Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
I. Sejarah
dapat menekan harga pokok produksi utama serta menerapkan teknologi bersih
dalam pengelolaannya.
Hubungan yang harmonis antar PG. Kebon Agung dengan masyarakat sekitar
serta pemerintah daerah terus dijaga karena dalam aktivitas produksinya yang
ramah lingkungan.
Sandi Suwardina 2
4122.3.06.14.0001
Tugas makalah PBI
(pengolahan buangan [SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
industri) PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
BAB 2
SOLUSI PENANGANAN LIMBAH CAIR
Terdapat tiga jenis limbah di PG. Kebon Agung hasil samping dari proses
produksi, antara lain :
AERATED LAGOON
Sandi Suwardina 5
4122.3.06.14.0001
Tugas makalah PBI
(pengolahan buangan [SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
industri) PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
Aerated lagoon adalah bak dengan kedalaman 2,5 - 5 m, dan luas permukaan
beberapa ratus meter persegi serta diaerasi secara mekanis atau difusi udara,
sehingga organik dalam air limbah dapat terurai.
a. Aerobik lagoon
DO dan suspended solid dijaga uniform dalam bak .
Karakteristik :
• W tinggal : 1-3 hari.
• BOD di Feed : 50 – 750 mg/l ;Xv (MLVSS) : 0,5 BOD umpan
Sandi Suwardina 6
4122.3.06.14.0001
Tugas makalah PBI
(pengolahan buangan [SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
industri) PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
b. Fakultatif lagoon
DO dijaga tetap hadir dibagian lapisan air dalam bak,sebagian suspended solid
dipertahankan.Lapisan bawah adalah anaerobik
Karateristik :
• Waktu tinggal : 3,0 -10 dari
• BOD di Feed : 50 -750 ; Xv (MLVSS) : 50- 100 mg/l.
• Power : ± 0,79 W/M3 (harus cukup jaga DO dan SS uniform di lapisan
atas)
• Efisiensi : 80 - 90 %
Sandi Suwardina 7
4122.3.06.14.0001
Tugas makalah PBI
(pengolahan buangan [SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
industri) PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
Sandi Suwardina 8
4122.3.06.14.0001
Tugas makalah PBI
(pengolahan buangan [SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
industri) PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
Adalah cara mengontakkan air limbah dengan oksigen melalui baling-baling yang
diputar dan diletakkan pada permukaan air limbah, sehingga air limbah yang
terangkat akan kontak langsung dengan udara sekitar. Diperlukan 43 – 123
m2 udara untuk mengurangi 1 kg BDD.
Pertumbuhan bakteri :
1. Mula-mula berkembangbiak secara konstan & disebut Lag phase karena
suasana baru agak lambat pertumbuhannya disebut fase akselerasi
(acceleration phase)
2. Setelah beberapa jam: bakteri mulai tumbuh berlipat ganda terdapat
bakteri yang tetap dan yang
3. Setelah tahap 2 berakhir terus meningkat jumlahnya. Pertumbuhan yang
cepat ini disebut Log Phase. Pada log phase, perlu pertambahan makanan
sebab pertumbuhan bakteri meningkat dan jumlah makanan jadi menurun.
Sandi Suwardina 9
4122.3.06.14.0001
Tugas makalah PBI
(pengolahan buangan [SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
industri) PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
4. Bila keadaan tidak seimbang terus berjalan disebut Declining growth phase
5. Pada akhirnya makanan habis dan kematian bakteri meningkat, sehingga
tercapai keadaan dimana jumlah bakteri yang mati dan tumbuh seimbang,
keadaan ini disebut stationary phase
6. Bila jumlah kematian bakteri lebih besar dari jumlah pertumbuhan disebut
endogeneus phase. Hal ini diatasi dengan simpanan udara untuk
pernafasannya sampai udara habis.
Gambar kolam
neutralization
Sandi Suwardina 10
4122.3.06.14.0001
Tugas makalah PBI
(pengolahan buangan [SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
industri) PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
Sandi Suwardina 11
4122.3.06.14.0001
Tugas makalah PBI
(pengolahan buangan [SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
industri) PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
- Reaksi hidrolisa :
Invertasa
C12H22O11 + H2O 2C6H12O6
Sakhrosa Monosakharida
( Glukosa dan fruktosa)
- Reaksi fermentasi
zimasa
C6H12O6 2C2H5 2CO2
Sakhrosa Alkohol Gas karbon dioksida
Proses fermentasi dari tetes yang meliputi sederhana banyak dikerjakan secara
industri. Pada pokoknya, proses ini meliputi pengenceran tetes,
pengembangbiakan (peragian) ragi, fermentasidan distilasi. Tiap ton produksi
mengahasilkan lebih kurang 190 liter molase. Rata-rata molase mengandung
50–55% gula yang dapat difermentasi (terutama sakhrosa (70%(, glukosa dan
fluktosa (30%)). Tipa ton molase dapat menghasilakan 280 liter alcohol.
