PENGENDALIAN PENYAKIT KARAT DAUN

Hemileia vastatrix B. et. Br PADA TANAMAN KOPI

ARABIKA DENGAN BUBUR BORDO
BERDASARKAN AMBANG KENDALI
Controlling Leaf rust disease by Hemileia vastatrix B. et. Br on Arabia Coffee
use Bordeaux’s mixture based on control threshold

1
Sarwono, C. Mahfud, L. Rosmahani, D. Rahcmawati, Jumadi dan E. Korlina

ABSTRACT

L
eaf rust diseases by Hemilia vastatrix B. et. Br on arabica coffee plant
cause leaf fall and it is finally die. One the methods to control it is
using fungicide which is mixture from lime sulphur and cupri sulfat
(CaO and CuSO4 2H2 O) or called Bordeaux’s mixture. The research was conducted at
farmer field in Tutur-Pasuruan and Jabung-Malang, from May to December 2000,
using of 4-5 years old plant. It was set in a randomized block design with 3
treatments: 1. Bordeaux’s mixture 2 ml/l 2. Kocide 77 WP 2 g/l and 3. Farmer
method (not aplicated) and each treatment were replicated 4 times.
The result showed that 2 ml/l is effective for controlling H. vastatrix and
reducing the disease intensity of leaf rust of 49,2% and 76,7 % in Tutur -Pasuruan and
in Jabung-Malang, respectively.

