You are on page 1of 28

Heat Treatment

 
A. EFEK PADA STRUKTUR MIKRO DAN UKURAN BUTIRAN
Pada proses pembuatannya, komposisi kimia yang dibutuhkan diperoleh ketika baja dalam
bentuk fasa cair pada suhu yang tinggi.
Pada saat proses pendinginan dari suhu lelehnya, baja mulai berubah menjadi fasa padat pada
suhu 13500, pada fasa ini lah berlangsung perubahan struktur mikro. Perubahan struktur
mikro dapat juga dilakukan dengan jalan heat treatment.
Bila proses pendinginan dilakukan secara perlahan, maka akan dapat dicapai tiap jenis struktur
mikro yang seimbang sesuai dengan komposisi kimia dan suhu baja. Perubahan struktur
mikro pada berbagai suhu dan kadar karbon dapat dilihat pada Diagram Fase Keseimbangan
(Equilibrium Phase Diagram).

Fig 6.3 Equilibrium phase diagram for iron – iron carbide system (f.c.c.face – centred cubic:
b.c.c. body-cenreed cubic)

 
 Penjelasan diagram:
 Pada kandungan karbon mencapai 6.67% terbentuk struktur mikro dinamakan Sementit
Fe3C (dapat dilihat pada garis vertical paling kanan).
 Sifat – sifat cementitte: sangat keras dan sangat getas
 Pada sisi kiri diagram dimana pada kandungan karbon yang sangat rendah, pada suhu
kamar terbentuk struktur mikro ferit. 
 Pada baja dengan kadar karbon 0.83%, struktur mikro yang terbentuk adalah Perlit,
kondisi suhu dan kadar karbon ini dinamakan titik Eutectoid. 
 Pada baja dengan kandungan karbon rendah sampai dengan titik eutectoid, struktur
mikro yang terbentuk adalah campuran antara ferit dan perlit. 
 Pada baja dengan kandungan titik eutectoid sampai dengan 6.67%, struktur mikro yang
terbentuk adalah campuran antara perlit dan sementit. 
 Pada saat pendinginan dari suhu leleh baja dengan kadar karbon rendah, akan terbentuk
struktur mikro Ferit Delta lalu menjadi struktur mikro Austenit. 
 Pada baja dengan kadar karbon yang lebih tinggi, suhu leleh turun dengan naiknya kadar
karbon, peralihan bentuk langsung dari leleh menjadi Austenit.

Dari diagram diatas dapat kita lihat bahwa pada proses    pendinginan perubahan – perubahan
pada struktur kristal dan  struktur mikro sangat bergantung pada komposisi kimia.

B. HEAT TREATMENT DENGAN PENDINGINAN TAK MENERUS


Jika suatu baja didinginkan dari suhu yang lebih tinggi dan kemudian ditahan pada suhu yang
lebih rendah selama waktu tertentu, maka akan menghasilkan struktur mikro yang berbeda. Hal
ini dapat dilihat pada diagram: Isothermal Tranformation Diagram.
Fig. 6.4 Isothermal transformation diagram for 0.2 C. 0.9% Mn steel

     Penjelasan diagram:

 Bentuk diagram tergantung dengan komposisi kimia terutama kadar karbon dalam baja.
 Untuk baja dengan kadar karbon kurang dari 0.83% yang ditahan suhunya dititik tertentu
yang letaknya dibagian atas dari kurva C, akan menghasilkan struktur perlit dan ferit.
 Bila ditahan suhunya pada titik tertentu bagian bawah kurva C tapi masih disisi sebelah
atas garis horizontal, maka akan mendapatkan struktur mikro Bainit (lebih keras dari
perlit).
 Bila ditahan suhunya pada titik tertentu dibawah garis horizontal, maka akan mendapat
struktur Martensit (sangat keras dan getas).
 Semakin tinggi kadar karbon, maka kedua buah kurva C tersebut akan bergeser kekanan.
 Ukuran butir sangat dipengaruhi oleh tingginya suhu pemanasan, lamanya pemanasan
dan semakin lama pemanasannya akan timbul butiran yang lebih besar. Semakin cepat
pendinginan akan menghasilkan ukuran butir yang lebih kecil.

C. HEAT TREATMENT DENGAN PENDINGINAN MENERUS


Dalam prakteknya proses pendinginan pada pembuatan material baja dilakukan secara menerus
mulai dari suhu yang lebih tinggi sampai dengan suhu rendah.
Pengaruh kecepatan pendinginan manerus terhadap struktur mikro yang terbentuk dapat dilihat
dari diagram Continuos Cooling Transformation Diagram.

     Penjelasan diagram:


 Pada proses pendinginan secara perlahan seperti pada garis (a) akan menghasilkan
struktur mikro perlit dan ferlit.
 Pada proses pendinginan sedang, seperti, pada garis (b) akan menghasilkan struktur
mikro perlit dan bainit.
 Pada proses pendinginan cepat, seperti garis ( c ) akan menghasilkan struktur mikro
martensit.

Dalam prakteknya ada 3 heat treatment dalam pembuatan baja: 

 Pelunakan (Annealing) : pemanasan produk setengah jadi pada suhu 850 - 9500 C dalam
waktu yang tertentu, lalu didinginkan secara perlahan (seperti garis-a diagram diatas).
Proses ini berlangsung didapur (furnace). Butiran yang dihasilkan umumnya besar/kasar.
 Normalizing : pemanasan produk setengah jadi pada suhu 875 – 9800C disusul dengan
pendinginan udara terbuka (seperti garis-b diagram diatas). Butiran yang dihasilkan
umumnya berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan penggilingan kondisi panas
(rolling).
 Quenching : system pendinginan produk baja secara cepat dengan cara penyemprotan air
pada pencelupan serta perendaman produk yang masih panas kedalam media air atau oli.
Sistem pendinginan ini seperti garis-c diagram diatas.
Selain dari ketiga system heat treatment diatas ada juga heat treatment tahap kedua pada rentang
suhu dibawah austenit yang dinamakan Tempering. Pemanasan ulang produk baja ini biasa
dilakukan untuk produk yang sebelumnya di quenching. Setelah di temper, maka diharapkan
produk tersebut akan lebih ulet dan liat.

Struktur mikro dan sifat karakteristik baja dapat disesuaikan dengan pemilihan heat treatment
yang tepat.

Keterangan tambahan:

 Ferit biasa dinamakan juga Besi - α


 Austenit dinamakan juga Besi - g
 Struktur mikro diatas suhu 13500C dinamakan Besi – d

Komposisi Kimia Baja


 
 
A. UMUM
Baja pada dasarnya ialah besi (Fe) dengan tambahan unsur Karbon ( C ) sampai dengan 1.67%
(maksimal). Bila kadar unsur karbon ( C) lebih dari 1.67%, maka material tersebut biasanya
disebut sebagai besi cor (Cast Iron).
 
Makin tinggi kadar karbon dalam baja, maka akan mengakibatkan hal- hal sbb:
 Kuat leleh dan kuat tarik baja kan naik,
 Keliatan / elongasi baja berkurang,
 Semakin sukar dilas.
Oleh karena itu adalah penting agar kita dapat menekan kandungan karbon pada kadar
serendah mungkin untuk dapat mengantisipasi berkurangnya keliatan dan sifat sulit dilas diatas,
tetapi sifat kuat leleh dan kuat tariknya tetap tinggi.
 
Penambahan unsur – unsusr ini dikombinasikan dengan proses heat treatment akan menghasilkan
kuat tekan yang lebih tinggi, tetapi keuletan dan keliatan, dan kemampuan khusus lainnya tetap
baik. Unsur – unsur tersebut antara lain: Mangaan (Mn), Chromium (Cr), Molybdenum (Mo),
Nikel (Ni) dan tembaga (Cu). Tetapi proporsional pertambahan kekuatannya tidak sebesar
karbon. Pertambahan kekuatannya semata –mata karena unsur tersebut memperbaiki struktur
mikro baja.
 
