You are on page 1of 14

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Penanya

-menentukan tema / topik dari suatu tulisan tersebut


-penggalian/ pengumpulan data awal dengan cara mencari informasi mengenai tema yang
akan diteliti atau ditulis.ada beberapa cara dalam pengumpulan data ant. lain
1. Paper : membaca dokumen, buku-buku, majalah,surat kabar atau bahan tertulis lainnya,
baik berupa teori, laporan penelitian atau penemuan sebelumnya.
2. Person : bertemu, bertanya dan berkonsultasi dengan para ahli atau manusia sumber.
3. Place : Tempat, lokasi atau benda-benda disekitar yang terdapat di tempat penelitian.
Artinya melihat dan mengamati fakta yang ada disuatu tempat atau lingkungan sekitar.
- Menganalisis data awal untuk dijadikan latar belakang tulisan.
- Merumuskan masalah berdasarkan latar belakan
- Menentukan tujuan, manfaat maupun ruang lingkup suatu tulisan.
-menentukan judul tulisan yang mewakili permasalahan yang akan dibahas.,
pabila langkah2 awal sudah di ketahui maka kita akan mudah dalam menyusun karya tulis,
apapun itu temannya

Contoh Karya Tulis | Cara Membuat Karya Tulis dengan Benar dan Rapi

MODEL PENGELOMPOKKAN TERPADU DAPAT MENINGKATKAN EFEKTIVITAS


PENGELOLAAN KELAS
Uji Coba Pembelajaran Sains Di Kelas IV SDN EMPANG BAHAGIA I
Kecamatan Batuceper

KARYA TULIS
DISAMPAIKAN DALAM LOMBA GURU BERPRESTASI TINGKAT
KOTA TANGERANG TAHUN 2007

Disusun Oleh :

NAMA : HJ. UPIT


NIP : 131 958 544
TUGAS : SDN EMPANG BAHAGIA I
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KECAMATAN BATUCEPER
KOTA TANGERANG PROPINSI BANTEN
2007

Karya Tulis

MODEL PENGELOMPOKKAN TERPADU DAPAT MENINGKATKAN EFEKTIVITAS


PENGELOLAAN KELAS
Uji coba pembelajaran sains dikelas IV SDN EMPANG BAHAGIA I

Kecamatan Batuceper
Mengetahui /Menyetujui
Kepala Sekolah

Djuhairi, S.Pd.
131 313 752

ABTRAKSI

HJ. UPIT, 2007. Model Pengelompokkan Terpadu dapat Meningkatkan Eektifitas


Pengelolaan Kelas, Uji Coba Pembelajaran Kelas IV SD. Negeri Empang Bahagia I
Kecamatan Batuceper Kota Tangerang. Karya Tulis : Lomba Guru Berprestasi Tingkat Kota
Tangerang.
Karya tulis ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan "Apakah dengan model
pengelompokkan terpadu dapat meningkatkan efektifitas pengelolaan kelas". Penulis
memiliki beberapa alasan pemilihan masalah seperti pada judul di atas, yaitu:
1. Sehubungan dengan kelas kami jumlah siswanya terlalu banyak, hal ini sulit bagi guru
untuk mengelola kelas secara optimal.
2. Model pengelompokkan terpadu dapat dimanfaatkan dengan berbagai tujuan.
3. Model pengelompokkan terpadu terdiri dari beberapa siswa dengan latar belakang tingkat
kecerdasan dan karakteristik tingkah laku yang beragam sehingga dapat menciptakan iklim
sosial yang positif.
4. Model pengelompokkan terpadu dapat di gunakan beberapa bidang studi dalam kegiatan
belajar mengajar.
5. Model pengelompokkan terpadu membuat para siswa belajar lebih menyenangkan. Karena
terjadi persaingan diantara kelompok.

