You are on page 1of 3

Hama Burung Ancam Sawah di Subang

Usaha untuk mengusir hama burung, sedikitnya harus mengeluarkan uang ratusan ribu rupiah.
MINGGU, 4 JANUARI 2009, 22:28 WIB
Arry Anggadha

  (banten.go.id)

VIVAnews - Sedikitnya empat hektar sawah di desa Margahayu, kecamatan Pagaden Barat, Subang terancam gagal panen.
Memasuki sekitar dua minggu menjelang masa panen, petani dipusingkan oleh hama burung yang menyerang sawah mereka.

Sulaiman (45), petani desa Margahayu, mengaku, dua minggu terakhir ini, dirinya bersama istri, mengabiskan waktunya untuk
menjaga sawah miliknya. "Kalau enggak dijaga, padi yang beberapa minggu ke depan, bakal habis dijarah burung," ujarnya.
"Praktis, kami tidak bisa ngelakuin pekerjaan lain," lanjutnya.

Dikatakan Sulaiman, dalam usahanya mengusir hama burung, sedikitnya harus mengeluarkan uang ratusan ribu rupiah. Uang itu
digunakan untuk membeli peralatan pengusir burung. "Alat alat tersebut, kita ikat secara sambung menyambung, dengan satu
pusat titik tarik," jelas Sulaiman.

Sementara itu, sampai saat ini, Sulaiman mengaku belum ada tindakan yang dilakukan pemerintah daerah untuk menangani kasus
hama Burung tersebut. Dijelaskan Sulaiman, padi miliknya, diperkirakan akan panen dalam dua minggu ke depan. "Mudah-
mudahan, panen yang tinggal sekitar dua minggu kedepan, tidak terlalu buruk," harap Sulaiman. 

Laporan: Inin Nastain/Subang


• VIVAnews
Aneka macam pengusir burung di sawah
Bagi petani, beberapa jenis burung pemakan biji-bijian seperti burung bondol peking (Lonchura
punctulata), bondol haji (Lonchura maja), serta bondol jawa (Lonchura leucogastroides) merupakan
ancaman tersendiri bagi keberhasilan panennya. Berbagai usaha pun dilakukan para petani agar
sawahnya terhindar dari serangan burung-burung ini, seperti dengan cara menangkap, membunuh, atau
hanya dengan mengusirnya saja.

Salah satu cara yang sering dilakukan para petani adalah dengan membuat benda atau bunyi-bunyian
yang bisa mengusir burung dari sawah mereka. Jenis pengusir burung ini bermacam-macam, misalnya
orang-orangan sawah yang bisa terbuat dari kayu atau dari jerami, tak jarang pula ditemui orang-orangan
sawah yang dibalut dengan baju layaknya manusia sungguhan.

Jenis pengusir yang lain terbuat dari seutas tali panjang yang kadang-kadang tali ini digantungi dengan
beberapa plastik, sehingga ketika tali digerakkaan plastik-plastik itu akan melambai-lambai. Kadang,
petani juga menggantung kepingan CD di tali yang bisa menimbulkan cahaya menyilaukan jika terkena
sinar matahari.

Tidak cukup hanya dengan membuat semacam gerakan atau dengan gangguan berupa cahaya silau,
tetapi para petani seringkali harus membuat bunyi-bunyian hingga bisa mengusir burung. Bunyi ini bisa
didapat dari berbagai jenis kaleng yang di pasang di ujung bambu. Biasanya bambu ini dihubungkan
dengan menggunakan tali, sehingga petani hanya cukup menarik atau menggerakkan tali untuk membuat
kaleng-kaleng itu berbunyi. Ada pula petani yang menggunakan asbak yang terbuat dari bahan yang
sejenis atau dengan memukul-mukul seng. Tak jarang pula para petani berteriak-teriak dari gubug untuk
benar-benar mengusir burung yang sering bergerombol itu. Jika berbagai macam cara tersebut tidak juga
membuat burung-burung itu pergi, terpaksa mereka harus mendekati dan mengusirnya dari jarak yang
lebih dekat.
Pengusir Burung Model Baru
Kamis, 29-10-2009 10:54:29 oleh: Theopilus Sandy

Jika zaman dahulu petani membuat orang-orangan di sawah untuk mengusir


burung-burung yang datang memakan padi, maka petani sebuah areal
sawah di Karawang ini menggunakan bohlam neon dan kepingan DVD bekas
untuk mengusir burung.

You might also like