Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman putri malu tumbuh liar di pinggir jalan, lapangan terlantar, dan tempat -
tempat terbuka yang terkena sinar matahari. Tumbuhan asli Amerika tropis ini dapat
di temukan pada ketinggian 1-1200 m, cepat berkembang biak, tumbuh memanjat,
atau berbaring, tinggi 0,3 - 1,5 m. Batang bulat, berambut, dan berduri tempel. Daun
berupa daun majemuk menyirip genap ganda dua yang sempurna. Jumlah anak daun
setiap sirip 5 - 26 pasang. Helaian anak daun berbentuk memanjang sampai lanset
ujung runcing, pangkal membundar, tepi rata, permukaan atas dan bawah licin,
panjang 6 - 16 mm, lebar 1 - 3 mm, berwarna hijau, umumnya tepi daun berwarna
ungu. Jika daun tersebut tersentuh, akan melipat diri . Bunga bulat, berbentuk seperti
bola, bertangkai, berwarna ungu. Buah berbentuk polong, pipih, berbentuk garis. Biji
bulat dan pipih. (Dalimartha. S, 2003).
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophita
Kelas : Angiospermae
Sub kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Fabales
Famili : Mimosaceae
Sub Famili : Mimosoideae
Genus : Mimosaideae
Spesies : Mimosa pudica L ( OP Sharma, 2002).
Macam asosiasi yang lain antara akar dan tumbuhan tingkat tinggi dan organisme
tingkat rendah dijumpai pada leguminosa. Pada akar - akarnya terdapat bintil yang
berkembang sebagai akibat penetrasi bakteri pengikat nitrogen (spesies Rhizobium) ke
dalam rambut akar. Bakteri tersebut memasuki akar terutama melalui rambut akar.
Sambil memperbanyak diri, bakteri tersebut membentuk benang infeksi dengan
terkurungnya dalam selubung dari bahan seperti gum. Benang – benang itu menembus
ke dalam akar dan merangsang sel – selnya. Jumlah sel dalam bintil meningkat mula –
mula karena pembelahan di seluruh massa sel yang bulat itu dan kemudian karena
aktivitas daerah meristematik setempat yang tidak dimasuki bakteri. Sel – sel
terdiferensiasi itu di daerah sebagain dalam, yaitu zona bakteroid, mengandung bakteri
yang dilepaskan dari benang – benang infeksi. Bintil – bintil pada tingkatan itu secara
sekilas mirip dengan primordium akar lateral. (Fahn, A., 1991).
Rhizobium adalah salah satu contoh kelompok bakteri yang berkemampuan sebagai
penyedia unsur hara bagi tanaman. Bila bersimbiosis dengan tanaman legume,
kelompok bakteri ini akan menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil akar
didalamnya. Rhizobium hanya dapat memfiksasi nitrogen atmosfer bila berada di
dalam bintil akar dari mitra legumnya. Peranan Rhizobium terhadap pertumbuhan
tanaman khususnya berkaitan dengan masalah ketersedian nitrogen bagi tanaman
inangnya (Rao, N.S., Subba, 1994).
Bakteri Rhizobium aktif dapat diketahui secara visual dari bintil – bintil bundar
di akar tanaman. Bila akar dibelah, didalamnya akan tampak warna kemerahan bila
bagian ini dipijit, akan keluar cairan kemerahan. Bakteri Rizobium akan giat
mengadakan fiksasi N pada tanah yang kandungan nitrogennya rendah dan akan
berkurang pada tanah yang kandungan nitrogennya tinggi. Bakteri Rhizobium mampu
bertahan di dalam tanah selama beberapa tahun (Ismawati.E, 2003).
Adapun ciri – ciri umum bakteri Rhizobium adalah merupakan gram negatif,
bersifat aerob, berbentuk batang dengan ukuran sekitar 0,5 – 0,9 µm x 1,2 – 3 µm.
Bakteri ini termasuk dalam famili Rhizobiaceae. Bakteri ini banyak terdapat di dalam
daerah perakaran tanaman legume dan membentuk hubungan simbiotik inang khusus
(Yuwono.T, 2006).
Peletakan Rhizobium pada rambut akar dapat terjadi karena pada permukaan sel
Rhizobium dan Bradyrhizobium terdapat suatu protein pelekat (adhesion) yang disebut
sebagai rhicadhesin. Rhicadhesin adalah suatu protein pengikat kalsium yang
berfungsi dalam pengikatan kompleks kalsium pada permukaan rambut akar.
Disamping itu juga terdapat senyawa lain yang berperan dalam pengikatan bakteri
yaitu lectin yang merupakan protein yang mengandung karbohidrat.
Penetrasi awal sel bakteri ke dalam rambut akar dilakukan melalui ujung rambut akar.
