Professional Documents
Culture Documents
SISTEM AUDIO
Lembar Informasi
(a)
1
Seperti nampak pada Gambar 1 di atas sistem audio dapat
melakukan fungsi menampilkan suara yang berasal dari satu atau
beberapa signal input atau sumber suara yang dapat dipilih atau dapat
melakukan perekaman menggunakan media tertentu. Sistem audio di atas
dapat menerima signal input dari penerima radio, tape rekorder, dan
mikropun. Mikropun, head pada tape rekorder, antena receiver, stylus
pada pick up, sinar laser pada CD adalah transducer yang berfungsi
mengubah suatu gejala non listrik menjadi gejala listrik. Getaran listrik
yang dihasilkan oleh transducer masih sangat lemah dan juga respon
frekuensinya tidak mendatar. Agar getaran listrik yang dihasilkan
transducer cukup kuat dan respon frekuensinya mendatar diperlukan
penguat awal (preamplifier).
Pengoperasian sebuah sistem audio membutuhkan berbagai
pengaturan untuk menyesuaikan keadaan. Berbagai pengaturan yang
diperlukan adalah pengatur nada, pengatur keseimbangan, dan pengatur
volume. Bagian terakhir adalah penguat daya yang menghasilkan daya
untuk menghidupkan loudspeaker sehingga didapatkan suara yang
intensitasnya sesuai dengan kebutuhan.
2
Gambar 2. Rangkaian Preamplifier Mikrofon
3
Standar Sistem RIAA Playback Piringan Hitam
Gambar 4. Respon Frekuensi
Rangkaian Pengatur
Volume bunyi yang dihasilkan loudspeaker dalam ruang dengar
berbeda dari ruang satu dengan ruang yang lain. Ruang yang lebih kecil
memerlukan volume bunyi lebih rendah daripada ruang yang lebih besar.
4
Demikian pula jarak antara pendengar dengan loudspeaker dengan
pendengar akan menentukan besarnya volume bunyi yang dihasilkan
loudspeaker. Sebuah sistem audio dilengkapi dengan pengatur volume
untuk menyesuaikan berbagai keperluan seperti tersebut di atas.
Rangkaian pengatur volume dilukiskan seperti Gambar 6.
5
Gambar 8. Rangkaian Pengatur Loudness.
Lembar Kerja
Alat dan Bahan
1. Rangkaian preamplifier play tape recorder ............ 1 buah
2. AFG .............................................................................. 1 buah
3. Osiloscope .................................................................. 1 buah
4. Kabel penghubung .................................................... secukupnya
5. Sumber tegangan DC ............................................... 1 buah
Langkah Kerja
1. Hubungkan rangkaian preamplifier dengan sumber tegangan DC!
2. Hubungkan osciloscope dan AFG dengan sumber daya!
6
3. Hidupkan AFG (output pada posisi minimum) pada frekuensi 1 KHz!
4. Hubungkan output AFG dengan input preamplifier!
5. Hubungkan output preamplifier dengan probe oscilloscope, aturlah
AFG sehingga tegangan output preamplifier nampak pada layar
oscilloscope hampir cacat!
6. Ukurlah tegangan input preamplifier dengan menggunakan
oscilloscope!
7. Dengan tegangan input tetap ukurlah tegangan output preamplifier
pada frekuensi input dari AFG : 20 Hz., 30 Hz., 40 Hz., 50 Hz., 60
Hz., 70 Hz., 80 Hz., 90 Hz., 100 Hz., 200 Hz., 300 Hz., 400 Hz., 500
Hz., 600 Hz., 700 Hz., 800 Hz., 900 Hz., 1KHz., 2 KHz., 3 KHz., 4
KHz., 5 KHz., 6 KHz., 7 KHz., 8 KHz., 9 KHz., 10 KHz., 20 KHz!
8. Lukiskan grafik yang menghubungkan antara frekuensi dengan
penguatan!
Lembar Latihan
1. Apakah fungsi mikropun, head pada tape rekorder, cartridge pada
pick up?
2. Jelaskan bagaimana grafik respon frekuensi preamplifier dari hasil
praktik!
3. Apakah perbedaan bunyi yang didengar bila pengontrol loudness
bekerja dan bila pengontrol loudness sedang tidak bekerja?