Pengelompokan terpadu di kelas dapat memberikan beberapa kemudahan bagi guru dalam
mengelola kelas diantaranya :
Dalam pembelajaran guru dapat memberikan tugas kepada siswa yang memiliki tingkat
kecerdasan lebih tinggi untuk membantu teman sekelompoknya yang mengalami kesulitan
pemahaman dalam belajar (tutor sebaya)
Dalam pemberian tugas dapat lebih terkordinasi dengan baik, karena hal ini merupakan
tanggung jawab dan dibawah pengawasan ketua kelompok
Dalam pengumpulan dana untuk keperluan sehari-hari dalam kelas misalnya ulangan, dana
sosial dan membeli peralatan kebersihan
Dalam pengoreksian hasil evaluasi dengan koreksi silang antar kelompok
Dalam bimbingan belajar dan sosial, karena setiap kelompok diberikan kepercayaan dan
tangung jawab untuk membantu teman sekelompoknya yang memiliki masalah sebelum
ditangani oleh guru
Dalam pengawasan, karena dengan jumlah siswa yang banyak sering kali terjadi perkelahian
antar siswa tapi denganpengelompokan terpadu hal ini dapat dikurangi

Kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam karya tulis ini adalah :


Pengelolaan kelas dengan model pengelompokan terpadu dapat membantu guru dalam
mengkondisikan kelas untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang efektif dan
menyenangkan serta dapat memotifasi siswa agar lebih kreatif sehingga mendapatkan hasil
yang optimal.
Model pengelompokan terpadu ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat
digunakan untuk beberapa bidang studi.

Dengan demikian pengelolaan kelas dengan model pengelompokan terpadu ini dapat
dimanfaatkan oleh guru terutama yang memiliki kelas dengan jumlah siswa lebih banyak,
sehingga hal ini tidak dianggap suatu hambatan justru sebaliknya dapat dijadikan kekuatan
dalam mengelola kelas serta dapat dijadikan model pengelolaan kelas alternatif.
KATA PENGANTAR

Seraya memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena penulis menyadari bahwa
berkat rahmat dan hidayatnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul model
pengelompokan terpadu dapat meningkatkan efektifitas pengelolaan kelas, uji coba
pembelajaran di kelas IV SD NEGERI EMPANG BAHAGIA I KECAMATAN
BATUCEPER.
Karya tulis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan lomba guru berprestasi kota
tangerang. Sehubungan dengan tersusunnya karya tulis ini penulis dapat mendapat bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang membantu dan
membimbing penulisan ini. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Yth, Bapak Drs. H. M. Sonip, Kepala Cabang Dinas Batu Ceper Kota Tangerang
2. Yth, Bapak Drs. M. Ramli, Bapak H. Ujat Sudrajat, S.Pd., dan Ibu Dra. Hj. Siti Hawilah,
Selaku Pengawas TK / SD di Kecamatan Batu Ceper
3. Yth, Bapak Djuhairi, S.Pd., Selaku Kepala SDN Empang Bahagia I sekaligus Ketua Gugus
IV Kompleks SDN Empang Bahagia.
4. Yth, Bapak H. Taufik Sanyoto, S.Pd., dan Bapak Drs. Idrus, yang selalu memberika
bimbingan dan arahan bagi penulis.
5. Rekan-rekan pemandu bidang studi di Gugus IV Kompleks SDN Empang Bahagia.
6. Rekan-rekan sejawat di SDN Empang Bahagia I
Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima oleh Allah SWT, dan dibalas dengan
pahala yang berlipat ganda. Amin dan semoga karya tulis ini bermanfaat, khususnya bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih terdapat kekurangan dan kelemahannya, oleh
karena itu, kritik dan saran para pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi
penyempurnaan karya tulis ini di masa yang akan datang.

Tangerang, April 2007

Penulis
DAFTAR ISI

ABSTRAKSI iii
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 2
1.3 Pembatasan masalah dan perumusan masalah 2

BAB II MODEL PENGELOMPOKKAN TERPADU DAPAT MENINGKATKAN


EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KELAS
2.1 Pengertian Pengelompokkan Terpadu dan Efektivitas Pengelolaan Kelas 3
2.1.1 Pengertian Model Pengelompokkan Terpadu 3
2.1.2 Pengertian Efektivitas Pengelompokkan Kelas 3
2.2 Visi, Misi dan Tujuan 4
2.2.1 Visi 4
2.2.2 Misi 5
2.2.3 Tujuan 6
2.3 Permasalahan yang Dihadapi Guru 6
2.3.1 Permasalahan yang Ada Pada Guru Itu Sendiri 6
2.3.2 Permasalahan Tempat Tugas 6
2.3.3 Permasalahan Dari Masyarakat 7
2.4 Upaya dan Dukungan dari Pemerintah Daerah, Komite Sekolah, dan KKG 7

