You are on page 1of 6

AIR BUANGAN (AIR LIMBAH)

1. Definisi Air Buangan (Air Limbah)

Air buangan atau sering juga disebut air limbah adalah semua cairan yang dibuang baik
yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuh-tumbuhan maupun yang
mengandung sisa-sisa proses industri.

Limbah adalah buangan tidak diinginkan karena tidak menghasilkan nilai ekonomis
yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik itu industri maupun dari rumah tangga.

Atau dalam kata lain, air limbah merupakan seluruh buangan cair yang berasal dari
proses seluruh kegiatan yang meliputi limbah domestic cair yakni buangan kamar mandi,
dapur, air bekas pencucian pakaian, limbah perkantoran, serta limbah industry.

2. Jenis-Jenis Air Buangan

Air buangan dapat dibedakan atas (SNI,2000) :

1. Air kotor

Air buangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet dan air buangan
mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat plambing lainnya;

2. Air bekas

Air buangan yang berasal dari alat-alat plambing lainnya, seperti: bak mandi
(bath tub), bak cuci tangan, bak dapur, dan lain-lain;

3. Air hujan

Air hujan yang jatuh pada atap bangunan;

4. Air buangan khusus

Air buangan ini mengandung gas, racun atau bahan-bahan berbahaya, seperti:
yang berasal dari pabrik, air buangan dari laboratorium, tempat pengobatan,
rumah sakit, tempat pemotongan hewan, air buangan yang bersifat radioaktif
atau mengandung bahan radioaktif, dan air buangan yang mengandung lemak.

3. Limbah Domestik

Limbah cair domestik (rumah tangga)


merupakan limbah cair yang berasal dari kegiatan
rumah tangga dan kegiatan sanitasi manusia yang
rutin. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Limbah cair domestic (rumah tangga)


merupakan air yang telah dipergunakan yang
berasal dari rumah tangga atau pemukiman
termasuk didalamnya air buangan yang berasal dari
WC, kamar mandi, tempat cuci, dan tempat memasak.

Limbah cair domestic bersumber dari :

 Permukiman (rumah tangga)

 Daerah komersial (commercials district)

 Perkantoran (institutional facilities)

 Fasilitas rekreasi (recreational facilities)

Pada umumnya limbah domestik mengandung sampah padat yang berupa tinja dan
limbah cair yang berasal dari sampah rumah tangga. Menurut Gesamp 1976 limbah domestic
mempunyai sifat utama antara lain:
a. Mengandung bakteri, parasit dan kemungkinan virus dalam jumlah banyak yang sering
terkontaminasi dalam kerang-kerangan dan area mandi di pesisir laut.
b. Mengandung bahan organik dan padatan tersuspensi sehingga BOD (Biological Oxygen
Demand) biasanya tinggi
c. Padatan organik dan anorganik yang mengendap di dasar perairan. Komponen organik
akan terurai secara biologis sehingga kandungan oksigen menjadi kurang
d. Kandungan unsure hara terutama komponen fosfor dan nitrogen tinggi sehingga sering
menyebabkan terjadinya eotrofikasi
e. Mengandung bahan-bahan terapung berupa bahan-bahan organik dan anorganik
dipermukaan air atau berada dalam bentuk suspense. Kondisi sepert ini sering
mengurangi kenyamanan dan menghambat laju fotosntesis serta mempengaruhi proses
pemurnian alam (self purification)

Kondisi tersebut di atas maka limbah tersebut dapat berpengaruh terhadap kesehatan
masyarakat, sarana rekreasi, budi daya laut dan menurunkan kenyamanan (amenitas).
Adapun yang dimaksud dengan pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energy dan atau komponen lain kedalam lingkungan sehingga kualitas
lingkungan turun peruntukkannya. Kondisi ini dapat menganggu ekosistem yang terdapat
dalam lingkungan dan berpengaruh terhadap kualitas air.
Kualitas air merupakan sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energy atau
komponen lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter yaitu
parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut dan lain sebagainya), parameter kimia
antara lain pH, oksigen terlarut, BOD, kadar logam dan lain sebagainya serta parameter
biologi yaitu keberadaan plankton, bakteri dan lain-lain.
Kadar oksigen dalam air yang turun ini nantinya dapat menganggu ekosistem perairan
sehingga proses fotosintesis dalam perairan tidak dapat berjalan dengan lancar sehingga
produktifitas air menjadi turun. Penurunan produktifitas ini sangat berpengaruh terhadap
aktifitas fitoplankton yang terdapat dalam air sehingga rantai makanan dalam airpun menjadi
terganggu.Kadar nutrien, sedimen serta pathogen dalam perairan juga berpengaruh terhadap
kualitas perairan. Dengan pembuangan limbah cair rumah tangga tanpa melalui pengelolaan
atau karena bangunan pengolahan limbah rumah tangga yang kurang bagus maka kualitas air
menjadi turun, kondisi seperti ini nantinya sangat merugikan bagi pengguna air baku ini.
Derajad keasaman atau pH dalam air sangat berpengaruh terhadap kualitas air, semakin
rendah nilai pH makin tinggi derajad keasamannya, pH 7 menunjukkan nilai netral dan di
atas nilai 7 air bersifat basa.

