You are on page 1of 5

NAM :

NPM :

TUGAS : ILMU ALAMIAH DASAR

“EKOLOGI DAN LINGKUNGAN”

Istilah ekologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu oikos dan logos. Istilah ini mula-
mula diperkenalkan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1869. Tetapi jauh sebelurmya, studi dalam
bidang-bidang yang sekarang termasuk dalam ruang lingkup ekologi telah dilakukan oleh para
pakar.

Lingkup Ekologi

Ekologi merupakan cabang biologi, dan merupakan bagian dasar dari biologi. Ruang lingkup
ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistein, hingga biosfer. Studi-studi ekologi
dikelompokkan ke dalam autekologi dan sinekologi.

Ekologi berkembang seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Perkembangan ekologi
tak lepas dari perkembangan ilmu yang lain. Misalnya, berkembangnya ilmu komputer sangat
membantu perkembangan ekologi. Penggunaan model-model matematika dalam ekologi
misalnya, tidak lepas dari perkembangan matematika dan ilmu kornputer..

Asas – Pengolaan Lingkungan

(1) asas penanggulangan pada sumbernya (abattement at the source),

(2) asas penerapan sarana praktis yang terbaik, atau sarana teknis yang terbaik,

(3) prinsip pencemar membayar ( polluter pays principle ),

(4) prinsip cegat tangkal ( stand still principle )


Artinya, kebijaksanaan pemerintah dalam penanganan permasalahan lingkungan saat ini masih
dipandang secara parsial dan tidak didasari hasil kajian yang komprehensif. Dua masalah penting
yang mengakibatkan bencana lingkungan terbesar adalah masalah dinamika dan tekanan
kependudukan, yang berimplikasi pada semakin beratnya tekanan atau beban lingkungan.
Kondisi ini diperparah dengan kebijaksanaan pembangunan yang bias kota yang kemudian
mengakibatkan terjadinya perusakan tata ruang, pencemaran lingkungan akibat industri, 
penyempitan lahan pertanian serta koversi hutan yang tak terkendali.

  pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam dengan pendekatan yang lebih komprehensif
dengan mendasarkan pada penerapan asas-asas umum kebijaksanaan lingkungan yakni (1) asas
penanggulangan pada sumbernya (abattement at the source) antara lain dengan mengembangkan
kebijakan pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga dan tingkat sumber sampah lainnya,
kebijakan sistem pengawasan industri, kebijakan konservasi dan penyeimbangan supply –
demand dalam pengelolaan hutan, mencabut kebijakan perijinan tambang dikawasan hutan,
mencabut kebijaksanaan alih fungsi hutan untuk perkebunan di kawasan perbatasan  serta
kebijaksanaan pengembangan industri berbasis pertanian ekologis 2) asas penerapan sarana
praktis yang terbaik, atau sarana teknis yang terbaik, antara lain melalui pengembangan
kebijaksanaan industri bersih, kebijaksanan insentif bagi pengadaan alat pengelolah limbah,
kebijaksanaan pengelolaan lingkungan industri kecil (3)prinsip pencemar membayar (polluter
pays principle) melalui pengembangan kebijaksanaan  pemberian insen tif pajak pemasukan alat
pengelolah limbah bagi industri yang taat lingkungan,insentif lain bagi pengembangan industri
yang melakukan daur ulang (reused, recycling) (4) prinsip cegat tangkal (stand still principle)
dengan melakukan pengembangan sistem pengawasan import B-3, kebijaksanaan pengelolaan
hutan dan DAS berbasis masyarakat dan (5) prinsip perbedaan regional dengan mengembangkan
kebijaksanaan insentif berupa subsidi dari wilayah pemanfaat (hilir) kepada wilayah pengelolah
(hulu), secara konsisten, partisipatif dan berbasis pada keadilan lingkungan (eco justice)!