Untuk memahami pengaruh komposisi kimia dan heat treat terhadap sifat akhir baja, maka kita
perlu menganal factor – factor sbb:
 Struktur mikro,
 Ukuran butiran,
 Kandungan nonlogam.
 Endapan dipermukaan antar butiran.
 Keberadaan gas – gas yang terserap atau terlarut
B. STRUKTUR MIKRO
Unsur Fe dan C menyususn diri dalam suatu struktur berulang dalam pola tiga dimensi yang
dinamakan dengan kristal. Kristal –kristal yang berorientasi (arah pengulangan / susunan )
sama disebut sebagai butir.Susunan kumpulan butir satu dengan yang lain pada suatu fasa
tertentu dinamakan struktur mikro, contoh struktur mikro antara lain: ferit, perlit dan
sementit.
 
C. UKURAN BUTIR
Penghalusan butir baja akan menghasilkan:
 Peningkatan kuat leleh (yield strength),
 Perbaikan sifat keuletan (toughness) dan keliatan (ductility),
Penghalusan butiran dapat dilakukan dengan penambahan unsur niobium, vanadium dan
aluminium dengan jumlah maksimal 0.05% atau dengan heat treatment.
 
D. KANDUNGAN UNSUR-UNSUR NON LOGAM
Unsur – unsur non-logam yang umumnya dibatasi jumlahnya didalam produk baja adalah Sulfur
(S) dan Fosfor (P).
 
Tinggi kadar kedua unsur tersebut bisa menurunkan keliatan (ductility) baja dan
meningkatkan kemungkinan retak pada sambungan las. Pada baja khusus mampu las,
kandungan kedua unsur diatas dibatasi kurang dari 0.05%.
 
E. ENDAPAN DI PERMUKAAN ANTAR BUTIRAN
Unsur – unsur lain yang juga dapat menurunkan keuletan baja baja anatar lain: timah (Sn),
antimon (Sb) dan arsen (As) hingga baja menjadi getas.
 
Sifat getas ini ditimbulkan oleh pengendapan atau berkumpulnya unsur – unsur diatas dibidang
batas antar butir baja pada suhu 500 – 600o .
 
F. KANDUNGAN UNSUR-UNSUR NON LOGAM
Baja yang mengandung gas – gas terlarut dalam kadar yang tinggi terutama: Oksigen (O) dan
Nitrogen (N) dapat menimbulkan sifat getas. Untuk mengurangi kadar gas tersebut biasa
digunakan unsur -  unsur yang dapat mengikat kedua unsur gas diatas menjadi senyawa yang
cukup ringan sehinggan senyawa tersebut akan mengapung ke permukaan baja yang masih panas
dan cair.
 
Unsur -  unsur pengikat gas N dan O biasanya digunakan unsur silicon (Si) dan atau aluminium
(Al) yang fungsinya disebut sebagai Deoxidant.
 
G. SIFAT TAHAN PANAS DAN TAHAN KOROSI
Sifat – sifat khusus baja seperti yang dibahas pada bab 1 paragraf 4, dapat dicapai dengan
penambahan unsur – unsur utama sebagai berikut: Chrom (Cr), Nikel (Ni) dan molybdenum
(Mo).
 
Baj tahan karat umumnya mengandung unsusr Chrom lebih dari 12%, dimana pada kondisi
seperti itu baja akan bersifat pasif terhadap proses oksidasi. Baja tahan karat dapat dibedakan
sesuai struktur mikronya yaitu: baja tahan panas martensit, baja tahan panas ferit dan baja
tahan panas austenit.
 
Baja tahan karat martensit mengandung chrom 13% kuat leleh dan tariknya diperoleh dari
proses pendinginan pada kondisi udara luar, sesuai untuk lingkungan korosif ringan, serta
biasanya digunakan untuk saluran dan rumah –rumah turbin.
 
Baja tahan karat ferit mengandung chrom 16%, sesuai untuk lingkungan korosif terutama
terhadap bahan kimia asam nitrat, serta biasanya digunakan untuk komponen – komponen
dalam industri kimia.
 
Baja karat austenit mengandung chrom-nikel 18%, dimana sifat tahan karatnya didapat melalui
pemanasan pada suhu 1000 - 11000 lalu didinginkan dengan direndam kedalam air, sesuai untuk
lingkungan yang mengandung garam, serta biasanya digunakan untuk baling – baling kapal.
 
Baja tahan panas biasanya dinamakan untuk baja yang tahan pada suhu 6500, dimana sifat itu
didapat pada kodisi kadar chrom dan nikel yang cukup tinggi. Berbeda dengan baja tahan karat
adalah umunya kandungan karbonnya lebih tinggi. Umumnya digunakan pada ketel uap, boiler,
tungku dan lain – lain.
 
Sumber (http://www.steelindonesia.com/article/02-heat_treatment.htm)

Heat treatment

PENDAHULUAN

Heat treatment merupakan suatu kombinasi proses dan pemanasan dan pendinginan serta waktu
tahan (holding time) yang diberikan kepada suatu logam atau paduan dalam keadaan padat
sehingga menghasilkan sfat-sifat yang diinginkan.
Tahapan pertama dari proses perlakuan panas pada baja adalah memanaskan baja sampai diatas
garis kritis ( critical line ) untuk menghasilkan fasa austenit. Material yang memiliki tegangan
sisa yang tinggi hasil dari pengerjaan dingin (cold working) harus dilakukan pemanasan secara
perlahan-lahan dari pada material hasil pengerjaan panas untuk mencegah terjadinya retak
(distortion).Beberapa contoh proses perlakuan panas yaitu full anneling, spherodizing, stress-
relief anneling, normalizing, dan hardening.
Full anneling merupakan proses memanaskan baja sampai temperatur tertentu kemudian
sehingga didinginkan secara lambat melewati temperatur transformasinya didalam furnace.
Tujuan proses ini antara lain untuk menghaluskan butir, melunakan, memperbaiki sifat magnet
dan sifat listrik.
Spherodizing merupakan proses pemanasan baja sedikit dibawah temperatur kritis bawahnya
sehingga menghasilkan karbida berbentuk bola-bola kecil (sphere) dalam matrik ferit. Tujuan
proses ini adalah untuk memperbaiki sifat mampu mesin (machinability) dari baja.
Stress-relief anneling merupakan proses pemanasan baja dibawah temperature kritisnya sekitar
1000oF-1200oF.Tujuan dari proses ini adalah untuk menghilangi tegangan sisa akibat
pengerjaan dingin.
Normalizing merupakan proses pemanasan 100oF diatas temperatur kritis atas sekitar temperatur
1000oF-1250oF. Tujuan proses ini adalah untuk menghasilkan baja yang lebih kuat dan keras
diibandingkan dengan baja hasil proses full anneling,jadi aplikasi penerapan dari proses
normalizing digunakan sebagai final treatment.
Hardening merupakan proses pemanasan yang disertai dengan pendinginan yang cepat sehingga
atom karbon tidak dapat berdifusi dari struktur austenit sehingga menghasilkan struktur martensit
yang bersifat sangat keras.
Besarnya pengaruh proses perlakuan panas terhadap sifat mekanik baja menjadi salah satu alasan
kenapa praktikum ini penting untuk dilakukan.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Baja