4. Limbah Industri

Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam
sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air sehingga dalam
proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan kemudian
dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut.

Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian


di-proses dan setelah itu dibuang,Semua jenis
perlakuan ini mengakibatkan buangan air. Pada
beberapa pabrik tertentu, misalnya pabrik
pengolahan kawat, seng, besi baja – sebagian besar
air dipergunakan untuk pendinginan mesin ataupun
dapur pengecoran. Air ini dipompa dari sumbernya
lalu dilewatkan pada bagian-bagian yang
membutuhkan pendinginan, kemudian dibuang.

Oleh sebab itu pada saluran pabrik terlihat air mengalir dalam volume yang cukup
besar. Air ketel akan dibuang pada waktu-waktu tertentu setelah melalui pemeriksaan
laboratorium, sebab air ini tidak memenuhi syarat lagi sebagai air ketel dan karenanya harus
dibuang. Bersamaan dengan itu dibutuhkan pula sejumlah air untuk mencuci bagian dalam
ketel Air pencuci ini juga harus dibuang.

Air dari pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel baik yang larut maupun
mengendap. Bahan ini ada yangkasar dan halus. Kerap kali air dari pabrik berwarna keruh
dan temperaturnya tinggi. Air yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya
mempunyai sifat tersendiri. Air limbah yang telah tercemar memberikan 577 ciri yang dapat
diidentifikasi secara visual dapat diketahui dari kekeruhan, warna air, rasa, bau yang
ditimbulkan dan indikasi lainnya.

Sedangkan identifikasi secara laboratorium, ditandai dengan perubahan sifat kimia air
di mana air telah mengandung bahan kimia yang beracun dan berbahaya dalam konsentrasi
yang melebihi batas dianjurkan. Jenis industri menghasilkan limbah cair di antaranya adalah
industri-industri pulp dan rayon, pengolahan crumb rubber, minyak kelapa sawit, baja dan
besi, minyak goreng, kertas, tekstil, kaustiksoda, elektro plating, plywood, tepung tapioka,
pengalengan, pencelupan dan pewarnaan, daging dan lain-lain.

Jumlah limbah yang dikeluarkan masing-masing industri ini tergantung pada banyak
produksi yang dihasilkan, serta jenis produksi. Industri pulp dan rayon menghasilkan limbah
air sebanyak 30 m3 setiap ton pulp yang diproduksi. Untuk industri ikan dan makanan laut
limbah air berkisar antara 79 m 3 sampai dengan 500 m3 per hari; industri pengolahan crumb
rubber limbah air antara 100 m3 s/d 2000 m3 per hari, industri pengolahan kelapa sawit
mempunyai limbah air: rata-rata 120 m3 per hari skala menengah.

5. Pengelolaan Air Limbah

Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan cara membuat saluran air kotor dan bak
peresapan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Tidak mencemari sumber air minum yang terdapat pada daerah sekitar baik itu air
permukaan maupun air di bawah permukaan tanah
b. Tidak mengotori permukaan air tanah
c. Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah
d. Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain
e. Tidak menimbulkan bau
f. Konstruksi dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah diperoleh dan murah
g. Jarak minimal antara sumber air dengan bak peresapan adalah 10 meter.
Selain hal tersebut di atas saluran air kotor yang bersumber dari rumah tangga di buat
terpisah dengan saluran air hujan sehingga pada musim penghujan bangunan pengolah air
tidak terjadi over flow.
Pengendalian kegiatan dalam pembuangan limbah dapat membantu dalam upaya
pemeliharaan lingkungan karena pengendalan merupakan upaya pencegahan dan atau
penanggulangan dan atau pemulihan. Adapun upaya pengendalian dapat dilakukan dengan
cara:
1. Inventarisasi kualitas dan kuantitas air dalam sumber air menurut system wilayah tata
perairan.
2. Penetapan golongan air menurut peruntukkannya, baku mutu air dan baku beban
pencemaran untuk golongan air tersebut serta baku mutu limbah cair untuk setiap
jenis kegiatan.
3. Penetapan baku mutu limbah cair yang dibuang ke dalam air pada sumber air oleh
setiap kegiatan dan pemberian izin pembuangannya.
4. Pemantauan perubahan kualitas air pada sumber air dan evaluasi hasilnya.
5. Pengawasan terhadap penataan peraturan pengendalian pencemaran air termasuk
penataan mutu limbah cair serta penegakan hukum.
Perlunya kajian pembangunan berwawasan lingkungan pada berbagai sektor salah
satunya adalah perumahan/domestik sehingga nantinya kondisi alam yang stabil dapat
digunakanoleh generasi sekarang dan genarasi yang akan datang.
Bagi industri pengembang pada sektor perumahan hendaknya membuat kajian
AMDAL, UKL dan UPL untuk kegiatan perumahan sehingga dapat digunakan sebai tolok
ukur dari kegiatan yang akan dilaksanakan
Pengendalian di atas dapat terlaksana jika kesadaran masyarakat tinggi untuk ikut
membantu dalam pengelolaan limbahnya serta diperlukan keterkaitan antara pemerintah,
masyarakat dan pihak terkait dalam keberlanjutan pelaksanaan kegiatan pengelolaan air
limbah rumah tangga.

You might also like