You are on page 1of 13

ANALISA KASUS DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI

KOMUNIKASI

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas matakuliah

Psikologi Komunikasi

Oleh:

Sam Eka Harry Restanto

409253422948

DKV/GG

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PROGAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

DESEMBER 2010
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah S.W.T.


karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
makalah disusun untuk memenuhi tugas individu mahasiswa dalam penyelesaian
mata kuliah psikologi komunikasi.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu dalam pembuatan makalah ini. Penulis mengakui bahwa manusia
mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang
dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini
yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan
sempurna dalam makalah ini.

Dengan menyelesaikan makalah ini, penulis mengharapkan banyak


manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari makalah ini.

Malang, Desember 2010

Penulis

2
Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………………….2

Daftar Isi……………………………………………………………..3

Bab I Pendahuluan…………………………………………………...4

Bab II Pembahasan…………………………………………………..5

Bab III Penutup……………………………………………………..11

Daftar Rujukan………………………………………………………12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan Makalah

Dewasa ini, di masyarakat marak terjadi fenomena fenomena perilaku yang


berhubungan dengan psikologi komunikasi. Prilaku yang bisa dibilang akan
membuat kita bingung mengapa beberapa masyarakat hanya bisa di nalar melalui
sudut pandang psikologi komunikasi.

Jika kita kurang atau tidak memperhatikan fenomena prilaku tersebut maka akan
sulit bagi seorang desainer untuk menciptakan produk yang sesuai dan diminati
oleh masyarakat tersebut. Jadi penting bagi seorang desainer untuk bisa membaca
fikiran pasar secara psikologi komunkasi agar mampu membuat produk yang
mampu mengikuti atau jika bisa menguasai pasar sehingga produk tersebut akan
di butuhkan dan diminati pasar.

B. Rumusan masalah

Menganalisa lebih lanjut kasus kasus yang sedang hangat di perbincangkan di


masyarakat dari sudut pandang psikologi komunikasi

C. Tujuan penulisan makalah

Menghasilkan analisa lebih lanjut kasus kasus yang sedang hangat di


perbincangkan di masyarakat dari sudut pandang psikologi komunikasi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.Contoh Contoh Kasus Yang Hangat di Perbincangkan di Masyarakat

1. Kasus Pertama
Bagi yang menyukai entrepreneurship pasti mengenal sosok Hendy. Hendy
adalah anak muda yang sukses mengembangkan usaha kebab Baba Rafi. Ia
lebih memilih menjadi seorang pengusaha daripada kuliah. Ia sempat kuliah
dua semester di ITS. Ia pernah dianugrahkan sebagai Wirausaha Muda Mandiri
terbaik versi Bank Mandiri. Saat ini ia memiliki ratusan gerobak kebab Baba
Rafi yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia.
Perspektif Psikologi Komunikasi.

2. Kasus Kedua
Film Menculik Miyabi akhirnya dirilis di bioskop tanah air. Awal rencana
pembuatan film ini ditentang sebagian masyarakat Indonesia, karena sang
bintang film Mariya Ozawa dikenal sebagai bintang film porno. Namun
faktannya film ini tetap diproduksi dan ditayangkan di bioskop Indonesia.
Dengan alas an telah lulus Sensor dan tidak ada adegan vulgar. analisa
pendekatan system komunikasi interpersonal.

3. Kasus Ketiga
Semua pasti mengetahui Bonek. Kemanapaun tim kesayangannya persebaya
tampil, bonek pasti akan mengikutinya, meskipun dengan cara-cara yang tidak
baik. Bonek dikenal supporter yang fanatic, dan mempunyai citra negative.
Kenapa bonek senantiasa bertahan dan eksis ? Apa yang melandasinnya ?

