Professional Documents
Culture Documents
Evolusi Kimia
Seperti yang kita lihat, kehidupan di bumi berlangsung dalam waktu yang lama dan
panjang. Evolusi bersifat konsisten dengan prinsip biologi yang lainnya yang telah kita
pelajari sebelumnya – biogenesis. Biogenesis adalah salah satu dari kebanyakan prinsip-
prinsip biologi yang ada. Selanjutnya ada satu pertanyaan kritis yang tetap belum ada
jawabannya. Dimana makhluk hidup pertama kali ada? Berasal darimana?
Para ilmuwan berhipotesis bahwa organisma pertama kali dihasilkan dari proses evolusi
kimia. Evolusi kimia ini dimungkinkan di bawah keadaan awal bumi, yang mana sangat
berbeda dari keadaan yang telah ada. Awal bumi mempunyai permukaan seperti bulan,
tandus dan berbatu. Yang secara terus menerus dihujani oleh meteor-meteor. Panas,
atmosfer yang tebal berisi nitrogen, karbondioksida dan sejumlah kecil hidrogen, uap air
dan karbon monoksida menutupi planet. Gunung berapi memuntahkan lava panas dan
gasgas beracun. Tidak lama setelah terbentuknya, planet cukup dingin sehingga uap air
terkumpul dan turun sebagai hujan. Sekitar 4 milyar tahun yang lalu, terkumpul cukup air
untuk membentuk lautan.
Bagaimana kehidupan dapat berkembang di bawah keadaan yang merintangi? Pada tahun
1920-an, seorang ilmuwan Rusia A. I. Oparin dan seorang ilmuwan Inggris J. B. S.
Haldane secara sendiri-sendiri mengembangkan hipotesa yang sama untuk menjelaskan
asal usul kehidupan di bumi. Kedua ilmuwan ini mengusulkan bahwa energi dari cahaya
ultraviolet, petir dan panas gunung berapi menyebabkan reaksireaksi kimia terjadi di
atmosfer. Reaksi-reaksi kimia ini menciptakan molekul-molekul organik yang kecil yang
larut dalam lautan. Setelah jutaan tahun, sejumlah besar bahan-bahan kimia organik
terkumpul. Menurut Oparin dan Haldane, kehidupan pertama harus ada oleh karena
senyawa-senyawa organik. Sekali makhluk hidup terlibat, dapat menggunakan kimia
organik di lautan sebagai suatu sumber makanan. Jadi makhluk hidup pertama adalah
seperti makhluk heterotrof. Teori ini disebut hipotesis heterotrof.
Pada awal tahun 1950an, hipotesis Oparin-Haldane menerima dukungan dari percobaan
oleh ilmuwan Amerika Stanley Miller. Miller mencoba menciptakan ulang keadaan bumi
dimana kehidupan mungkin terbentuk. Ruangan di atas air diisi dengan campuran gas-gas
yang mirip dengan atmosfer awal. Gas-gas tersebut adalah metana, amonia, hidrogen dan
uap air. Listrik bunga api mewakili petir, satu dari banyak sumber energi dari awal bumi.
Setelah beberapa hari, air di dalam gelas erlenmeyer berubah warnanya, mengindikasikan
perubahan kimia telah terjadi. Analisis air memperlihatkan bahwa mengandung sejumlah
asam amino. Meskipun asam amino merupakan bahan penyusun dari protein. Miller tidak
menciptakan kehidupan. Miller selanjutnya memperlihatkan bahwa keadaan seperti ini
terjadi di bumi dapat menghasilkan beberapa bahan kimia yang ada pada makhluk hidup.
Sejak itu kemudian, percobaan Miller diulang dan dimodifikasi. Perdebatan berlanjut
tentang komposisi primitif atmosfer. Selanjutnya, apapun campuran gas dalam percobaan
atau sumber energi yang digunakan, hasilnya tetap sama. Maka kondisi awal bumi dapat
menghasilkan bahan penyusun kehidupan.