasien yang akan di operasi, dengan terlebih
dahulu memakai baju khusus, topi, masker serta sandal khusus
yang telah disediakan.

UNIT TERKAIT
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit PERSIAPAN RUANGAN
Onkologi PRO OPERASI
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi Surabaya
Direktur Pelayanan Medis

Dr. Wiwien Ristanto


PENGERTIAN Prosedur persiapan kamar operasi yang diperlukan untuk memperlancar
kegiatan operasi.
TUJUAN 1. Menjaga kelancaran operasional kamar operasi
2. Menjaga sterilitas kamar operasi
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Petugas kamar operasi datang 2 – 1 jam sebelum operasi.
2. Petugas menyiapkan ruangan untuk tindakan operasi :
- lampu seluruh ruangan dinyalakan
- re-cek jadwal operasi
- re-cek kebersihan seluruh ruangan kamar operasi.
- mematikan lampu UV (lampu UV dimatikan minimal 2
jam sebelum operasi )
- menyiapkan mesin anestesi unit dan peralatan anestesi
yang lain.
- Membuka tabung O2 dan N2O yang ada di dirty area.
- Menyiapkan mesin diatermi
- Menyiapkan suction
- Cek persiapan tempat sampah dan tempat linen kotor
3. Menyiapkan instrument steril untuk tindakan operasi
4. Menyiapkan obat anestesi
5. Re-cek status, hasil pemeriksaan dan disiapkan dimeja ruang
administrasi.
UNIT TERKAIT OK
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit PELAPORAN KEPERAWATAN
Onkologi
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi Surabaya
Direktur Pelayanan Medis

Dr. Wiwien Ristanto


PENGERTIAN Setiap kegiatan yang berlangsung di pelayanan medik keperawatan
harus dibuat laporannya secara berjenjang pada kepala bagian masing-
masing.

TUJUAN 1. Semua kegiatan didokumentasi


2. Mengetahui perkembangan pelayanan medik yang diberikan
3. mengetahui permasalah secara dini dan mencari solusi pemecahan
masalah
KEBIJAKAN
PROSEDUR I. Laporan meliputi :
IV. Laporan harian : Dibuat dan dilaporkan setiap akhir shief.
 Laporan kegiatan rutin petugas (cheeklist job deskripsi)
 Laporan kegiatan pelayanan.
 Laporan pasien.
 Laporan data kunjungan.
 Laporan permasalahan & pemecahannya.
 Laporan logistic harian.
V. Laporan mingguan : Dibuat dan dilaporkan setiap hari sabtu.
 Laporan data kunjungan
 Laporan permasalahan & pemecahannya
 Laporan logistik mingguan.
VI. Laporan bulanan : Di buat dan dilaporkan setiap akhir bulan.
 Laporan data kunjungan
 Laporan permasalahan & pemecahannya
 Laporan logistic bulanan.
 Laporan planing kegiatan bulanan.

II. Yang berhak membuat laporan :


1. Laporan harian dilakukan oleh pelaksana harian dan
dilaporkan pada supervisor atau kepala divisi masing-
masing.
2. Laporan mingguan direkap oleh kepala divisi dari laporan
harian dan dilaporkan pada kepala perawat.
3. Laporan bulanan dilakukan oleh kepala perawat di rekap
dari hasil laporan mingguan dan diserahkan di bagian
YanMed & LitBang.

III. Cara membuat laporan :


 Laporan Harian
1. Laporan kegiatan rutin (checklist) :
 Tulis hari & tanggal
tindakan dilakukan.
 Mengisi checklist dengan tanda [v] pada kolom ya bila
dilakukan dan tidak bila tidak dilakukan.
 Keterangan diisi untuk pesanan pada jaga berikutnya
atau alasan tidak dilakukannya kegiatan tersebut.
 Tulis nama petugas yang sedang bertugas dan tanda
tangan supervisor yang sedang bertugas.
2. Laporan kegiatan pelayanan :
 Tulis hari & tanggal
shief jaga
 Tulis nama divisi di
buku laporan.
 Tulis nama kegiatan, jam dilakukan kegiatan dan jam
selesai kegiatan.
 Tulis jumlah pasien yang bersangkutan dengan kegiatan
tersebut.
 Tulis pesanan dan kegiatan yang tidak tersantum di
checklist kegiatan harian untuk petugas jaga berikutnya.
3. Laporan pasien :
 Tulis hari & tanggal
laporan di buat
 Tulis nama, umur dan
nomor register
pasien.
 Tulis jenis tindakan yang dilakukan.
 Tulis isi laporan : Keadaan umum, keluhan utama, status
vital sign, status lokalisasi observasi, theraphy &
planning.
 Tanda tangan dan nama terang petugas ditulis dibawah
laporan sebelah kanan.
4. Laporan data kunjungan :
 Tulis hari & tanggal
kegiatan.
 Tulis jam mulai
kegiatan & jam
selesai kegiatan.
 Melengkapi kolom di lembar data kunjungan.
 Pada kolom keterangan di isi follow up dan planning.
5. Laporan permasalahan & pemecahannya :
 Tulis hari & tanggal kejadian dilembar laporan harian.
 Tulis kejadian secara deskriptif di kolom masalah &
kegiatan.
 Tulis penyelesaian di kolom solusi (apakah masalah
belum terselesaikan atau sudah closed)
6. Laporan logistik :
 Tulis hari & tanggal di
kolom shief jaga
 Tulis jumlah barang atau obat yang terpakai pada
kolom [-] dan bila ada penambahan di kolom [+]
 Tulis tanda [v] pada kolom [+] bila alat atau obat sudah di
cek kelengkapannya.