Setelah bakteri melekat, rambut akan menggulung yang disebabkan oleh senyawa
yang dikeluarkan oleh bakteri yang disebut sebagai faktor Nod, selanjutnya bakteri
memasuki rambut akar dan menginduksi pembentukan benang infeksi yang kemudian
tumbuh kearah sel-sel akar. Faktor Nod yang dihasilkan oleh bakteri selanjutnya
menstimulasi pembelahan sel – sel tanaman sehingga terbentuk bintil akar
(Yuwono.T, 2006).
Bakteri yang terdapat didalam akar kemudian tumbuh secara cepat dan
mengalami perubahan bentuk menjadi struktur bercabang yang disebut sebagai
Nitrogen hampir 80% udara yang kita hirup tapi tidak dapat kita pakai, begitu juga
semua hewan, tumbuhan, jamur, dan hampir semua bakteri. Namun nitrogen dalam
bentuk organik merupakan komponen utama tubuh semua makhluk hidup. Protein
asam nukleat, vitamin, dan berbagai molekul lain semua mengandung nitrogen.
Beberapa spesies bakteri berkemampuan khusus untuk mereduksi atau mengikat N 2
udara untuk membentuk ammonia. Ammonia ini adalah suatu produk senyawa
nitrogen yang dapat dipakai oleh tumbuhan dan mikroba sebagai bahan pembangun
untuk mensintesa asam amino, demikian pula senyawa bernitrogen lain (Jean L.Marx,
1991).
Proses pengikatan nitrogen ini merupakan salah satu dari banyak proses
biokimiawi didalam tanah yang memainkan salah satu peranan penting, yaitu
mengubah nitrogen atmosfer (N 2 atau nitrogen bebas) menjadi nitrogen dalam
persenyawaan (nitrogen terikat). Dua organisme terlibat dalam proses ini :
1. Mikroorganisme nonsimbiotik, yaitu yang hidup bebas dan mandiri di
dalam tanah
2. Mikroorganisme simbiotik, yaitu yang hidup pada akar tanaman kacang –
kacangan.
Ammonia adalah produk stabil pertama pada proses fiksasi nitrogen. Setelah
terbentuk, ammonia kemudian ditransfer melalui membran bakteroid ke sel tanaman
yang selanjutnya akan digunakan dalam metabolisme tanaman. (Yuwono. T, 2006)
Nama lain pupuk hayati adalah biofertilizer. Ada yang juga menyebutnya pupuk bio.
Apapun namanya pupuk hayati bisa diartikan sebagai pupuk yang hidup. Sebenarnya
nama pupuk kurang cocok, karena pupuk hayati tidak mengandung hara. Pupuk hayati
tidak mengandung N, P, dan K. Kandungan pupuk hayati adalah mikrooganisme yang
memiliki peranan positif bagi tanaman. Kelompok mikroba yang sering digunakan
adalah mikroba-mikroba yang menambat N dari udara, mikroba yang malarutkan hara
(terutama P dan K), mikroba-mikroba yang merangsang pertumbuhan tanaman.
(http://isroi.wordpress.com).
Istilah pupuk hayati lebih tepat disebut sebagai inokulan mikrobia, seperti
yang dikemukan oleh Rao (1982). Meskipun demikian istilah pupuk hayati sudah
lebih dikenal dan sebagai alternatif bagi pupuk kimia buatan (artifical Chemical
fertilizer). Mikrobia yang umum digunakan untuk membuat formulasi suatu pupuk
hayati adalah kelompok bakteri atau jamur. (Yuwono.T, 2006).
Pupuk hayati berbeda dari pupuk kimia buatan, misalnya urea, TSP dan lain - ain,
karena dalam pupuk hayati komponen utamanya adalah jasad hidup yang pada
Legin adalah pupuk nitrogen hayati kualitas tinggi, yang berbentuk powder / bubuk
yang mengandung bakteri Rhizobium 10.000.000 – 1.000.000.000 sel per gram untuk
menginokulasi (menulari) tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea) dan Kedelai
(Glicine Max). Masa Laku 6 bulan setelah diproduksi. Kemasan dalam polycellonium
/aluminium foil berat bersih 30 g (untuk kedelai) dan 150 g (untuk Kacang
Tanah)(http://bionutrientproduk.htm).
Bio – Lestari satu kantong standar berisi 40 g untuk pertanaman 2000 m2 atau 200
g/ha. Pupuk ini mengandung populasi sel bakteri penambat N 2 non-simbiotik
Rhizobium , dan fungi pelarut fosfat propagul per g bahan pembawa.Penggunaanya
Jangan tercampur dengan pupuk kimia. Pada lahan masam diperlukan pengapuran
secukupnya sampai pH 5,5 .Penyimpanan Bio-lestari harus di bawah suhu <200C dan
jauh dari sinar .Jangan digunakan lagi bila melebihi masa kadaluwarsa. Rhizoplus satu
kantong standard berisi 30 g untuk 2000 m2, untuk 1 ha diperlukan 5 kantong
standard.
