You are on page 1of 5

c 




? 
Bronkitis akut adalah peradangan pada bronkus disebabkan oleh infeksi saluran nafas yang
ditandai dengan batuk (berdahak maupun tidak berdahak) yang berlangsung hingga 3
minggu.
Sebagian besar bronkitis akut disebabkan oleh infeksi virus dan dapat sembuh dengan
sendirinya, sehingga tidak memerlukan antibiotik. Meski ringan, namun adakalanya sangat
mengganggu, terutama jika disertai sesak, dada terasa berat, dan batuk
berkepanjangan.Antibiotik diperlukan apabila bronkitis akut disebabkan oleh infeksi bakteri
(pada sebagian kecil kasus bronkitis akut). Namun dokter masih sering memberikan
antibiotik pada pengobatan bronkitis akut. Padahal antibiotik tidak mempercepat
penyembuhan pada bronkitis akut tanpa komplikasi, dan justru pemberian antibiotik yang
berlebihan dapat meningkatkan kekebalan kuman (resistensi) terhadap antibiotik.



 ? Et
Bronkitis akut dapat disebabkan oleh :
-? Infeksi virus 90% : adenovirus, influenza virus, parainfluenza virus, rhinovirus, dan
lain-lain.
-? Infeksi bakteri : Bordatella pertussis, Bordatella parapertussis, Haemophilus
influenzae, Streptococcus pneumoniae, atau bakteri atipik (Mycoplasma pneumoniae,
Chlamydia pneumonia, Legionella)
-? Jamur
-? Noninfeksi : polusi udara, rokok, dan lain-lain.

 ? Ep 
-? Bonkitis akut paling banyak terjadi pada anak kurang dari 2 tahun, dengan puncak lain
terlihat pada kelompok anak usia 9-15 tahun. Kemudian bronchitis kronik dapat
mengenai orang dengan semua umur namun lebih banyak pada orang diatas 45 tahun.
-? Lebih sering terjadi di musim dingin (di daerah non-tropis) atau musim hujan (di
daerah tropis)
-? Mulai seperti ISNA biasa, lalu turun ke bawah sesudah 2 ± 4 hari.

 ? t
Bronchitis akut terjadi karena adanya respon inflamasi dari membrane mukosa bronkus.
Pada orang dewasa, bronchitis kronik terjadi akibat hipersekresi mucus dalam bronkus karena
hipertrofi kelenjar submukosa dan penambahan jumlah sel goblet dalam epitel saluran nafas.
Pada sebagian besar pasien, hal ini disebabkan oleh paparan asap rokok. Pembersihan
mukosiliar menjadi terhambat karena produksi mucus yang berlebihan dan kehilangan silia,
menyebabkan batuk produktif.
Pada anak-anak, bronchitis kronik disebabkan oleh respon endogen, trauma akut saluran
pernafasan, atau paparan allergen atau iritan secara terus-menerus. Saluran nafas akan dengan
cepat merespon dengan bronkospasme dan batuk, diikuti inflamasi, udem, dan produksi
mucus.
Apabila terjadi paparan secara kronik terhadap epithelium pernafasan, seperti aspirasi
yang rekuren atau infeksi virus berulang, dapat menyebabkan terjadinya bronchitis kronik
pada anak-anak. Bakteri pathogen yang paling banyak menyebabkan infeksi salurang
respirasi bagian bawah pada anak-anak adalah Streptococcus pneumoniae. Haemophilus
influenzae dan Moraxella catarrhalis dapat pathogen pada balita (umur <5 tahun), sedangkan
Mycoplasma pneumoniae pada anak usia sekolah (umur >5-18 tahun).

 ?  t
Îejala utama bronkitis akut adalah batuk-batuk yang dapat berlangsung 2-3 minggu.
Batuk bisa atau tanpa disertai dahak. Dahak dapat berwarna jernih, putih, kuning kehijauan,
atau hijau. Selain batuk, bronkitis akut dapat disertai gejala berikut ini :
1.? Demam,
2.? Sesak napas,
3.? Bunyi napas mengi atau ± ngik
4.? Rasa tidak nyaman di dada atau sakit dada
Îejala bronkitis akut tidaklah spesifik dan menyerupai gejala infeksi saluran pernafasan
lainnya.
Referensi lain:
0? Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan), sesak nafas ketika melakukan
olah raga atau aktivitas ringan, sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu),
bengek, lelah, pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan,
wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan, pipi tampak
kemerahan, sakit kepala, gangguan penglihatan.
0? Bronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek, yaitu
hidungberlendir, lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri
tenggorokan.
0? Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya batuk tidak
berdahak, tetapi 1 ± 2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau
kuning. Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau.
0? Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi
demam tinggi selama 3 ± 5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa minggu.
0? Sesak nafas terjadi jika saluran udara tersumbat.
0? Sering ditemukan bunyi nafas mengi, terutama setelah batuk.
0? Bisa terjadi pneumonia

 ? c
0? piglotitis
0? Bronkiolitis

ü ?  
?
?


î? Îatal-gatal di kerongkongan
î? Sakit di bawah sternum
î? Batuk kering/batuk berdahak
î? Sering merasa panas atau linu
c?     ?
-? Keadaan umum baik: tidak tampak sakit berat, tidak sesak atau takipnea. Mungkin ada
nasofaringitis?
-? Paru:  !  yg tidak tetap (dapat hilang atau pindah setelah batuk),
D  dengan berbagai gradasi (perpanjangan ekspirasi hingga ngik-ngik)
dan 
 (suara kretek-kretek dengan menggunakan stetoskop).?
Biasanya para dokter menegakkan diagnosa berdasarkan riwayat penyakit dan
pemeriksaan fisik. Itu sudah cukup.?
    ?

