You are on page 1of 12

InfoPOM

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN POM RI
Volume XI, No.1
JANUARI - PEBRUARI 2010
ISSN 1829-9334
DAFTAR ISI
LAYANAN PUBLIK BADAN POM : TERMASUK 4 BESAR INSTANSI DENGAN INTEGRITAS LAYANAN
1 PUBLIK TERTINGGI

2 SEDIAAN BESI UNTUK ANEMIA DEFISIENSI BESI


PRESS RELEASE BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI TENTANG PENINGKATAN PENGAWASAN
3 MAKANAN JAJANAN ANAK SEKOLAH
PROGRAM 100 HARI KABINET INDONESIA BERSATU JILID 2 YANG DILAKSANAKAN OLEH
4 BADAN POM RI

LAYANAN PUBLIK BADAN POM


Termasuk 4 Besar Instansi dengan Integritas Layanan Publik Tertinggi
Pendahuluan

Setidaknya ada empat fungsi yang dilaksanakan oleh pemerintah, yaitu: (1) menyediakan (memproduksi)
barang dan jasa, (2) membuat regulasi, (3) melakukan redistribusi pendapatan (sumber daya ekonomi), serta
(4) menggunakan (konsumen) barang dan jasa. Pemerintah memproduksi barang dan jasa terutama pada
sektor-sektor strategis, atau karena sifatnya yang memang harus disediakan pemerintah, yaitu barang yang
memiliki sifat sebagai barang publik atau strategis seperti keamanan, bahan bakar, listrik, jasa kereta api,
telekomunikasi, pelabuhan, dan lain sebagainya. Fungsi regulasi dan redistribusi pendapatan serta
instrumen pelaksanaannya yang menyangkut aspek ekonomi (pajak dan subsidi), pelayanan dasar
(kesehatan dan pendidikan), perijinan, pertahanan, keamanan, dan aspek-aspek lain yang terkait
dengan penyelenggaraan negara dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut, pemerintah menggunakan instrumen birokrasi dan
unit usaha pemerintah. Dengan kata lain, birokrasi pemerintah dan unit usaha milik
pemerintah (BUMN) yang selama ini berjalan adalah dalam rangka melaksanakan keempat
fungsi pemerintahan tersebut.

Era reformasi saat ini menghendaki perbaikan birokrasi pemerintahan melalui


program yang disebut reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi bertujuan untuk
meningkatkan kinerja pemerintah dalam memberikan pelayanan terhadap
masyarakat secara maksimal serta pengelolaan keuangan negara secara
transparan dan akuntabel.

Tujuan reformasi birokrasi adalah: (a) meningkatkan kualitas pelayanan


kepada masyarakat yang dilaksanakan dengan meningkatkan efisiensi
jalur birokrasi; (b) menekan peluang-peluang terjadinya praktek
penyalahgunaan birokrasi untuk kepentingan pihak tertentu dalam
bentuk korupsi, kolusi, dan sebagainya; (c) menurunkan beban
ekonomi biaya tinggi sehingga dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi; dan (d) meningkatkan kualitas dan jangkauan
penyediaan layanan kebutuhan dasar masyarakat (pendidikan,
kesehatan). Upaya peningkatan kualitas dilakukan menyeluruh,
meliputi penyempurnaan sistem, peningkatan SDM, penegakan
hukum, dan peningkatan kesejahteraan aparat pemerintah.
Reformasi Birokrasi efektivitas, akuntabilitas, sektor publik yang bertugas
Reformasi Birokrasi (RB) merupakan responsivitas dan transparansi dalam memberikan pelayanan kepada
upaya untuk melakukan penyelenggaraan pemerintahan. masyarakat. Dalam melaksanakan
pembaharuan dan perubahan tugasnya seringkali lembaga
Indikator output dari RB adalah:
mendasar terhadap sistem - Bebas dari KKN pemerintah sebagai pemegang
penyelenggaraan pemerintahan, - Pelayanan yang prima kekuasaan berpotensi untuk
terutama menyangkut aspek-aspek: - Peningkatan investasi menyalahgunakan kewenangannya
1. Kelembagaan (organisasi) - Peningkatan APBN untuk melayani kepentingan diri
2. ketatalaksanaan (business - Tiada keluhan masyarakat sendiri.
process/proses kerja) Birokrasi semacam itu boleh jadi
Implementasi program RB terdiri dari
3. s u m b e r d a y a m a n u s i a memang melayani masyarakat,
strategi, pendekatan dan tahapan
aparatur namun ia juga dapat menggunakan
pelaksanaan reformasi birokrasi.
Proses implementasi harus diawali kewenangannya untuk mendapatkan
Ini artinya, suatu instansi pemerintah
dengan program yang dimaksudkan keuntungan bagi para pengelolanya.
yang menjalankan reformasi birokrasi,
untuk membangun kepercayaan Akibat dari pelayanan semacam itu
harus melakukan reformasi program
masyarakat (public trust building). adalah hilangnya kepercayaan
(peningkatan kualitas program),
Program ini disebut program masyarakat kepada pemerintah,
reformasi prosedur (perbaikan
percepatan (quick wins). Keluaran karena beranggapan bahwa semua
prosedur) dan reformasi manajerial
dari program quick wins harus masalah dapat diselesaikan dengan
(perbaikan manajemen
merupakan perbaikan dari proses memberikan sesuatu baik itu uang,
pemerintahan).
kerja (business process) produk barang dan hadiah lainnya kepada
RB harus fokus pada pencapaian utama (core business) pemegang kekuasaan.
kementerian/lembaga/pemerintah Oleh karena itu, suatu pemerintahan
hasil yang dapat dirasakan oleh
daerah dan langsung bersentuhan yang baik adalah suatu jaringan
masyarakat. Semua upaya reformasi
dengan kebutuhan minimal publik birokrasi yang mampu melayani
harus mampu memberikan solusi
(masyarakat luas). Program ini dapat masyarakat secara jujur, bersih,
terhadap masalah di bidang
diselesaikan dalam jangka waktu cepat dan tidak mau mengambil
pendayagunaan aparatur negara yang
relatif cepat (± 12 bulan) dengan keuntungan pribadi dari pelayanan
merupakan unsur utama birokrasi.
menggunakan sumber daya yang yang diberikan. Birokrasi semacam
Prinsip perubahan adalah ada. itu dapat disebut memiliki
menghasilkan pemerintahan yang integritas yang tinggi, yakni
Layanan publik dengan integritas berperilaku sesuai dengan prinsip-
efisien, akuntabel dan profesional tinggi
serta terjadi peningkatan efisiensi, prinsip moral tidak tergoda untuk
Lembaga pemerintah merupakan