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan 9
3.2 Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 11
LAMPIRAN 12
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS 18

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Penulisan Karya Tulis 12


Lampiran 2 Rencana Pembelajaran 13
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa 15
Lampiran 4 Lembar Pengamatan 16
Lampiran 5 Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran 6 Foto-Foto Kegiatan Belajar Mengajar dengan Model Kelompok Terpadu
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sekolah merupakan lembaga formal yang berfungsi membantu khususnya orang tua dalam
memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka. Sekolah memberikan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kepada anak didiknya secara lengkap sesuai dengan yang mereka
butuhkan. Semua fungsi sekolah tersebut tidak akan efektif apabila komponen dari sistem
sekolah tidak berjalan dengan baik, karena kelemahan dari salah satu komponen akan
berpengaruh pada komponen yang lain yang pada akhirnya akan berpengaruh juga pada
jalannya sistem itu sendiri. salah satu dari bagian komponen sekolah adalah guru.
Guru dituntut untuk mampu menguasai kurikulum, menguasai materi, menguasai metode,
dan tidak kalah pentingnya guru juga harus mampu mengelola kelas sedemikian rupa
sehingga pembelajaran berlangsung secara aktif, inovatif dan menyenangkan.
Sebagai guru kelas penulis melihat pembelajaran menjadi kurang efektif karena jumlah siswa
terlalu banyak. Hal ini tentu suatu hambatan bagi guru dalam mengelola kelas. Namun
penulis ingin mengubah hambatan tersebut menjadi sebuah kekuatan dalam pengelolaan kelas
yang efektif dan efisien sehingga nantinya akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Untuk menjawab hal itu, penulis mencoba menampilkan pengelolaan kelas dengan model
pengelompokkan terpadu. Yang mana setiap kelompok terdiri dari beberapa orang siswa
dengan tingkat kemampuan, sikap, dan keterampilan yang berbeda, karena hal ini banyak
memberika manfaat dan kemudahan bagi guru dalam mengelola kelas.
1.2 Identifikasi Masalah
Banyak masalah yang berkaitan dengan pengolaan kelas yang dapat diidentifikasi,
diantaranya :
Bagaimana menata siswa dalam kelas agar siswa dapat terorganisir dengan baik?
Bagaimana Penataan ruang kelas agar dapat menciptakan suasana kelas yang nyaman dan
menyenangkan.
Bagaimana penataan tempat duduk siswa agar siswa dapat belajar lebih efektif dan efisien
serta memenuhi syarat edukatif.
Bagaimana penataan alat-alat pelajaran dan perlengkapan kelas lainnya yang dapat
menunjang keberhasilan proses belajar mengajar
Bagaimana menata keindahan dan kebersihan kelas sehingga dapat memotivasi siswa dalam
kegiatan belajar.
Bagaimana membina disiplin di dalam kelas melalui pendekatan-pendekatan tertentu yang
dapat mengembangkan tingkah laku siswa yang diharapkan

1.3 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah


Dari sekian permasalahan yang ada tidak mungkin penulis dapat membahasnya secara
keseluruhan, karena mengingat kemampuan yang ada baik intelektual, biaya dan waktu yang
dimiliki penulis sangat terbatas. Maka penulis perlu memberikan batasan-batasan masalah.
Pembatasan masalah diperlukan untuk memperjelas permasalahan yang ingin dipecahkan.
Oleh karena itu, penulis memberikan batasan sebagai berikut :
Pengelolaan kelas yang berkaitan dengan penataan tempat duduk siswa yaitu dengan model
pengelompokkan terpadu
Sejauh mana model pengelompokkan terpadu membantu guru dalam pengelolaan kelas
Model pengelompokkan terpadu ini diuji cobakan pada pelajaran Sains, dengan indikator
"mengidentifikasi sifat benda padat, cair dan gas"
BAB II
MODEL PENGELOMPOKKAN TERPADU DAPAT MENINGKATKAN EFEKTIFITAS
PENGELOLAAN KELAS

2.1 Pengertian Model Pengelompokan Terpadu


Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas memerlukan pengelolaan kelas yang efektif dan
efisien salah satunya dengan menata tempat duduk siswa. Tempat duduk siswa di dalam kelas
dapat dikelola dalam klasikal, individual dan kelompok.
Model pengelompokkan terpadu adalah kelompokan yang di bentuk dengan berbagai macam
tujuan dan terdiri dari beberapa siswa yang memiliki latar belakang kemampuan pengetahuan
sikap dan keterampilan yang berbeda.

