Professional Documents
Culture Documents
DASAR TEORI
2. Kuisioner (angket)
Kuisioner adalah cara mengumpulkan data dengan mengirim kuisioner yang
berisi sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada orang yang menjadi obyek
penelitian sehingga jawabannya tidak langsung diperoleh.
a. Keuntungan
1) Daftar pertanyaan baik untuk sumber data yang banyak
2) Responden tidak merasa terganggu
3) Daftar pertanyaan relatif lebih efisien untuk sumber data yang banyak
4) Karena daftar pertanyaan biasanya tidak mencantumkan identitas
responden, maka hasilnya dapat lebih obyektif.
b. Kerugian
1) Daftar pertanyaan tidak menggaransi responden untuk menjawab
pertanyaan.
2) Daftar pertanyaan cenderung tidak fleksibel
3) Pengumpulan sampel tidak dapat dilakukan secara bersama-sama
dengan daftar pertanyaan.
4) Daftar pertanyaan yang lengkap sulit untuk dibuat.
3. Observasi (pengamatan)
Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan mengamati atau
mengobservasi obyek penelitian.
a. Keuntungan
1) Cenderung mempunyai keandalan yang tinggi
2) Analis sistem dapat melihat langsung apa yangsedang dikerjakan
3) Analis sistem dapat menggambarkan tata letakfisik dari kegiatan-
kegiatan
4) Analis sistem dapat mengukur tingkat dari suatu pekerjaan
b. Kerugian
1) Biasanya orang yang diamati merasa terganggu.
2) Pekerjaan yang diobservasi mungkin tidak dapat mmewakili suatu
tingkat kesulitan.
3) Dapat mengganggu kerja yang dilakukan.
4) Orang yang diamati biasanya cenderung melakukan pekerjaan yang
lebih baik dan sering menutup-nutupi kejelekan.
5. Metode Proyektif
Metode proyektif adalah cara pengumpulan data dengan mengamati atau
menganalisis suatu obyek melalui ekspresi luar dari obyek tersebut dalam
bentuk lukisan ataupun tulisan.
5 TK 12 – 13 TK 7 – 8 TK
Keuntungannya adalah taksiran mengenai karakteristik populasi lebih
cepat
Kekurangan :
a) Daftar populasi setiap strata diperlukan
b) Jika daerah geografisnya luas, biaya transportasi tinggi
32 provinsi
Provinsi Jawa Timur
Kabupaten Malang
Kecamatan Klojen
2.5. SERVQUAL
2.5.1. Pengertian Service Quality
Service Quality atau yang biasa disingkat Servqual, berarti kualitas atau
mutu dari sebuah jasa menggambarkan seberapa kualitas jasa yang
ditawarkan kepada customer dan dapat dilihat dari kepuasan pelanggan
yang menggunakan jasa tersebut.
Service quality memiliki banyak pendefinisian, yaitu :
1. Oliver (1980) serta Bolton dan Drew (1991)
Mereka mendefinisikan service quality sebagai perbedaan antara
kinerja service aktual dengan ekspetasi. Konsep ini disebut sebagai ‘The
Disconfirmation of Expectations Model’ yang menyatakan bahwa respon
kepuasan/ketidakpuasan merupakan hasil dari proses evaluasi kognitif
antara ekspetasi kinerja/pengalaman produk sebelum pembelian
dibandingkan dengan hasil kinerja/pengalaman produk yang benar-
benar terjadi setelah produk tersebut dikonsumsi. Hasil dari
perbandingan ini disebut dengan Expectancy Disconfirmation, yang
bervariasi antara negatif (ekspetasi melebihi hasil aktual), nol
(ekspetasi sama dengan hasil aktual) hingga positif (hasil aktual
melebihi ekspetasi).
2. Gronroos (1984)
Menjelaskan bahwa perceived service merupakan hasil dari proses
evaluasi, dimana pelanggan membandingkan antara ekspetasi dengan
layanan yang mereka peroleh.
3. Parasuraman, Zeithaml dan Berry (1988)
Mendefinisikan konsep service quality sebagai suatu bentuk yang
sikap, yang terkait namun tidak sama dengan kepuasan, yang
merupakan hasil dari perbandingan antara ekspetasi dengan persepsi
kerja. Ekspetasi dilihat sebagai hasrat atau keinginan konsumen, yakni
apa yang mereka pikir harus diberikan (should offer) oleh penyedia
jasa, bukannya akan diberikan (would offer).
4. Cronin and Taylor (1992)
Berpendapat bahwa konsep service quality sebagai gap antara
ekspetasi dan kinerja tidaklah cukup. Mereka berpendapat bahwa
konsep service quality seharusnya merupakan sikap pelanggan
terhadap layanan, karena konsep kepuasaan sendiri berasal dari gap
antara ekspetasi dan kinerja atau disconfirmation of expectations.
