Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh
ROMBEL : 06
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran yang
dilakukan oleh guru. Guru dituntut untuk memahami komponen – komponen dasar dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk
paham tentang filosofis dari mengajar dan belajar itu sendiri. Mengajar tidak hanya sekedar
mentransfer ilmu pengetahuan, akan tetapi juga sejumlah perilaku yang akan menjadi
kepemilikan siswa. Menurut Mulyasa (2006:3) “ Setidaknya terdapat tiga syarat utama yang
harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni: (1) sarana gedung, (2) buku yang
berkualitas, (3) guru dan tenaga kependidikan yang profesional”.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan
dengan guru sebagai pemegang peranan yang utama. Peranan guru adalah menciptakan
serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu
serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yag
menjadi tujuannya. (Wrightman, 1997)
Guru merupakan jabatan profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.
Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting terlebih – lebih bagi keberlangsungan
ihidup bangsa ditengah – tengah lintasan perjalanan jaman dengan teknologi yang kian
canggih dan segala perubahan serta pergeseran nili yang bervariasi. Hal ini membawa
konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya
PEMBAHASAN
Kegiatan guru dalam kelas meliputi 2 hal pokok, yaitu: kegiatan mengajar
(edukasional) dan kegiatan menajerial (Depdikbud, 1983: 9; Entang dan Raka Joni,
1983). Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan peserta didik
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Mengajar adalah segala upaya yang disengaja
dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai
dengan tujuan yang dirumuskan. Kegiatan manajerial kelas dimaksudkan menciptakan
dan mempertahankan suasana kelas agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung
secara berkelanjutan. Dengan demikian, dalam proses belajar mengajar di sekolah
dapat dibedakan adanya 2 kelompok masalah, yaitu masalah pengajaran dan masalah
menajemen kelas.
Istilah mengajar (teaching) dan pengajaran (instruction) sering digunakan dalam
arti yang sama, adalah sangat berguna apabila memandang mengajar sebagai sesuatu
yang memiliki 2 dimensi yang saling berhubungan, yaitu pengajaran dan manajemen.
Mengajar dengan manajemen dapat dibedakan, tetapi dalam pelaksanaan
pembelajaran keduanya sulit dipisahkan. Manajemen kelas bermaksud menegakkan
dan memelihara perilaku siswa menuju pembelajaran yang efektif dan efisien,
memudahkan pencapaian tujuan pengelolaan. Pengajaran dan menajaemen bertujuan
menyiapkan atau memproses, yaitu memproses atau menyiapkan perilaku-perilaku guru
dan/atau siswa yang diharapkan memberikan kemudahan dalam pencapaian tujuan
tertentu (Weber, 1993: 1).
Di bawah ini adalah gambaran proses pengajaran dan proses menajerial yang
masing-masing meliputi 4 proses:
1. Proses pengajaran
a. Mengidentifikas tujuan pengajaran
b. Mendiagnosis kebutuha siswa
c. Merencanakan dan menerapkan aktifitas pengajaran
d. Mengevaluasi keberhasilan siswa
2. Proses manajerial
a. Menetapkan tujuan manajerial
b. Menganilisis kondisi yang ada
c. Memilih dan menetapkan strategi manajerial
d. Menilai keefektifan menajerial
Pola aktif-konstruktif yaitu pola tingkah laku yang ekstrim dan ambisius
untuk menjadi super star di kelasnya, dan mempunyai daya usaha untuk
membantu guru dengan penuh vitalitas dan sepenuh hati.
Pola aktif-destruktif yaitu pola yingkah laku yang diwujudkan dalam
bentuk membuat banyolan, suka marah, kasar dan memberontak.
Pola pasif-konstruktif yaitu pola yang menunjuk kepada satu bentuk
tingkah laku yang lamban dengan maksud supaya selalu dibantu dan
mengharapkan perhatian.
Pola pasif-destruktif yaitu pola tingkah laku yang menunjukkan
kemalasan (sifat pemalas) dan keras kepala.