5
4. Kasus keempat
Kalau kita masuk ke kantor-kantor professional. Seperti perbankan pegawai
terutama kasir maupun resepsionis rata-rata berwajah cantik atau tampan ?
bahkan Aronson mengatakan “berbahagialah orang-orang cantik ! karena
mereka akan disenangi orang !. Kenapa orang lebih tertarik kepada paras
dibandingkan dengan dalamnya ?

B. Analisa Kasus Dari Perspektif Psikologi Komunikasi

• Kasus pertama
Seseorang pastilah punya pilihan dalam menjalani kehidupannya, begitu juga
dengan seorang hendy yang lebih memilih berwira usaha dengan “kebabnya”
daripada harus meneruskan kuliah.
Dalam perspektif psikologi komunikasi kaitannya dengan bab berpikir, dimana
dalam berpikir melibatkan semua proses sensasi dan juga persepsi. Dalam
berfikir nantinya akan menghasilkan sebuah pilihan dan setelah terdapat
pilihan maka seseorang akan mengambil sebuah keputusan. Dalam berpikir
mungkin seorang hendy menggunakan 2 metode berpikir,induktif dan juga
evaluatif , dalam berpikir evaluatif adalah berpikir kritis menilai baik
buruknya, tepat atau tidaknya sebuah keputusan yang di ambil. Setelah
memikirkan gagasan yang telah ada seorang hendy akan masuk ke tahap
selanjutnya yaitu mengambil/menentukan sebuah keputusan. Dan akhirnya dia
telah mengambil sebuah keputusan untuk berwira usaha daripada meneruskan
kuliahnya. Karena 1. Sebuah keputusan itu merupakan hasil berpikir, hasil
usaha intelektual. 2. keputusan selalu melibatkan pilihan dari berbagai
alternative. 3. keputusan selalu melibatkan tindakan nyata, walaupun
pelaksanaanya boleh ditangguhkan atau dilupakan. Dan saya kira hendy juga
telah mengambil sebuah keputusan yang sangat tepat, dan keputusannya itu
terbukti bukan sebuah keputusan yang sembarangan. Jika saja dia mengambil
keputusan untuk meneruskan kuliahnya, belum tentu dia bisa menjadi seperti

6
sekarang ini, yang punya ratusan gerobak kebab baba rafi diseluruh Indonesia,
bahkan sampai ke negeri tetangga.

• Kasus kedua
Sebuah karya anak bangsa yang sempat membuat geger hamper seluruh
penduduk negeri ini, bagaimana tidak, seorang bintang porno yang sudah tidak
asing lagi di kalangan penggemar film biru (blue film) akan hadir ke negeri ini,
tapi anehnya nama maria ozawa juga sudah tidak asing di kalangan yang bukan
penggemar film porno, terkadang membuat saya bingung kenapa orang-orang
itu bisa sangat membenci maria ozawa (miyabi sedangkan mereka sendiri
belum pernah melihat secara langsung miyabi yang sedang beradegan porno.
Nah disinilah sebuah persepsi interpersonal muncul, kita terkadang menilai
seseorang itu semau kita, sesuai dengan informasi yang kita dapat, sedangkan
persepsi atau penilaian kita terhadap seseorang itu tidak selamanya benar.
Seperti kasus ini, ketika masyarakat kita menolak untuk film itu diproduksi
meskipun sudah diberitakan kalau dalam film itu tidak akan ada adegan porno
seperti yang banyak dikhawatirkan masyarakat. Tapi karena sudah terlanjur
imej yang ada di masyarakat sudah begitu melekat, ya mau apa lagi. Toh
ternyata film in jadi dan diputar banyak masyarakat yang menontonnya,
disinilah terjadi sebuah kesalahan dalam mempersepsi. Dalam system
komunikasi interpersonal kita mengenal Persepsi interpersonal yang memiliki
empat perbedaan dengan persepsi objek. Dalam persepsi interpersonal,
pertama: stimuli mungkin sampai pada kita melalui lambing-lambang verbal
atau grafis yang disampaikan pihak ketiga. Kedua, kita mencoba memahami
apa yng tidak tampak oleh indera kita. Kita tidak hanya melihat perilakunya,
tapi juga mengapa ia berperilaku seperti itu. Ketiga, factor-faktor personal dan
karakteristik orang yang ditanggapi, serta hubungan anda dengan orang
tersebut, menyebabkan persepsi interpersonal cenderung untuk keliru.
Keempat, manusia itu selalu berubah-ubah, kadang sedih kadang bahagia. Dan
mungkin ini jugalah yang terjadi pada masyarakat kita, dimana dulu mereka
begitu menentang tentang pembuatan film yang dibintangi oleh miyabi, tapi

