You are on page 1of 8

Wolfgang Amadeus Mozart

Mozart pada usia 21 (1777), lihat pula: bagian wajah

Wolfgang Amadeus Mozart yang bernama asli Johannes Chrysostomus Wolfgangus Gottlieb
Mozart (lahir di Salzburg, 27 Januari 1756 – meninggal di Wina, Austria, 5 Desember 1791 pada
umur 35 tahun)[1][2] adalah seorang komponis. Ia dianggap sebagai salah satu dari komponis
musik klasik Eropa yang terpenting dan paling terkenal dalam sejarah. Karya-karyanya (sekitar
700 lagu) termasuk gubahan-gubahan yang secara luas diakui sebagai puncak karya musik
simfoni, musik kamar, musik piano, musik opera, dan musik paduan suara. Contoh karyanya
adalah opera Don Giovanni dan Die Zauberflöte. Banyak dari karya Mozart dianggap sebagai
repertoar standar konser klasik dan diakui sebagai mahakarya musik zaman klasik. Karya-
karyanya diurutkan dalam katalog Köchel-Verzeichnis.
Masa Awal (1756-1772)

Rumah kelahiran Mozart yang kini menjadi museum, di Salzburg, Austria

Mozart, yang dikenal memiliki kemampuan tala mutlak (mengenal nada dengan tepat tanpa
bantuan alat), mengenal musik sejak lahir. Ayahnya, Johann Georg Leopold Mozart adalah
komponis penting pada jamannya, salah satu karyanya yang paling penting adalah
Kindersinfonie ("Simfoni Anak-Anak"). Wolfgang adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara
yang meninggal prematur. Hanya dia dan Maria Anna Mozart ("Nannerl") yang bertahan hidup
sampai dewasa. Sewaktu berumur empat tahun, Mozart sudah mampu memainkan harpsichord
dan melakukan improvisasi pada karya-karya musik pendahulunya. Dia bahkan menulis
komposisinya yang pertama saat berumur lima tahun. Karya-karyanya antara lain adalah Violin
Sonata, dan beberapa Minuet. Leopold mengumpulkan semua komposisi ini tanpa sepengetahuan
anaknya. Demikian halnya dengan Nannerl, dia juga adalah pemain keyboard yang sangat
handal. Leopold yang menemukan bakat kedua anaknya merasa “terpanggil” untuk memamerkan
mereka ke seluruh Eropa.

Bermain piano di depan Raja Bayern

Mozart kemudian dibawa untuk bermain piano di depan raja Bayern di München. Pada bulan
September 1762, Leopold mengambil cuti panjang dari jabatannya untuk mempromosikan
anaknya kepada raja-raja. Mereka lalu berangkat ke Wina. Di sana Mozart bermain piano di
depan Ratu Maria Theresia yang terpukau akan keahlian permainan Mozart dan Nannerl. Setelah
konser ini, Mozart harus mengikuti konser yang cukup panjang selama tiga tahun yaitu Paris
(1763, 1765) dan London (1764-1765). Di tempat-tempat tersebut, Mozart mengadakan konser
di depan raja-raja dan juga diuji oleh mereka. Antara lain dengan mengimprovisasi tema-tema
yang diberikan oleh penguji dengan mata yang ditutup selembar kain. Mozart disambut sebagai
anak ajaib di segala tempat. Di London, dia juga bertemu dengan anak dari Johann Sebastian
Bach, yaitu Johann Christian Bach yang sering dipanggil sebagai English Bach. Mozart
memainkan piano sonata dalam empat tangan sembari duduk di pangkuan Bach.
Simfoni-simfoni dari Bach dan Carl Friedrich Abel memengaruhi simfoni-simfoni Mozart yang
pertama (K.16 & K.19), yang pada tahun 1764 & 1765. Pada 1767, Mozart menggubah beberapa
piano sonata dari komponis-komonis lain dan membuatnya menjadi empat buah piano Concerto
pertamanya (K.37, K.39, K.40, K.41). Pada tahun 1768, atas permintaan Kaisar Wina, Mozart
menggubah Opera buffa (komik opera), La Finta Semplice (namun tak terpentaskan) dan
operetta Bastien und Bastienne.