 Laporan mingguan :
1. Tulis tanggal laporan dibuat pada format laporan
mingguan yanga telah ditetapkan.
2. Laporan data kunjungan di rekap pada lembar laporan
harian, Bila ada kejadian khusus tulis spesifikasi pasien
dan tindakan.
3. Tulis laporan masalah dan pemecahannya.
4. Tulis nama dan tanda tangan petugas yang membuat
laporan.
5. Rekap pengeluaran alat & obat selama satu minggu.
 Cara mengisi laporan harian :
1. Tulis hari & tanggal di kolom shief jaga
2. Tulis jumlah barang yang terpakai pada kolom [-] dan bila
ada penambahan di kolom [+]
3. Tulis tanda [v] pada kolom [+] bila alat atau obat sudah di
cek kelengkapannya.
4. Pada kolom terakhir tulis jumlah barang atau obat yang
perlu ditambah di kolom [+] dan jumlah barang atau obat
yang terpakai di kolom [-]
5. Paraf petugas pembuat laporan di kolom tanda tangan.
 Laporan mingguan :
Laporan mingguan merupakan hasil rekapan dari laporan
harian dan di tulis di format khusus yang telah ditetapkan.
Pelaporan ini dilakukan oleh penanggung jawab logistik ruangan
dan dilaporkan kepada kepala ruangan.
 Format laporan mingguan :
1. Nama divisi
2. Tanggal laporan di buat
3. Nomor barang atau obat
4. Nama barang atau obat
5. jumlah stok awal di gudang kecil
kolom jumlah penggunaan barang atau obat selama 1 minggu.
7. Jumlah penambahan stok barang atau obat gudang kecil
selama 1 minggu.
8. Jumlah stok akhir di gudang kecil selama 1 minggu.
9. Tanda tangan pembuat laporan dan kepala ruangan.
 Laporan bulanan :
Laporan bulanan di rekap dari hasil laporan mingguan oleh
penanggung jawab logistik gudang kecil dan dilaporkan kepada
kepala ruangan, direktur pelayanan medik.
 Format laporan bulanan :
1. Nama divisi
2. Tanggal laporan di buat
3. Nomor barang atau obat
4. Nama barang atau obat
5. jumlah stok awal di gudang kecil
kolom jumlah penggunaan barang atau obat selama 1 minggu.
7. Jumlah penambahan stok barang atau obat gudang kecil
selama 1 minggu.
8. Jumlah stok akhir di gudang kecil selama 1 minggu.
9. Tanda tangan pembuat laporan dan kepala ruangan,
direktur Yan Med
 laporan bulanan ini setelah mendapat persetujuan dari kepala
bagian masing-masing maka di tembuskan ke penanggung
jawab logistik gudang besar.

UNIT TERKAIT

PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
RAPAT KOORDINASI HARIAN KEPERAWATAN
Onkologi
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi Surabaya
Direktur Pelayanan Medis

Dr. Wiwien Ristanto


PENGERTIAN Suatu pertemuan yang dilakukan setiap hari yang diikuti oleh seluruh
perawat di semua divisi.

TUJUAN - timbang terima pasien dan kegiatan ke divisi yang


bersangkutan
- koordinasi untuk memperlancar kegiatan pelayanan
keperawatan.
KEBIJAKAN
PROSEDUR  Rapat koordinasi terdiri :
 rapat koordinasi harian (briefing petugas)
 Rapat mingguan
 Rapat 3 bulanan.

 Jadwal briefing harian ;


 Pagi : jam 07.00-07.30
 Sore : jam 14.00-14.30
 Malam : jam 21.00-21.30
 Yang disiapkan dalam briefing harian :
 Laporan pasien.
 Laporan kegiatan pelayanan.
 Laporan logistic
 Laporan permasalahan dan pemecahannya.
 Peserta rapat harian (briefing) :
 Petugas pelaksana harian
 Supervisor harian
 Kepala atau penanggung jawab divisi.
 Kegiatan selama rapat harian :
1. Briefing di buka oleh pemimpin rapat. Pemimpin
rapat bisa dari penanggung jawab divisi atau petugas
pelaksana harian.
2. Pelaporan meliputi :
- Laporan pasien.
- Laporan kegiatan pelayanan.
- Laporan logistic
- Laporan permasalahan dan pemecahannya.
3. Semua laporan yang masuk harus di catat di buku
briefing harian.
4. Hasil dari briefing harian akan dilaporkan pada
laporan mingguan.
UNIT TERKAIT
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
RAPAT MINGGUAN KEPERAWATAN
Onkologi
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi Surabaya
Direktur Pelayanan Medis

Dr. Wiwien Ristanto


PENGERTIAN Rapat yang dilakukan seminggu sekali untuk mengevaluasi semua
kegiatan yang berlangsung seminggu dalam satu divisi saja.

TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR I. Jadwal rapat mingguan :
 Sesuai kesepakatan masing-masing divisi.
II. Yang harus disiapkan untuk rapat mingguan adalah :
 Laporan mingguan yang merupakan rekap dari laporan
briefing harian.
 Buku notulen rapat mingguan
III. Peserta yang harus ikut rapat mingguan :
 Kepala ruangan
 Wakil kepala ruangan
 Penanggung jawab divisi.
IV. Kegiatan rapat mingguan :
 Rapat di buka oleh kepala ruangan.
 Pembacaan hasil result rapat evaluasi mingguan,
diantaranya :
- Result pasien
- Pelayanan
- Logistik
- Data false [masalah &pemecahanya]
 Tanggapan dari masing-masing peserta masing-masing
rapat.
 Solusi terhadap permasalahan yang ada.
 Hasil rapat dicatat di buku rapat mingguan.
 Hasil dari laporan mingguan harus dilaporkan dalam
laporan bulanan.
 Peserta rapat harus menandatangani dartar hadir.
UNIT TERKAIT
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
RAPAT BULANAN KEPERAWATAN
Onkologi
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi Surabaya
Direktur Pelayanan Medis

