Professional Documents
Culture Documents
RINGKASAN
Bakpia adalah makanan yang terbuat dari campuran kacang hijau dengan gula yang
dibungkus dengan tepung lalu dipanggang. Penurunan mutu produk Bakpia ketika
didisribusikan ke konsumen sering ditemukan misalnya, adanya jamur atau bau tengik ketika
sudah disimpan dalam waktu yang lama. Bakpia merupakan makanan yang memiliki aW
relatif rendah sehingga yang tumbuh dalam bakpia adalah jamur. Dengan penyimpanan yang
masih ada akses oksigen ke dalam kemasan maka untuk mencegah tumbuhnya jamur salah
satu solusinya adalah dengan mungurangi jumlah oksigen yang terdapat di dalamnya.
Caranya dapat dengan mendesain kemasan khusus kedap udara sekaligus ditambahkan bahan
penyerap O2 (oxygen scavangers) sehingga menjadi kemasan aktif. Tujuannya adalah untuk
meminimalisasi oksigen untuk mencegah tumbuhnya jamur. Masalah lain yang sering
ditemukan yaitu kerusakan bakpia yang ditandai dengan adanya bau tengik. Ketengikan
(rancidity) ini dapat disebabkan salah satunya oleh adanya asam lemak bebas yang bersifat
volatile. Asam lemak bebas ini dapat timbul akibat oksidasi minyak dalam bakpia, mengingat
kadar minyak dalam bakpia cukup tinggi. Oksidasi yang terjadi disebabkan bereaksi dengan
oksigen yang jumlahnya masih banyak dalam kemasan yang digunakan selama ini.Sehingga
solusinya juga dengan mengurangi kadar oksigen dengan cara dikemas dengan kemasan aktif
yang terdapat oxygen scavengers.
Penggunaan oxygen scavengers merupakan salah satu solusi mengurangi kerusakan
akibat oksidasi minyak dalam bakpia yang menyebabkan ketengikan maupun kerusakan
akibat tumbuhnya jamur yang mempengaruhi penampilan bakpia serta aroma.
DASAR TEORI
Teknik pengemasan aktif dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu absorber (misalnya
scavengers), releasing systems, dan sistem lain. Absorbing (penyerapan) merupakan sistem
penghilangan komponen-komponen yang tidak diinginkan seperti oksigen, karbon dioksida,
1
ethylene, kelebihan air serta komponen spesifik lain. Pada sistem pelepasan (releasing
system) komponen aktif seperti carbon dioksida, antioksidan, dan pengawet sengaja
ditambahkan ke dalam makanan kemasan atau head-space kemasan. Untuk sistem lain dalam
active packaging dapat digunakan heating, cooling, dan pengawetan.
Oksigen Absorber
Oxygen Absorber/penyerap oksigen adalah AP yang dikemas dalam bentuk sachet
kecil. Berfungsi untuk mempertahankan kualitas produk pangan dalam kemasan agar tetap
segar seperti saat baru diproduksi, karena terhindar dari kerusakan yang diakibatkan oleh
oksigen. Umumnya diaplikasikan pada produk pangan yang mengandung lemak/minyak dan
agak lembab. Mengapa makanan perlu dihindarkan dari oksigen? Makhluk hidup
2
membutuhkan oksigen untuk hidup dan berkembang biak. Demikian juga mikroorganisme,
bakteri, jamur, dan serangga (kutu). Dan alasan lainnya oksigen dapat sebagai pemicu
terjadinya reaksi kimia oksidasi. Oksigen dalam kemasan adalah musuh utama terhadap
produk yang mengandung lemak/minyak karena oksigen akan beroksidasi dengan
lemak/minyak sehingga produk pangan menjadi rusak dengan ciri kerusakan sebagai berikut:
basi, tengik, berubah warna, dan bau menjadi tidak sedap. Dengan mencegah kontak oksigen
dengan produk pangan, kerusakan tersebut dapat dicegah. Dengan mengusahakan kemasan
yang bebas oksigen, produk pangan dapat mencapai kondisi sebagai berikut:
Mempertahankan rasa dan kesegaran Memperpanjang masa kadaluarsa produk Mengurangi
penggunaan zat pengawet atau aditif sehingga lebih sehat dan aman bagi kesehatan.