Key word: bordeaux’s mixture, coffee, Hemilia vastatrix, Leaf rust

PENDAHULUAN dan 1990 produksi kopi merosot

Penyakit karat daun yang
disebabkan oleh patogen Hemileia
vastatrix B. et. Br. merupakan
penyakit utama pada tanaman kopi
arabika. Pada tahun 1876 penyakit ini
mulai dikenal di Jawa dan Sumatra.
Pada tahun 1885 perkembangan
perkebunan kopi di Indonesia berhenti
akibat penyakit ini. Antara tahun 1986
1
Staf Peneliti BPTP Jawa Timur
menjadi 25% dari semula (Sri-
Sukamto, 1998).
Tanaman sakit ditandai oleh
adanya bercak-bercak berwarna
kuning muda pada sisi bawah daunnya,
kemudian berubah menjadi kuning tua.
Di bagian ini terbentuk tepung
berwarna jingga cerah (oranye) dan
tepung dan ini adalah uredospora
jamur H. vastatrix Bercak yang sudah
tua berwarna coklat tua sampai hitam,
dan kering. Daun-daun yang terserang
parah kemudian gugur dan tanaman
menjadi gundul. Tanaman yang
demikian menjadi kehabisan cadangan
pati dalam akar-akar dan ranting-
rantingnya, akhirnya tanaman mati
(Mahfud et al., 1998).
Dalam pembiakan dan
penyebarannya, H vastatrix
menggunakan uredospora yang mula-
mula berbentuk bulat, kemudian
berubah menjadi memanjang dan
bentuknya mirip dengan juring buah
jeruk. Uredospora yang telah masak
berwarna jingga, pada sisi luarnya
dibagian yang cembung mempunyai
duri-duri. Penyebaran oredospora dari
pohon ke pohon terjadi karena
benturan bantuan percikan air
menyebabkan uredospora sampai pada
sisi bawah daun. Infeksi jamur terjadi
lewat mulut-mulut daun yang terdapat
pada sisis bawah daun. Dalam proses
infeksinya uredospora mula-mula
membentuk buluh kecambah,
kemudian membentuk apresorium di
depan mulut kulit, selanjutnya jamur
mengadakan penetrasi kedalam
jaringan jamur. Disamping bantuan air,
beberapa agensia lain yang berpotensi
membantu menyebarkan uredosspora
adalah angin, spesies trips tertentu,
burung dan manusia (Sri-Sukamto,
1998).
Pada kopi robusta, penyakit ini
tidak menjadi masalah, sedangkan
pada kopi arabika penyakit ini menjadi
masalah utama. Cara pengendalian
penyakit sementara ini dilakukan
dengan dua cara, yaitu menanam jenis-
jenis kopi arabika taha, dan
menyemprot tanaman dengan
fungisida. Di Jawa Timur ada beberapa
jenis kopi yang tahan misalnya Lini S
yaitu S 795 dan jenis USDA yaitu
USDA 230762 dan Karika (Mawardi,
et al.. 1985). Namun jenis-jenis kopi
ini terutama Kartika dilaporkan
ketahannya sudah turun sehingga
sehingga perkebunan lebih tertarik
mengendalikan penyakit ini dengan
fungisida. Fungisida yang banyak
digunakan adalah tembaga( Copper
sandoz, Cupravit, Cobox atau Vitigran
blue) atau fungisida sistemik seperti
trademefon (Bayleton 250 EC).
Dengan makin mahalnya harga
fungisida dan kecenderungan harga
jual kopi makin rendah, mendorong
petani kurang melakukan pengendalian
penyakit karat daun, sehingga penyakit
ini serangannya makin berkembang.
Untuk mengatasi masalah ini telah
dilakukan pengkajian pengendalian
penyakit karat daun menggunakan
bubur bordo dengan pertimbangan (1)
bubur bordo mengandung senyawa
tembaga, (2) dapat dibuat sendiri oleh
petani dan (3) bahannya mudah
didapat dengan harga lebih murah.
Masalahnya adalah belum banyak
dilaporkan efektifitas bubur bordo
dalam mengendalikan penyakit karat
daun. Pengkajian ini bertujuan
mengetahui efektifitas bubur bordo
dalam mengendalikan penyakit karat
daun.
BAHAN DAN METODE
Pengkajian dilakukan melalui
percobaan di kebun kopi milik petani
desa Tutur-Pasuruan dan Jabung-
Malang pada bulan Mei-Desember
2000, menggunakan rancangan acak
kelompok (RAK), dengan perlakuan:
(1). disemprot bubur bordo 2,0 cc/l
berdasarkan ambang kendali, (2)
disemprot Kocide 77 WP 2,0 g/l
(fungisida pembanding) dan (3) cara
petani (tanpa dikendalikan). Masing-
masing perlakuan diulang 4 kali.
 Tanaman percobaan dipelihara
secara optimal meliputi pegolahan
tanah dan penyiangan ringan di sekitar
tanaman, pemupukan dengan Urea
150g; SP-36 80g dan KCl 120
g/pohon. Penyemprotan bubur bordo
dilakukan apabila serangan sudah
melampaui ambang kendali yaitu
keparahan penyakit 15%. Pengamatan
mulai bulan Juni sampai dengan
September dilakukan setiap dua
minggu menggunakan skala keparahan
0-9, kemudian dianalisis keparahan
penyakitnya menggunakan rumus
sebagai berikut (Mahfud, et al.. 2000):
Σ(ni x i)
Kp = ----------------x 100%
NxV
Kp = Keparahan penyakit
ni = Σ jumlah daun dengan skala i
i = skala keparahan
N = Jumlah daun yang diamati
V = Nilai skala tertinggi saat
pengamatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh perlakuan fungisida
bubur bordo terhadap serangan
penyakit karat daun H. vastatrix pada
kopi arabika berbeda nyata
dibandingkan cara petani (Tabel 1).
Tanaman kopi di lokasi Tutur -
Pasuruan yang terserang karat daun H.
vastatrix setelah disemprot dengan
bubur bordo masih cukup tinggi yaitu
sebesar 19,4% atau lebih tinggi diatas
ambang kendali, sehingga perlu
dilakukan aplikasi lagi. Pada
pengamatan berikutnya keparahan
penyakit sudah menurun terus hingga
dibawah ambang kendali sampai akhir
pengamatan. Se baliknya tanaman kopi
di lokasi Jabung-Malang yang
disemprot bubur bordo sekali aplikasi
sudah menunjukkan intensitas
serangan karat daun selalu berada di
bawah ambang kendali. Hal ini
disebabkan oleh bubur bordo yang
disemprotkan pada daun bisa menutup
permukaan bagian bawah daun kopi
sehingga menghalangi perkembangan
patogen karat daun. Menurut
Plessis (1943), bubur bordo sangat
baik untuk mengendalikan penyakit-
penyakit bercak daun dan antraknos
pada anggur. Hasil penelitian Widodo
(1979) menunjukkan bahwa bubur
bordo cukup efektif terhadap penyakit
downey mildew (P. viticola) pada
daun anggur. Fungisida yang
mengandung unsur tembaga (Cu)
sangat sesuai untuk mencegah
munculnya jamur atau konidia
penyakit bercak daun. Selain itu
fungisida yang mengandung kapur
(Ca) juga diduga dapat menekan
lajunya patogen yang menyerang daun
(Knott dan Deanon, 1967 dalam
Semangun , 1970).
Rata-rata intensitas serangan
karat daun H. vastatrix pada tanaman
kopi cara petani di Tutur-Pasuruan
sebesar 18,7% lebih tinggi
dibandingkan di Jabung – Malang
sebesar 17,5% . Hal ini diduga karena
faktor iklim yaitu Tutur-Pasuruan
iklim basah sedangkan Jabung-Malang
memiliki iklim kering. Iklim basah
menyebabkan kelembaban tinggi
sehingga berpengaruh terhadap laju
perkembangan patogen karat daun
lebih cepat dan lebih ganas. Menurut
Nutman dan Robert (1960), patogen H
vastatrix berkembang cepat dengan
sempurna apabila ada air, keadaan
gelap, intensitas cahaya sangat rendah.
Penetrasi, periode laten dan masa
generasi jamur karat daun H vastatrix
sangat dipengaruhi oleh suhu rata-rata
antara 15,5º -28,5º C (Reyner, 1960).
Menurut Bock (1962) cit Waller
(1982), faktor distribusi hujan,
intensitas hujan , residu inokulum dan
banyaknya daun juga dapat
meningkatkan intesnsitas serangan
patogen jamur H vastatrix.
Apabila dibandingkan
dengan cara petani, penggunaan bubur
bordo efektif mengendalikan penyakit
karat daun, bahkan lebih efektif
dengan penggunaan Kocide 77 WP.
Hal ini didasarkan pada kemampuan
bubur bordo dalam menekan serangan
jamur H vastatrix. ( Tabel 2).