Dr. Wiwien Ristanto


PENGERTIAN Rapat yang dilakukan setiap bulan sekali untuk mengevaluasi semua
kegiatan pelayanan di semua bagian keperawatan.
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR  Jadwal rapat bulanan :
 Setiap senin pada minggu pertama bulan berikutnya.
 Yang harus disiapkan :
 Laporan bulanan yang merupakan rekapan dari hasil
laporan mingguan.
 Buku notulen rapat bulanan.
 Snack dan minuman
 Peserta yang harus ikut :
 Kepala perawat
 Wakil kepala perawat
 Kepala ruangan semua divisi keperawatan.
 Wakil kepala ruangan semua divisi keperawatan.
 Kegiatan selama laporan :
 Rapat dibuka oleh kepala perawat.
 Pembacaan dari hasil result laporan bulanan dari
masing-masing divisi sekaligus pembahasannya.
 Solusi dari masing-masing kepala ruangan.
 Hasil rapat dicatat di buku notulen laporan bulanan.
 Hasil rapat akan di laporkan kepada direktur Yan Med.
 Semua peserta rapat harus menandatangani daftar
hadir.
UNIT TERKAIT
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
PENGISIAN CEKLIST HARIAN
Onkologi
PERAWAT
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi Surabaya
Direktur Pelayanan Medis

Dr. Wiwien Ristanto


PENGERTIAN Checklist yang berisi semua tindakan pelayanan yang menjadi pedoman
petugas dalam melaksanakan kegiatan pelayanan
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR  Susunan checklist :
 Kop rumah sakit
 Nama ruangan
 Jenis shief jaga
 Hari dan tanggal kegiatan
 Kolom yang berisi :
1. Nomor kegiatan
2. Nama kegiatan
3. ya
4. Tidak
5. Keterangan
 Nama petugas
 Tanda tangan kepala ruangan
 Cara mengisi checklist :
1. Tulis hari dan tanggal melakukan kegiatan.
2. Beri tanda [v] pada kolom Ya bila sudah melakukan kegiatan
tersebut, dan beri tanda [v] pada kolom tidak bila tidak
melakukan kegiatan tersebut.
3. Isi keterangan dengan alasan tidak melakukan kegiatan atau
bila ada pesanan khusus untuk shief berikutnya.
4. Setelah akhir kegiatan minta tanda tangan dari chief ruangan
yang bertanggung jawab terhadap pelayanan pada shief saat
itu.
5. Setelah ditandatangani checklist tersebut di folder dan di
hanguskan setelah 5 tahun.
UNIT TERKAIT
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
JOB DESKRIPSI
Onkologi
PERAWAT KAMAR OPERASI
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi Surabaya
Direktur Pelayanan Medis

Dr. Wiwien Ristanto


PENGERTIAN Uraian tugas yang menjadi pedoman petugas dalam melaksanakan
kegiatan pelayanan
TUJUAN 1. kegiatan pelayanan berjalan sesuai prosedur
2. pembagian tugas tiap karyawan jelas
KEBIJAKAN
PROSEDUR I. Perawat Instrument
1. Membaca buku laporan dan jadwal operasi
2. Operan pagi
3. Cek ruang sterilan
4. Cek instrument sebelum operasi
5. Menyiapkan instrument operasi
6. Perawat instrument pada waktu operasi
7. Cek instrument sesudah operasi
8. Menyiapkan instrument dan linen untuk disteril

II. Perawat Asistant


1. Membaca buku laporan dan jadwal
operasi
2. Operan pagi
3. Cek kelengkapan alat OK
4. Mematikan lampu UV
5. Menyalakan lampu ruangan
6. Cek AC
7. Meja operasi, lampu operasi
8. menyiapkan Suction
9. Tempat sampah basah & kering
10. Membuka tabung O2 & N2O
11. Perawat asistant pada waktu operasi
12. Cek dan menyiapkan alat & obat untuk
besok

III. Perawat Omloop :


1. Menyiapkan status dan hasil
pemeriksaan
2. Menyiapkan lembar operasi, PA, resep,
lembar obat dan alat habis pakai
3. Menunjukkan jaringan PA pada pasien +
keluarga
4. Perawat omloop pada waktu operasi
5. Menyiapkan obat anestesi
6. Merapikan peralatan setelah operasi
7. Menyiapkan baju petugas untuk besok
8. Menulis laporan operasi + pethidine di
buku dan komputer
9. Operan dengan petugas RR

IV. Perawat Administrasi


1. Membaca buku laporan dan
jadwal operasi
2. Operan
3. Cek dan menulis jadwal operasi
dipapan whiteboard, buku, komputer
4. Penjadwalan operasi pertelpon
5. Konfirmasi petugas SC tentang :
jadwal praktek, acara lain dokter bedah.
6. Konfirmasi dokter operator untuk
jam operasi
7. Konfirmasi OK RS. luar untuk
jadwal operasi
8. Konfirmasi IRNA RS. luar : jadwal
operasi, no kamar
9. Konfirmasi dokter operator bila
pasien sudah mrs di RS. luar
10. Konfirmasi petugas PA (FNA,
IOC, VC)
11. Konfirmasi petugas radiologi
(USG marker, MM, lokalisasi prosedur)
12. Konfirmasi petugas SC tentang
jadwal operasi (jam operasi)
13. Konfirmasi jadwal operasi ke dr.
anestesi
14. Ada pambatalan operasi
konfirmasi ke : dokter operator, anestesi, petugas PA, petugas
SC.