Baja merupakan paduan besi dengan karbon dimana kelarutan karbon maximal 2%, sedangkan
jika kandungan karbon diatas 2%-6.6% disebut dengan besi cor (cast iron). Secara umum
berdasarkan paduannya baja dibagi atas dua yaitu:
1. Baja Karbon (Plain Carbon Steel)
2. Baja Paduan (Alloy Steel)
2.1.1 Baja Karbon (Plain Carbon Steel)
Baja Karbon merupakan baja dengan paduan utamanya adalah karbon. Baja ini diklasifikasikan
berdasarkan jumlah karbonnya yaitu:
A. Baja karbon tinggi (high carbon steel)
Merupakan baja perkakas.Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong.
Kandungan 0,60 % - 1,50 % C.
Penggunaannya yaitu pada Screw drivers, blacksmiths hummers, tablesknives, screws, hammers,
vise jaws, knives, drills. tools for turning brass and wood, reamers, tools for turning hard metals,
saws for cutting steel, wire drawing dies, fine cutters.
B. Baja karbon menengah (medium carbon steel)
Baja ini memiliki kekuatan yang lebih tinggi dari pada baja karbon rendah. Sifatnya sulit untuk
dibengkokkan, dilas, dipotong.
Penggunaan dengan kandungan 0,30 % - 0,40 % C digunakan pada connecting rods, crank
pins,and axles, kandungan 0,40 % - 0,50 % C digunakan untuk car axles, crankshafts, rails,
boilers, auger bits,and screwdrivers dan kandungan 0,50 % - 0,60 % C digunakan untuk
hammers dan sledges.
C. Baja karbon rendah (low carbon steel)
Baja ini memiliki kandungan karbon 0,05 % - 0,30% C.Sifatnya mudah ditempa dan mudah
dipermesinan (machining). Penggunaannya untuk kandungan karbon 0,05 % - 0,20 % C
digunakan untuk automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets, screws,and nails dan
kandungan 0,20 % - 0,30 % C untuk gears, shafts, bolts, forgings, bridges, and buildings.
2.1.2 Baja Paduan (Alloy Steel)
Baja yang memiliki jumlah elemen paduan yang besar selain karbon. Contoh baja ini adalah baja
paduan nikel, baja paduan kromium, baja paduan mangan, baja paduan molybdenum, baja
paduan tungsten, baja paduan vanadium dan baja paduan silikon.
Penambahan paduan pada baja bertujuan untuk:
1. Meningkatkan mampu keras baja.
2. Memperbaiki kekuatan pada temperature tertentu.
3. Memperbaiki sifat mekanik pada temperature rendah atau temperatur tinggi.
4. Memperbaiki ketangguhan.
5. Meningkatkan ketahanan gesek.
6. Meningkakan ketahanan korosi
7. Memperbaiki sifat magnet.

Pengaruh paduan pada diagram besi karbida untuk paduan seperti mangan, dan nikel
menurunkan temperatur kritis pada saat pemanasan sedangkan molybdenum, aluminium, silikon
menaikan temperatur kritis.

2.2 Diagram TTT


Diagram TTT (time temperature transformation) digunakan untuk mengetahui perubahan
transformasi yang terjadi pada proses perlakuan panas (heat treatment). Proses perlakuan panas
pada baja cenderung membuat baja mengalami perubahan-perubahan fasa yang diakibatkan
karena temperatur dan waktu penahan (holding time).

Gambar 2.1 Diagram TTT (Time-Temperature-Transformation).


Pada Gambar diagram untuk mendapatkan pembentukan fasa martensit maka baja dilakukan
pemanasan sampai temperatur austenit kemudian dilakukan penuruan secara cepat yaitu hingga
mencapai temperatur ±230°C. Untuk pembentukan fasa γ + martensit prosesnya yaitu dengan
menaikkan temperatur sampai temperatur austenit kemudian dilakukan penurunan temperatur
sekitar ±320°C dan dilakukan penahanan pemanasan pada temperatur tersebut. Untuk
pembentukan fasa bainit prosesnya yaitu dengan menaikkan temperatur sampai temperatur
austenit kemudian dilakukan penurunan temperatur sekitar ±500°C dan dilakukan penahanan
pemanasan pada temperatur tersebut.
2.3. Diagram CCT
Diagram CCT (continuos cooling transformation) digunakan pada proses perlakuan panas (heat
treatment) yang berfungsi untuk mengetahui lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pembetukan
transformai fasa.

Gambar 2.2 Diagram CCT (Continuos Cooling Transformation).


Untuk pembentukan fasa γ + α + perlit prosesnya yaitu dengan menaikkan temperatur sampai
temperatur austenit kemudian dilakukan penurunan temperatur sekitar ±550°C dan dilakukan
penahanan pemanasan pada temperatur tersebut. Untuk pembentukan fasa α + perlit prosesnya
yaitu dengan menaikkan temperatur sampai temperatur austenit kemudian dilakukan penurunan
temperatur sekitar ±600°C dan dilakukan penahanan pemanasan pada temperatur tersebut. Dan
Untuk pembentukan fasa α + γ perlit prosesnya yaitu dengan menaikkan temperatur sampai
temperatur austenit kemudian dilakukan penurunan temperatur sekitar ±700°C dan dilakukan
penahanan pemanasan pada temperatur tersebut.

2.4. Perlakuan Panas (Heat Treatment)


Perlakuan panas (Heat Treatment) didefinisikan sebagai suatu kombinasi dari pengendalian
pemanasan dan pendinginan pada temperatur dan waktu tertentu untuk menghasilkan logam
dengan sifat mekanik yang diinginkan. Perlakuan panas dilakukan untuk mendapatkan mikro
struktur logam yang seragam, meningkatkan kekuatan, kekerasan, keuletan, ketangguhan (untuk
finishing product), serta sifat mampu las, sifat mampu mesin, sifat mampu bentuk dan dapat
mengurangi tegangan sisa (untuk produk setengah jadi), yang muncul dari hasil pengerjaan
logam tersebut sebelumnya.
Beberapa jenis perlakuan panas antara lain normalizing, annealing, spheroidizing, homogenizing,
full annealing, stress relieving dan recristallization, dapat meningkatkan keuletan dan
ketangguhan logam, sedangkan quenching atau hardening dapat meningkatkan kekerasan dan
kekuatan logam.
Sifat-sifat mekanik yang dihasilkan ini didukung oleh mikro struktur yang terbentuk setelah
perlakuan panas, struktur mikro tersebut antara lain distribusi fasa ferit, pearlit, martensit dan
fasa hasil transformasi lainnya. Mekanisme transformasi struktur dalam baja dipengaruhi
pengaturan temperatur pemanasan, waktu penahanan (holding time), dan unsur paduan yang
terkandung dalam baja. Dalam suatu proses laku panas, setelah mencapai temperatur austenit dan
ditahan pada temperatur tersebut secukupnya maka selanjutnya dilakukan pendinginan dengan
laju pendinginan tertentu. Struktur mikro yang terjadi setelah pendinginan akan tergantung pada
laju pendinginan. Sehingga akan dapat diprediksi sifat mekanik apa yang diharapkan.
Beberapa jenis perlakuan panas yang umum dikerjakan antara lain[avner.1974]:
1. Normalizing.
Normalizing pada umumnya menghasilkan struktur yang halus, sehinga baja dengan komposisi
kimia yang sama akan memiliki yiel strength, UTS, kekerasan, dan impact strength akan lebih
tinggi dari pada hasil full annealling. Normalizing dapat juga dilakukan pada benda hasil tempa
untuk menghilangkan tegangan dalam dan menghaluskan butiran kristalnya. Sehingga sifat
mekanisnya menjadi lebih baik. Normalizing dapat juga menghomogenkan struktur mikro
sehingga dapat memberi hasil yang bagus dalam proses hardening, sehingga ummnya sebelum
dihardening baja harus di normalizing terlebih dahulu.
Pada normalizing pemanasan sebaiknya tidak terlalu tinggi karena butir kristal austenit yang
terjadi akan terlalu besar, sehingga pada pendinginan cepat ferit proeutektoid akan membentuk
struktur Widmanstaten yang berupa pelat-pelat ferrit yang sejajar, yang tumbuh didalam butir
kristal austenit kasar yang akan menurunkan keuletan/ketangguhan suatu baja. Pada pendinginan
yang agak cepat inti ferrit proeutektoid tidak tumbuh secara normal menjadi butir-butir kristal,
tetapi akan tumbuh dengan cepat membentuk ferrit berupa pelat kearah bidang kristalografik
tertentu didalam butir austenit.