Editorial
2 I EDITORIAL I INFOPOM Vol. XI /No. 1/Edisi Jan - Peb 2010

Pembaca yang terhormat,


Sebagaimana dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, setiap tahun InfoPOM melakukan beberapa perubahan pada desain lay-out
nya dengan harapan pembaca dapat lebih nyaman dalam menyimak informasi-informasi yang kami sajikan sehingga apa yang kami
sajikan dapat memberikan manfaat lebih kepada para pembaca. Hal tersebut juga kami lakukan pada tahun ini, tahun 2010.
InfoPOM edisi Januari - Pebruari 2010 ini memuat artikel tentang Layanan Publik Badan POM yang berhasil masuk dalam 4 besar
Instansi dengan Integritas Layanan Publik Tertinggi. Lembaga pemerintah merupakan sektor publik yang bertugas memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Untuk mengukur sejauh mana keberhasilan pelayanan publik yang diberikan lembaga pemerintah
kepada masyarakat dilakukan survei integritas sektor publik oleh KPK, dimana pada tahun 2009 Badan POM masuk dalam 4 besar
instansi dengan integritas layanan publik tertinggi.
Artikel lain yang kami sajikan kali ini adalah Sediaan Besi untuk Anemia Defisiensi Besi. Anemia dapat diderita seseorang karena
beberapa sebab dan harus ditangani dengan cara yang berbeda pula. Salah satu penyebab anemia adalah defisiensi besi. Artikel ini
disajikan dengan harapan pembaca dapat mengetahui penyebab anemia, sebelum memutuskan menggunakan sediaan besi untuk
penanganan anemianya.
Edisi kali ini ditutup dengan Press Release tentang Peningkatan Pengawasan Makanan Jajanan Anak sekolah, informasi singkat
mengenai hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih makanan jajanan anak sekolah, dan artikel mengenai Program 100 Hari
Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2 yang dilaksanakan oleh Badan POM RI.
Semoga InfoPOM edisi ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca semua.
Selamat membaca.