Tabel 1. Rata-rata intensitas serangan karat daun H. vastatrix pada kopi arabika, di
Tutur-Pasuruan and jabung-Malang, MK. 2000

Lokasi : Tutur-Pasuruan
Keparahan penyakit H. vastatrik (%)
Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7 8** Rerata
1. Bubur bordo 2 cc/l 19,4a 12,9a 10,4a 7,3a 6,8a 6,7a 5,9a 6,4a* 9,5
2.Kocide 77WP 2 g/l 20,3a 13,9a 11,6ab 9,7ab 6,1a 7,5a 7,7a 6,4a 10,4
3. Cara petani 19,4a 22,4b 14,7b 13,5b 17,4b 20,3b 22,6b 18,9b 18,7
BNT 5% 3,14 3,45 1,20 1,57 0,21 2,71 1,91 2,09

Ket : * Angka sekolom yang diikuti oleh huruf sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada taraf uji BNT 5%
** Pengamatan 2 mingguan
Kocide 77WP (fungisida pembanding); Cara petani (tidak disemprot)

Lokasi : Jabung- Malang

Keparahan penyakit H. vastatrik (%)
Perlakuan
1 2 3 4 5 Rerata
1. Bubur bordo 2cc/l 6,5a 3,7a 3,9a 2,2a 4,1a 4,08
2.Kocide 77WP 2g/l 6,8a 4,1a 5,8b 5,1b 5,5a 5,46
3. Cara petani 17,4b 18,1b 20,0c 19,5c 12,5b 17,5