2.1.1 Pengertian Efektifitas Pengelolaan kelas


A. Pengertian Efektifitas
T.Hani Handoko Merumuskan definisi efektifitas sebagai berikut : "Efektifitas merupakan
kemampuan untuk memilih tujuan yang telah di tetapkan".Sementara yang mengatakan
bahwa "Efektifitas adalah kesanggupan untuk mewujudkan suatu tujuan".
Dari rumusan-rumusan tersebut dapat disimpulkan bahwa efektifitas merupakan kemampuan
atau kesanggupan memilih dan mewujudkan tujuan secara tepat.

B. Pengertian Pengelolaan Kelas


Kualitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar tergantung pada banyak faktor antara
lain jumlah siswa dalam kelas yang merupakan bagian dari pengelolaan kelas.

Yang dimaksud dalam kelas ruangan belajar.


Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat
sekolah dan menjadi satu kesatuan yang diorganisir menjadi unit kerja secara dinamis dalam
kegiatan pembelajaran yang kreatif untuk mencapai tujuan.
Sedangkan pengelolaan kelas segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana
belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotifasi siswa untuk belajar
dengan baik sesuai kemampuan. (pengelolaan kelas di Sekolah Dasar, 1993 /1994)
Efektifitas pengelolaan kelas merupakan upaya pihak guru untuk menata kehidupan kelas dan
melakukan serangkaian usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan, memelihara
dan mengatur kondisi yang optimal serta memperbaiki jika terjadi gangguan agar proses
belajar mengajar berlangsung secara efektif dan efesien.
2.2 Visi, Misi dan Tujuan
2.2.1 Visi
Guru dalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut
berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang berpontensial dibidang
pembangunan oleh karena itu, guru merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan yang
harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga
profesional, sesuai dengan tentuan masyarakat semangkin berkembang.
Peranan guru meliputi 3 hal utama, yaitu mengajar, mendidikan dan melatih. Maka sebagai
konsekwensinya guru harus bertindak sebagai perencana pembelajaran dan memudahkan
pelaksanaan pembelajaran (fasilitator ).
Sebagai perencana pembelajaran guru harus memiliki wawasan yang luas tentang tugasnya,
serta memahami persalahan pendidikan. Guru juga harus memahami visi sekolah tempat dia
bertugas sekaligus visi menjaga dirinya sendiri dalam melaksanakan tugasnya.
Sebagai contoh SD Negeri Empang Bahagia I tempat penulis bekerja mempunyai Visi
"Unggul dalam berprestasi, terampil dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan tehnologi
berdasarkan iman dan takwa".
Sejalan dengan visi sekolah tersebut penulis mempunyai visi pribadi yaitu " Prestasi dalam
Profesi yang dilandasi Akhlakul karimah".

2.2.2 Misi
Sebagai lembaga pendidikan mempunyai pendidikan misi dan berusaha untuk
mewujudkannya misi merupakan cara untuk mencapai visi yang telah ditetapkan. Adapun
misi SD Negeri Empang Bahagia I adalah sebagai berikut:
Meningkatkan disiplin dalam proses belajar mengajar
menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif pada seluruh warga sekolah.
memotifasi dan membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehimgga dapat
dikembangkan secara optimal.
Menumbuhkan penghayatan ajaran agama yang dianut dan juga budaya bangsa, sehingga
menjadi kearifan dalam bertindak.
Meningkatkan ketrampilan siswa dalam mengunakan ilmu pengetahuan tehnologi.
Misi sekolah yang telah dirumuskan tersebut harus di imbangi dengan misi pribadi seorang
guru oleh sebab itu penulis mempunyai misi sebagai berikut :
Menerapkan disiplin sehingga menjadi Role Model (panutan) bagi siswa.
Mengembangkan wawasan profesi secara berkesinambungan.
Berusaha melakukan inovasi menuju arah yang lebih baik.
Menjaga hubungan baik dengan teman sejawat dan lebih meningkatkan hubungan dengan
Sang pencipta.