Penasehat Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Pengarah Sekretaris Utama Badan Pengawas Obat dan Makanan
Penanggung jawab Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan Redaktur Ketua Kepala Bidang Informasi Obat Redaktur Eksekutif Budi
Djanu Purwanto, SH,MH; Dra. Deksa Presiana, Apt, Mkes; Yustina Muliani, SSi, Apt; Dra. Lucky Hayati, Apt; Dra. Tri Asti I, Apt, Mpharm;
Dra. Sri Mulyani, Apt; Ellen Simanjuntak, SE; Galih Prima Arumsari, SFarm, Apt; Dewi Sofiah, Ssi, Apt; Dra. Dyah Nugraheni, Apt; Dra. Sri
Hariyati, Msc; Suyanto, SP, Msi; Dra. Murti Hadiyani Editor Yulinar, SKM, Msi; Denik P, Sfarm, Apt; Eriana Kartika, Ssi, Apt; Arlinda
Wibiayu, Ssi, Apt Desain grafis Sandhyani ED, Ssi, Apt; Indah W, Ssi, Apt Sekretariat Ridwan Sudiro, Ssos; Surtiningsih; Netty Sirait
melakukan korupsi. Untuk mengukur pengalaman/penilaian responden. atau lebih dapat dicapai oleh unit
sejauh mana keberhasilan pelayanan Sebagai gambaran yang menyeluruh layanan Pemberian/pendaftaran
publik yang diberikan lembaga mengenai penilaian dari masing- MD&ML (BADAN POM), Pegadaian
pemerintah kepada masyarakat, KPK masing indikator dan sub-indikator barang (Perum Pegadaian), Sertifikat
melakukan survei integritas sektor dari instansi yang disurvey dapat Halal (MUI), Izin Politeknik
publik tahun 2008, yang kemudian dijelaskan dalam tabel berikut. (Depdiknas) serta Izin Prinsip dan izin
dilakukan juga di tahun 2009. Hasil survey tahun 2008 mengatakan Usaha BPR (BI).
bahwa untuk aspek penilaian Survei pada tahun 2009 berlangsung
Survey Integritas Layanan Publik mengenai pengalaman integritas, pada April-September 2009. Survey
Dalam rangka optimalisasi nilai rata-rata pengalaman integritas tersebut dilakukan terhadap 371 unit
pencegahan korupsi, Komisi dari 105 unit layanan dan 40 instansi layanan yang berada di 98 Instansi,
Pemberantasan Korupsi (KPK) pusat adalah 7,21. Nilai ini memiliki terdiri dari 39 instansi tingkat pusat,
berupaya menelusuri akar rentang nilai yang sangat lebar, yaitu 10 pemerintah provinsi dan 49
permasalahan korupsi di sektor dari 9,41 pada layanan pemerintah kota/kabupaten,dengan
pelayanan publik serta mendorong pemberian/pendaftaran MD & ML melibatkan jumlah responden
dan membantu lembaga publik (BADAN POM) sampai yang pengguna layanan sebanyak 11.413
mempersiapkan upaya-upaya terendah 2,22 pada layanan orang yang terdiri dari 4.592 orang
pencegahan korupsi yang efektif pada perbendaharaan negara/KPPN responden di tingkat pusat, 1.039
wilayah dan layanan yang rentan (Departemen Keuangan). Rentang orang responden di tingkat pemprov,
terjadinya korupsi. Salah satu caranya yang sangat lebar tersebut dan 5.782 orang responden di tingkat
dengan melakukan survei integritas mengindikasikan bahwa unit layanan pemkot/pemkab. Seluruh responden
sektor publik. yang berada di instansi pusat belum merupakan pengguna langsung dari
Survey integritas layanan publik yang seragam mempraktekkan antikorupsi layanan publik yang disurvei. Mulai
diselenggarakan oleh KPK menurut dalam layanan publiknya. Beberapa tahun 2009, survei integritas sektor
Wakil Ketua KPK M Jasin dilakukan unit layanan memang berdasarkan publik telah memasukkan standar
tiap tahun untuk memantau efektivitas pengalaman responden sudah mulai minimal integritas yang ditetapkan
pengendalian terjadinya korupsi di bebas dari korupsi, namun beberapa oleh KPK sebesar 6,00.
layanan publik. layanan yang lain masih sangat
Survei pada tahun 2008, dilakukan banyak muatan korupsinya. Berikut ini adalah hasil survei
terhadap 40 instansi pemerintah pusat integritas sektor publik tahun 2009:
dan 52 pemerintah kabupaten/kota. Sebagai gambaran ditunjukkan 5 unit · Nilai rata-rata integritas sektor
Jika sebelumnya survei yang sama layanan tingkat pusat yang memiliki publik nasional adalah 6,50,
pernah dilakukan tahun 2007, namun nilai pengalaman integritas terbaik dengan perincian rata-rata
perbedaannya, su rvei kali ini dalam pelayanan publik tahun 2008. integritas di tingkat pusat 6,64 ,
melibatkan pula unit layanan yang Nilai yang cukup tinggi dengan nilai rata-rata nilai integritas sektor
bersentuhan langsung dengan pengalaman integritas mencapai 9 publik di tingkat pemerintah
masyarakat pada 52 pemerintah