Gambar 2.3. Struktur Mikro Hasil Normalizing Baja SS 0,52% C, Ferit Proeutektoid.

Pada Gambar 2.3 memperlihatkan struktur mikro baja karbon 0,52% yang dinormalizing.
Nampak ferit berwarna putih jumlahnya lebih sedikit, normalizing menyebabkan letak titik
eutektoid juga akan berubah menjadi lebih kekiri untuk baja hypereutektoid, jadi titik eutektoid
tidak lagi 0,8% C. Pendinginan yang lebih cepat akan menyebabkan lamel sementit pada perlit
menjadi lebih tipis juga sementit network pada baja hipereutektoid menjadi lebih tipis atau
terputus-putus. Normalizing pada umumnya menghasilkan struktur yang halus, sehingga baja
dengan komposisi kimia yang sama akan memiliki yiel srength, UTS, kekerasan, dan impak
strength akan lebih tinggi dari pada hasil full annealing.
2. Annealing.
Annealing yaitu suatu proses laku panas yang dilakukan pada logam atau paduan dalam
pembuatan produk. Prinsip annealing ialah memanaskan baja sampai suhu tertentu, kemudian
menahannya selama waktu tertentu kemudian didinginkan dengan lambat. Tujuan utama proses
annealing ialah melunakan, menghaluskan butir kristal, menghilangkan internal stress,
memperbaiki machinability dan memperbaiki sifat kelistrikan/kemagnetan.
3. Quenching
Quenching merupakan salah satu teknik perlakuan panas yang diawali dengan proses pemanasan
sampai temperatur austenit (austenisasi) diikuti pendinginan secara cepat, sehingga fasa austenit
langsung bertransformasi secara parsial membentuk struktur martensit. Austenisasi dimulai pada
temperatur minimum ± 50°C di atas Ac3, yang merupakan temperatur aktual transformasi fasa
ferit, perlit, dan sementit menjadi austenit. Temperatur pemanasan hingga fasa austenit untuk
proses quenching disebut juga sebagai temperatur pengerasan (haardening temperatur). Dan
setelah mencapai temperatur pengerasan, dilakukan penahanan selama beberapa menit untuk
menghomogenisasikan energi panas yang diserap selama pemanasan, kemudian didinginkan
secara cepat dalam media pendingin. Pada percobaan kami media pendingin yang didinginkan
adalah air.
Tujuan utama quenching adalah menghasilkan baja dengan sifat kekerasan tinggi. Sekaligus
terakumulasi dengan kekuatan tarik dan kekuatan luluh, melalui transformasi austenit ke
martensit. Proses quenching akan optimal jika selama proses transformasi, struktur austenit dapat
dikonversi secara keseluruhan membentuk struktur martensit. Hal-hal penting untuk menjamin
keberhasilan quenching dan menunjang terbentuknya martensit khususnya, adalah : temperatur
pengerasan, waktu tahan, laju pemanasan, metode pendinginan, media pendingin dan
hardenability.

Sumber (http://belajarmetalurgi.blogspot.com/2011/02/heat-treatment.html)
PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT) PADA BAJA

Sifat mekanik tidak hanya tergantung pada komposisi kimia suatu paduan,
tetapi juga tergantung pada strukturmikronya. Suatu paduan dengan komposisi kimia yang sama
dapat memiliki strukturmikro yang berbeda, dan sifat mekaniknya akan berbeda. Strukturmikro
tergantung pada proses pengerjaan yang dialami, terutama proses laku-panas yang diterima
selama proses pengerjaan.
Proses laku-panas adalah kombinasi dari operasi pemanasan dan pendinginan dengan kecepatan
tertentu yang dilakukan terhadap logam atau paduan dalam keadaan padat, sebagai suatu upaya
untuk memperoleh sifat-sifat tertentu. Proses laku-panas pada dasarnya terdiri dari beberapa
tahapan, dimulai dengan pemanasan sampai ke temperatur tertentu, lalu diikuti dengan
penahanan selama beberapa saat, baru kemudian dilakukan pendinginan dengan kecepatan
tertentu.

Secara umum perlakukan panas (Heat treatment) diklasifikasikan dalam 2 jenis :

1. Near Equilibrium (Mendekati Kesetimbangan)

Tujuan dari perlakuan panas Near Equilibrium adalah untuk :

a. Melunakkan struktur kristal

b. Menghaluskan butir

c. Menghilangkan tegangan dalam

d. Memperbaiki machineability.

Jenis dari perlakukan panas Near Equibrium, misalnya :

Full Annealing (annealing)

Stress relief Annealing

Process annealing

Spheroidizing

Normalizing
Homogenizing.

2. Non Equilirium (Tidak setimbang)

Tujuan panas Non Equilibrium adalah untuk mendapatkan kekerasan dan kekuatan yang lebih
tinggi.

Jenis dari perlakukan panas Non Equibrium, misalnya :

Hardening

Martempering

Austempering

Surface Hardening (Carburizing, Nitriding, Cyaniding, Flame hardening, Induction


hardening)

Pada proses pembuatannya, komposisi kimia yang dibutuhkan diperoleh ketika baja
dalam bentuk fasa cair pada suhu yang tinggi.

Pada saat proses pendinginan dari suhu lelehnya, baja mulai berubah menjadi fasa padat pada
suhu 13500, pada fasa ini lah berlangsung perubahan struktur mikro. Perubahan struktur mikro
dapat juga dilakukan dengan jalan heat treatment.

Bila proses pendinginan dilakukan secara perlahan, maka akan dapat dicapai tiap jenis struktur
mikro yang seimbang sesuai dengan komposisi kimia dan suhu baja. Perubahan struktur mikro
pada berbagai suhu dan kadar karbon dapat dilihat pada Diagram Fase Keseimbangan.
Keterangan gambar :

Dari diagram diatas dapat kita lihat bahwa pada proses    pendinginan perubahan –
perubahan pada struktur kristal dan  struktur mikro sangat bergantung pada komposisi kimia.

Pada kandungan karbon mencapai 6.67% terbentuk struktur mikro dinamakan Sementit
Fe3C (dapat dilihat pada garis vertical paling kanan).
Sifat – sifat cementitte: sangat keras dan sangat getas
Pada sisi kiri diagram dimana pada kandungan karbon yang sangat rendah, pada suhu kamar
terbentuk struktur mikro ferit.
Pada baja dengan kadar karbon 0.83%, struktur mikro yang terbentuk adalah Perlit, kondisi
suhu dan kadar karbon ini dinamakan titik Eutectoid.
Pada baja dengan kandungan karbon rendah sampai dengan titik eutectoid, struktur mikro
yang terbentuk adalah campuran antara ferit dan perlit.
Pada baja dengan kandungan titik eutectoid sampai dengan 6.67%, struktur mikro yang
terbentuk adalah campuran antara perlit dan sementit.
Pada saat pendinginan dari suhu leleh baja dengan kadar karbon rendah, akan terbentuk
struktur mikro Ferit Delta lalu menjadi struktur mikro Austenit.
Pada baja dengan kadar karbon yang lebih tinggi, suhu leleh turun dengan naiknya kadar
karbon, peralihan bentuk langsung dari leleh menjadi Austenit.
Penekanan terletak pada Struktur mikro, garis-garis dan Kandungan Carbon.