Sandi Suwardina 12
4122.3.06.14.0001
Tugas makalah PBI
(pengolahan buangan [SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
industri) PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
Tetes yang dihadapkan dari pabrik gula biasanya masih terlalu paket (85⁰ Brix),
oleh karena itu perlu diadakan pengenceran lebih dahulu untuk mendapatkan
kadar gula yang optimum (12⁰ Brix untuk pembibitan dan 24⁰ Brix pada
fermentasi). Pengaturan pH diatur dengan penambahan asam H2SO4 hingga
dicapai pH 4 -5.
Meskipun tetes cukup mengandung zat sumber nitrogen namun seperti
ammonium sulfat atau ammonium fosfat.
2. Sterilisasikan tetes
Untuk mencegah adanya mikroba kontamin hidup pembibitan maupun selama
fermentasi, tetes dipasteurisasikan dengan pemanasan memakai uap pada suhu
sekitar 75⁰ C, kemudian diingikan selama 1 jam sampai suhu 30⁰ C.
Tetes yang telah banyak sedikit sterisl ini siap dipaki untuk kebutuhan dalam
pembibitan atau fermentasikan.
4. Fermentasi
Sandi Suwardina 13
4122.3.06.14.0001
Tugas makalah PBI
(pengolahan buangan [SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
industri) PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
5. Distilasi
Produk hasil fermentasi mengandung alkohol yang rendah, disebut bir (beer)
dan sebab itu perlu di naikkan konsentrasinya dengan jalan distilasi bertingkat.
Beer mengandung 8 – 10% alkohol. Maksud dan proses distilasi adalah untuk
memisahkan etanol dari campuran etanol air. Untuk larutan yang terdiri dari
komponen-komponen yang berbeda nyata suhu didihnya, distilasi merupakan
cara yang paling mudah dioperasikan dan juga merupakan cara pemisahan
yang secara thermal adalah efisien. Pada tekanan atmosfir, air mendidih pada
100⁰ C dan etanol mendidih pada sekitar 77⁰ C. perbedaan dalam titik didih
inilah yang memungkinkan pemisahan campuran etanol air.
Prinsip : Jika larutan campuran etanol air dipanaskan, maka akan lebih banyak
molekul etanol menguap dari pada air. Jika uap-uap ini didinginkan
(dikondensasi), maka konsentrasi etanol dalam cairan yang dikondensasikan itu
akan lebih tinggi dari pada dalam larutan aslinya. Jika kondensat ini dipanaskan
lagi dan kemudian dikondensasikan, maka konsentrasi etanol akan lebih tinggi
Sandi Suwardina 14
4122.3.06.14.0001
Tugas makalah PBI
(pengolahan buangan [SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
industri) PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
lagi. Proses ini biasdiulangi terus, sampai sebagian besar dari etanol
dikonsentrasikan dalam suatu fasa. Namun hal ini ada batasnya. Pada larutan
96% etanol, didapatkan suatu campuran dengan titik didih yang sama
(azeotrop). Pada keadaan ini, jika larutan 96% alkohol ini dipanaskan, maka
rasio molekul air dan etanol dalam kondensat akan teap konstan sama. Jika
dengan cara distilasi ini, alcohol tidak bias lebih pekat dari 96%.
Cara distilasi
Untuk memisahkan alkohol dari campuran dan meningkatkan kadar alkohol,
beer perlu didistilasi.
Pada prinsipnya unit distilasi mempunyai 3 jenis kolom, yaitu :
− Kolom “beer” (beer still)
− Kolom “rektifikasi” (rectifying column)
− Kolom pemurnian (purifying column)
Kolom Beer
Dari bak penampung, “beer” dengan kadar alkohol 8–10% dipompakan ke
dalam kolom “beer” melalui alat penukar panas (heat exchanger). Di dalam alat
ini “beer” akan mengalami pemanasan karena adanya perpindahan panas.