3I ARTIKEL I INFOPOM Vol. XI /No. 1/Edisi Jan - Peb 2010


kabupaten/kota. TOTAL 2
Hasil penilaian masyarakat pun INTEGRITAS 6 INDIKATOR 11 SUB-INDIKATOR
VARIABEL
beragam. Perbedaan wilayah, budaya, Frekuensi pemberian
pandangan, harapan dan tingkat PENGALAMAN gratifikasi
pendidikan masyarakat menjadi salah PENGALAMAN KORUPSI Nilai atau jumlah
INTEGRITAS gratifikasi
satu faktor penyebab tinggi rendahnya
skor integritas suatu instansi. CARA PANDANG Cara pandang
Penilaian terhadap tingkat integritas TERHADAP tingkat gratifikasi
KORUPSI
dari unit pemberi layanan akan
dilakukan secara berkesinambungan Penawaran & pemberian
gratifikasi
untuk mengetahui sejauh mana arah LINGKUNGAN
INTEGRITAS KERJA
perbaikan terhadap layanan publik Kebutuhan kontak
TOTAL di luar prosedur
yang diberikan instansi pemerintah.
Kemudahan/kepraktisan
Penilaian survei dilakukan dengan SOP
SISTEM
menggabungkan dua unsur, yakni: (1) POTENSI ADMINISTRASI
INTEGRITAS Keterbukaan informasi
Pengalaman Integritas (bobot 0,705);
yang merefleksikan pengalaman
PERILAKU Keadilan dalam layanan
responden terhadap tingkat korupsi PETUGAS
yang dialaminya, serta (2) Potensi PELAYANAN Harapan atas gratifikasi
Integritas (bobot 0,295), yang
merefleksikan faktor-faktor yang Upaya pencegahan
PENCEGAHAN korupsi
berpotensi menjadi penyebab
KORUPSI
terjadinya korupsi berdasarkan Kemudahan pengaduan
masyarakat
provinsi adalah 6,18, dan rata-rata dengan skor integritas tertinggi Perusahaan Listrik Negara
nilai integritas di tingkat adalah: Izin Pemasukan dan (PLN), Departemen Hukum dan
pemerintah kota/kabupaten 6,46. Pengeluaran Benih (Departemen HAM, Mahkamah Agung,
Bila dibandingkan, nilai integritas Pertanian), Program Bantuan Departemen Kelautan dan
pemerintah provinsi relatif lebih Sosial (Menko Kesejahteraan Perikanan, Kejaksaan Agung,
buruk dibanding nilai integritas Rakyat), rekomendasi Visa Departemen ESDM, Departemen
instansi di tingkat pusat maupun Taiwan (BNP2TKI), Pengadaan Kehutanan.
pemerintah kabupaten/kota. Barang dan Jasa (Departemen ·Limabelas instansi dengan skor
Pertanian), Pengajuan Klaim integritas tertinggi, yaitu:
Tingkat Pusat Asuransi Jaminan Hari Tua Departemen Pertanian, PT.Pos
· Limabelas unit layanan yang (PT.Jamsostek), Akreditasi I n d o n e s i a , P T. P e r t a m i n a ,
dengan skor integritas terendah P e r g u r u a n Ti n g g i ( B a d a n BADAN POM, PT.Jamsostek,
adalah: Pembuatan dan Akreditasi Negara), Penentuan Badan Akreditasi Negara,
Perpanjangan SIM (POLRI), Jasa Distributor Gas 3 kg dan PT.KBN, PT.Angkasa Pura II,
Pelayanan Teknis Pengujian dan aksesorisnya (PT.Pertamina), P T. P E L N I , D e p a r t e m e n
Kalibrasi (Departemen Evaluasi Produk sebelum Izin Pendidikan Nasional,
Perindustrian), Pengadaan Beredar (BADAN POM), Perusahaan Gas Negara,
Barang dan Jasa BKKBN Angkutan Muatan Barang antar BNP2TKI, Menko Kesejahteraan
(BKKBN), Pengadaan Barang dan Pulau (PT.PELNI), Penetapan Rakyat, PT.KAI, PT.Asuransi
Jasa Kem.Perumahan Rakyat BDS Baru dan BDS Lama Jasa Raharja
(Kementerian perumahan Rakyat), (Meneg Koperasi dan UKM),
Surat Keterangan Catatan Layanan Pembayaran Bantuan Tingkat Pemerintah Provinsi
Kepolisian (SKCK)(POLRI), Pemerintah-BLT,Jamkesmas,dll · Empat unit layanan yang disurvei
Pengurusan Paspor Keimigrasian (PT.Pos Indonesia), Akreditasi di pemerintah provinsi, yaitu:
(Departemen Hukum dan HAM), Pendidikan Menengah SMP dan Pelayanan RSUD Kelas B,
Layanan Pengaduan ke SMA (Badan Akreditasi Negara), Pengadaan Barang dan Jasa di
Polisi:curanmor,pencurian,dll Pengajuan Klaim Asuransi Lingkungan Pemerintah Provinsi,
(POLRI), Program Pemberian K e c e l a k a a n K e r j a Izin Trayek antar Kota dalam
Fasilitas Usaha dalam rangka (PT.Jamsostek), Jasa OSS Provinsi, Izin Pendirian
Pengembangan IKM (Departemen Pengurusan Dokumen Usaha Koperasi/UKM Tingkat Provinsi
Perindustrian), Rawat Inap (PT.KBN), Layanan Pengujian · Lima pemerintah provinsi yang
(RSCM), Pengadaan Barang dan Keselamatan Kesehatan dengan skor integritas
Jasa Dept. ESDM (Departemen Kerja/K3 (Departemen Tenaga terendah adalah: Sulawesi
ESDM), Pelayanan Pelaksanaan Kerja dan Transmigrasi) Selatan, Sulawesi Utara, DKI
Ibadah Haji Reguler (Departemen ·Limabelas instansi dengan skor Jakarta, Sumatera Utara,
Agama), Sertifikat Kelayakan integritas terendah, yaitu: Lampung
Pengolahan (Departemen Departemen Perindustrian, · Lima pemerintah provinsi yang
Kelautan dan Perikanan), Kepolisian Republik Indonesia dengan skor integritas tertinggi
Pengadaan Barang dan Jasa (POLRI), Kementerian adalah: Jawa Timur, Kalimantan
Depkominfo (Departemen Perumahan Rakyat, Departemen Selatan, Jawa Barat, Kalimantan
Komunikasi dan Informasi), Komunikasi dan Informatika, Timur, Bali
Layanan Keperdataan Departemen Pekerjaan Umum,
4I ARTIKEL I INFOPOM Vol. XI /No. 1/Edisi Jan - Peb 2010

(Mahkamah Agung), Sertifikasi Rumah Sakit Cipto Ti n g k a t P e m e r i n t a h


Produk/SNI (Departemen Mangunkusumo (RSCM), Kota/Kabupaten
Perindustrian) Departemen Luar Negeri, · Empat unit layanan yang disurvei
· Limabelas unit layanan yang Departemen Agama, di pemerintah kabupaten/kota,

Gambar 1 : Loket registrasi Penilaian Keamanan Pangan Gambar 2 : Loket Inspeksi & Sertifikasi Keamanan Pangan
yaitu: Pelayanan Kesehatan Dasar di
Puskesmas/RSUD kelas C, Pengadaan
Barang dan Jasa di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten/Kota, Akte Kelahiran, Bantuan
Pembangunan/ Renovasi/Perbaikan Fisik
Sekolah dengan APBD Tk II
·Lima belas pemerintah kabupaten/kota
yang dengan skor integritas terendah
adalah: Kota Jakarta Selatan, Kab.
Kuningan, Kota Bandar Lampung, Kota
Samarinda, Kab.Maros, Kab.Deli Serdang,
Kota Manado, Kab.Gowa, Kota Makassar,
Kab.Garut, Kota Bekasi, Kab.Lampung
Tengah, Kota Jakarta Utara, Kab.Kutai
Kertanegara, Kab. Sumenep
·Limabelas pemerintah kabupaten/kota
yang dengan skor integritas tertinggi
adalah: Kota Denpasar, Kota Balikpapan,
Kab.Tanah Bumbu, Kab.Badung, Kota
Medan, Kab.Kediri, Kota banjarmasin,
Kab.Gianyar, Kota Malang, Kota Jakarta
Barat, Kab.Sampang, Kota Bontang, GEDUNG LAYANAN PUBLIK
Kab.Pangkajene Kepulauan, Kota Banjar BADAN POM RI
Baru, Kota Metro