a. Kandungan Carbon
0,008%C = Batas kelarutan maksimum Carbon pada Ferrite pada temperature kamar
0,025%C = Batas kelarutan maksimum Carbon pada Ferrite pada temperature 723

b. Derajat Celcius
0,83%C = Titik Eutectoid
2%C = Batas kelarutan Carbon pada besi Gamma pada temperature 1130 Derajat Celcius
4,3%C = Titik Eutectic
0,1%C = Batas kelarutan Carbon pada besi Delta pada temperature 1493 Derajat Celcius

c. Garis-garis
Garis Liquidus ialah garis yang menunjukan awal dari proses pendinginan (pembekuan).
Garis Solidus ialah garis yang menunjukan akhir dari proses pembekuan (pendinginan).
Garis Solvus ialah garis yang menunjukan batas antara fasa padat denga fasa padat atau solid
solution dengan solid solution.
Garis Acm = garis kelarutan Carbon pada besi Gamma (Austenite)
Garis A3 = garis temperature dimana terjadi perubahan Ferrit menjadi Autenite (Gamma) pada
pemanasan.
Garis A1 = garis temperature dimana terjadi perubahan Austenite (Gamma) menjadi Ferrit pada
pendinginan.
Garis A0 = Garis temperature dimana terjadi transformasi magnetic pada Cementid.
Garis A2 = Garis temperature dimana terjadi transformasi magnetic pada Ferrite.

d. Struktur mikro
Ferrite ialah suatu komposisi logam yang mempunyai batas maksimum kelarutan Carbon
0,025%C pada temperature 723 Derajat Celcius, struktur kristalnya BCC (Body Center Cubic)
dan pada temperature kamar mempunyai batas kelarutan Carbon 0,008%C.
Austenite ialah suatu larutan padat yang mempunyai batas maksimum kelarutan Carbon 2%C
pada temperature 1130 Derajat Celcius, struktur kristalnya FCC (Face Center Cubic).
Cementid ialah suatu senyawa yang terdiri dari unsur Fe dan C dengan perbandingan tertentu
(mempunyai rumus empiris) dan struktur kristalnya Orthohombic.
Lediburite ialah campuran Eutectic antara besi Gamma dengan Cementid yang dibentuk pada
temperature 1130 Derajat Celcius dengan kandungan Carbon 4,3%C.
Pearlite ialah campuran Eutectoid antara Ferrite dengan Cementid yang dibentuk pada
temperature 723 Derajat Celcius dengan kandungan Carbon 0,83%C.
sumber (http://gregoriusagung.wordpress.com/2009/01/30/heat-treatment-annealing-quenching/)

HEAT TREATMENT

            Heat Treatment ( perlakuan panas ) adalah salah satu proses untuk mengubah struktur
logam dengan jalan memanaskan specimen pada elektrik terance ( tungku ) pada temperature
rekristalisasi selama periode waktu tertentu kemudian didinginkan pada media pendingin seperti
udara, air, air faram, oli dan solar yang masing-masing mempunyai kerapatan pendinginan yang
berbeda-beda.

            Sifat-sifat logam yang terutama sifat mekanik yang sangat dipengaruhi oleh struktur
mikrologam disamping posisi kimianya, contohnya suatu logam atau paduan akan mempunyai
sifat mekanis yang berbeda-beda struktur mikronya diubah. Dengan adanya pemanasan atau
pendinginan degnan kecepatan tertentu maka bahan-bahan logam dan paduan memperlihatkan
perubahan strukturnya.

            Perlakuan panas adalah proses kombinasi antara proses pemanasan aatu pendinginan dari
suatu logam atau paduannya dalam keadaan padat untuk mendaratkan sifat-sifat tertentu. Untuk
mendapatkan hal ini maka kecepatan pendinginan dan batas temperature sangat menetukan.

Jenis-jenis Heat Treatment

a. Quenching ( pengerasan )

            Proses quenching atau pengerasan baja adalah suatu proses pemanasan logam sehingga
mencapai batas austenit yang homogen. Untuk mendapatkan kehomogenan ini maka audtenit
perlu waktu pemanasan yang cukup. Selanjutnya secara cepat baja tersebut dicelupkan ke dalam
media pendingin, tergantung pada kecepatan pendingin yang kita inginkan untuk mencapai
kekerasan baja.

            Pada waktu pendinginan yang cepat pada fase austenit tidak sempat berubah menjadi ferit
atau perlit karena tidak ada kesempatan bagi atom-atom karbon yang telah larut dalam austenit
untuk mengadakan pergerakan difusi dan bentuk sementitoleh karena itu terjadi fase lalu yang
mertensit, imi berupa fase yang sangat keras dan bergantung pada keadaan karbon.

b. Anneling

            Proses anneling atau melunakkan baja adalah prose pemanasan baja di atas temperature
kritis ( 723 °C )selanjutnya dibiarkan bebrapa lama sampai temperature merata disusul dengan
pendinginan secara perlahan-lahan sambil dijaga agar temperature bagian luar dan dalam kira-
kira samahingga diperoleh struktur yang diinginkan dengan menggunakan media pendingin
udara.

Tujuan proses anneling :

1. Melunakkan material logam


2. Menghilangkan tegangan dalam / sisa
3. Memperbaiki butir-butir logam.

c. Normalizing

            Normalizing adalah suatu proses pemanasan logam hingga mencapai fase austenit yang
kemudian diinginkan secara perlahan-lahan dalam media pendingin udara. Hasil pendingin ini
berupa perlit dan ferit namunhasilnya jauh lebih mulus dari anneling. Prinsip dari proses
normalizing adalah untuk melunakkan logam. Namun pada baja karbon tinggi atau baja paduan
tertentu dengan proses ini belum tentu memperoleh baja yang lunak. Mungkin berupa
pengerasan dan ini tergantung dari kadar karbon.

d. Tempering

            Proses tempering adalah pemanasan baja sampai temperature sedikit di bawah
temperature kritis, kemudian didiamkan dalam tungku dan suhunya dipertahankan sampai merata
selama 15 menit. Selanjutnya didinginkan dalam media pendingin. Jika kekerasan turun, maka
kekuatan tarik turun pula. Dalamhal ini keuletan dan ketangguhan baja akan meningkat.
Meskipun proses ini akan menghasilkan baja yang lebih lemah. Proses ini berbeda dengan
anneling karena dengan proses ini belum tentu memperoleh baja yang lunak, mungkin berupa
pengerasan dan ini tergantung oleh kadar karbon.

Jenis-jenis pengerasan permukaan

1. karburasi
Cara ini sudah lama dikenaloleh orang sejak dulu. Dalam cara ini, besi dipanaskan      di
atas suhu dalam lingkungan yang mengandung karbon, baik dalan bentuk padat,    cair ataupun
gas. Beberapa bagian dari cara kaburasi yaitu kaburasi padat, kaburasi cair dan karburasi gas.

2. karbonitiding

            Adalah suatu proses pengerasan permukaan dimana baja dipanaskan di atas suhu kritis di
dalam lingkungan  gas dan terjadi penyerapan karbon dan nitrogen. Keuntungan karbonitiding
adalah kemampuan pengerasan lapisan luar meningkat bila ditambahkan nitrogen sehingga dapat
diamfaatkan baja yang relative murah ketebalan lapisan yang tahan antara 0,80 sampai 0,75 mm.

3. cyaniding

            Adalah proses dimana terjadi absobsi karbon dan nitrogen untuk memperoleh specimen
yang keras pada baja karbon rendah yang sulit dikeraskan.