2. Masalah kelompok
Masalah – masalah kelompok yang mungkin muncul dalam manajemen kelas
adalah :
a. Kelas kurang kohesif lantaran alasan jenis kelamin, suku, tingkatan sosial
ekonomi, dan sebagainya.
b. Penyimpangan dari norma – norma tingkah laku yang telah disepakati
sebelumnya, misalnya sengaja berbicara keras – keras ca perpustakaan.
c. Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya, misalnya
mengejek anggota kelas yang dalam pengajaran seni suara menyanyi
dengan suara sumbang.
d. “membombong” anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok,
misalnya pemberian semangat kepada badut kelas.
e. Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah
dikerjakan.
f. Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru karena
menganggap tugas yang diberikan kurang fair.
g. Kelas urang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru seperti
gangguan jadwal, guru kelas terpaksa diganti sementara oleh guru lain, dan
sebagainya (Entang dan Raka Joni, 1983)
Lebih lanjut Johnson dan Bany mengemukakan ciri – ciri kelompok dalam kelas
seperti berikut :
a. Kesatuan kelompok
Kesatuan kelompok memegang peranan penting dalam mempengaruhi anggota
– anggotanya dalam bertingkah laku. Kesatuan dapat dikembangkan dengan
menolong siswa agar menyadari hubungan mereka satu sama lain sebagai alat
pemersatu.
b. Interaksi dan komunikasi
Agar terjadi interaksi dan komunikasi yang diharapkan, guru perlu membantunya
supaya tugas – tugas belajar dapat berlangsung secara wajar. Komunikasi
verbal maupun nonverbal, bila tidak terselesaikan dapat membuat situasi rusak.
Untuk membantu mereka, guru perlu mengetahui latar belakang mereka.
c. Sruktur kelompok
Tempat anggota dalam kelompok perlu sekali diusahakan agar menarik baginya.
Posisi di atas bila perlu bisa dibuat berganti – ganti.
d. Tujuan – tujuan kelompok
Apabila tujuan – tujuan kelompok ditentukan bersama oleh siswa dan guru
dalam hubungan denga tujuan pendidikan, anggota – anggota kelompok akan
bekerja lebih produktif dalam menyelesaikan tugasnya.
e. Kontrol
Hukuman – hukuman yang diciptakan bersama antara guru dan siswa yag akan
dikenakan kepada siswa yang melanggar, mungkin dapat memperkecil
pelanggaran, kendatipun beberapa anak tetap dapat belajar dengan baik.
f. Iklim kelompok
Iklim kelompok adalah hasil dari aspek – aspek yag saling berhubungan dalam
kelompk atau produk semua kekuatan dalam kelompok. Iklim kelompok
ditentukan oleh tingkat keakraban kelompok sebagai hasil dari aspek – aspek
tersebut di atas.
Disamping masalah individu dan masalah kelompok, hal lain yang erat kaitannya
dengan manajemen kelas adalah organisasi sekolah. Pengaruh organisasi sekolah
dipandang menentukan di dalam pengarahan perilaku siswa.
Di samping itu juga, dengan manajemen kelas tingkat daya serap materi yang telah
diajarkan guru akan lebih membekas dalam ingatan siswa karena adanya penguatan yang
diberikan guru selama proses belajar mengajar berlangsung.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen atau pengelolaan diartikan proses penggunaan sumber daya
secara efektif untuk mencapai sasaran. Manajemen kelas adalah segala usaha yang
diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan
menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai
dengan kemampuan.
Masalah pengelolaan kelas dikelompokkan mwnjadi sua kategori yaitu
masalah individual dan masalah kelompok. Tindakan pengelolaan kelas yang
dilakukan guru akan efektif apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat hakekat
masalah yang sedang dihadapi, sehingga pada gilirannya ia dapat memilih strategi
penanggulangan yang tepat.
B. Saran
Di masa yang akam datang, diharapkan sistem manajemen kelas agar lebih
ditingkatkan lagi. Perkembangan pembelajaran di dunia global semakin pesat, oleh
karena itu guru kelas diwajibkan untuk memiliki kompetensi khusus dalam mengelola
kelas agar suasana belajar yang menyenangkan, efektif dan efisien dapat terlaksana
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen. 1996. Pengelolaan Kelas, Seri Peningkatan Mutu 2.
Jakarta : Depdagri dan Depdikbud.
http://gurukreatif.wordpress.com/2008/03/26/6-indikator-pengelolaan-kelas-yang-berhasil/
http://one.indoskripsi.com/node/10486
http://sekolah-dasar.blogspot.com/2009/02/pendekatan-dalam-pengelolaan-kelas-html