Penilaian survei dilakukan dengan menggabungkan


kualitas dalam kegiatan layanan publiknya. KPK akan
dua unsur, pengalaman integritas (bobot 0,750):
terus melakukan monitor terhadap berbagai sektor
merefleksikan pengalaman responden terhadap tingkat
pelayanan publik yang ada di instansi pusat,
korupsi yang dialaminya dan potensial integritas (bobot
pemerintah provinsi, maupun pemerintah
0,250): merefleksikan faktor-faktor yang berpotensi
kota/kabupaten.
penyebab terjadinya korupsi dipersepsikan oleh
responden Hasil survey tahun 2009 ini, menempatkan BADAN
Untuk selanjutnya, KPK tetap akan melakukan survei ini POM pada urutan ke Empat dari Instansi dengan
secara rutin setiap tahun untuk terus memantau sejauh integritas layanan publik tertinggi. Hal ini merupakan
mana efektivitas pengendalian terjadinya korupsi di peningkatan dari tahun sebelumnya (tahun 2008) yang
layanan publik sebagai mekanisme check & balance menempatkan BADAN POM pada urutan ke Enam dari

5 I ARTIKEL I INFOPOM Vol. XI /No. 1/Edisi Jan - Peb 2010


antara penyedia dan pengguna layanan publik. Survei Instansi dengan integritas layanan publik tertinggi.
ini sekaligus memberi peringatan awal kepada instansi
pusat, pemerintah provinsi maupun pemkab/pemkot Hasil survey ini telah menunjukkan kepada masyarakat
untuk terus melakukan perbaikan dan peningkatan bahwa sejak lama, BADAN POM telah bekerja dengan
integritas yang tinggi dalam melayani publik. Semoga
hasil survey ini juga dapat memotivasi seluruh jajaran
BADAN POM untuk tetap memberikan layanan publik
secara prima dan dengan integritas tinggi. Sehingga
SELAMAT pada tahun-tahun berikutnya urutan hasil survey dapat
terus meningkat dan masyarakat semakin puas
terhadap kinerja BADAN POM.
(Dra. Tri Asti Isnariani, Apt, Mpharm)

TAHUN BARU Pustaka:


1. Laporan Integritas Sektor Publik Indonesia Tahun
2008 Fakta Korupsi dalam Layanan Publik, Komisi
Pemberantasan Korupsi, Direktorat Penelitian dan

2010 Pengembangan, 2009;


2. Pedoman Umum Reformasi Birokrasi,
Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara, 2008)
3. Siaran Pers : KPK Umumkan Hasil Survei
Integritas Sektor Publik 2009
SEDIAAN BESI

UNTUK ANEMIA

DEFISIENSI BESI

P
enyakit anemia seringkali bahwa anemia bukan disebabkan Dosis oral untuk anemia defisiensi
menimpa wanita usia oleh penyebab lainnya (misalnya besi sebesar 100-200 mg per hari.
subur ataupun remaja karena cacing, erosi lambung, Dosis oral yang diberikan dalam
putri. Anemia defisiensi besi kanker saluran cerna). bentuk fero sulfat sebesar 200 mg
sering disebut juga sebagai Profilaksis dengan sediaan besi (= 65 mg besi elemental),
anemia gizi dengan definisi hanya dilakukan pada individu diberikan 3 kali sehari; dosis
kekurangan kadar haemoglobin yang mempunyai faktor risiko lain garam fero 200 mg satu atau dua
(Hb) dalam darah yang untuk terjadinya defisiensi besi kali sehari hanya efektif untuk
disebabkan karena kekurangan (misalnya diet buruk), profilaksis atau untuk anemia
zat gizi yang diperlukan untuk malabsorpsi, menoragi, defisiensi besi yang ringan
pembentukan Hb tersebut. Di kehamilan, setelah gastrektomi Pada anak, dosis oral besi untuk
Indonesia sebagian besar subtotal atau total, pasien mengobati defisiensi adalah 3-6
anemia ini disebabkan karena hemodialisis, dan pada mg/kg bb (maksimal 200 mg)/hari
kekurangan zat besi (Fe) hingga penanganan bayi dengan berat diberi dalam 2-3 dosis terbagi.
6I ARTIKEL I INFOPOM Vol. XI /No. 1/Edisi Jan- Peb 2010