Perjalanan ke Italia

Pada tahun 1769, Mozart mengadakan perjalanan ke Italia. Hasil perjalanan ini cukup baik,
Mozart sangat produktif dalam penciptaan komposisi. Dia menggubah opera Mitridati, rè di
Ponto (1770) dan Lucia Silla (1772) dan keduanya mendapat sukses besar dalam pertunjukannya
di Milano. Mozart juga mencipatakan banyak simfoni selama perjalanan ini, dan dipengaruhi
para komponis-komponis italia seperti Sammartini. Di Bologna, Mozart juga mempelajari
Kontrapung pada guru komposisi yang paling terkenal pada masa itu, Padre Martini.

Masa Salzburg (1773-1780)

Tanzmeisterhaus, tempat tinggal keluarga Mozart sejak 1773.

Sebelum kembali dari Italia, Mozart tinggal bersama ayahnya selama sepuluh minggu di Wina,
Leopold tidak ingin Mozart kembali dan bekerja menjadi “tukang” musik yang tak terlalu
dihargai di Salzburg. Leopold berusaha mendapatkan jabatan untuk anaknya di Wina, namun tak
berhasil. Sebenarnya, perbuatan Leopold memamerkan anak-anaknya ke seluruh Eropa tak
terlalu disukai oleh Kaisar Austria.

Maestro kapel Uskup Agung Salzburg

Di Wina, Mozart mendengar karya-karya Joseph Haydn yang terbaru dan dia juga berteman
dengan Michael Haydn (1737-1806), adik dari Joseph Haydn. Salah satu karya yang penting
pada pada masa ini adalah K.183, Simfoni No. 25 in G Minor (1773) dan K. 201, Simfoni in A
Major (1774). Pada saat yang sama di Salzburg, Uskup Segismundo meninggal dunia dan
digantikan oleh Hieronymous von Colloredo yang otoriter dan enerjik. Sekembalinya dari Italia,
Mozart menjabat sebagai Maestro kapel di Salzburg.
Uskup Colloredo yang tak terlalu berminat pada musik, membuat Mozart merasa kesal terutama
karena sikapnya yang sering meremehkan Mozart. Untuk melupakan rasa ketidaksukaannya pada
Colloredo, Mozart menjadi cukup rajin bekerja, dia mengerahkan kemampuannya untuk
penciptaan berbagai komposisi. Pada ulang tahunnya yang ke-21, jumlah komposisinya sudah
mencapai tiga ratus buah. Pada tahun 1777 Mozart mengundurkan diri dari jabatannya sebagai
Maestro dan dia memulai kariernya sebagai musisi freelance di Wina. Karya-karya pentingnya
dari 1775-1777 termasuk sonata-sonata piano yang pertama, lima Violin Concerto, dan beberapa
Piano Concerto, opera La jardinera gingida termasuk karya agungnya yang pertama K.271 dalam
Eb Major.

Perjalanan panjang ke Paris

Mozart sekeluarga berencana untuk pergi dan berkarier di Paris. Namun Leopold yang masih
terikat kontrak kerja dengan Kapel Uskup Agung Salzburg tak dapat pergi sehingga Mozart pergi
ditemani ibunya. Mereka berangkat pada bulan September 1777, dan perjalanannya memakan
waktu 16 bulan. Sebelum sampai di Paris, mereka singgah dan menetap selama beberapa waktu
di München dan Mannheim. Di Mannheim, Mozart berteman dengan komponis Cannabich dan
Holzbauer. Ia mencoba mendapatkan jabatan di sana melalui Pangeran Mannheim namun tak
berhasil. Alasan utama Mozart menetap lebih lama di Mannheim adalah karena dia bertemu dan
jatuh cinta kepada Aloysia Weber, seorang penyanyi sopran berusia 16 tahun. Leopold yang
mengetahui hal ini menulis surat yang mengatakan bahwa Mozart harus memutuskan pilihannya
sendiri, apakah dia mau hanya menjadi ‘artis jalanan yang akan dilupakan orang seiring
berjalannya waktu atau menjadi seorang musisi yang terkenal, dicintai dan ditulis di berbagai
buku’.