2.2.3 Tujuan
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
Memberikan solusi alternatif dalam pengelolaan kelas khususnya bagi kelas dengan jumlah
siswa melebihi kelas ideal.
Mendeskrisikan manfaat yang dapat diperoleh dari Model Pengelompokan Terpadu.
Membantu memotivasi guru untuk mengubah hambatan menjadi daya dukung dalam
pembelajaran.

2.3 PERMASALAHAN YANG DIHADAPI GURU


2.3.1 Permasalahan yang Ada Pada Guru Itu Sendiri
Guru malas membaca buku untuk menambah wawasan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan.
Guru hanya terpaku pada buku yang ada saja.
Guru malas inovasi dalam pembelajaran.
Guru malas menggunakan berbagai metode dan tidak menguasai penggunaan alat peraga.
Guru segan untuk konsultasi mengenai kesulitan pembelajaran dalam wadah KKG.
Guru malas mengadakan bimbingan bagi siswa yang kurang menguasai pelajaran.

2.3.2 Permasalahan Tempat Tugas


Tempat tugas terlalu jauh sehingga menghabiskan waktu di perjalanan.
Suasana ditempat tugas tidak ada kekeluargaan dan tidak kondusif sehingga membuat guru
tidak merasa nyaman.
Kurangnya perhatian dari kepala sekolah tentang kelemahan guru
Kurang tersedianya sarana dan prasarana di sekolah

2.3.3 Permasalahan dari Masyarakat.


Ada sebagian masyarakat yang masih kurang perhatian terhadap pendidikan.
Dimata masyarakat guru serba segalanya sehingga bila melakukan suatu kesalahan,
masyarakat langsung menghujat dan mencemooh.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang sangat pesan sehingga ada sebagian
masyarakat yang lebih maju dalam IPTEK dibandingkan guru itu sendiri.
Faktor lingkungan yang buruk sehingga ikut membentuk siswa menjadi kurang baik.
Faktor kebudayaan, adat istiadat dan bahasa yang dapat juga mempengaruhi pendidikan.

2.4 Upaya dan Dukungan Praktisi Pendidikan


Untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (pendidik) bukan hanya merupakan tanggung
jawab sekolah tetapi perlu adanya kerjasama yang baik dari pemerintah (PEMDA), Komite
Sekolah dan masyarakat serta adanya kerjasama antar guru.
Upaya dan dukungan tersebut antara lain:
Penyediaan gedung sekolah bertingkat sarana lainnya .
Meningkatkan mutu guru melalui Dinas P&K Kota Tangerang dengan melalui penataran-
penataran dan pelatihan adanya penyuluhan dan supervisi dari kepala sekolah, pengawas dan
kepala Cabang Dinas Kecamatan Batuceper.
Meningkatkan kesehjateraan guru melalui intensif.
Adanya kerjasama antar guru dalam wadah KKG.
Adanya kerjasama antar guru TK/SD atau Dinas P&K.
Peningkatan kualitas guru dengan beasiswa PGSD DII atau SI.
Adanya mutasi guru dalam mengajar agar tidak jenuh atau peningkatan karir.
Adanya kerjasama antar sekolah dengan masyarakat melalui komite sekolah
Adanya forum silahtuhrahmi antara sekolah dan masyarakat dalam merumuskan program dan
kebijakan sekolah.
Adanya kerjasama dengan intansi lain
Adanya hubungan akrab Kepala sekolah dengan Guru.
Penyampaian informasi terbaru dari guru yang baru mengikuti penataran.
Kunjungan atau studi banding ke sekolah-sekolah yang lebih berhasil.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah penulis mengamati proses Model Pengelompokan Terpadu dan mendapat nilai akhir
siswa kelas IV dalam uji coba penerapan model pengelolaan kelas ini, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
Pengelolaan kelas dengan Model Pengelompokkan Terpadu dapat membantu guru dalam
mengkondisikan kelas untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang lebih efektif dan
menyenangkan serta dapat memotivasi siswa dengan baik sehingga mendapatkan hasil yang
lebih optimal.
Model Pengelompokkan Terpadu ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama
dalam pelajaran Sains dengan indikator "Mengidentifikasi sifat benda cair padat dan gas".
Model Pengelompokkan Terpadu dapat digunakan dalam beberapa mata pelajaran sekolah.