disebut anemia kekurangan zat badan lahir rendah, misalnya pada Suplementasi besi juga diperlukan
besi (anemia defisiensi besi) bayi prematur. untuk menghasilkan respon
atau anemia gizi besi. Selain epoetin yang optimal pada anak
anemia jenis ini, dikenal pula Sediaan Besi Oral dengan anemia defisiensi besi
anemia megaloblastik, anemia Garam besi harus diberikan yang disertai gagal ginjal kronik
hipoplastik, anemia hemolitik secara oral kecuali bila ada alasan atau bayi prematur.
dan anemia renal. kuat untuk diberikan dengan cara
pemberian lain. RESPONS TERAPETIK.
Sebelum mulai mengobati Tidak terdapat perbedaan efisiensi
Kadar hemoglobin harus naik
anemia, perlu diketahui jenis penyerapan besi antara garam
sekitar 100-200 mg per 100 mL (1-
anemia yang akan diobati fero yang satu dengan lainnya,
2 g per liter) per hari atau 2 g/100
Pemberian garam besi mungkin tetapi garam feri sangat sedikit
mL (20 g/liter) dalam 3-4 minggu.
dapat merugikan dan diserap. Laju regenerasi
Setelah hemoglobin kembali
mengakibatkan kelebihan besi hemoglobin tidak banyak
normal, terapi harus diteruskan
bila diberikan secara tunggal dipengaruhi oleh jenis garam yang
untuk 3 bulan berikutnya untuk
kepada pasien anemia selain digunakan, asalkan jumlah besi
menaikkan cadangan besi.
anemia defisiensi besi. yang diberikan cukup, dan pada
Perubahan jaringan epitel seperti
Pengobatan dengan sediaan kebanyakan pasien kecepatan
glositis atrofik dan koilonikia
besi hanya diberikan bila terjadi respons bukan hal yang kritis.
biasanya membaik walaupun
defisiensi besi. Sebelum Pilihan sediaan biasanya
respons sering lambat. Penyebab
pengobatan dimulai, sangat ditentukan berdasarkan efek
yang paling sering tidak adanya
penting untuk memastikan samping dan biaya.
respons pada anak adalah diare pada pasien dengan keracunan zat besi dapat
kurangnya kepatuhan, inflammatory bowel disease; diperoleh dari layanan Sentra
sedangkan penyerapan yang penggunaan pada pasien Informasi Keracunan (SIKer).
buruk jarang terjadi pada anak. dengan striktur dan divertikulum
usus juga harus hati-hati. SEDIAAN KOMBINASI.
Profilaksis Defisiensi besi pada Beberapa sediaan oral
Sediaan besi oral dapat
neonatus. Pada neonatus, kadar mengandung asam askorbat
menimbulkan konstipasi
hematokrit dan hemoglobin untuk membantu absorpsi besi
khususnya pada pasien lanjut
berubah dengan cepat. tetapi manfaat sediaan
usia, kadang berlanjut kepada
Perubahan ini bukan karena kombinasi ini minimal
pemadatan (impaction) feses.
defisiensi besi dan tidak bisa sedangkan biayanya mahal.
Bila timbul efek samping, dosis
dikoreksi dengan suplementasi Tidak ada justifikasi untuk
bisa diturunkan; sebagai
besi. Demikian juga anemia penambahan zat aktif lainnya,
alternatif, dapat digunakan
pada neonatus yang sering seperti kelompok vitamin B
garam besi lain namun
diambil darahnya untuk kecuali vitamin B12 (kecuali
perubahan toleransinya
pemeriksaan, juga tidak asam folat untuk wanita hamil).
disebabkan oleh rendahnya
memberikan respon terhadap
elemen besi. Efek samping fero
pemberian besi. SEDIAAN LEPAS LAMBAT
sulfat tidak lebih besar daripada
Semua bayi, termasuk bayi
efek samping yang ditimbulkan Sediaan lepas lambat diberikan
prematur, dilahirkan dengan
oleh garam besi lain bila satu kali sehari, tetapi
persediaan besi, tetapi
pembandingan didasarkan pada sebenarnya tidak memberikan
persediaan besi akan berkurang
kesetaraan elemen besi. manfaat lebih baik sehingga
kalau tidak diberi asupan yang
Sediaan besi dapat merupakan perlu pertimbangan matang bila
memadai. Semua bayi
penyebab umum overdosis akan digunakan. Sediaan Ini
memerlukan asupan besi 400-
pada anak-anak. Untuk terapi melepaskan besi secara
700 nanogram per hari untuk
overdosis, perut sebaiknya bertahap. Kejadian efek
memelihara persediaan besi
dikosongkan segera dengan samping yang rendah
dalam tubuh. Besi dalam air
bilas lambung dalam 1 jam menunjukkan rendahnya kadar
susu ibu mudah diabsorpsi
setelah menelan zat besi dalam besi yang tersedia untuk
tetapi pada makanan buatan
jumlah yang bermakna atau jika diabsorpsi, hal ini kemungkinan
atau susu formula absorpsinya
radiografi menunjukkan adanya disebabkan besi dilepaskan di
berkurang. Kebanyakan susu
tablet dalam perut. Keterangan area usus yang kurang tepat
formula difortifikasi dengan besi
lengkap mengenai penanganan untuk absorpsi besi.
untuk mencegah defisiensi besi.
Dosis. Suplementasi besi untuk
profilaksis (5 mg besi/hari)

7 I ARTIKEL I INFOPOM Vol. XI /No. 1/Edisi Jan - Peb 2010


diperlukan pada bayi dengan JUMLAH KADAR
GARAM BESI
berat badan lahir rendah dan BESI FERO
hanya diberi air susu ibu.
Suplementasi dimulai 4-6
Fero Fumarat 200 mg 65 mg
minggu sesudah lahir dan
dilanjutkan sampai memperoleh
makanan tambahan. Bayi
dengan pola makan yang buruk,
dapat mengalami anemia saat Fero Glukosat 300 mg 35 mg
berumur 2 tahun, terutama jika
minum susu sapi tanpa
tambahan suplementasi besi.
EFEK SAMPING. Iritasi saluran Fero Sulfat 300 mg 60 mg
cerna mungkin timbul akibat
garam besi. Keluhan mual dan
nyeri epigastrik tergantung dari
dosis tetapi hubungan antara Fero Sulfat 200 mg 65 mg
dosis dan perubahan defekasi kering
(konstipasi atau diare) masih
kurang jelas. Sediaan besi oral,
khususnya sediaan lepas Natrium Feredat 190 mg 27,5 mg
lambat, dapat memperburuk
Sediaan besi parenteral