7
ketika film itu benar-benar di produksi dan benar-benar jadi, toh masyarakat
juga yang mengantre tiketnya di bioskop.

• Kasus ketiga
Bonek, seluruh penggemar sepak bola tanah air pasti mereka mengenal bonek,
tapi kenapa bonek bisa begitu terkenal ya? Kita mengenal bonek adalah
sekelompok supporter yang begitu fanatic dengan tim kesayangannya. Sampai
“dimana persebaya ada disitu kami ada, karena kami bonek mania” sebuah
nyanyian yang menunjukan betapa mereka sangat mencintai tim
kesayangannya dan sebagai wujud eksistensi mereka. Tapi bukan semangat
untuk mnedukung timnya yang dikenal oleh masyarakat, justru citra negative
lah yang melekat pada masyarakat. Dalam komunikasi massa kita mengenal
efek kognitif komunikasi massa, yang didalamnya menjelaskan tentang
pentingnya sebuah citra, citra adalah gambaran tentang realitas dan tidak harus
selalu sesuai dengan realitas. Sedangkan citra terbentuk berdasarkan informasi
yang kita terima. Begitulah juga yang dialami oleh bonek, mereka sudah
terlanjur mendapatkan citra yang buruk dari masyarakat, memang masyarakat
juga tidak selamanya salah dan juga benar, suatu contoh ketika bonek bertemu
dengan Viking, bagi Viking tidak sepenuhnya seperti yang digambarkan
masyarkat, bahkan Viking menganggap bonek adalah saudara mereka.
Sedangkan kenapa mereka bisa tetap bertahan dan eksis, saya melihat disini
ibarat sepasang kekasih yang saling mencintai, bonek begitu mencintai
persebaya begitu juga sebaliknya. Ketika cinta itu sudah meracuni mereka
apapun yang terjadi mereka akan tetap saling mencintai bak laila dan majnun.
Tapi disini tidak membahas laila majnun, tapi tentang sekelompok orang yang
menamakan diri mereka sebagai bonek. Dalam kelompok dan pengaruhnya
pada perilaku interpersonal disitu kelompok dibagi menjadi dua yaitu
kelompok primer dan sekunder, walaupun kita menjadi banyak anggota
kelompok, kita terikat pada beberapa kelompok saja, hubungan kita dengan
keluarga, tetangga, teman sepermainan terasa lebih akrab dan juga personal,
kelompok inilah yang disebut kelompok primer, begitu juga dengan bonek

8
meskipun orang berkata apa kepadanya,tapi karena mereka lebih akrab,lebih
personal dan juga menyentuh hatilah mereka tetap bisa tetap eksis dan
bertahan. Dan bonek adalah juga kelompok sekunder dari kelompok lain yang
akhirnya terjadi sebuah pertengkaran, ya karena mereka memang tidak satu
tujuan. Bonek begitu mencintai persebaya, sementara tidak semua kelompok
(sekunder) mendukung persebaya. Dan lagi dalam kelompok primer selain
komunikasinya bersifat personal kualitas komunikasinya bersifat dalam dan
meluas.

