You are on page 1of 4

V.

UNIT PENUNJANG PRODUKSI

Unit penunjang produksi didirikan bertujuan untuk melengkapi unit utama, membantu
kemudahan penanganan unit utama ataupun untuk mengelola produk samping sehingga
menghasilkan bahan yang berguna.

A. Oil Movement
Unit ini bertanggung jawab dalam menangani pergerakan minyak baik dalam maupun
ke luar kilang terlebih dengan kondisi kilang yang memiliki kapasitas pengolahan
348.000 barel/hari.
Tugas dan tanggung jawab bagian ini antara lain :
 Menerima crude oil dan menyalurkannya ke unit FOC II
 Menerima stream dari unit FOC I dan FOC II
 Menyiapkan feed untuk secondary processing
 Menyalurkan produksi dari secondary/tertiary processing
 Menyalurkan produksi dari kilang ke tangki penampungan
 Melaksanakan blending produk menjadi finishing produk
 Pemompaan hasil-hasil minyak ke kapal, Perbekalan Dalam Negeri (PDN), dan
Own Use
 Melakukan slpos/ballast recovery
Untuk menunjang pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut, tersedia fasilitas
dan peralatan operasi antara lain :
 Dermaga, untuk bongkar muat crude oil, BBM, dan NBM
 Tangki-tangki, untuk penampungan crude, produk dan slpos
 Pipa-pipa, untuk pemompaan feed ke kilang, blending, produk dll
 Oil Catcher (CPI), untuk menampung minyak yang tercecer dari bocoran pipa-
pipa, pengedrainan tangki, dari parit dan holding basin
 Holding basin yang berhubungan dengan CPI berfungsi untuk mengembalikan
atau memperbaiki kualitas air buangan, terutama mengembalikan kandungan
oksigen
 Silencer untuk mengurangi kebisingan
 Groyne sebagai sarana pelindung pantai dari kikisan gelombang laut

B. Laboratorium

Bagian laboratorium memegang peranan penting di kilang, karena dari laboratorium


ini data-data tentang raw material dan produk akan diperoleh. Dengan data-data yang
diberikan maka proses produksi akan selalu dapat dikontrol dan dijaga standar mutu
sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan.
Bagian laboratorium berada di bawah Manajer Kilang yang mempunyai tugas pokok :
 Sebagai pengontrol kualitas bahan baku, apakah sudah memenuhi persyaratan
yang diperkenankan atau tidak.
 Sebagai pengontrol kualitas produk, apakah sudah memenuhi standar yang
berlaku atau belum.
Bahan-bahan yang diperiksa di laboratorium ini adalah :
• Crude Oil
• Stream product FOCI/II, LOCI/II/III, dan paraxylene
• Utilities : water, steam, fuel oil, fuel gas, chemical agent, dan katalis
• Intermediate product dan finishing product.
Dalam pelaksanaan tugas, bagian laboratorium dibagi menjadi Laboratorium
Pengamatan, Laboratorium Analitik dan Gas, Laboratorium Litbang, dan Ren. ADM/
Gudang/ Statistik.

C. Unit Nitrogen Plant

Nitrogen pada kilang ini diperlukan untuk CCR sistem dan tangki tailing. Kapasitas
Nitrogen plant ini adalah:
 N2 gas : 800 Nm3/jam
 N2 liquid : 130 Nm3/jam
Udara dilewatkan melalui suction filter untuk menghilangkan debu-debu, selanjutnya
ditekan dan dimasukkan ke dalam absorber, kemudian didinginkan sampai kira-kira
5oC pada ciller unit.

D. Hot Oil System Unit

Walaupun tidak langsung dengan proses, unit ini sangat penting keberadaannya
karena merupakan sumber panas bagi unit-unit lain, antara lain untuk menguapkan
pelarut pada pelarut recovery. Prinsip operasinya adalah secara kontinyu dalam
sirkulasi tertutup.

E. Sour Water Stripper

Unit ini berfungsi untuk membersihkan air buangan dari crude distiling unit,
hydrodesulfurizer unit dan unit lain yang masih banyak mengandung amoniak, sulfida
dan kotoran-kotoran lain berupa sisa-sisa minyak sehingga apabila langsung dibuang
akan memberikan bau dan mengakibatkan terjadinya polusi air. Pada proses
pembersihan air ini digunakan LP steam sebagai separating agent (zat pembersih) di
dalam packed colom. Hasil atas yang berupa uap/gas sebagai bahan bakar pada crude
heater, sedang airnya dikirim ke corrugated plate interceptor (CPI) untuk mengambil
minyak yang masih terikat. Unit ini didesain untuk mengolah 32,3 m3/jam (733
ton/hari) sour water dengan perkiraan kandungan H2S sebesar 29 Kg/jam (0,7
ton/hari) dan kandungan NH3 sebesar 7 Kg/jam (0,16 ton/hari).

F. Sulphur Recovery Unit

Sulphur Recovery Unit (SRU) didirikan untuk memisahkan acid gas dari amine
regeneration di gas treating unit (GTU), dirubah menjadi H2S dalam bentuk gas
menjadi sulfur cair dan dalam bentuk gas sulfur untuk bisa dikirim melalui eksport
G. Unit 94 : Tail Gas Unit

TGU (Tail Gas Unit) dirancang untuk mengolah acid gas dari sulphur recovery unit
(SRU). Semua komponen sulfur diubah menjadi H 2S untuk dihilangkan di unit PGU
absorber, arus recycle kembali ke unit SRU dan sebagian dibakar menjadi jenis sulfur
yang terdiri dari SOx kemudian dibuang ke atmosfer.

You might also like