4. Bagaimanakah respon frekuensi rangkaian preamplifier?
7
KEGIATAN BELAJAR 2
Lembar Informasi
Pengatur Nada
Dalam suatu tampilan audio bunyi yang dikeluarkan loudspeaker
kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diinginkan. Bunyi nada tertentu
nampak menonjol, tetapi ada beberapa nada yang tidak muncul. Hal ini
disebabkan karena adanya pengaruh akustik ruang atau ada selera yang
lebih condong pada penonjolan bass atau treble. Untuk mengatasi
kendala tersebut dilakukan dengan menggunakan pengatur nada.
Pengatur nada yang paling sederhana adalah pengatur nada yang hanya
dapat menonjolkan atau melemahkan bunyi frekuensi rendah dan
melemahkan atau menonjolkan bunyi frekuensi tinggi. Bunyi frekuensi
rendah disebut bass, dan bunyi frekuensi tinggi disebut treble. Sebuah
rangkaian pengatur nada dengan dan respon frekuensinya dilukiskan
pada Gambar 9.
8
Apabila pengatur bass pada posisi ditekan maka bunyi pada
daerah frekuensi rendah melemah, dan apabila pengatur bass pada posisi
menonjol (boost) maka bunyi pada frekuensi rendah lebih menonjol.
Apabila pengatur treble pada posisi ditekan (cut) maka bunyi pada
daerah frekuensi tinggi melemah, dan apabila pengatur treble pada posisi
menonjol (boost) maka bunyi pada daerah frekuensi tinggi lebih menonjol
Respon frekuensi untuk masing-masing posisi dilukiskan pada gambar 1b.
9
Uo
Ui
10
(a) (b) (c)
Gambar 12. Rangkaian Filter dengan Simulasi Induktor.
Salah satu bentuk rangkaian low pass filter adalah seperti Gambar
13.a dan high pass filter Gambar 13.b.
11
Dari Gambar 13.a didapat persamaan :
R3
fL =
2πR3R4(C3 + C4)
Dari Gambar 13.b didapat persamaan:
1
fh =
2πR3(C3 + C4)
Salah satu bentuk rangkaian bandpass filter seperti Gambar 14.
1
Dari Gambar 14 didapat persamaan fo =
2π√LC
L = R3R4(C3 + C4)
C = C2 + C3
12
Lembar Kerja
Alat dan Bahan:
1. Rangkaian penguat daya ......................................... 1 buah
2. Preamplifier ................................................................ 1 buah
3. Pengatur nada ............................................................ 1 buah
4. AFG .............................................................................. 1 buah
5. Oscilloscope ............................................................... 1 buah
6. Kabel penghubung .................................................... secukupnya
Langkah kerja:
1. Buatlah rangkaian preamplifier, pengatur nada, penguat daya, dan
beban resistan pengganti loudspeaker, volume pada posisi
minimum, pengatur nada pada posisi tengah!
2. Hubungkan rangkaian tersebut dengan sumber tegangan DC!
3. Hubungkan AFG dan oscilloscope dengan sumber daya!
4. Hidupkan AFG dan oscilloscope, output AFG pada posisi minimum
dengan frekuensi 1 KHz!
5. Hubungkan output AFG dengan input preamplifier!
6. Hubungkan oscilloscope dengan output penguat daya!
7. Aturlah volume pada preamplifier pada posisi tengah!
8. Aturlah output AFG sehingga gelombang pada layar hampir cacat!
9. Cacatlah besarnya tegangan peak-peak output pada layar
oscilloscope tersebut!
13
10. Ukur tegangan output penguat daya dengan menggunakan
oscilloscope untuk frekuensi AFG 20 Hz, 30 Hz., 40 Hz., 50 Hz., 60
Hz., 70 Hz., 80 Hz., 90 Hz., 100 Hz., 200 Hz., 300 Hz., 400 Hz., 500
Hz., 600 Hz., 700 Hz., 800 Hz., 900 Hz., 1000 Hz., 2000 Hz., 3000
Hz., 4000 Hz., 5000 Hz., 6000 Hz., 7000 Hz., 8000 Hz., 9000 Hz.,
10 000 Hz., 20 000 Hz!
11. Dengan pengatur nada pada posisi : pengatur bass cut, treble cut
lakukan pengukuran seperti langkah 10!
12. Dengan pengatur nada pada posisi pengatur bass boos, treble
boss lakukan pengukuran seperti langkah 10!
13. Buatlah grafik yang hubungan antara frekuensi dengan output dari
penguatan langkah 10, 11, dan 12!
14. Matikan AFG, oscilloscope, dan rangkaian lainnya!
Lembar Latihan
1. Apakah pengatur nada pada praktik di atas dapat bekerja seperti
semestinya?