UNIT TERKAIT
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
JOB DESKRIPSI
Onkologi
HELPER KAMAR OPERASI
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi Surabaya
Direktur Pelayanan Medis

dr. Wiwien Ristanto


PENGERTIAN Uraian tugas yang menjadi pedoman petugas dalam melaksanakan
kegiatan pelayanan
TUJUAN 1. kegiatan pelayanan berjalan sesuai
prosedur
2. pembagian tugas tiap karyawan jelas
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Membaca buku laporan & jadwal
operasi
2. Operan
3. Cek kebersihan & kelengkapan
peralatan seluruh ruangan OK
4. Membersihkan OK setelah
operasi selesai
5. Mencuci instrument OK
6. Mengisi air autoclave
7. Order linen
8. Order ATK & rumah tangga
UNIT TERKAIT
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
JADWAL DINAS PETUGAS
Onkologi
KAMAR OPERASI
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi Surabaya
Direktur Pelayanan Medis

dr. Wiwien Ristanto Ditetapkan


PENGERTIAN Jadwal dinas yang harus diikuti oleh semua petugas yang bertugas di unit
kerja OK, RR dan CSSD
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Jadwal jaga perawat
 Hari senin – jum’at :
 Pagi : jam 07.00 - 15.00 BBWI
 Sore : jam 13.00 - 21.00 BBWI
 Hari sabtu :
 pagi : jam 08.00 – 13.00 BBWI
 sabtu sore : jam 13.00 – 18.00 BBWI
 Jika ada operasi emergency on call (di luar jam kerja)
 Jika ada perubahan jadwal operasi, jadwal jaga bisa berubah
 Libur petugas setiap hari minggu atau hari libur nasional.
2. Jadwal jaga Helper
 Sore : jam 13.00 - 21.00 BBWI (setiap hari senin – jumat)
 Hari sabtu masuk pagi atau sore
 Libur petugas setiap hari minggu atau hari libur nasional.

UNIT TERKAIT

PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
INFORM CONCERN
Onkologi
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi Surabaya
Direktur Pelayanan Medis

dr. Wiwien Ristanto Ditetapkan


PENGERTIAN Surat pernyataan persetujuan yang diberikan oleh pasien dan keluarga
atas dilakukannya suatu tindakan yang diberikan kepada penderita.
Tanda tangan persetujuan ini harus dilakukan sebelum tindakan di
berikan.

TUJUAN 1. tindakan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secara


hukum
KEBIJAKAN 1. tanda tangan persetujuan dilakukan oleh penderita dan salah
satu keluarga sebagai saksi
2. penderita dengan usia di atas 21 tahun dapat mewakili dirinya
sendiri, kecuali untuk operasi dengan resiko yang besar.
PROSEDUR I. Isi inform concern :
1. Identitas dari keluarga pasien yang memberikan
persetujuan.
2. Pernyataan persetujuan dari pihak keluarga.
3. Identitas pasien yang akan dilakukan tindakan.
4. Penjelasan tentang tindakan & kemungkinan resiko yang
akan di hadapi.
5. Tanda tangan dan nama terang pasien dan keluarga
yang menyetujui dilakukannya tindakan.
6. Pernyataan bahwa dokter yang merawat telah
menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan kemungkinan
resiko yang akan di hadapi.
7. Tanda tangan dan nama terang dari dokter yang
merawat & yang akan melakukan tindakan.
II. Inform concern dilakukan pada :
1. Pasien pro operasi
2. Pasien pro chemotherapy
3. Pasien yang dilakukan tindakan invasive dengan kemungkinan
resiko.
III. Yang berhak tanda tangan di inform concern :
1. Pasien sendiri bila usia 16 tahun ke atas, terutama untuk tindakan
operasi dengan lokal anesthesi.
2. Bila pasien kurang dari 16 tahun harus ada pihak keluarga yang
mewakili.
3. Bila pasien dengan keterbatasan fisik sehingga tidak bisa tanda
tangan, bisa menggunakan cap jempol ibu jari kanan.
4. Keluarga pasien yang bisa memberikan persetujuan operasi
adalah :
 Bila pasien belum menikah : Ayah, ibu yang di beri kuasa.
 Bila pasien sudah menikah : Suami
 Bila pasien sudah tidak punya orang tua dan belum minikah
maka yang berhak tanda tangan adalah saudara terdekat
atau wali yang di beri kuasa.
5. Dokter yang memberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
UNIT TERKAIT Dokter,perawat,pasien dan keluarga
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
TATA TERTIB
Onkologi
PETUGAS KAMAR OPERASI
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi Surabaya
Direktur Pelayanan Medis

dr. Wiwien Ristanto Ditetapkan


PENGERTIAN Tatacara dan perlakuan yang diterapkan bagi petugas yang masuk kamar
operasi bersih
TUJUAN 1. Menjaga kelancaran operasional kamar operasi
2. Menjaga sterilitas kamar operasi
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Wajib memakai baju, topi dan sandal khusus yang telah
disediakan
2. Wajib memakai baju, topi dan sandal khusus yang telah
disediakan
3. Wajib menjaga personal hygiene masing-masing (badan, rambut
& kuku harus pendek)
4. Cuci tangan dan kaki pada saat akan masuk ruang kamar
operasi (saat akan mulai dan sesudah kerja)
5. Tidak boleh memakai perhiasan selama sedang bertugas di
kamar operasi.
6. Dilarang membawa makanan atau minuman di kamar operasi
7. Dilarang memasukkan benda yang berasal dari luar (tas,laptop
dll)
8. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
9. Sebelum dan sesudah kegiatan operasi, semua petugas harus
mengikuti briefing yang dipimpin oleh chief ruangan OK.
10. Untuk petugas lain yang akan memasuki daerah kamar operasi :
a. Memakai scort atau baju khusus yang telah disediakan.
b. Cuci tangan dan kaki saat akan masuk ruang kamar
operasi
UNIT TERKAIT Kamar Operasi

PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
PENGGUNAAN ELEKTROKNIFE
Onkologi
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit Onkologi Surabaya
Direktur Pelayanan Medis

Dr. Wiwien Ristanto


PENGERTIAN Tatacara penggunaan alat elektroknife dalam pembedahan dan
perawatannya.
TUJUAN 1. Memberikan petunjuk penggunaan dan perawatannya yang
benar.
2. Menjaga sterilitas alat elektroknife
3. Menjaga kondisi alat elektroknife siap pakai.
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Kabel elektroknife dalam keadaan steril di buka. Blade di masukkan
kedalam lubang hand set, pastikan blade tertancap pasti dan arah
sisi blade yang tajam sesuai dengan tombol hand set.
2. Sebagian dari kabel steril ditaruh di meja operasi dalam keadaan
steril dan di klem dengan doek klem.
3. Ujung pangkal yang tidak steril di pasang di lubang elektrotome yang
terdapat gambar elektroknife.
4. Putar panel cutting pada angka 2½ - 3 & koagulasi sesuai kebutuhan.
5. Pastikan plat (di atas plat diberi jelly) sudah terpasang di tubuh (kaki)
pasien sebelum dipakai.
6. Sebelummnya lakukan tes dengan cara menekan tombol kuning
(cutting) dan tombol biru (Koagulasi) pada hand set.
7. Setelah selesai pemakaian, hand set – kabel dan kepala dibersihkan
dari kotoran selanjutnya dibilas dengan cairan desinfectan
(Resiguard 2 %)
8. Hand set disimpan dalam tempat tertutup dengan desinfectan
formalin tablet.
NB :
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat , segera lapor bagian IPS.
UNIT TERKAIT OK

PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit PENGGUNAAN MEJA OPERASI
Onkologi
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit Onkologi Surabaya
Direktur Pelayanan Medis

Dr. Wiwien Ristanto


PENGERTIAN Tatacara penggunaan meja operasi dan fungsi-fungsi bagian dari meja
operasi.
TUJUAN 1. Memberikan petunjuk penggunaan dan perawatan yang benar.
2. Menghindari kesalahan perlakuan yang mungkin terjadi

KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Tinggi meja operasi diatur sejajar dengan siku operator.
2. Meja operasi harus di kunci untuk menghindari pergerakan meja
yang tidak perlu.
3. Meja operasi di alasi dengan perlak besar dilapisi dengan kain
penutup, menutupi semua permukaan meja operasi.
4. Bantal kecil di pasang di bagian kepala dialasi dengan perlak dan
kain penutup.
5. Selimut pasien dilipat di taruh di bawah bagian kaki pasien
6. Panjatan kaki di pasang sebelah kanan untuk memudahkan pasien
naik ke meja operasi.
7. Tali tangan disiapkan di bawah tempat lengan pasien dan tali kaki
disiapkan di sebelah kiri meja operasi.
8. Standart infuse di taruh di bagian lengan pasien yang di pasang
infuse.
NB :
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat, segera lapor bagian IPS.
UNIT TERKAIT OK

PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit PENGGUNAAN LAMPU HALOGEN
Onkologi
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit Onkologi Surabaya
Direktur Pelayanan Medis

Dr. Wiwien Ristanto


PENGERTIAN Tata cara pemakaian lampu halogen untuk tindakan pembedahan.
TUJUAN 1. Memberikan petunjuk penggunaan dengan benar.
2. Membantu kelancaran tindakan yang sedang berlangsung.
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Arahkan lampu halogen disisi lateral lokasi operasi dengan
membentuk sudut ke belakang pada siku lengan lampu halogen.
2. Arah sinar sejajar dengan sudut pandang mata operator, fokus
dan pasti ( tidak bergoyang )
3. Untuk keperluan stiril, pasang tutup stiril lampu pada bagian
tengah lampu, dan bila ingin melepas kap lampu yang telah
terpakai tekan panel pembuka kemudian kap di tarik keluar.
4. Untuk menyalakan tekan tombol ON dan untuk mematikan tekan
tombol OFF.
5. Kekuatan sinar lampu dapat di atur dengan meningkatkan derajat
sinar lampu yang tertera pada panel pengatur yang bergambar
arah panah.

NB :
1. * Setiap ada keluhan atau kerusakan alat ,segera lapor bagian
IPS.
UNIT TERKAIT OK

PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
Onkologi Penggunaan Suction Unit
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit Onkologi Surabaya
Direktur Pelayanan Medis

Dr. Wiwien Ristanto


PENGERTIAN Tatacara menggunakan alat suction.
TUJUAN 1. Memberikan tuntunan pemakaian alat suction dengan benar.
2. Menghindari kesalahan pemakaian yang dapat mengakibatkan
kerusakan.
3. Memperlancar tindakan
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Sambungkan selang panjang dengan kanule suction, kemudian
sambungkan dengan konektor pada tutup tabung.
2. Sambungkan konektor satunya dengan selang yang menghubungkan
dengan box suction.
3. Sambungkan kabel power ke switch.
4. Untuk menyalakan tekan panel ON dan untuk mematikan tekan
panel OFF
5. Untuk Mem-vacum botol redon, sambungkan konektor botol dengan
selang konektor suction.
6. Untuk tekanan diatur dengan memutar kearah kanan sesuai dengan
ukuran yang tercantum dalam box suction.