4.    Nitriding

adalah proses pengerasan permukaan yang dipanaskan sampai ± 510°c dalam lingkungan
gas ammonia selama beberapa waktu.

Pengelompokan dan Standarisasi Baja

Pengelompokan Baja

1)            Baja Karbon

Baja karbon adalah paduan besi karbon di mana unsure karbon sangat
menentukan sifat-sifatnya, sedang unsur-unsur paduan lainnya yang biasa terkandung di
dalamnya terjadi karena proses pembuatannya. Sifat baja karbon biasa ditentukan oleh
persentase karbon dan mikrostruktur.

2)            Baja Paduan


Baja paduan adalah baja yang mengandung sebuah unsur lain atau lebih dengan
kadar yang berlebih daripada karbon biasanya dalam baja karbon.

Menurut kadar unsur paduan, baja paduan dapat dibagi ke dalam dua golongan yaitu baja
paduan rendah dan baja paduan tinggi. Baja rendah unsur paduannya di bawah 10%
sedangkan baja paduan tinggi di atas 10%.

3)            Baja Khusus

Baja khusus mempunyai unsur-unsur paduan yang tinggi karena pemakaian-


pemakaian yang khusus. Baja khusus yaitu baja than karat, baja tahan panas, baja perkakas,
baja listrik.

Unsur utama dari baja tahan karat adalah Khrom sebagai unsure terpenting untuk
memperoleh sifat tahan terhadap korosi. Baja tahan karat ada tiga macam menurut
strukturnya yaitu baja tahan karat feritis, baja tahan karat martensitas dan austenitis.

Baja tahan panas, tahan terhadap korosi. Baja ini harus tahan korosi pada suhu
lingkungan lebih tinggi atau oksidasi.

Baja perkakas adalah baja yang dibuat tidak berukuran besar tetapi memegang
peranan dalam industri-industri. Unsure-unsur paduan dalam karbitnya diperlukan untuk
memperoleh sifat-sifat tersebut dan kuat pada temperature tinggi.

Baja listrik banyak dipakai dalam bidang elektronika.

Standarisasi Baja

1)            Amerika Serikat

a)      ASTM ( American Society for Testing Materials )

o   Strogen Steel (H3 9M-94)

o   High Strength Low alloy Structure Steel (H2 42M-93a)


o   Low and Intermediate tensile Strength carbon silicon, steel plate for machine pane
and general construction (A 284M-38)

o   High Steel Strength. Quenhead and Temporal alloy steel plate euatable for andirum
(A 514-94m)

o   Structural Steel mide 290 MPa minimum Yield point (BMM) maximum

o   High Strongth Low alloy alambium vanadium steel of structural quality (43,72m-
94a)

o   Structural carbon steel plate of improved longers (AS 37M-93a)

o   High Strength Low alloy Structural Steel 345 MPa minimum yield point 100 mm
thickness (AS 88M-94a)

o   Normalized high Strength Low alloy Structural Steel (A633-94a)

o   Low carbonate hardening, nikel copped evanium monodin, corombium and nikel
copper columbion allow steel (A710M-94)

o   Hot road stuktural steel high Strength Low alloy plate with improved in ability (A
610 M-93a)

o   Quenhead and tempered carbon steel plates for structural aniration (A 678-94a)

b)      AISI (Americal Iron and Steel Institute) and SAE (Society of Automotive Engineers)

Baja menurut standarisasi AISI dan SAE merupakan spesifikasi dengan loxx
digunakan untuk paduan yang sangat minimal. Contoh baja AISI, SAE 1445, ini berarti
kandungan karbonnya adalah 0,4% dengan paduan uranium (0,4%-1,4%)

c)      Menurut UNS (United Numbering System)


Baja menurut standar UNS hampir sama dengan standar AISI dan SAE, hanya
saja menggunakan huruf di depan ditambah lima digit untuk jenis tambahan lainnya
misalnya baja AISI,SAE A 0,70% UNS menjadi G41070 di mana awalnya G untuk
baja karbon paduan rendah.

2)            Jepang (JIS = Japan Industrial Standar)

o   Rolled Steel for general structural (G 3101-87)

o   Rolled Steel for walled structural (G 3106-92)

o   Hot Rolled Atmosphetle corrosion resisting steel (G 3128-87)

o   Hot Yield Strength Steel plate for walled structural (G 3128-87)

o   Superior atmosphere corrosion resistant steel (G 3215-87)

3)            Standarisasi Jerman (DIN = Deutsche Industrie Norm.)

o   Steel for general structural purposes (17100-80)

o   Waldable tine astin steel (17102-83)

4)            Standarisasi Perancis (NF)

o   Structural Steel (A 35-501-87)

o   Structural Steel Imprived atmosphere votection vistance (H 35-502-DA)

sumber (http://www.education.web.id/site/index.php?
option=com_content&view=article&id=74:perlakuan-panas&catid=40:logam&Itemid=63)
Heat Treatment Of Steel Terminology
Oleh veaska

Berikut adalah beberapa istilah umum memperlakukan panas seperti yang digunakan oleh
individu dalam industri baja.  Istilah-istilah ini tidak sedang digunakan dalam spesifikasi dan
tidak ada suhu khusus diidentifikasi.

Aging: Menjelaskan suatu waktu-suhu-perubahan tergantung pada sifat-sifat paduan tertentu.


Kecuali ketegangan usia penuaan dan pelunakan, itu adalah hasil presipitasi dari larutan padat
dari satu atau lebih senyawa yang kelarutan berkurang dengan menurunnya temperatur. Untuk
setiap paduan rentan terhadap penuaan, ada kurun waktu yang unik-suhu kombinasi yang akan
menjawab.

Anil: Suatu istilah yang menunjukkan perlakuan, yang terdiri dari pemanasan dan memegang
pada suhu yang sesuai diikuti dengan pendinginan pada tingkat yang sesuai, yang digunakan
terutama untuk melunakkan tetapi juga sekaligus yang menghasilkan perubahan yang diinginkan
atau properti lainnya di mikrostruktur. Tujuan dari perubahan tersebut mungkin, tetapi tidak
terbatas pada, perbaikan mesin; fasilitasi dingin bekerja; perbaikan sifat mekanik atau listrik atau
peningkatan stabilitas dimensi. temperatur yang digunakan bervariasi baik dalam mencapai suhu
maksimum dan laju pendinginan yang digunakan, tergantung pada komposisi material, its
condition, and the results desired. bahan, kondisinya, dan hasil yang diinginkan.

Bright Annealing: Annealing dalam media pelindung untuk mencegah perubahan warna
permukaan yang cerah.

Siklus Annealing: Sebuah proses anil mempekerjakan yang telah ditetapkan dan waktu yang
secara ketat dikontrol siklus suhu untuk menghasilkan sifat-sifat tertentu atau mikrostruktur.

Flame Annealing: Annealing di mana panas yang diterapkan secara langsung oleh api.

Full Annealing: Austenitizing dan kemudian pendinginan pada tingkat kekerasan sedemikian
rupa sehingga pendekatan produk minimum.

Graphitizing: Annealing sedemikian rupa sehingga beberapa atau semua karbon diendapkan
sebagai grafit.

Intermediate Annealing: Annealing pada satu atau lebih tahap selama proses manufaktur dan
sebelum akhir pengobatan termal.
Isotermal Annealing: Austenitizing dan kemudian pendinginan dan memegang pada suhu di
mana transformasi austenit yang relatif lembut ferit-karbida agregat.

Proses Annealing: Sebuah istilah yang digunakan tidak tepat untuk menunjukkan berbagai
perawatan yang dapat meningkatkan kemungkinan untuk dilaksanakan.

Memadamkan Annealing: Annealing sebuah paduan austenitik oleh Solution Heat Treatment.