Besi dapat diberikan secara parenteral dalam bentuk dekstran besi atau sukrosa besi. Pemberian zat
besi secara parenteral dilakukan ketika terapi oral tidak memungkinkan karena pasien tidak dapat
mentoleransi sediaan besi oral, atau yang tidak kooperatif, atau jika terjadi perdarahan hebat
berkelanjutan, atau malabsorpsi.
Pasien gagal ginjal kronik termasuk anak yang menjalani hemodialisis (dan mereka yang menerima
dialisis peritoneal) membutuhkan besi secara intravena.
Kecuali pasien gagal ginjal berat yang menerima hemodialisis, sediaan parenteral tidak dapat
memberikan respons hemoglobin yang lebih cepat daripada sediaan oral.
Dekstran besi, suatu kompleks besi hidroksida dengan dekstran, dan sukrosa besi, suatu kompleks
besi hidroksida dengan sukrosa, digunakan sebagai sediaan parenteral. Reaksi anafilaktoid dapat
timbul pada pemberian kompleks besi secara parenteral, sehingga harus diberikan dosis awal yang
rendah dan fasilitas untuk resusitasi harus tersedia. Jika pasien anak mengeluh tentang gejala akut
terutama mual, nyeri tulang belakang, sukar bernafas dan hipotensi, pemberian besi parenteral harus
dihentikan.

Beberapa sediaan besi yang dipasarkan di Indonesia adalah sediaan-sediaan yang mengandung:

O Besi (III) hidroksida dalam sukrosa


o Besi + asam folat
o Besi dekstran (Kompleks besi hidroksida dan dekstran yang mengandung 50 mg/ml besi)
o Fero fumarat
o Fero glukonat
o Fero sulfat

(PIO Nas Badan POM)


Pustaka:
1. Badan POM RI, Informatorium Obat Nasional Indonesia, 2008.
2. http://www.gizi.net/anemia/Pedoman%20Anemia%20Gizi.doc, diakses 10 Februari 2010.
8I ARTIKEL I INFOPOM Vol. XI /No. 1/Edisi Jan - Peb 2010

IONI 2008
Sudah dapat diperoleh
Di toko buku terdekat
serta di Koperasi Pegawai Badan POM RI
Jl. Percetakan Negara No. 23
Jakarta Pusat, Gedung C Lt. 1
Telp: 021- 33149330;
021- 4247153
PRESS RELEASE
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
PENINGKATAN PENGAWASAN JAJANAN ANAK SEKOLAH
NOMOR : KH.00.01.1.0801
Jakarta, 12 Februari 2010

1. Sejalan dengan Program 100 Hari Kementerian Kesehatan Pemerintah Kabinet Indonesia
Bersatu II, Badan POM melakukan tugas pengawasan terhadap Makanan Jajanan Anak
Sekolah di enam ibu kota propinsi di seluruh Pulau Jawa (DKI Jakarta, Serang, Bandung,
Semarang, Yogyakarta dan Surabaya) dengan tujuan meningkatkan pencegahan penyakit
yang diakibatkan oleh makanan.
2. Target capaian sampai pada tahap akhir kegiatan adalah persentase Makanan Jajanan
Anak Sekolah yang mengandung bahan berbahaya di seluruh ibu kota propinsi di seluruh
Pulau Jawa menurun sebanyak 50%.
3. Lingkup kegiatan meliputi pengambilan sampel Makanan Jajanan Anak Sekolah yang ada di
warung atau kantin di sekolah dasar, melakukan pengujian terhadap bahan berbahaya yang
dilarang untuk makanan (Formalin, Rhodamin B, Boraks, dan Methanil Yellow),
berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah terkait antara lain Dinas Kesehatan Kota dan
Propinsi, Dinas Pendidikan, kepala sekolah, dan guru sekolah, dengan melakukan
komunikasi, informasi dan edukasi.
4. Pelaksanaan kegiatan menggunakan mobil laboratorium keliling Badan POM, dalam tiga

9 I PRESS RELEASE I INFOPOM Vol. XI /No. 1/Edisi Jan - Peb 2010


tahap dimulai pada minggu keempat bulan November 2009 sampai pada akhir bulan Januari
2010.
5. Dari seluruh tahapan pengawasan Makanan Jajanan Anak Sekolah yang telah dilakukan,
terjadi penurunan Makanan Jajanan Anak Sekolah yang tidak memenuhi syarat (positip
mengandung bahan berbahaya) sebesar 72,08%.
6. Dengan demikian target Peningkatan Pengawasan Makanan Jajanan Anak Sekolah dalam
Program 100 Hari sudah tercapai.
7. Badan POM melalui mobil laboratorium keliling yang sudah tersedia hampir di semua Balai
POM di seluruh Indonesia, akan melakukan pengawasan secara maksimal bekerja sama
dengan lintas sektor.
8. Untuk meningkatkan pengawasan keamanan Makanan Jajanan Anak Sekolah, Badan POM
dan Kementerian Pendidikan Nasional telah menandatangani kerjasama dalam bentuk nota
kesepahaman pada tanggal 11 Februari 2010, meliputi kegiatan penyusunan program
pembinaan keamanan Makanan Jajanan Anak Sekolah, penyebarluasan informassi,
pelatihan dan bimbingan teknis.