NB :
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat , segera lapor bagian IPS.
UNIT TERKAIT Kamar Operasi & Seluruh Unit

PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
PENGGUNAAN ALAT FOGGING
Onkologi
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit Onkologi Surabaya
Direktur Pelayanan Medis

Dr. Wiwien Ristanto


PENGERTIAN Tata cara menggunakan alat fogging untuk sterilisasi ruangan.
TUJUAN 1. Memperlancar proses fogging
2. Memberikan petunjuk cara fogging yang baik & merata
3. Menjaga keamanan dan keselamatan petugas
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Isi tabung alat fogging dengan cairan desinfectan ( Contoh :
Neo-Resiguard 1: 80 ) sebanyak 3-4 liter (minimal ujung selang
filter terendam)
2. Pastikan semua peralatan yang ada di ruangan ditutup
dengan kain.
3. Petugas memakai pelindung ( scort lengan panjang, kaca
mata khusus,masker )
4. Sambungkan kabel power ke sumber listrik / stop kontak
( sebelumnya pastikan alat dalam posisi Off)
5. Angkat alat fogging dengan dua tangan,tekan tombol On dan
arahkan merata ke seluruh ruangan ( ke arah atas dan dilanjutkan
ke arah bawah )
6. Setiap ruangan diperlukan fogging selama 2-3 menit.
7. Setelah proses fogging selesai, matikan tombol On-Off dan
cabut kabel power.

NB :
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat ,segera lapor bagian IPS.
UNIT TERKAIT Kamar Operasi & Seluruh Unit

PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
Onkologi Lampu Operasi Satelit
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit Onkologi Surabaya
Direktur Pelayanan Medis

Dr. Wiwien Ristanto


PENGERTIAN Tata cara pemakaian lampu satelit untuk tindakan pembedahan,
terutama pembedahan di Kamar Operasi Poli

TUJUAN 1. Memberikan petunjuk penggunaan dengan benar.


2. Membantu kelancaran tindakan yang sedang berlangsung.
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Arahkan lampu Satelit disisi lateral lokasi operasi dengan
membentuk sudut ke belakang pada siku lengan lampu halogen.
2. Arah sinar sejajar dengan sudut pandang mata operator, fokus
dan pasti ( tidak bergoyang )
3. Untuk menyalakan tekan tombol ON dan untuk mematikan tekan
tombol OFF.
4. Untuk mengatur fokus lampu putar swicht yang terletak pada
samping lampu.
5. Lampu satelit cenderung susah untuk di atur karena posisinya
tidak seflexible lampu operasi lainnya. Jadi untuk mengatur posisi
arah sinar maka semua bagian lampu harus di gerakan
mendekati obyek yang akan disinari tanpa meninggalkan prinsip
arah sinar lampu. Hati-hati dalam memindahkan lampu satelit,
karena lampu satelit cenderung rawan roboh jika tidak
menggunakan cara-cara yang benar dalam memindahkan.
NB :
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat, segera lapor bagian IPS.
UNIT TERKAIT OK

PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
PENATALAKSANAAN ANAFILAKSIS SHOCK
Onkologi
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit Onkologi Surabaya
Direktur Pelayanan Medis

Dr. Wiwien Ristanto


PENGERTIAN Suatu keadaan kegawatdaruratan berat bersifat akut akibat masuknya
zat-zat asing ke dalam tubuh dan menimbulkan reaksi imun yang
berlebihan dari dalam tubuh itu sendiri. Anafilaksis merupakan kumpulan
gejala yang di timbulkan karena reaksi akut terhadap zat asing pada
penderita yang sebelumnya telah mengalami sensitisasi (segera atau
reaksi imunitas hipersensitif tak langsung). Reaksi anafilaktoid secara
klinis tidak dapat di bedakan dari keadaan diatas kecuali kontak
sensitisasi sebelumnya tidak terjadi. Keadaan tersebut di gabungkan
dalam reaksi histamine tidak langsung yang berat.

Manifestasi klinis yang muncul:


1. Gambaran pada kulit.
Eritema, urtikaria, oedema angioneurotik, dan cyanotic
2. Manifestasi kardiovasculer.
Takhikardi, hipotensi, dan shock
3. Manifestasi respiratorik.
Rhinitis, obstruksi larynx, spasme bronkus (sesak nafas)
4. Manifestasi gastrointestinal.
Nausea, kejang abdomen, muntah, dan diare
5. Manifestasi lain.
Rasa tercekik, tinnitus, kesemutan, konfulsi, nyeri sendi, dan
hilangnya kesadaran.