Spheroidizing: Pemanasan dan pendinginan dalam siklus yang dirancang untuk menghasilkan
bulat atau bentuk bulat karbida.

Pengaustemperan: Quenching dari suhu di atas kisaran transformasi, dalam media memiliki
tingkat abstraksi panas cukup tinggi untuk mencegah pembentukan produk transformasi suhu
tinggi, dan kemudian memegang paduan, transformasi sampai selesai, pada suhu di bawah perlit
pembentukan dan di atas bahwa martensit formation. pembentukan.

Austenitizing: Pembentukan austenit dengan memanaskan ke dalam rentang transformasi (parsial


austenitizing) atau di atas rentang transformasi (lengkap austenitizing,Ketika digunakan tanpa
kualifikasi, istilah menyiratkan austenitizing lengkap.

Bluing: Sebuah perawatan permukaan paduan dasar besi, biasanya dalam bentuk lembaran atau
strip, di mana, oleh tindakan udara atau uap pada suhu yang cocok, biru tipis terbentuk pada
skala awalnya permukaan bebas, sebagai sarana untuk memperbaiki penampilan dan ketahanan
terhadap korosi Istilah ini juga digunakan untuk menunjukkan perlakuan panas mata air setelah
fabrikasi, untuk mengurangi stres internal yang diciptakan oleh melingkar dan membentuk.

Potensi karbon: Sebuah ukuran kemampuan suatu lingkungan yang mengandung karbon aktif
untuk mengubah atau mempertahankan, di bawah kondisi yang ditentukan, isi karbon baja yang
terkena ituDalam lingkungan tertentu, tingkat karbon dicapai akan tergantung pada faktor-faktor
seperti suhu, waktu, dan komposisi baja.

Karbon Restorasi: Menggantikan karbon hilang dalam lapisan permukaan dari pemrosesan
sebelumnya oleh carburizing lapisan ini secara substansial tingkat karbon asli.

Carbonitriding: Sebuah proses pengerasan-kasus di mana yang sesuai bahan besi dipanaskan di
atas suhu transformasi yang lebih rendah dalam suasana gas komposisi sebagai simultan
menyebabkan penyerapan karbon dan nitrogen oleh permukaan dan, oleh difusi, menciptakan
gradien konsentrasi. Proses selesai oleh pendinginan pada tingkat yang menghasilkan sifat yang
dikehendaki dalam karya utuh.

carbonaceous Carburizing: Sebuah proses di mana karbon diperkenalkan menjadi basis padat
paduan besi dengan pemanasan di atas suhu transformasi rentang sementara di kontak dengan
karbon materi yang mungkin menjadi padat, cair, atau gas. Carburizing sering diikuti dengan
pendinginan untuk menghasilkan sebuah kasus mengeras.
Kasus: 1) Permukaan lapisan besi-paduan dasar yang telah diubah dengan komposisi yang sesuai
dan dapat dibuat secara substansial lebih sulit daripada interior atau inti dengan proses
pengerasan kasus dan 2) kasus istilah juga digunakan untuk memilih lapisan permukaan keras
dari sepotong baja yang cukup besar untuk memiliki lebih lembut jelas inti atau pusat.

Dingin Pengobatan: Exposing ke bawah nol temperatur yang cocok untuk tujuan memperoleh
kondisi yang diinginkan atau properti, seperti dimensi atau mikrostruktur stabilitas. Apabila
perawatan melibatkan transformasi austenit sisa, biasanya diikuti dengan perawatan penemperan.

Penyejuk Heat Treatment: Sebuah awal perlakuan panas digunakan untuk menyiapkan bahan
reaksi yang dikehendaki untuk perlakuan panas berikutnya.

Controlled Cooling: Suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses di mana objek
baja didinginkan dari temperatur tinggi, biasanya dari panas akhir-membentuk operasi dalam
cara yang telah ditetapkan pendinginan untuk menghindari pengerasan, retak, atau kerusakan
internal.

Inti: 1) The interior bagian dari sebuah paduan dasar besi yang demi kasus pengerasan secara
substansial lebih lembut daripada lapisan permukaan atau kasus; dan 2) istilah inti juga
digunakan untuk yang relatif lembut bagian tengah mengeras tertentu alat baja.

Jangkauan : Synonymous with : Bersinonim dengan Transformation Transformasi Range


Jangkauan Yang lebih disukai.

Decarburization: Hilangnya karbon dari permukaan besi-dasar paduan sebagai akibat pemanasan
dalam medium yang bereaksi dengan karbon.

Menggambar: Menggambar, atau gambar yang marah, adalah identik dengan Tempering, yang
adalah lebih baik.

Eutektik Alloy: The paduan komposisi yang membeku pada temperatur konstan mirip dengan
logam murniMeleleh terendah (atau titik beku) kombinasi dari dua atau lebih logam. The alloy
Paduan dari dua atau lebih padat terbentuk dari fase cair eutectically.

Kemampukerasan: Dalam sebuah paduan besi, properti yang menentukan kedalaman dan
distribusi kekerasan disebabkan oleh pendinginan.

Pengerasan: Setiap proses peningkatan kekerasan logam oleh perawatan yang sesuai, biasanya
melibatkan pemanasan dan pendinginan.

Pengerasan, Kasus: Sebuah proses pengerasan permukaan yang melibatkan perubahan dalam
komposisi lapisan luar dari besi-basis paduan diikuti oleh perlakuan termal yang sesuai. Typical
Khas case-hardening processes are Carburizing , Cyaniding . kasus-proses pengerasan
Carburizing, Cyaniding, Carbonitriding, dan nitriding.
by Pengerasan, Flame: Suatu proses pemanasan lapisan permukaan besi-dasar paduan di atas
kisaran temperatur transformasi melalui temperatur tinggi api, diikuti oleh quenching.
pendinginan.

Pengerasan, Air hujan: Suatu proses pengerasan paduan di mana konstituen jenuh mengendap
dari larutan padat. See also Aging . Lihat juga Aging.

. Pengerasan, Sekunder: Peningkatan dalam kekerasan berikut pelunakan normal yang terjadi
selama penemperan baja paduan tertentu.

Pemanasan, Differential: Sebuah proses pemanasan dengan suhu yang dibuat untuk bervariasi di
seluruh objek yang sedang dipanaskan sehingga pada pendinginan, bagian-bagian yang berbeda
mungkin memiliki sifat-sifat fisik yang berbeda sebagaimana yang diinginkan.

. Pemanasan, Induksi: Suatu proses pemanasan lokal oleh induksi listrik.

Heat Treatment: Sebuah kombinasi dari operasi pemanasan dan pendinginan yang diterapkan
pada suatu logam atau paduan dalam keadaan padat untuk mendapatkan kondisi yang diinginkan
atau properti. Heating untuk tujuan tunggal adalah bekerja panas dikecualikan dari makna
definisi ini.

Solusi: Perawatan di mana paduan dipanaskan ke suhu yang sesuai dan diadakan pada suhu ini
selama jangka waktu yang cukup untuk memungkinkan konstituen yang diinginkan untuk masuk
ke dalam larutan padat, diikuti dengan pendinginan cepat memegang konstituen dalam larutan.
Bahan-bahan tersebut kemudian dalam jenuh, negara tidak stabil, dan mungkin selanjutnya akan
menunjukkan Umur Pengerasan.

Homogenisasi: suhu yang tinggi-proses perlakuan panas dimaksudkan untuk menghilangkan atau
menurunkan segregasi kimia oleh difusi.

Isotermal Transformasi: Suatu perubahan fasa pada suhu konstan.

. Malleablizing: Suatu proses anil besi cor putih di mana karbon gabungan seluruhnya atau
sebagian dijadikan graphitic atau karbon bebas dan, dalam beberapa kasus, bagian dari karbon
dihilangkan sama sekali.