Didalam kolom “beer” alkohol dan zat yang mudah menguap lainnya akan dari
cairan yang mempunyai titik didih tinggi. Cairan ini merupakan campuran air dan
bahan-bahan bergula yang tidak terfermentasi. Cairan ini merupakan limbah
yang disebut “stillage” atau “vinasse panas”. Kemudian cairan ini dialirkan dari
bagian bawah kolom melalui alat penukar panas dengan suhu tertentu untuk
selanjutnya dibuang. Stillage ini mengandung protein–protein, sisa–sisa gula,
dan dalam keadaan tertentu juga produk–prroduk vitamin. Baik untuk makan
ternak.
Kolom rektifikasi
Sandi Suwardina 15
4122.3.06.14.0001
Tugas makalah PBI
(pengolahan buangan [SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
industri) PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
BAB 3
SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADAT
Sandi Suwardina 16
4122.3.06.14.0001
Tugas makalah PBI
(pengolahan buangan [SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
industri) PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
a. Pucuk tebu
b. Ampas
c. Blotong
Pucuk tebu adalah limbah tebu yang memiliki potensi sangat besar. Pucuk tebu
dapat di manfaatkan untuk pakan rum inansia. Salah satu kelemahan dari pucuk
tebu adalah kandungan serat kasar yang tinggi. Untuk meningkatkan manfaat
dari pucuk tebu maka dilakukan pengolahan. Metode pengolahan yang biasa
digunakan untuk pakat berserat tinggi adalah pengolahan kimiawi. Bahan kimia
yang biasa digunakan adalah urea dan NaOH.
Sandi Suwardina 17
4122.3.06.14.0001
Tugas makalah PBI
(pengolahan buangan [SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
industri) PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
3.4 BLOTONG
Sandi Suwardina 18
4122.3.06.14.0001
Tugas makalah PBI
(pengolahan buangan [SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
industri) PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
BAB 4
Sandi Suwardina 19
4122.3.06.14.0001
Tugas makalah PBI
(pengolahan buangan [SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
industri) PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
Sandi Suwardina 20
4122.3.06.14.0001
Tugas makalah PBI
(pengolahan buangan [SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
industri) PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
Berdasarkan hasil perhitungan teoritis, maka pada suatu industri gula dengan
kapasitas 4.000 TH (ton tebu perhari), akan dihasilkan limbah dan hasil samping
sekitar :
a. Produksi tetes : 160 ton/ hari = 24.000 ton/ tahun
b. Produksi ampas : 1.280 ton/ hari = 192.000 ton/ tahun
c. Produksi blotong : 120 ton/hari = 18.000 ton/ tahun
d. Produksi tebu : 560 ton/ hari = 84.000 ton/ tahun
Dalam hal ini di anggap luas lahan yang dimiliki industri gula tersebut mampu
untuk mendukung masa giling 150 hari dalam kapasitas yang normal.
Selanjutnya di asumsikan bahwa produktivitas lahan rendemen, produksi hablur
dan kristal gula di anggap sapa.
Dewasa ini sudah banyak tersedia teknologi pengelolaan limbah industri gula.
Dengan pertimbangan sistem penerapan teknologi yang mudah dan murah untuk
di lakukan, maka dapat ditentukan jenis pengelolaan limbah terpadu di industri
gula sebagai berikut.
Sandi Suwardina 21
4122.3.06.14.0001
Tugas makalah PBI
(pengolahan buangan [SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
industri) PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
ton free on board (FOB), maka potensi nilai devisa yang di peroleh
mencapai US 2.940.000 atau senilai Rp. 23,5 milyar.
3. Penggunaan blotong sebagai sumber bahan organik bermanfaat untuk
kesuburan tanah, yang akan meningkatkan produktivitas tebu (kurniawan,
2000). Apabila rata – rata pemakaian sumber organik ini dengan takaran 3
– 6 ton/ ha mampu meningkatkan bobot tebu sekitar 10 ton tebu/ ha
mampu meningkatkan bobot tebu sekitar 10 ton/ ha dan suplesi pupuk ZA
sekitar 3 ku/ ha, maka nilai keuntungan yang di peroleh industri gula
mencapai Rp. 2,8 juta.
Apabila seluruh blotong dapat termanfaatkan menjadi sumber bahan
organik tanah, maka produk kompos dari industri gula di indonesia akan
mencapai 6 -7 juta ton kompos. Dengan takaran pemakaian kompos
sekitar 3 – 6 ton/ ha, maka untuk keperluan tersebut hanya di butuhkan
kompos sekitar 2 – 3 juta ton kompos. Selanjutnya sisa produk kompos
dapat dijual kepada pihak lain dan minimal akan memperoleh pendapatan
sekitar Rp. 600 – 700 juta.