Badan Pengawas Obat dan Makanan


Kepala

Dra. Kustantinah, Apt, M.App.Sc


NIP.19511227 198003 2 001
PROGRAM 100 HARI
KABINET INDONESIA BERSATU JILID 2
YANG DILAKSANAKAN OLEH
BADAN POM RI

K
egiatan Program 100 Hari Kabinet Indonesia Bersatu jilid 2 yang dilaksanakan oleh Badan
POM RI adalah Pengawasan Makanan Jajanan Anak Sekolah (MJAS) di Sekolah Dasar di
wilayah ibukota Propinsi se Pulau Jawa yang disampling/ditetapkan dengan metoda acak.
Target kegiatan adalah Penurunan Persentase MJAS yang mengandung bahan berbahaya di
seluruh ibukota propinsi di Pulau Jawa menurun sebanyak 50%.

Total SD yang dilakukan pengambilan sampel adalah 154 SD berlokasi di 6 ibukota propinsi yaitu
Jakarta, Serang, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya. Pengambilan dan pengujian
sampel dilakukan sebanyak 3 tahap, dimulai pada bulan November 2009 sampai dengan Januari
2010. Parameter uji yang dilakukan adalah pengujian terhadap kandungan bahan berbahaya
berupa formalin, boraks, rhodamin B dan methanyl yellow.

Hasil pengawasan MJAS dalam program 100 hari, dari tahap I hingga III adalah terdapat
penurunan MJAS yang tidak memenuhi syarat (positif mengandung bahan kimia berbahaya)
sebesar 72,08%. Dengan hasil ini, menunjukkan bahwa target Peningkatan Pengawasan Makanan
10I ARTIKEL I INFOPOM Vol. XI /No. 1/Edisi Jan- Peb 2010

Jajanan Anak Sekolah dalam program 100 hari sudah tercapai.

Sosialisasi hasil kegiatan program 100 hari yang dilakukan oleh Badan POM RI ini telah dilakukan
berupa penayangan running text di Metro TV pada tanggal 12 Februari (lihat text box). Running text
yang ditayangkan adalah sebagai berikut: ”Mobil laboratorium keliling Badan POM RI meningkatkan
pengawasan makanan jajanan anak sekolah yang tercemar bahan berbahaya dengan penurunan
72,08%”

Selain itu, sehari sebelum penayangan ini, pada tanggal 11 Februari 2010, telah ditandatangani
Nota Kesepahaman antara Sekretaris Jendral Kementrian Pendidikan Nasional dengan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor: 01/II/NS/2010 dan Nomor
HK.00.04.1.54.0773 tentang Program Pembinaan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah.
Program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat sekolah dalam pembinaan keamanan
pangan jajanan anak sekolah, dan menata kantin sekolah yang memenuhi standar kesehatan.
SOSIALISASI PROGRAM 100 HARI BADAN POM RI TENTANG MAKANAN JAJANAN ANAK SEKOLAH
MELALUI RUNNING TEXT DI METRO TV TANGGAL 12 PEBRUARI 2010

HAL - HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


SEBELUM MEMBELI MAKANAN (PANGAN) JAJANAN

1. Pilihlah penjaja pangan jajanan yang tampilan dan perilakunya tampak bersih, apik dan

11 I ARTIKEL I INFOPOM Vol. XI /No. 1/Edisi Jan - Peb 2010


rapih, dimana lokasi pedagang pangan jajanan harus cukup jauh dari sumber
pencemaran, seperti jauh dari tempat pembuangan sampah terbuka, tempat pengolahan
limbah, rumah pemotongan hewan, jalan yang ramai dengan kecepatan arus lalu lintas
yang tinggi
2. Pilihlah penjaja pangan jajanan yang dilengkapi fasilitas sanitasi meliputi air bersih dan
tempat penampungan sampah
3. Pilihlah pangan jajanan yang baru dibuat (digoreng atau dimasak), bila pangan jajanan
tersebut sudah tersaji lama, sebaiknya minta dipanaskan kembali sebelum dikonsumsi
4. Belilah pangan jajanan secukupnya untuk segera dikonsumsi
5. Pilihlah pangan jajanan yang aman untuk dikonsumsi :
a. Bersih, sedapat mungkin dibungkus dengan pembungkus yang bersih dan tidak
mencemari pangan
b. Mutu tidak menyimpang yaitu tidak berbau tengik dan berbau busuk, tidak berjamur,
tidak tercemar atau terurai
c. Terlindung dari lalat, debu atau binatang lain
d. Hindari pangan/minuman jajanan yang warnanya sangat mencolok seperti es sirup
dengan merah mencolok, kerupuk dengan warna kuning/merah mencolok

Sumber : Buletin Keamanan Pengan Badan POM RI, Vol.07/Tahun IV/2005


GEDUNG LAYANAN PUBLIK
BADAN POM RI
Alamat Redaksi : Pusat Informasi Obat dan Makanan - Badan pengawas Obat dan Makanan,
Jl. Percetakan Negara No. 23 Jakarta Pusat; Telp: 021-4259945; Fax: 021-42889117; email: informasi@pom.go.id

Redaksi menerima naskah yang berisi informasi yang terkait dengan obat, kosmetika, obat tradisional, produk
komplemen, zat adiktif dan bahan berbahaya. Kirimkan melalui alamat redaksi dengan format minimal MS. Word
97, spasi single maksimal 4 halaman A4

You might also like