 ?
Adapun pemeriksaan dahak maupun rontgen dilakukan untuk membantu menegakkan
diagnosa dan untuk menyingkirkan diagnosa penyakit lain. Bila penyebabnya bakteri,
sputumnya akan seperti nanah
-? mntuk pasien anak yang diopname, dilakukan tes C-reactive protein, kultur pernafasan,
kultur darah, kultur sputum, dan tes serum agglutinin untuk membantu
mengklasifikasikan penyebab infeksi apakah dari bakteri atau virus.
-? mntuk anak yang diopname dengan kemungkinan infeksi Chlamydia, mycoplasma,
atau infeksi virus saluran pernafasan bawah, lakukan pemeriksaan sekresi
nasofaringeal untuk membantu pemilihan antimikroba yang cocok. Serum IgM
mungkin dapat membantu.
-? mntuk anak yang telah diintubasi, ambil specimen dari secret pernafasan dalam untuk
pewarnaan gram, tes antigen ahlamydia dan virus, dan kultur bakteri dan virus.
- respon terhadap pemberian kortikosteroid dosis tinggi setiap hari dapat
dipertimbangkan diagnose dan terapi untuk konfirmasi asma.
-? Tes keringat yang negative dengan menggunakan pilocarpine iontophoresis dapat
mengeluarkan kemungkinan fibrosis kistik.
-? mntuk anak yang diduga mengalami imunodefisiensi, pengukuran serum
immunoglobulin total, subkelas IgÎ, dan produksi antibodi spesifik direkomendasikan
untuk menegakkan diagnosis.
Y?  
î? Dapat dijumpai temuan abnormal seperti atelektasis, hiperinflasi, dan penebalan
peribronkial.
î? Konsolidasi fokal biasanya tidak nampak
Y??
Tes fungsi paru dapat memperlihatkan obstruksi jalan nafas yang reversible dengan
menggunakan bronkodilator.

" ? t#
Sebagian besar pengobatan bronkitis akut bersifat ptt (meredakan keluhan).
Obat-obat yang lazim digunakan, yakni:
î? ttu (penekan batuk): DMP (dekstromethorfan) 15 mg, diminum 2-3 kali sehari.
Codein 10 mg, diminum 3 kali sehari. Doveri 100 mg, diminum 3 kali sehari. Obat-obat ini
bekerja dengan menekan batuk pada pusat batuk di otak. Karenanya antitusif tidak dianjurkan
pada kehamilan dan bagi ibu menyusui. Demikian pula pada anak-anak, para ahli
berpendapat bahwa antitusif tidak dianjurkan, terutama pada anak usia 6 tahun ke bawah.
Pada penderita bronkitis akut yang disertai sesak napas, penggunaan antitusif hendaknya
dipertimbangkan dan diperlukan feed back dari penderita. Jika penderita merasa tambah
sesak, maka antitusif dihentikan.
î? Ep tt: adalah obat batuk pengencer dahak agar dahak mudah dikeluarkan
sehingga napas menjadi lega. kspektorant yang lazim digunakan diantaranya: ÎÎ (glyceryl
guaiacolate), bromhexine, ambroxol, dan lain-lain.
î? tp t(pereda panas): parasetamol (asetaminofen), dan sejenisnya., digunakan
jika penderita demam.
î? ct (melongarkan napas), diantaranya: salbutamol, terbutalin sulfat,
teofilin, aminofilin, dan lain-lain. Obat-obat ini digunakan pada penderita yang disertai sesak
napas atau rasa berat bernapas. Penderita hendaknya memahami bahwa bronkodilator tidak
hanya untuk obat asma, tapi dapat juga digunakan untuk melonggarkan napas pada bronkitis.
Selain itu, penderita hendaknya mengetahui efek samping obat bronkodilator yang mungkin
dialami oleh penderita, yakni: berdebar, lemas, gemetar dan keringat dingin. Andaikata
mengalami efek samping tersebut, maka dosis obat diturunkan menjadi setengahnya. Jika
masih berdebar, hendaknya memberitahu dokter agar diberikan obat bronkodilator jenis lain.
î? t t Hanya digunakan jika dijumpai tanda-tanda infeksi oleh kuman
berdasarkan pemeriksaan dokter.

 t
Meningkatkan pemberian makanan secara oral pada pasien dengan demam.

t$t
Minta pasien untuk beristirahat hingga demamnya turun

 p%ut
a.? Jika terapi antiinflamasi sudah dimulai, lanjutkan terapi hingga gejala menghilang
paling kurang 1 minggu. Bronkodilator bisa diberikan jika diperlukan.
b.? Penatalaksanaan akut dapat dihentikan apabila gejala sudah menghilang, temuan normal
pada pemeriksaan fisik, dan fungsi paru normal.
c.? Pasien yang didiagnosis dengan asma dapat diberikan terapi ³controller´, yaitu inhalasi
terapi kortikosteroid, antihistamin, dan inhibitor leukotrin setiap hari.
d.? Pasien dengan hipogammaglobulinemia memerlukan terapi pengganti.

& ? 
Bonam

' ?p
Bronkopneumoni
Pneumoni
Pleuritis
Penyakit-penyakit lain yang di perberat seperti :
î? Jantung
î? Penyakit jantung rematik
î? Hipertensi
î? Bronkiektasis


? 

You might also like