TUJUAN 1. Petugas medis mengerti dan memahami prosedur


penatalaksanaan anafilaksis shock di unit masing-masing.
2. Petugas medis mampu melaksanakan prosedur penatalaksanaan
anafilaksis shock di unit masing-masing.
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Bila disebabkan oleh obat, segera hentikan pemberian
obat, jika karena sebab selain obat seperti infus ganti dengan
infus set berikut cairannya yang baru.
2. Posisikan penderita pada posisi yang lurus dan elevasikan
ekstrimitas bawah ( posisi Trendelenberg 30 o), amankan jalan
nafas ( manufer Jaw Trust atau Head Tilt Chin Lift)
3. Berikan oksigen 100%, jika menggunakan selang nasal
bicanule berikan oksigen 2-3 liter per menit, bila menggunakan
selang oksigen dengan simple mask berikan oksigen sebanyak 6-
7 liter per menit, dan bila menggunakan non rebreathing mask
berikan oksigen sebanyak 10 liter per menit.
4. Berikan Adrenalin 0,1% sebanyak 0,5 ml IM, ulangi bila
perlu tiap 5 menit. Bila sirkulasi adekuat, berikan 5 ml adrenalin
0,01% (Adrenalin 0,1% dalam 10 ml aquadest)IV.
- Jika belum ada IV line, berikan 0,3 - 1 mg. Tetapi dosis
yang sering dipakai 0,5 mg (Adrenalin 1:1000 berikan 0,5
ml IM), kemudian segera pasang IV line.
- Jika sudah ada IV line, berikan 0,2 mg IV (1 Ampul
adrenalin 1:10000 larutkan sampai dengan 10 ml berikan 2
ml), atau tanpa melewati pengenceran, tetapi
pemberiannya dengan hati-hati dan pelan ( proses
pengenceran memerlukan waktu yang cukup lama
sedangkan intervensi adrenalin harus segera dilaksanakan,
yang artinya lebih cepat lebih baik)
- Pemberian IV berkelanjutan tergantung respon penderita
atau dapat di berikan adrenalin antara 5-15 menit 2-5 ml IV
pelan
- Pemberian adrenalin dengan cara IV lebih diutamakan dari
pada IM. Karena efektifitas waktu pemberian.
- Catatan: periksa dan amati respirasi setelah suntikan
pertama kalau perlu suction sekresi dari dalam mulut ,
siapkan ambu bag set atau ambu+mask (Jackson Rees)
beserta intubasi set.
5. Pasang IV line menggunakan kanule yang besar untuk
terapi hipovolemik dan hipotensi dengan cairan plasma expander
(Plasmafuscin, HAES Steril, atau Gelafundin) di berikan
secepatnya untuk koreksi hipovolemik oleh karena vasodilatasi
akut dan kebocoran cairan intra vaskuler.
6. Berikan obat-obatan steroid seperti Hidrokortison 200 mg
(sediaan: solucortef) IV, atau bila tidak ada berikan Oradexon 5
mg. Walaupun tidak bermanfaat pada stadium akut, tetapi sangat
bermanfaat untuk stadium lebih lanjut, diharapkan menghambat
proses yang berlangsung.
7. Bila terjadi bronkospasme berikan Aminofilin 5 mg/kg BB IV
(bila penggunaan adrenalin atau epinephrine tidak responsif
terhadap bronkospasme).
8. Anti histamin seperti Delladryl diberikan 1 cc IM.
9. Reassesment tanda-tanda vital (Tekanan darah, nadi,
respiratory rate, dan kesadaran) tiap 15 menit.
Pemberian ephineprine ( ikuti Protokol Dokter )
 Reaksi Lokal ( urtikaria, angioedema )
Berikan 0,5 mg ( 1: 1000 cairan = 0,5 ml ) tiap 15 mnt
 Bronchospasme ringan
Berikan O2 10 Lpm via masker ( jika dg COPD berkian 2 Lpm
Canula nasal )
 Bronchospasme berat
Berikan ephineprine 1 mg selama 5 mnt ( 1 : 10.000 dalam 10 mnt )
Ulangi tiap 5 mnt jika diperlukan, max 3 dosis. Lakukan resusitasi
O2 dengan bag mask, berikan pernafasan buatan jika diperlukan

UNIT TERKAIT
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
DAFTAR ALAT DAN OBAT
Onkologi
ANESTESI
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi Surabaya
Direktur Pelayanan Medis

Dr. Wiwien Ristanto


PENGERTIAN Alat dan obat anestesi yang harus tersedia untuk tindakan operasi
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR I. Alat anestesi
1. mesin anestesi (dengan vaporizer enflurane dan halothan)
2. laringoskop (blade neonatus, pediatric, adult)
3. monitor elektrik (NIBP + ECG + pulse oximetri/saturasi
oksigen)
4. tensimeter + stetoskop
5. endotraceal tube no : 2,5 – 7,5
6. oropharingeal
7. jarum spinal : spinocan no 26G
8. suction dan kanula suction
9. jackson-reese : pediatric dan adult
II. Obat anestesi
1. xylocain spray
2. premedikasi
- sulfas atropin
- midazolam (miloz/ dormicum)
- pethidin dan morphin
- clonidin (catapress)
3. induksi
- propofol (recovol/ diprivan)
- pentothal (thiopental)
- ketamin (ketalar)
4. inhalasi
- oksigen
- N2O
- Enflurane (ethrane)
- halothane
5. analgesik
- ketorolac (toradol)
- tramadol (tramal)
- antalgin (novalgin /antrain)
- ketoprofen (profenid supp/ pronalges inj. dan
supp)
6. anti muntah
- metoclopramide (primperan)
- ondansetron (frazon/ ondavell)
7. H2-blocker
- cimetidine (ulsikur)
- ranitidine (rantin)
8. obat emergency
- ephedrin 50 mg/ml
- epinefrin/adrenalin
- dexamethasone 4 mg/ml
- aminophilin 24 mg/ml
9. anestesi lokal
- lidokain 2%
- narophin 7,5% (10 cc)
- marcain heavy, marcain 0,5% (20 cc)
III. Cairan
1. kristaloid
- Rl
- Asering
- PZ/ NaCL 0,9%
- D5 1/4S
- D5 1/2S
2. koloid
- haess 6%
- gelofusin
- expafusin
3. manitol, mantos 10%
UNIT TERKAIT
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
ANESTESI LOKAL
Onkologi
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi Surabaya
Direktur Pelayanan Medis

Dr. Wiwien Ristanto


PENGERTIAN Prosedur anesthesi dengan hanya melokalisasi daerah yang akan di
operasi saja.
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR A. Persiapan alat dan obat
1. lidokain 2% atau lidokain comp.2% (2ml/amp)
2. aquadest steril (25 ml)
3. spuit (sesuai keperluan)
4. jarum (sesuai keperluan)
5. kapas alkohol
6. kasa
7. bengkok

B. Langkah kerja
1. spuit dan jarum dibuka, diletakkan dimeja instrument (spuit dan
jarum dalam keadaan steril)
2. lidokain bagian leher diusap dengan kapas alkohol kemudian
dibuka dan aquadest steril bagian atas diusap kapas alkohol
juga.
3. lidokain diambil lalu diencerkan dengan aquadest steril
(perbandingan 1:1)
UNIT TERKAIT

PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
GENERAL ANESTESI
Onkologi
( MASKER )
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi Surabaya
Direktur Pelayanan Medis