2. Berapakah daya output maksimum rangkaian di atas?
14
KEGIATAN BELAJAR 3
PENGUAT DAYA
Lembar Informasi
Penguat daya adalah bagian penguat yang menguatkan signal
yang dikeluarkan oleh penguat sebelumnya untuk mendapatkan daya
yang dapat menghidupkan loudspeaker. Agar didapatkan daya yang
optimal maka impedansi output penguat daya seharusnya sama dengan
impedansi loudspeaker. Pada bagian ini harus menghasilkan daya yang
mampu menggerakan/menghidupkaqn loudspeaker. Ada beberapa
rangkaian penguat daya yaitu penguat daya push-pull, dan penguat daya
complementary simetris.
15
Apabila ada signal input, transformator center tap input memberikan
arus base kepada kedua transistor yang sama besarnya dan berbeda
phase 1800. Pada setengah periode pertama iB1 = 0, dan transistor dibias
dalam keadaan mati, iC1 = 0. Pada waktu yang bersamaan, transistor T2
hidup , pada base mengalir iB2 dan pada collector mengalir arus iC2 , arus
mengalir pada lilitan primer transformator output. Adanya arus pada lilitan
primer menyebabkan timbulnya perubahan medan magnet pada inti
transformator, sehingga terjadi induksi tegangan pada lilitan sekunder.
Pada setengah periode kemudian T1 hidup, arus iC1 menginduksi medan
magnet pada inti transformator output yang berlawanan phase dengan
medan magnet yang timbul pada saat transistor T2 hidup. Adanya induksi
medan magnet pada inti transformator output menimbulkan tegangan
pada lilitan sekunder transformator output yang berlawanan phase dengan
tegangan yang ditimbulkan pada waktu T2 hidup.
Dari uraian di atas nampak bahwa kedua transistor hidup secara
bergantian. Oleh karena masing-masing transistor bekerja secara simetris,
dan hanya pada setengah periode maka dalam analisis dapat diwakili oleh
salah satu transistor saja seperti dilukiskan pada Gambar 16.
Gambar 16.
Rangkaian Ekivalen untuk Analisis Penguat Push Pull
16
Harga arus iC1 dan iC2 maksimum sama yaitu ICm
VCC
Harga ICm =
RL’
Apabila arus input iin = Iinmsinωt maka daya dari sumber daya
2
PCC = VCC ICm
π
Besarnya daya dari sumber daya maksimum adalah
2 VCC
PCcmax = VCC
π RL’
Daya pada beban adalah
ILm2RL ICm2 RL’
PL = =
2 2
VCC 2
PLmax =
2RL’
17
Efesiensi( η)
PL π ICm
η = = - ≈ 78.5 %
PC 4 VCC/RL’
18
VCC2
Daya beban maksimum PL =
2 RL
Lembar Kerja
Alat dan Bahan:
1. Rangkaian penguat daya ......................................... 1 buah
2. AFG .............................................................................. 1 buah
3. Osciloscope ................................................................ 1 buah
4. Kabel penghubung .................................................... secukupnya
19
Langkah Kerja
1. Hubungkan penguat daya dengan beban resistan pengganti
loudspeaker!
2. Hubungkan rangkaian tersebut dengan sumber tegangan DC!
3. Hubungkan AFG dan oscilloscope dengan sumber daya!
4. Hidupkan AFG dan oscilloscope, output AFG pada posisi minimum
dengan frekuensi 1 KHz!
5. Hubungkan output AFG dengan input penguat daya!
6. Hubungkan oscilloscope dengan output penguat daya!
7. Aturlah output AFG sehingga gelombang pada layar hampir cacat!
8. Catatlah besarnya tegangan peak-peak output pada layar
oscilloscope tersebut!