Selanjutnya, sejumlah peneliti lainnya juga mendukung pandangan ini,
diantaranya McAlexander, Kaldenberg, Koenig (1994) dan Chiu (1992).
r hitung = n ( ∑ XY )−( ∑ X ) (∑ Y )
√¿ ¿ ¿
Keterangan:
r : koefisien korelasi product momen
X : skor tiap pertanyaan/ item
Y : skor total
n : jumlah responden
Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total
diperoleh, nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai kritis (r) product
moment. Jika rhitung > rtabel, maka data tersebut valid.
∑ Xi X 1+ X 2 +...+ X n
X = i =1 =
n n
Keterangan :
X = Rata-rata hitung X =rata−rata hitung
n = banyaknya data
3. Modus
Modus didefinisikan sebagai nilai data yang paling sering atau paling
banyak muncul atau dengan kata lain nilai data yang berfrekuensi
terbesar. Untuk menentukan modus dari data tunggal, data dirutkan
berdasar nilainya, kemudian mencari nilai data yang berfrekuensi
terbesar. Sementara untuk data kelompok, nilai modus ditentukan
dengan rumus:
Mo = modus
BMo = tepi kelas bawah kelas modus
d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas
sebelumnya
d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas
sesudahnya
Ci = interval kelas modus
2. Standar deviasi
Standar deviasi merupakan akar dari varians (ingat, karena pada
varians kita mengkuadratkan selisih data dari rata-ratanya, maka
dengan mengakarkannya, kita mendapatkan kembali nilai asalnya).
3. Range
Merupakan pengukuran yang paling sederhana untuk penyebaran
data. Rumus untuk range adalah:
Range = nilai maksimum – nilai minimum
Misalnya, nilai maksimum 180 dan nilai minimum 20, maka range
nya adalah 160.
2. Skewness
Skewness merupakan alat ukur dalam menelusuri distribusi data
yang diperbandingkan dengan distribusi normal. Skewness merupakan
pengukuran tingkat ketidaksimetrisan (kecondongan) sebaran data di
sekitar rata-ratanya. Distribusi normal merupakan distribusi yang
simetris dan nilai skewness adalah 0. Skewness yang bernilai positif
menunjukkan ujung dari kecondongan menjulur ke arah nilai positif
(ekor kurva sebelah kanan lebih panjang). Skewness yang bernilai
negatif menunjukkan ujung dari kecondongan menjulur ke arah nilai
negatif (ekor kurva sebelah kiri lebih panjang).
Rumus skewness adalah sebagai berikut:
1. Tabel ( Table)
(a) Tabel Arah Tunggal ( one-way Table)
Tabel arah tunggal ini disajikan dalam suatu tabel dimana
dalam tabel tesebut menggunakan hanya satu penyajian data saja.
Baik dalam bentuk baris saja atau kolom saja.
(b) Tabel Arah Majemuk (multi-way table)
Berbeda dengan tabel arah tunggal, tabel arah majemuk ini
disajikan dalam dua arah dan tiga arah. Penyajiannya dapat dalam
bentu baris dan kolom untuk dua arah. Untuk yang tiga arah bisa
dua baris satu kolom atau sebaliknya.
2. Grafik (Chart)
(a) Grafik Batang (Bar Chart)
Penyajian data ini menggunakan grafik batang yang dapat
menunjukkan nilai-nilai dari suatu data. Contoh grafik batang:
(b) Grafik Garis ( Line Chart)
Metode penggunaannya sama dengan penyajian dengan
grafik batang, Hanya saja disajikan dengan bentuk garis. Contoh
grafik garis:
3. Seven Tools
Seventools merupakan suatu alat/metode yang digunakan untuk
memperbaiki dan meningkatkan suatu kualitas/mutu.( M.Zen S. Hadi
ST: Materi V). Berikut ini adalah jenis dari seven tools:
(a) Lembar Pemeriksaan ( Check Sheet)
Check Sheet adalah suatu format formulir untuk
mengumpulkan data secara sistematis yang menggambarkan
frekuensi berbagai efek.
(c) Histogram
Histogram adalah suatu bentuk graph yang menunjukkan
adanya dispersi data. Dari graph ini kita dapat membuat analisa
karakteristik dan penyebab dispersi tersebut.
(g) Stratifikasi
Stratifikasi dipakai untuk menentukan penyebab khusus.
Misal untuk membuat analisa terhadap 2 mesin yang berbeda yaitu
A & B.
2. Statistic penguji
Xi
T ki= × 100 %
Yi
Keterangan :
TKi = Tingkat kesesuaian responden
Xi = Skor penilaian tingkat kinerja/kepuasan
Yi = Skor penilaian kepentingan