• Kasus ke empat
Kasus ke empat ini sungguh sangat menarik sekali, ketika saya masuk pada
sebuah rumah sakit untuk menjenguk teman yang sakit dan kebetulan saya
tidak tau dimana dia dirawat, saya lalu menghampiri meja resepsionis dan
ternyata yang berjaga aduhai cantiknya, meskipun terkadang orang bilang
cantik itu relative, tapi saya kira ukuran kerelatifan seseorang itu tidak jauh
berbeda. Saya begitu nyaman ngobrol dengan penjaga itu, dan tak terasa terjadi
sebuah interaksi yang begitu menyenangkan didalamnya. Mungkin saya setuju
dengan aronson,orang cantik itu akan disenangi orang. Terkait dengan kenapa
orang cantik lebih dipilih daripada yang kurang cantik, dalam pengaruh atraksi
interpersonal pada komunikasi interpersonal, komunikator yang dipandang
menarik: karena kesamaan, kedekatan, daya tarik fisik akan lebih efektif dalam
mempengaruhi perubahan pendapat dan sikap. Dan lagi dalam factor-faktor
situasional yang mempengaruhi atraksi interpersonal telah diungkapkan bahwa
daya tarik fisik sering menjadi penyebab utama atraksi interpersonal, beberapa
penelitian juga mengungkapkan karangan orang yang dipandang cantik dinilai
lebih daripada karangan serupa yang dibuat oleh orang yang dipandang jelek.
Orang cantik atau tampan lebih efektif dalam mempengaruhi pendapat orang
lain. Dan memang seperti itulah yang terjadi, jadi menurut saya tidak ada yang
salah jika orang cantik lebih dibuthkan dalam dunia perkantoran dll, dan sah-
sah saja. Soal kcantikan dari dalam, seseorang akan sulit menilai itu karena
memang itu adalah hal yang sulit, dan juga penilaian atau persepsi orang itu

9
juga pasti berbeda-beda, suatu contoh ketika ada seorang resepsionis yang jelek
pasti costumer akan merasa tidak nyaman atau apalah, walaupun resepsionis itu
hatinya baik, dan memang itu yang sering terjadi.

10
BABIII

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Kasus Pertama

Seorang hendy yang lebih memilih berwira usaha dengan “kebabnya”


daripada harus meneruskan kuliah. Dalam perspektif psikologi komunikasi
kaitannya dengan bab berpikir. seorang hendy menggunakan 2 metode
berpikir,induktif dan juga evaluatif.

 Kasus Kedua

Orang-orang bisa sangat membenci maria ozawa yang hanya akan berperan
pada sebuah film komedi bukan film porno (sedangkan masyarakat sendiri
belum pernah melihat secara langsung miyabi yang sedang beradegan porno.
disinilah sebuah persepsi interpersonal muncul, kita terkadang menilai
seseorang itu semau kita, sesuai dengan informasi yang kita dapat, sedangkan
persepsi atau penilaian kita terhadap seseorang itu tidak selamanya benar.

 Kasus Ketiga

Citra negative Bonek yang udah melekat pada masyarakat. Dalam


komunikasi massa kita mengenal efek kognitif komunikasi massa, yang
didalamnya menjelaskan tentang pentingnya sebuah citra, citra adalah
gambaran tentang realitas dan tidak harus selalu sesuai dengan realitas.
Sedangkan citra terbentuk berdasarkan informasi yang kita terima.

 Kasus Keempat

11
Orang yang rupawan akan lebih disenangi orang. dalam pengaruh atraksi
interpersonal pada komunikasi interpersonal, komunikator yang dipandang
menarik: karena kesamaan, kedekatan, daya tarik fisik akan lebih efektif
dalam mempengaruhi perubahan pendapat dan sikap. Dan lagi dalam factor-
faktor situasional yang mempengaruhi atraksi interpersonal telah diungkapkan
bahwa daya tarik fisik sering menjadi penyebab utama atraksi interpersonal

12
Daftar Rujukan

 http:/www.kaskus.us/showtheard3048.php

 http:/www.anneahira.com/sdkhpsikologikomunikasi.html

13

You might also like