9. Ukurlah tegangan output penguat daya dengan menggunakan
oscilloscope untuk frekuensi AFG 20 Hz, 30 Hz, 40 Hz, 50 Hz,
60 Hz, 70 Hz, 80 Hz, 90 Hz, 100 Hz, 200 Hz, 300 Hz, 400 Hz,
500 Hz, 600 Hz, 700 Hz, 800 Hz, 900 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz,
3000 Hz, 4000 Hz, 5000 Hz, 6000 Hz, 7000 Hz, 8000 Hz, 9000 Hz,
10000 Hz, 20000 Hz!
10. Hitung besarnya daya output penguat daya pada frekuensi 20 Hz,
30 Hz, 40 Hz, 50 Hz, 60 Hz, 70 Hz, 80 Hz, 90 Hz, 100 Hz, 200 Hz,
300 Hz, 400 Hz, 500 Hz, 600 Hz, 700 Hz, 800 Hz, 900 Hz, 1000 Hz,
2000 Hz, 3000 Hz, 4000 Hz, 5000 Hz, 6000 Hz, 7000 Hz, 8000 Hz,
9000 Hz, 10000 Hz, 20000 Hz!
11. Buatlah grafik hubungan antara frekuensi dengan daya output!
Lembar Latihan
1. Jelaskan hubungan antara frekuensi dengan daya output pada
langkah 11 di atas!
20
KEGIATAN BELAJAR 4
Lembar Informasi
Mikropun
Mikropun adalah suatu piranti yang berfungsi untuk mengubah
getaran suara menjadi getaran listrik. Ada beberapa jenis mikropun yang
biasa digunakan yaitu mikropun piezielektrik, mikropun moving coil,
mikropun ribbon, dan mikropun kondensor.
Mikropun Piezo-elektrik
Susunan mikropun piezo-elektrik terdiri dari kristal piezo-elektrik
yang diletakkan diantara dua elektrode yang salah satu ujungnya
dihubungkan dengan diafragma. Bila ada getaran suara dipermukaan
diafragma maka bahan piezielektrik mendapat tekanan sehingga pada
ujung-ujungnya timbul gaya gerak listrik (ggl). Besarnya ggl tergantung
pada kuatnya suara di depan diafragma, seperti Gambar 18.
21
maka diafragma bergetar yang juga menggetarkan moving coil. Oleh
karena coil bergetar di dalam medan magnet maka pada ujung-ujung coil
tombul gaya gerak listrik (ggl), seperti dalam Gambar 19.
Mikropun Ribbon
Susunan mikropun ribbon terdiri dari magnet tetap yang di tengah-
tengahnya ada pita logam yang dihubungkan dengan diafragma. Bila ada
suara di sekitar diafragma maka diafragma akan bergetar yang
selanjutnya menggetarkan pita logam. Oleh karena pita logam bergetar
dalam medan magnet maka pada ujung-ujung pita timbul gaya gerak
listrik yang besarnya sesuai dengan kuatnya suara yang ada di sekitar
diafragma, seperti Gambar 20.
Gambar 20.
22
Mikropun Kapsitor
Susunan mikropun kapasitor terdiri dari dua plat yang satu tetap
dan yang satunya lentur dihubungkan dengan diafragma. Suara yang ada
di depan diafragma membuat diafragm a dan plat lentur bergetar sehingga
kapasitansi antara dua plat tersebut bervariasi sesuai dengan suara yang
ada di depan diafragma, seperti Gambar 21.
23
Gambar 22. Polar Respon Mikropun
Loudaspeaker
24
Gambar 23. Loudspeaker Elektromagnet
25
Susunan loudspeaker elektrostatis terdiri dari plat diam yang
berluang, plat yang fleksibel dapat bergerak. Bila signal diberikan pada
input maka diantara kedua plat tersebut timbul medan elektrostatis yang
menggetarkan plat yang flksibel/lentur. Loudspeaker elektrostatis seperti
dilukiskan pada Gambar 24.
Crossover
26
sesuai dengan daerah frekuensinya. Crossover adalah suatu rangkaian
yang berfungsi untuk memilahkan signal audio menjadi signal frekuensi
rendah, menengah, dan frekuensi tinggi. Daerah frekuensi rendah disebut
bass yaitu antara frekuensi 20 Hz sampai 750 Hz, daerah frekuensi
menengah 750 Hz sampai 5 KHz, dan daerah frekuensi tinggi disebut
tweeter yaitu antara 5 KHz sampai 20 KHz.
Kualitas crossover ditentukan berdasarkan kemampuannya untuk
memilahkan secara tajam untuk masing-masing daerah frekuensinya.
Crossover yang paling sederhana disebut quoter section, respon
frekuensinya pada daerah batas frekuensi kerjanya mempunyai
kemiringan 6 dB/octave. Artinya pada kenaikan atau penurunan frekuensi
dua kali maka outputnya akan naik atau turun 6 dB. Crossover yang lebih
baik kualitasnya disebut half section respon frekuensinya pada daerah
batas frekuensi kerjanya mempunyai kemiringan 12 dB/octave. Artinya
pada kenaikan atau penurunan frekuensi dua kali maka outputnya akan
naik atau turun 12 dB. Rangkaian crossover tipe quoter section dan half
section masing-masing dilukiskan pada Gambar 25.a dan Gambar 25.b.