Dr. Wiwien Ristanto


PENGERTIAN Prosedur anesthesi dengan menidurkan pasien dengan obat-obat
tertentu dengan bantuan pemberian oksigen dengan menggunakan
masker.
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR A. persiapan alat
1. alat anestesi
a. mesin anestesi
b. monitor elektrik
c. tensimeter + stetoskop
d. oropharingeal
e. suction dan kanula suction
2. alat lain
a. spuit (sesuai kebutuhan)
b. jarum (sesuai kebutuhan)
c. aquadest steril (25 ml)
d. kapas alkohol
e. kasa
f. bengkok

B. persiapan obat
1. inhalasi
1. O2 & N2O
2. enflurane (ethrane)
2. premedikasi
1. petidine (100 mg/ 2 ml)
diencerkan jadi 10 ml ( 10 mg/ml)
2. dormicum (15 mg/ 3 ml)
3. sulfas atropin (0,25 mg/ ml)
3. induksi
1. propofol (200 mg/ 20 ml, sediaan cair)
diencerkan dengan lidokain 2% : 1 amp (10 mg/ ml)
2. pentotal (pentotal 500 mg/vial, sediaan serbuk)
diencerkan jadi 20 ml (25mg/ ml)
3. ketalar (1000mg/ 10 ml, sediaan cair)
4. analgesik : toradol (30 mg/ ml)
5. anti muntah
1. frazon (4mg/ 2ml)
2. primperan (10 mg/2 ml)
6. H2-blocker : rantin (50 mg/ 2ml)
C. langkah kerja
1. semua obat disiapkan, kemudian obat
dimasukkan sesuai advis (obat premedikasi, obat induksi)
2. setelah pasien tidur, masker dipasang oleh dr.
Anestesi
3. sebelum operasi selesai diberikan obat
analgesik
UNIT TERKAIT
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
GENERAL ANESTESI
Onkologi
( INTUBASI )
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi Surabaya
Direktur Pelayanan Medis

Dr. Wiwien Ristanto


PENGERTIAN Prosedur pemberian anesthesi dengan menidurkan pasien dengan obat-
obatan tertentu dengan memberikan bantuan oksigen dengan
menggunakan teknik intubasi
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR

Persiapan alat
A. alat anestesi
1. mesin anestesi
2. laringoskop
3. monitor elektrik
4. endotrakeal tube (ukuran sesuai kebutuhan) + stilet
5. tensimeter + stetoskop
6. oropharingeal
7. suction + kanula suction
8. spuit 20 ml (untuk fixasi)
9. suction dan kanula suction
B. alat lain
1. spuit (sesuai kebutuhan)
2. jarum (sesuai kebutuhan)
3. aquadest steril (25 ml)
4. kapas alkohol
5. kasa
6. bengkok
C. persiapan alat dan obat
1. inhalasi
- O2 & N2O
- enflurane (ethrane)
2. premedikasi
- petidine (100 mg/ 2 ml)
- diencerkan jadi 10 ml ( 10 mg/ml)
- dormicum (15 mg/ 3 ml)
- sulfas atropin (0,25 mg/ ml)
3. induksi
- propofol (200 mg/ 20 ml, sediaan cair)
- diencerkan dengan lidokain 2% : 1 amp (10 mg/
ml)
- pentotal (pentotal 500 mg/vial, sediaan serbuk)
- diencerkan jadi 20 ml (25mg/ ml)
- ketalar (1000mg/ 10 ml, sediaan cair)
4. analgesik : toradol (30 mg/ ml)
5. anti muntah
- frazon (4mg/ 2ml)
- primperan (10 mg/2 ml)
6. H2-blocker : rantin (50 mg/ 2ml)
D. langkah kerja
1. semua obat disiapkan, kemudian obat dimasukkan
sesuai advis (obat premedikasi, obat induksi)
2. kemudian dilakukan intubasi
3. selesai intubasi, pasien disiapkan posisi operasi
4. sebelum operasi selesai diberikan obat analgesik
1.
UNIT TERKAIT

PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
SAB
Onkologi
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Klinik Onkologi Surabaya
Direktur Pelayanan Medis

Dr. Wiwien Ristanto


PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR Persiapan alat
A. alat anestesi
1. mesin anestesi
2. monitor elektrik
3. tensimeter + stetoskop
4. set alat (steril) untuk anestesi :
- jarum spinocan 1
- cucing 2
- depres 3
- desinfeksi klem 1
- spuit 3 ml 1
- handschoen 1
- hansaplast kecil 1
- betadine 20 ml
- alkohol 20 ml
- doek lubang 1

B. alat lain
1. spuit (sesuai kebutuhan)
2. jarum (sesuai kebutuhan)
3. aquadest steril (25 ml)
4. kapas alkohol
5. kasa
6. bengkok

C. persiapan obat
1. inhalasi : O2
2. SAB
- lidodex 5%
- valium
- marcain
- ..........................
3. analgesik : toradol (30 mg/ ml)
4. anti muntah
- frazon (4mg/ 2ml)
- primperan (10 mg/2 ml)
5. H2-blocker : rantin (50 mg/ 2ml)
D. langkah kerja
1. pasien disiapkan posisi
miring (kepala ditekuk kearah dada, kaki ditekuk keatas dan
kedua tangan menarik kaki)
2. daerah lumbal dan
sekitarnya didesinfeksi dengan betadine, alkohol
3. obat lidodex dibuka
kemudian dimasukkan pada spuit. Jarum spuit diambil lalu
diganti dengan jarum spinocath
4. obat dimasukkan, setelah
selesai bekas tusukan diberi hansaplast.
5. pasien disiapkan posisi
sesuai jenis operasi
6. sebelum operasi selesai
diberikan obat analgesik
UNIT TERKAIT

You might also like