You are on page 1of 4

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA CETAK

Perkembangan media diawali dengan munculnya media cetak. Inovasi teknologi media
memunculkan persaingan yang mengakibatkan perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi. Hal ini turut membawa perubahan sosial masyarakat.

Perkembangan teknologi media juga turut mempengaruhi format atau bentuk-bentuk yang
muncul di media. Misalkan, dalam bidang periklanan. Dulu, ketika teknologi media cetak belum
berkembang, suatu iklan produk dibuat dengan menggunakan teknologi mesin tik, sedangkan
gambar-gambar iklan produk tersebut dibuat secara manual dengan menggunakan pena.
Bagaimana dengan sekarang? Perkembangan teknologi sekarang memudahkan orang untuk
membuat iklan dengan lebih atraktif. Menggunakan teknologi komputer, iklan suatu produk
dapat didesain dengan menggunakan grafis dan dicetak menggunakan printer. Akan tetapi,
perkembangan teknologi tidak mempengaruhi isi dari apa yang muncul di media. Misalkan,
bagaimana isi berita atau iklan tidak ada yang berubah, kecuali bentuk atau formatnya.

Penemuan Johannes Gutenberg pada tahun 1455 membawa perubahan signifikan bagi
masyarakat, terutama Eropa pada saat itu. Perkembangan media cetak, terutama dalam
pembuatan buku, terasa lebih mudah dan murah. Selain itu, buku-buku tidak perlu ditulis ulang
dengan waktu yang sangat lama. Dengan begitu, ilmu pengetahuan menjadi lebih cepat
berkembang. Karena buku-buku catatan lebih mudah didapatkan masyarakat dan pendidikan pun
mejadi lebih merata. Dunia percetakan yang berkembang ini juga mempengaruhi penyebaran
agama karena jumlah ketersediaan kitab-kitab suci yang makin banyak. Selain itu, sirkulasi
informasi seputar bidang sosial, ekonomi, dan politik juga meningkat seiring dengan
perkembangan teknologi percetakan.

 
Perkembangan teknologi media cetak berkaitan dengan perkembangan media cetak itu sendiri
seperti surat-surat kabar, koran, majalah, dll. Munculnya majalah-majalah bertemakan politik
mewarnai peristiwa Revolusi Amerika saat itu, dan peristiwa-peristiwa penting lainnya yang
mempengaruhi sejarah kehidupan masyarakat. Isi dari media cetak memang sejak dulu –hingga
kini- banyak dipengaruhi oleh berbagai isu penting mengenai peristiwa yang terjadi. Hal inilah
yang memunculkan jurnalisme media cetak. Pada akhirnya, perkembangan media cetak seperti
majalah tidak melulu berisikan dunia perpolitikan, namun juga tentang kesenian, kebudayaan,
cerita pendek, kesusasteraan, atau artikel-artikel opini. Sebagian dari majalah yang terbit sejak
zaman dulu, masih ada yang  bertahan hingga kini karena kepercayaan masyarakat atas kualitas
isi media.

Surat kabar atau biasa disebut koran merupakan salah satu media jurnalisme cetak berisikan
artikel-artikel yang memuat tulisan tentang peristiwa atau berita penting terhangat seputar
kehidupan manusia. Kadang-kadang terdapat artikel tertentu pada koran yang isinya mengkritik
pemerintahan, entah itu kinerja pemerintah atau baik-buruknya sistem pemerintahan dijalankan.
Pada zaman dahulu ketika belum ada freedom of the press dan freedom of the speech, pemerintah
begitu mengawasi isi media. Kritik-kritik terhadap pemerintah yang dimuat di artikel akan
ditanggapi dengan pemberedelan surat kabar yang memuat tulisan atau penangkapan sang
jurnalis. Karena mengkritik pemerintah dianggap merupakan suatu tindakan kriminal. Namun
justru artikel-artikel yang memuat kritikan itulah yang dapat membuka mata masyarakat
sehingga memungkinkan terjadinya revolusi. Tidak hanya kritikan surat kabar yang bisa
mendapat   kecaman dari pemerintah, tapi juga tulisan-tulisan yang memuat dokumen-dokumen
penting yang bisa jadi merupakan bukti bagaimana kinerja pemerintah, berbagai skandal dan
korupsi pemerintah, atau strategi yang dijalankan pemerintah untuk tujuan tertentu, kesemuanya
dipaparkan sesuai dengan dokumen yang dimiliki oleh surat kabar. Berbagai peristiwa penting
dunia juga turut mempengaruhi ideologi jurnalisme suatu surat kabar. Perang dingin antara
Amerika Serikat yang mengusung liberalisme dengan Uni Soviet dengan paham komunismenya
memecah belah berbagai negara di dunia menjadi tiga kubu, yaitu Blok Barat, Blok Timur, dan
Blok Netral. Bagaimana isi stau tampilan msing-masing surat  kabar pun berbeda tergantung dari
ideologi yang diusung oleh surat kabar tersebut.
 