4. Proses daur ulang air kondesor bertujuan untuk menekan jumlah air
limbah yang harus dikeluarkan dan menghemat suplesi air sungai untuk
proses industri (kurniawan, 2000). Aspek ekonomis dari kegiatan ini
terletak pada efisiensi bahan proses. Dalam kondisi harga air yang
semakin mahal seperti sekarang ini, maka aplikasi teknologi biotary dapat
menghemat biaya air sekitar Rp. 1 milyar untuk satu buah industri gula.
Dari aspek ekologis, penerapan teknologi ini akan menurunkan eksploitasi
sumber daya air yang dirasakan semakin terbatas ketersediaannya.
Untuk lebih rincinya, tabel 4.1 menunjukan potensi perolehan hasil pada industri
gula yang melakukan pengelolaan limbah dengan baik. Jenis teknologi
pengelolaan limbah yang dipilih, dengan pertimbangan selama ini sudah berdiri
dan teknologi lainnya mudah untuk dilakukan.
Sandi Suwardina 22
4122.3.06.14.0001
Tugas makalah PBI
(pengolahan buangan [SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
industri) PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
Tabel 4.1 potensi perolehan hasil pada pengelolaan limbah industri gula
berkapasitas 4.000 TTH
Nilai Perolehan
Jenis usaha Macam produk
(x Rp. 1000) (%)
Ampas lebih 2.250.000
Pabrik gula saja 100
Tetes tebu 8.400.000
Alkohol 6.000.000
Alternatif I Ampas lebih 2.250.000 116,9
Tetes lebih 4.200.000
Pupuk organik 3.240.000
Alternatif II Ampas lebih 2.250.000 130,4
Tetes 8.400.000
Alkohol 6.000.000
Ampas lebih 2.250.000
Alternatif III 147,3
Tetes lebih 4.200.000
Pupuk organik 3.240.000
SCT 18.900.000
Alternatif IV Ampas lebih 2.250.000 177,5
Tetes 8.400.000
Alkohol 6.000.000
Ampas lebih 2.250.000
Alternatif V Tetes lebih 4.200.000 156,7
Pupuk organik 3.240.000
Hemat air 1.000.000
SCT 18.900.000
Ampas lebih 2.250.000
Alternatif VI 207,9
Tetes 8.400.000
Pupuk organik 3.240.000
Alternatif VII Alkohol 6.000.000 334,2
Ampas lebih 2.250.000
Sandi Suwardina 23
4122.3.06.14.0001
Tugas makalah PBI
(pengolahan buangan [SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
industri) PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Sandi Suwardina 24
4122.3.06.14.0001
Tugas makalah PBI
(pengolahan buangan [SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
industri) PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
5.1 KESIMPULAN
Dari serangkaian berbagai penanganan limbah pada pabrik gula dapat di
simpulkan bahwa industri gula berpotensi untuk mengelola limbanya dengan
manfaat ganda, yaitu untuk menekan pencemaran lingkungan dan meningkatkan
pendapatan. Pada pengelolaan limbah industri gula 4000 TTH dapat
meningkatkan perolehan pendapatan melalui proses pemanfaatan dan efisiensi
bahan proses, hingga mendapatkan perolehan 2 – 3 kali lipat dari produk
gulanya sendiri.
Gambar 5.1 dapa menunjukan model pengelolaan limbah, dan dapat dilakukan
antara lain , in-house keeping, pembuatan pupuk organik, daur ulang limbah cair,
pembuatan alkohol dan SCT.
TEBU
GULA
5.2 SARAN
Sandi Suwardina 25
4122.3.06.14.0001
Tugas makalah PBI
(pengolahan buangan [SOLUSI PENANGANAN LIMBAH PADA
industri) PABRIK GULA KEBON AGUNG MALANG]
Adapun saran yang dapat diberikan, agar industri gula untuk segera melakukan
pengelolaan limbah dengan bai melalui pemanfaatan dan daur ulang. Dengan
demikian dapat memperkecil biaya proses gula dan meningkatkan nilai ekonomi
hasil samping, sehingga menjadikan industri gula mampu bersaing di pasar
dunia. Dalam hal ini diperlukan SDM yang berkualitas untuk menggeser
paradigma pengelolaan limbah sebagai upaya untuk menjaga kelestarian dan
meningkatkan produktivitas.
DAFTAR PUSTAKA
Sandi Suwardina 26
4122.3.06.14.0001