Permasalahan Keterbatasan SDA Dalam Pembangunan

Biolog lingkungan atau yang biasa dikenal dengan ekologi adalah bagian dari ilmu pengetahuan
yang mempunyai hubungan erat dengan lingkungan. Ekologi berasal dari kata oikos yang berarti
rumah tangga dan logos yang mempunyai arti ilmu pengetahuan. Jadi, ekologi dapat diartikan
Indonesia mempunyai hutan tropis dunia sebesar 10 persen. Sekitar 12% keadaan hutan di Indonesia
yang merupakan bagian dari jumlah binatang yang tergolong jenis mamalia, 16% persen
merupakan bagian dari spesies amphibi dan binatang sejenis reptil dan 25% dari bagian spesies
sejenis burung dan sekitar 1.519 merupakan bagian dari spesies burung. Sisanya merupakan
endemik yang hanya dapat ditemui didaerah tersebut.
Penyusutan luas hutan alam yang merupakan asli Indonesia mengalami kecepatan menurunan
yang cukup memprihatinkan. Menurut World Resource Institute (1997), hingga saat ini hutan
asli Indonesia. Selama periode 1985-1997 kerusakan hutan mencapai 1,6 juta hektar per tahun.
Pada periode 1997-2000 bertambah menjadi 3,8 juta hektar per tahun. Berdasarkan pada hasil
penelitian citra landsat pada tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan mengalami
kerusakan yang cukup serius. Diantaranya, hutan seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan
hutan [Badan Planologi Dephut,2003]. Menurut data yang diperoleh dari Bakornas
Penanggulangan Bencana pada tahun 2003, bencana yang terjadi selama tahun 1998 hingga
pertengahan 2003 data yang didapat menunjukan telah terjadi 647 bencana dengan 2022 korban
jiwa dan mengalami kerugian milyaran rupiah dengan 85% merupakan bencana banjir dan
longsor.

Peran Teknologi Dalam Pengelolaan SDA

Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan IPTEK untuk menekan dampaknya seminimal
mungkin, antara lain :

1). Menjaga keserasian dan keseimbangan dengan lingkungan setempat.

2). Teknilogi yang akan diterapkan hendaknya betul-betul dapat mencegah timbulnya
permasalahan di tempat itu.

3). Memanfaatkan seoptimal mungkin segala sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
ada.

2. Dampaknya dalam :

a. Penyediaan Pangan
Perkembangan IPTEK dalam bidang pangan dimungkinkan karena adanya pendidikan, penelitian
dan pengembangan di bidang pertanian terutama dalam peningkatan produktivitas melalui
penerapan varitas unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pola tanaman dan
pengairan. Namun di sisi lain perkembangan tersebut berdampak fatal, misalkan saja
penggunaan pestisida dalam pemberantasan hama ternyata dapat menyebabkan penyakit dalam
tubuh manusia.

b. Penyediaan Sandang

Pada awalnya bahan sandang dihasilkan dari serat alam seperti kapas, sutra, woll dan lain-lain

Perkembangan teknologi matrial polimer menghasilkan berbagai serat sintetis sebagai bahan
sandang seperti rayon, polyester, nilon, dakron, tetoron dan sebagainya

Kulit sintetik juga dapat dibuat dari polimer termoplastik sebagai bahan sepatu, tas dan lain-
lain

Teknologi pewarnaan juga berkembang seperti penggunaan zat azo dan sebagainya.

c. Penyediaan Papan

Teknologi papan bersangkut paut dengan penyediaan lahan dan bidang perencanaan seperti city
planning, kota satelit, kawasan pemukiman dan sebagainya yang berkaitan dengan
perkembangan penduduk

Awalnya bahan pokok untuk papan adalah kayu selanjutnya dikembangkan teknologi matrial
untuk mengatasi kekurangan kayu

Untuk mengatasi kekurangan akan lahan dikembangkan teknologi gedung bertingkat,


pembentukan pulau-pulau baru, bahkan tidak menutup kemungkinan pemukiman ruang angkasa.

d. Peningkatan Kesehatan

Perkembangan Imu Kedeokteran seperti : ilmu badah dan lain-lain


Penemuan alat-alat kedokteran seperti : stetoskup, USG, dan lain-lain

Penemuan obat-obatan seperti anti biotik, vaksin dan lain-lain

Penemuan radio aktif untuk mendeteksi penyakit secara tepat seperti tumor dan lain-lain

Penelitian tentang kuman-kuman penyakit dan lain-lain.

e. Penyediaan Energi

Kebutuhan akan energi

Sumber-sumber energi

Sumber energi konvensional tak dapat diperbaharui

Sumber energi pengganti yang tak habis pakai

Konversi energi dari satu bentuk kebentuk yang lain.

You might also like