Parameter crossover tipe quoter section
RL RL 1 1
L1 = ; L2 = ; C1 = ; C2 =
2 πfC1 2 πfC2 πfC1 RL πfC2 RL
Crossover half section mempunyai parameter sebagai berikut
RL√2 RL√2
L1 = L2 = ; L3 = L4 =
2 π fC1 2 π fC2
1 1
C1 = C2 = ; C3 = C4 =
πfC1 RL √2 πfC2 RL √2
27
Gambar 25. Rangkaian Crossover
28
Lembar Kerja
Alat dan Bahan
1. Loudspeaker dengan berbagai ukuran dan kekuatan
2. Mikropun dengan berbagai jenis dan impedansi
Langkah Kerja
1. Lakukan pengamatan terhadap loudspeaker yang ada dari aspek
jenis, penggunaan, ukuran fisik, impedansinya!
2. Lakukan pengamatan terhadap mikropun yang ada dari aspek
jenis, impedansi input, polar respon, dan modelnya bila ada yang
berbeda!
Lembar Latihan
1. Berikan penilaian tentang kualitas dari loudspeaker yang diamati!
2. Berikan penilaian tentang kualitas dari masing-masing mikropun
yang diamati!
29
LEMBAR EVALUASI
Pertanyaan
1. Karakteristik preamplifier juga sebagai rangkaian ekualisasi.
Lukiskan respon frekuensi untuk preamplifier head tape recorder
playback!
2. Power amplifier ada beberapa model yaitu push pull, dan
complementary simetry. Adakah perbedaannya dari model
tersebut?
3. Sebutkan penggunaan yang tepat mikropun polar respon figure of
eight!
4. Sebuah penguat daya push-pull menggunakan dengan beban 4 Ω,
VCC = 12 volt, dan daya output 12,5 watt. Tentukan besarnya
perbandingan transformasi (N) transformator yang digunakan!
5. Crossover tipe quoter section terdiri dari 3 jalur yaitu untuk woofer,
tweeter, dan squawker digunakan untuk beban loudspeaker 8 Ω.
Batas frekuensi kerja untuk woofer, squawker, dan tweeter adalah
700 Hz dan 5 KHz. Tentukan besarnya komponen crossover
tersebut!
6. Sebuah equalizer mempunyai 10 saluran. Sebutkan frekuensi cut
off untuk lowpass dan highpass; sebutkan frekuensi resonansi
untuk bandpass filternya!
7. Apakah saja yang merupakan pembangkit signal pada sistem
audio?
8. Sebutkan apa saja yang merupakan pemroses signal pada sistem
audio!
9. Bandpass filter menggunakan simulasi induktor untuk equalizer
mempunyai fo = 200 Hz. Tentukan besarnya harga komponen yang
digunakan!
30
Kriteria Kelulusan
Skor
Kriteria Bobot Nilai Keterangan
(1-10)
Soal no 1 1
Soal no 2 1
Soal no 3 0,5
Soal no 4 2
Soal no 5 1,5 Syarat lulus
nilai minimal
Soal no 6 1,5 70
Soal no 7 0,5
Soal no 8 0,5
Soal no 9 1,5
Nilai Akhir
31
LEMBAR JAWABAN LATIHAN
Kegiatan Belajar 1
1. Fungsi mikropun, head play back dan cartridge adalah mengubah
gejala non listrik menjadi gejala listrik.
2. –
3. Bila pengontrol loudness bekerja maka bunyi akan menonjol pada
frekuensi tinggi dan rendah.
4. (Gambar 5.)
Kegiatan Belajar 2
1. –
2. –
Kegiatan Belajar 3
1. -
Kegiatan Belajar 4
1. –
2. –
32
Kunci Jawaban Lembar Evaluasi
144
RL’ = = 5.76 = N2 RL
25
N2 = 1,44 N = 1,2
5.
RL 8
L1 = = = 1,8mH
2 π fC1 2 π .700
RL 8
L2 = = 0,2546 mH
2 π fC2 2 π. 5000
33
1 1
C1 = = = 26,420 µF
2 π fC1 RL 2 π .700. 8
1 1
C2 = = = 4 µF
2 π fC2 RL 2 π. 5000. 8
34
DAFTAR PUSTAKA
35