Ket : * Angka sekolom yang diikuti oleh huruf sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada taraf uji BNT 5%
** Pengamatan 2 mingguan
Kocide 77WP (fungisida pembanding); Cara petani (tidak disemprot)
Tabel 2. Kemampuan bubur bordo dalam menekan serangan patogen karat daun H.
vastatrix di Tutur-Pasuruan dan Jabung-Malang. MK. 2000
Rerata serangan
H. Vastatrix (%)
Perlakuan
Tutur – Pasuruan
1.Bubur bordo 2 ml// 9,5
2.Kocide 77WP 2 g/l 10,4
3.Cara Petani 18,7
Kemampuan bubur bordo
dalam menekan intensitas serangan
patogen di Tutur -Pasuruan dan di
Jabung - Malang cukup tinggi
dibandingkan perlakuan lain. Hal ini
disebabkan di dalam larutan bubur
bordo terdiri dari bahan terusi yang
mengandung bahan aktif tembaga
sulfat ( CuSO4 2 H2 O) dan kapur tohor
yang mengandung CaO, bila
tercampur dengan sempurna akan
bersifat sebagai racun kontak sehingga
langsung dapat menekan
perkembangan jamur H vastatrix.
Sesuai yang dilaporkan Fulton (1984)
and Javed (1984), fungisida sistemik
atau kontak berbahan aktif tembaga
dan triadimefon sangat baik dan efektif
untuk menekan serangan karat daun H.
vastatrix pada kopi.
Dengan demikian bubur bordo
bisa digunakan sebagai fungisida
alternatif untuk pengendalian penyakit
karat daun kopi H. vastatrix
KESIMPULAN
1. Bubur bordo 2 ml per liter air
efektif untuk mengendalikan
patoge n H. vastatrix pada
Rerata
Kemampuan serangan Kemampuan
menekan (%) H.Vastatrix menekan (%)
(%)
Jabung-Malang
49,2 4,8 76,7
44,4 5,46 68,8
0 17,5 0
tanaman kopi arabika berdasarkan
batas ambang kendali 15%.
2. Kemampuan bubur bordo 2 ml per
liter, dalam menekan intensitas
serangan karat daun H. vastatrix
pada kopi berturut-turut : 49,2 di
Tutur-Pasuruan dan 76,7 di
Jabung-Malang.
DAFTAR PUSTAKA
Fulton , R.H. (1984), Chemical control
of coffee leaf rust in central
America. P. 75-84. In R.H.
Fulton (Ed.). Coffee rust in the
Amaricas. Phytophat. Soc.
Minnesota.
Javed, Z.U.R. (1984). Leaf rust in
Africa and what it6 means to
American programs. P. 15-34.
In R.H. Fulton (Ed.). Coffee
rust in the Americass Am.
Phytopath. Soc. Minessota.
Mahfud, M.C., E. Korlina, A.
Budijono, M, Soleh dan A.
 Surjadi. 1998. Uji Aplikasi
Komponen PHT untuk
mengendalikan penyakit karat
daun. Laporan pengkajian
Bagian Proyek Penelitian
Tanaman Perkebunan. Bogor.
1-6.
----------------., L. Rosmahani, E.
Korlina, D. Rachmawati,
Handoko, Sarwono, M. Soleh
dan A. Suryadi 2001. Uji
aplikasi komponen PHT
penyakit karat daun H.
vastatrix pada tanaman kopi
arabika. BPTP Jatim
Karangploso 2-13.
Nutman, F.J. & F.M. Robert (1960),
Method of uredospore dispersal
of the coffee leaf rust fungus
H. vastatrix. Trans. British
Mycol. Soc. 43: 509-515
Plessis. du. S.J. (1943). Sulphur for the
control of vine diseases. Fruit
Research Institute
Stellenbosch. Farming In South
Africa. 472-474.
Reyner, R.W. (1960), Rust diseaseof
coffee. Planterschron., 55(13),
305-307
Semangun. H. 1970. Penyakit-penyakit
Tanaman Hortikultura di
Indonesia. UGM. Gajah Mada
University Press. Hal. 13-108.
Sukamto. S. 1998. Pengelolaan
Penyakit Tanaman kopi.
Kumpulan Materi Pelatihan
Pengelolaan Organisme
Pengganggu Tanaman Kopi.
PUSLIT KOKA. 1998.
Waller, J.M. (1982), Coffee rust
epidemiology and control.
Crop. Prot., 1(4). 385-404
Widodo. D. 1979. Penyakit downey
mildew pada tanaman anggur.
Hortikultura. Majalah Ilmiah
Populer 7:181-184