3.2 Saran
Berikut ini saran-saran yang dapat penulis sampaikan kepada para pembaca pada umumnya,
khususnya kepada guru kelas diantaranya :
Agar suatu proses pembelajaran hasil yang optimal maka semua komponen pembelajaran
harus baik dan mendukung. Salah satunya pengeloaan kelas dengan Model Pembelajaran
Terpadu.
Model Pengelompokkan Terpadu dapat digunakan dalam beberapa mata pelajaran untuk itu
bisa dijadikan model alternatif bagi guru.
Guru hendaknya terbuka terhadap inovasi – inovasi yang kreatif sehingga ilmu pengetahuan
dan wawasannya mengenai pembelajaran semakin bertambah.

DAFTAR PUSTAKA

Debdikbud.1993/1994, Pengelolaan Sekolah Dasar.


Arikunto, Suharsimi, Pengelolaan Kelas dan Siswa, (Jakarta : Raja Grafindo Persada 1996).
Hani T. Handoko. Pengantar Manajemen, Edisi II BPFE Jogjakarta 1986.
H. Zahara Idris. H. Lisma jamal. Pengantar Pendidikan, (Jakarta : PT Gramedia Wiidiasarana
Indonesia 1992).
Drs. A. Tabrani Rusyan Atang Kusdinar, B,A. DRS, Zainal Arifin Pendekatan
SURAT KETERANGAN
Nomor :

Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Sekolah Empang Bahagia I Kecamatan Batuceper
Kota Tangerang, menerangkan bahwa :

Nama : HJ. UPIT


NIP : 131958544
Jabatan : Guru Madya TK I
Tempat/tgl lahir : Tangerang, 09 November 1969
Agama : Islam
Alamat Rumah : Jl. Manunggal No. 89 Kapuk RT 013/011 Cengkareng Jakarta
Barat
Alamat Kantor : Jl. Keamanan Kec. Batuceper Tlp.(021) 70215863 Kota
Tangerang

Adalah benar telah menyusun karya tulis dengan judul :


Judul Karya Tulis : Model pengelompokan terpadu dapat meningkatkan efektifitas
Pengelolaan kelas uji coba pembelajaran di kelas IV SDN
Empang Bahagia I Kec. Batuceper Kota Tangerang.

Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Tangerang, Maret 2007


Kepala SDN Empang Bahagia I

Djuhairi, S.Pd.
NIP : 131 313 752

RENCANA PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : SAINS


Kelas / Semester : IV / I
Waktu : 2 X 35 MENIT
Kompetensi Dasar : 6.1 Mengidentifikasi sifat benda padat, cair dan gas memiliki sifat
tertentu
Hasil belajar : Mengidentifikasi sifat benda padat, cair, dan gas.
Indikator : Mengindentifikasi sifat benda cair.
Sumber : - GBPP 2006
- Buku paket hal : 73
Penerbit : Titian Ilmu
- Buku Sains 4 A hal : 103 - 113
Penerbit : Sarana Panca Karya
Alat : Air berbagai wadah kain / tisu / sumbu kompor, kantong plastik, selang, / Corong kecil.

Pengelolaan
Waktu Siswa
1 1. Kegiatan Awal
v1 Tanya jawab tentang manfaat air 10 menit Individu Aktif
2 2. Kegiatan Inti
v2 Berdiskusi untuk menemukan sendiri salah satu sifat air melalui percobaan, dengan alat
yang tersedia
v3 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
v4 Menyimpulkan materi 40 menit Kelompok Kreatif
3 3. Kegitan Akhir
v1 Evaluasi
v2 Tindak lanjut ( PR ) 20 menit Individu Aktif

Tangerang, Maret 2006

Mengetahui Kepala Sekolah Guru Kelas

You might also like