Perkembangan teknologi media cetak memang memudahkan masyarakat untuk mendapat


informasi, namun di satu sisi juga memunculkan suatu masalah baru. Ideologi liberalisme yang
berkembang melahirkan adanya freedom of the press, freedom of the speech, dan freedom of
expression. Dengan begitu isi dari media yang muncul tidak dapat dikontrol. Padahal media
sering memuat peristiwa-peristiwa yang terkait isu-isu penting yang sensitif, seperti agama, suku,
dan ras. Selain itu, hal-hal yang dianggap tabu oleh masyarakat, seperti yang berbau seksual
misalkan, lebih mudah diakses oleh anak-anak di bawah umur.

Jurnalisme media cetak mencapai puncak kejayaannya ketika berbagai majalah dan surat kabar
mulai menyertakan fotografi di halamannya untuk menguatkan isi berita yang dimuat. Dengan
begitu audience yang menjadi sasaran mereka pun meluas. Hingga pada akhirnya muncul
teknologi televisi yang memunculkan jurnalisme media siar sehingga menggeser posisi media
cetak.

Sebuah perusahaan surat kabar biasanya akan mendapat untung besar jika terdapat tulisan yang
memungkinkan menjadi sesuatu yang sensational, atau berpeluang menjadi ‘ramai’ dibicarakan.
Peristiwa-peristiwa kriminal, berbagai skandal pemerintah, bencana yang dialami manusia,
informasi selebriti, merupakan berita-berita yang sangat sering meramaikan kolom-kolom surat
kabar, bahkan hingga di era modern seperti saat ini. Surat kabar juga meliputi berita-berita lokal,
nasional, maupun internasional, serta mencakup editorial, opini, kritikan, atau komentar-
komentar dari pembaca. Masalahnya adalah jumlah audience dari surat kabar justru menurun di
level usia yang lebih rendah. Biasanya anak-anak, remaja, atau anak-anak muda pada umumnya
lebih menyukai membaca majalah atau menonton televisi daripada membaca surat kabar. 

Sebagai salah satu media massa yang modern, majalah sekarang lebih fokus pada audience yang
telah tersegmentasi menurut kepentingan atau interest masing-masing, misalkan majalah
olahraga, majalah remaja, majalah khusus wanita, majalah otomotif, majalah bisnis-ekonomi,
dsb.

Setiap penemuan teknologi media tentunya memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk
mendapatkan informasi. Kelebihan dari perkembangan teknologi media cetak, surat kabar
khususnya, yaitu dapat meningkatkan pendidikan masyarakat, menurunkan jumlah buta huruf,
pendapatan dan kualitas hidup pun meningkat. Selain itu, kemudahan akan mendapat informasi
ini menjadikan tingkat pengeluaran lebih rendah.

Teknologi percetakan juga memudahkan siapa saja untuk mengkopi tulisan. Tulisan yang
memiliki nilai jual tinggi tentunya menjadi incaran bagi siapapun. Untuk itu dibutuhkan suatu
hak cipta yang melindungi pembuiatan setiap tulisan bagi si penulis, sehingga ia tidak perlu
khawatir tulisannya dikopi atau dicuri orang lain.   

Kemajuan teknologi menjadikan media cetak tidak harus berupa kumpulan kertas yang berisikan
tulisan. Jurnalisme media cetak, seperti surat kabar, mencapai puncak masa kejayaannya pada
tahun antara 1890-1920. Namun, media cetak mulai bergeser di masyarakat ketika muncul
teknologi radio yang memunculkan jurnalisme penyiaran. Hal ini terjadi sekitar tahun 1927. Pada
tahun 1950an, televisi turut menghangatkan persaingan antarmedia massa.

Munculnya teknologi internet menjadikan media cetak seperti surat-surat kabar, koran, atau
majalah dapat diakses melalui World Wide Web. Justru dengan online internet, berita-berita
media cetak menjadi lebih up-to-date dan lebih cepat diterima oleh masyarakat. Selaikan itu,
perusahaan-perusahaan surat kabar dapat menjangkau audience lebih luas. Selain itu, internet
juga lebih membuka peluang kerja sama antara perusahaan media cetak dengan perusahaan p

You might also like