Pupuk hayati dibuat dengan menggunakan bebrapa komponen dasar, yaitu (1)
mikrobia yang sesuai untuk suatu jenis pupuk hayati (2) medium untuk perbanyakan
sek miroba yang akan digunakan, (3) bahan pembawa (carrier) mikrobia, dan (4)
bahan pengemas (packaging materials). Suatu pupuk hayati dapat dibuat dengan
menggunakan lebih dari satu macam mikrobia yang berbeda, baik berbeda
genus/spesiesnya maupun berbeda dalam hal peranannya sebagai pupuk hayati.
Sebagai contoh, pupuk hayati dapat dibuat dengan mencampurkan bakteri penambat
nitrogen dengan bakteri pelarut phosphat. Selain itu pupuk hayati dapat juga dibuat
dengan menggunkan satu macam mikrobia dari suatu spesies tetapi dengan strain yang
berbeda. Hal yang paling penting dalam formulasi pupuk hayati yang mengandung
lebih dari satu macam mikrobia adalah bahwa mikroba yang digunakan tidak boleh
mempunyai sifat antagonistik satu sama lain, artinya mikrobia – mikrobia tersebut
tidak saling menekan atau membunuh. Oleh karena itu jika kita akan membuat pupuk
hayati yang terdiri atas lebih dari satu macam mikroba semacam ini maka terlebih
dahulu harus dilakukan pengujian sifat antagonisme mikrobia – mikrobia tersebut. Hal
ini dapat dilakukan dengan menumbuhkan mikrobia – mikrobia yang berbeda tersebut
dalam satu medium yang sama, kemudian dianalisis pertumbuhannya untuk melihat
apakah semua mikrobia dapat tumbuh dengan optimal jika berada bersama – sama
(Yuwono. T, 2006)
1. Isolasi dan skrining mikrobia yang akan digunakan sebagai pupuk hayati
2. Perbanyakan mikrobia dalam medium yang sesuai.
3. Pencampuran dengan bahan pembawa (carrier)
4. Pengemasan (Yuwono. T, 2006).
Komponen Berat/Volume
K 2 HPO 4 0,5 g
MgSO4 0,2 g
NaCl 0,1 g
Manitol 10,0 g
Yeast Extract 1,0 g
Akuadest 1000 ml
Agar 20 g
Selain medium dengan komposisi seperti diatas, beberapa peneliti atau produsen
inokulan Rhizobium menggunakan medium dengan komposisi yang bervariasi .
perbanyakan medium dilakukan dengan menumbuhkan bakteri dalam medium cair
dalam skala volume yang disesuikan dengan kapasitas produksi inokulan.
Medium Congo Merah ; telah diketahui bahwa pada medium agar yang
dibubuhi congo merah (2,5 ml dari larutan 1 % per liter agar manitol berekstrak
khamir), rhizobia akan membentuk koloni yang putih bening, berkilauan , menonjol
dan lebih kecil dengan tepi keseluruhan utuh yang berbeda denagan koloni
Agrobakterium yang berwarna merah (Rao, N.S., Subba, 1994).
2.9. Bentonit
Bentonit merupakan salah satu jenis lempung yang banyak terdapat dibeberapa
wilayah di Indonesia, diantaranya terdapat di sebahagaian besar daerah Nusa
Tenggara, Sulawesi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera
Selatan, Jambi dan Sumatera Utara. Di Sumatera Utara bentonit ini banyak ditemui di
daerah Pangkalan Berandan, Kab. Simalungun, Kab. Karo dan sekitarnya. Bentonit
adalah sejenis lempung yang mengandung mineral montmorilonit yang bersifat
plastik. Rumus umum bentonit adalah Al 2 O 3 4SiO 2 .H 2 O. Bentonit dikenal ada dua
macam, yaitu : Na Bentonit dan Ca Bentonit. Jenis natrium bentonit dapat digunakan
dalam industri lumpur bor yaitu sebagai lumpur pembilas dalam pemboran minyak
Aktivitas air adalah kebutuhan air untuk pertumbuhan mikroorganisme atau aktivitas
kimia air. Bakteri termasuk jenis bakteri yang tumbuh dengan cepat apabila keadaan
sekitarnya memungkinkan. Masing – masing jenis mikroorganisme membutuhkan
jumlah air yang berbeda untuk pertumbuhannya. Kebanyakan bakteri nonhalofilik
mempunyai tingkat pertumbuhan maksimum pada kisaran nilai A w 0,980 - 0,997,
bakteri halofilik masih dapat tumbuh pada nilai A w 0,750. Aktivitas air minimal
beberapa jenis mikroorganisme tertentu:
Organisme A w minimal
Sebagian besar bakteri 0,90
Sebagian besar khamir 0,88