Mengurangi kadar garam dan gula sehingga produk menjadi lebih lezat. Melindungi produk
dari jamur, bakteri aerobik, serangga dan mikroorganisme. Mencegah terjadinya oksidasi dari
lemak dan minyak sehingga tidak mengalami perubahan rasa (menjadi tengik), warna,
tekstur, aroma dan kandungan gizi pada produk pangan. Mencegah pembusukan dan
timbulnya racun. Oxygen Absorber tidak dapat menangani bakteri anaerobes, yaitu tipe
bakteri yang tidak membutuhkan oksigen untuk hidup dan berkembang biak. Untuk itu,
kebersihan dari sarana produksi dan bahan baku mutlak perlu diperhatikan.
Absorber oksigen yang tersedia saat ini pada umumnya berupa bubuk besi (iron
powder), dimana 1 gram besi akan bereaksi dengan 300 ml O2. Kelemahan dari besi sebagai
absorber oksigen adalah tidak dapat melalui detektor logam yang biasanya dipasang pada
jalur pengemasan. Masalah ini dapat dipecahkan dengan menggunakan absorber oksigen
berupa asam askorbat atau enzim. Ukuran penyerap oksigen yang digunakan tergantung pada
jumlah oksigen pada head-space, oksigen yang terperangkap di dalam bahan pangan (kadar
oksigen awal) dan jumlah oksigen yang akan masuk dari udara di sekitar kemasan selama
penyimpanan (laju transmisi oksigen ke dalam kemasan), suhu penyimpanan, aktivitas
Keuntungan menggunakan oxygen absorber bagi produsen pangan adalah dapat
mengurangi tingkat retur/kerusakan produk sehingga meningkatkan laba,
1. Memberi peluang untuk ekspansi area penjualan karena masa kadaluarsa yang lebih
lama,
2. Mempermudah dalam perencanaan produksi dan control inventory, menghasilkan
produk dengan kualitas unggulan yang aman bagi kesehatan,
3. Meningkatkan kredibilitas dari nama produk dan nama produsen, dan mengurangi
biaya penggunaan pengawet dan aditif serta gula/garam.
3
Oxygen absorber dapat diaplikasikan pada industri pangan seperti roti dan kue,
pastry, cake seperti kue bulan, lapis legit, kacang dan snack, permen, kopi dan teh, daging
olahan (ham, sosis, daging asap, dendeng, fried chicken, nugget, seafood, keju dan produk
susu lainnya), sayuran dan buah-buahan kering, bumbu-bumbu dan rempah-rempah, tepung-
tepung dan penyedap, mi segar dan pasta, farmasi dan vitamin, herbal tradisional, jamu,
ginseng, dan lain-lain.
Absorben oksigen dipasarkan pertama kali di Jepang tahun 1977 yaitu berupa
absorber berupa besi yang dimasukkan ke dalam kantung (sachet). Sejak itu, desain dan
aplikasi dari absorber oksigen terus berkembang dan Jepang merupakan negara produsen
terbesar di dunia dengan produksi 7 biliyun sachet pertahun, sedangkan USA menmproduksi
beberapa ratus juta sachet pertahun dan beberapa puluh juta di Eropa. Absorber oksigen
umumnya digunakan untuk menyerap oksigen pada bahan-bahan pangan seperti hamburger,
pasta segar, mie, kentang goreng, daging asap (sliced ham dan sosis), cakes dan roti dengan
umur simpan panjang, produk-produk konfeksionari, kacang-kacangan, kopi, herba dan
rempah-rempah. Penggunaan kantung absorber O2 memberikan keuntungan khususnya untuk
produk-produk yang sensitif terhadap oksigen dan cahaya seperti produk bakery dan pizza,
daging ham yang dimasak dimana pertumbuhan jamur dan perubahan warna merupakan
masalah utamanya.
Daftar Pustaka