Maraging: Sebuah perlakuan pengerasan presipitasi diterapkan pada kelompok khusus besi
paduan dasar untuk memicu satu atau lebih senyawa intermetallic.

Martempering: Sebuah prosedur pengerasan di mana sebuah benda besi adalah austenitized
dikuens menjadi media yang tepat suhu yang dijaga secara substansial pada M s dari benda kerja
yang diselenggarakan dalam medium sampai suhunya seragam di seluruh tetapi tidak cukup lama
untuk memungkinkan bainit untuk membentuk, dan kemudian didinginkan di udaraNitriding:
Suatu proses pengerasan kasus di mana sebuah paduan besi-dasar komposisi khusus dipanaskan
dalam suasana ammonia atau kontak dengan bahan nitrogen. Surface Permukaan pengerasan
dihasilkan oleh penyerapan nitrogen tanpa pendinginan.
Normalisasi: Sebuah proses di mana sebuah paduan dasar besi dipanaskan hingga suhu di atas
kisaran transformasi dan kemudian didinginkan di udara masih pada suhu kamar.

Kepanasan: Sebuah logam dikatakan telah terlalu panas jika, setelah terkena suhu yang terlalu
tinggi, ia mengembangkan suatu struktur butir kasar undesirably tetapi tidak permanen rusak.
Struktur rusak akibat overheating dapat diperbaiki oleh perlakuan panas yang sesuai atau dengan
kerja mekanik atau dengan kombinasi keduanya. Dalam hal ini berbeda dari struktur Burnt.

Preheating: Pemanasan pada suhu yang sesuai segera sebelum ketika pengerasan austenitizing
kemampukerasan tinggi konstruksi baja, banyak dari alat baja, dan bagian yang berat.

, Ketika berlaku, berikut istilah yang lebih spesifik harus digunakan: Direct Quenching, Fog
Quenching, Hot Quenching, Interrupted Quenching,

Selektif Quenching, Slack Quenching, Spray Quenching, dan Waktu Quenching.

Langsung Quenching: carburized Quenching bagian langsung dari operasi carburizing.

Kabut Quenching: Quenching dalam kabut.

Hot Quenching: Suatu istilah yang digunakan untuk menutupi berbagai prosedur pendinginan di
mana media pendinginan dijaga pada suhu yang ditentukan di atas 160 derajat F (71 derajat C).

Sela Quenching: Sebuah prosedur pendinginan di mana benda akan dihapus dari memuaskan
pertama pada suhu jauh lebih tinggi daripada yang dari quenchant dan kemudian mengalami
kedua sistem pendinginan memiliki laju pendinginan yang berbeda daripada yang pertama.

Selektif Quenching: Quenching hanya bagian-bagian tertentu dari suatu benda.

Slack Quenching: The lengkap pengerasan baja karena pendinginan dari suhu austenitizing
dengan laju lebih lambat dari laju pendinginan kritis untuk baja tertentu, sehingga pembentukan
satu atau lebih produk transformasi selain martensit.

Spray Quenching: Quenching dalam percikan cairan.

Sisa Quenching: Interrupted pendinginan di mana durasi memegang di media pendinginan


dikendalikan.

Perendaman: berkepanjangan pemanasan logam pada suhu yang dipilih.

Menstabilkan Perawatan: Perawatan ini diterapkan untuk menstabilkan dimensi dari suatu benda
atau struktur material seperti 1) sebelum menyelesaikan dimensi final, memanaskan benda kerja
atau yang agak luar temperatur operasi dan kemudian pendinginan sampai suhu kamar dalam
jumlah yang memadai kali untuk menjamin stabilitas dimensi dalam pelayanan; 2) transformasi
austenit sisa dalam bahan-bahan yang mempertahankan jumlah besar ketika memadamkan
mengeras (lihat perlakuan dingin); dan 3) memanaskan solusi-diperlakukan austenitik stainless
steel yang berisi jumlah dikendalikan dari titanium atau niobium tantalum ditambah pada suhu di
bawah solusi pemanasan suhu menyebabkan pengendapan halus yang terpisah, seragam
terdistribusi karbida dari elemen-elemen, sehingga secara substansial mengurangi jumlah karbon
tersedia untuk pembentukan krom karbida di batas butir pada paparan berikutnya suhu dalam
kepekaan jangkauan.

Menghilangkan Stres: Sebuah proses untuk mengurangi tegangan sisa internal dalam benda
logam dengan memanaskan objek untuk suhu yang sesuai dan memegang untuk waktu yang
tepat pada temperatur tersebut,Perawatan ini dapat diterapkan untuk menghilangkan stres yang
disebabkan oleh pengecoran, pendinginan, normalisasi, permesinan, dingin bekerja, atau
pengelasan.

Marah Karbon: bebas atau graphitic karbon yang keluar dari solusi biasanya dalam bentuk bulat
dalam struktur nodul selama Graphitizing atau Malleablizing.

Penemperan: Pemanasan yang memuaskan-keras atau paduan fero dinormalkan ke suhu di


bawah kisaran transformasi untuk menghasilkan perubahan sifat yang diinginkan.

microstructure. Double Tempering: Sebuah perawatan yang memuaskan baja dikeraskan


diberikan dua penemperan lengkap siklus pada suhu yang sama secara substansial dengan tujuan
untuk memastikan penyelesaian reaksi penemperan dan mempromosikan stabilitas mikrostruktur
yang dihasilkan.

Snap Temper: Sebuah pencegahan sementara pengobatan menghilangkan stres diterapkan pada
baja kemampukerasan tinggi segera setelah pendinginan untuk mencegah retak karena
keterlambatan dalam penemperan mereka pada temperatur yang lebih tinggi yang ditentukan.

Marah Rapuh: Rapuh yang terjadi ketika baja tertentu diadakan dalam, atau sedang didinginkan
perlahan-lahan melalui, jarak tertentu suhu di bawah kisaran transformasi. The brittleness is
revealed by notched-bar impact tests at or below room temperature. Yang rapuh ini diungkapkan
oleh berkumai-bar tes dampak pada atau di bawah suhu kamar.

Transformasi Suhu: Suhu di mana terjadi perubahan fase. ini kadang-kadang digunakan untuk
menunjukkan suhu membatasi rentang transformasi. Simbol berikut digunakan untuk besi dan
baja:

A ccm – Dalam hypereutectoid baja, suhu di mana larutan sementit dalam austenit selesai selama
pemanasan

A c1 – Suhu di mana austenit mulai terbentuk selama pemanasan

A c3 – Suhu di mana transformasi austenit ferit untuk diselesaikan selama pemanasan

A c4 -Suhu di mana transformasi austenit ke delta ferit selama pemanasan

A e1 , A e3 , A ecm , A e4 -Suhu dari perubahan fasa pada kesetimbangan


A rcm – Dalam hypereutectoid baja, suhu di mana pengendapan sementit dimulai pada saat
pendinginan

A r1 Suhu di mana transformasi dari austenit ke ferit atau ditambah ferit sementit selesai selama
pendinginan

A r3 – Suhu di mana austenit mulai bertransformasi menjadi ferit selama pendinginan

A r4 – suhu di mana delta ferit untuk mengubah austenit selama pendinginan

M s – Suhu di mana transformasi dari austenit ke martensit dimulai pada saat pendinginan

M f – suhu, pada saat pendinginan, di mana transformasi dari austenit ke martensit secara
substansial selesai

Semua perubahan ini kecuali pembentukan martensit terjadi pada temperatur selama pendinginan
yang lebih rendah daripada selama pemanasan, dan tergantung pada tingkat perubahan suhu.

http://veaska.wordpress.com/2010/04/19/heat-treatment-of-steel-terminology-2/

You might also like