Professional Documents
Culture Documents
Unit penunjang produksi didirikan bertujuan untuk melengkapi unit utama, membantu
kemudahan penanganan unit utama ataupun untuk mengelola produk samping sehingga
menghasilkan bahan yang berguna.
A. Oil Movement
Unit ini bertanggung jawab dalam menangani pergerakan minyak baik dalam maupun
ke luar kilang terlebih dengan kondisi kilang yang memiliki kapasitas pengolahan
348.000 barel/hari.
Tugas dan tanggung jawab bagian ini antara lain :
Menerima crude oil dan menyalurkannya ke unit FOC II
Menerima stream dari unit FOC I dan FOC II
Menyiapkan feed untuk secondary processing
Menyalurkan produksi dari secondary/tertiary processing
Menyalurkan produksi dari kilang ke tangki penampungan
Melaksanakan blending produk menjadi finishing produk
Pemompaan hasil-hasil minyak ke kapal, Perbekalan Dalam Negeri (PDN), dan
Own Use
Melakukan slpos/ballast recovery
Untuk menunjang pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut, tersedia fasilitas
dan peralatan operasi antara lain :
Dermaga, untuk bongkar muat crude oil, BBM, dan NBM
Tangki-tangki, untuk penampungan crude, produk dan slpos
Pipa-pipa, untuk pemompaan feed ke kilang, blending, produk dll
Oil Catcher (CPI), untuk menampung minyak yang tercecer dari bocoran pipa-
pipa, pengedrainan tangki, dari parit dan holding basin
Holding basin yang berhubungan dengan CPI berfungsi untuk mengembalikan
atau memperbaiki kualitas air buangan, terutama mengembalikan kandungan
oksigen
Silencer untuk mengurangi kebisingan
Groyne sebagai sarana pelindung pantai dari kikisan gelombang laut
B. Laboratorium
Nitrogen pada kilang ini diperlukan untuk CCR sistem dan tangki tailing. Kapasitas
Nitrogen plant ini adalah:
N2 gas : 800 Nm3/jam
N2 liquid : 130 Nm3/jam
Udara dilewatkan melalui suction filter untuk menghilangkan debu-debu, selanjutnya
ditekan dan dimasukkan ke dalam absorber, kemudian didinginkan sampai kira-kira
5oC pada ciller unit.
Walaupun tidak langsung dengan proses, unit ini sangat penting keberadaannya
karena merupakan sumber panas bagi unit-unit lain, antara lain untuk menguapkan
pelarut pada pelarut recovery. Prinsip operasinya adalah secara kontinyu dalam
sirkulasi tertutup.
Unit ini berfungsi untuk membersihkan air buangan dari crude distiling unit,
hydrodesulfurizer unit dan unit lain yang masih banyak mengandung amoniak, sulfida
dan kotoran-kotoran lain berupa sisa-sisa minyak sehingga apabila langsung dibuang
akan memberikan bau dan mengakibatkan terjadinya polusi air. Pada proses
pembersihan air ini digunakan LP steam sebagai separating agent (zat pembersih) di
dalam packed colom. Hasil atas yang berupa uap/gas sebagai bahan bakar pada crude
heater, sedang airnya dikirim ke corrugated plate interceptor (CPI) untuk mengambil
minyak yang masih terikat. Unit ini didesain untuk mengolah 32,3 m3/jam (733
ton/hari) sour water dengan perkiraan kandungan H2S sebesar 29 Kg/jam (0,7
ton/hari) dan kandungan NH3 sebesar 7 Kg/jam (0,16 ton/hari).
Sulphur Recovery Unit (SRU) didirikan untuk memisahkan acid gas dari amine
regeneration di gas treating unit (GTU), dirubah menjadi H2S dalam bentuk gas
menjadi sulfur cair dan dalam bentuk gas sulfur untuk bisa dikirim melalui eksport
G. Unit 94 : Tail Gas Unit
TGU (Tail Gas Unit) dirancang untuk mengolah acid gas dari sulphur recovery unit
(SRU). Semua komponen sulfur diubah menjadi H 2S untuk dihilangkan di unit PGU
absorber, arus recycle kembali ke unit SRU dan sebagian dibakar menjadi jenis sulfur
yang terdiri dari SOx kemudian dibuang ke atmosfer.