Mozart juga menemukan komposisi 6 duetti a Clavicembalo e Violino dari Joseph Schuster dan
mengirimnya ke Nannerl. Dia menulis surat ke ayahnya ‘Jika aku tinggal di sini, aku juga akan
membuat enam buah dalam gaya yang sama karena mereka cukup laku di sini’

Walau kecewa (dan juga karena cintanya ditolak Aloysia), Mozart meneruskan perjalananya ke
Paris. Di Paris, Mozart mulai bekerja dengan memberi les-les privat, dan menciptakan lagu-lagu
yang sesuai dengan selera orang Perancis. Mozart mendapat kesempatan untuk mementaskan
karyanya oleh Concert Spirituel. Salah satu karya yang paling penting adalah K.297, Simfoni
No. 31 ‘Paris’. Namun, setelah pementasan ini, tak lama ibu Mozart jatuh sakit karena demam
tinggi dan meninggal pada 3 Juli 1778. Teman Mozart di Paris, seorang bangsawan bernama
Grimm menuliskan surat pada Leopold bahwa tak ada masa depan bagi Mozart di Paris terutama
karena adanya kontroversi antara para pendukung Gluck dan pendukung opera Italia sehingga
Mozart tak diperhatikan.

Leopold kemudian berhasil mendapatkan jabatan organis di Istana Salzburg dengan gaji yang
lebih tinggi daripada jabatan sebelumnya. Sebelum berangkat dari Paris, Mozart bertemu
kembali dengan J.C. Bach yang sedang mementaskan Opera. Karya-karya penting selain simfoni
‘Paris’ adalah beberapa Violin Sonata termasuk K.304 Violin Sonata in E Minor, K. 299,
Concerto for Flute and Harp in C Major, dan K.310, Sonata in A Minor, salah satu sonata
Mozart yang memiliki suasana yang kelam karena ini diciptakan Mozart untuk ibunya yang
meninggal.
Kepulangannya ke Salzburg

Mozart pulang melalui Mannheim namun orkestra Mannheim yang terkenal telah pindah ke
München. Mozart lalu pergi ke München dan tinggal selama beberapa waktu dengan keluarga
Weber. Di sini, Mozart mengalami patah hati karena Aloysia mendapatkan jabatan sebagai
soprano dan tak mengacuhkan keberadaan Mozart.

Leopold menjadi kesal atas penundaan Mozart dan sikapnya yang kurang bertanggung jawab
akan suatu jabatan penting. Dia khawatir kalau-kalau jabatan organis itu diberikan orang lain.

Mozart pulang ke Salzburg dan dia langsung mendapat jabatan sebagai organis di sana.
Tugasnya antara lain bermain organ di katedral, istana, dan kapel istana, menggubah lagu
pesanan, dan mengajar paduan suara anak-anak.

Tahun 1779 dan 1780 berlangsung tanpa banyak peristiwa. Karya-karya pentingnya pada masa
ini termasuk K. 364, Sinfonia Concertante in Eb, Simfoni no. 32-34, beberapa Concerto,
serenade, divertimento, musik gerejawi yang termasuk K. 317, Missa Coronation dan K. 339,
Vesparae.

Masa München (1781-1784)


Mozart, walau mendapat jabatan penting sebagai organis masih tidak bisa akur dengan
Colloredo. Pada musim panas 1780, Mozart mendapat pesanan opera Idomeneo. Mozart melihat
kesempatan ini sebagai kemungkinan melepaskan diri dari Colloredo secara perlahan-lahan.

Pertunjukkan Idomeneo berlangsung sukses dan disambut hangat oleh publik. Keluarga Mozart
kemudian pergi ke Ausburg untuk menghadiri perayaan karnaval dan pesta tradisional di kota
tersebut. Namun tak disangka, Colloredo ternyata juga hadir dalam pesta itu. Dia memaksa
Mozart untuk pergi ke Wina bersama rombongannya dan menghadiri penobatan Kaisar Joseph
II.

Di Wina Mozart diperlakukan secara tidak hormat sampai-sampai berujung ke pertengkarannya


dengan Colloredo. Pada 9 Mei 1781, Mozart bertengkar hebat dengan Colloredo dan meminta
dirinya diberhentikan, namun ditolak. Satu bulan kemudian, Mozart dipecat secara tidak hormat.
Ia pindah rumah ke keluarga Weber di Wina. Ia tidak kembali ke Salzburg.

Aloysia Weber sudah menikah dengan seorang aktor, namun Mozart terpikat oleh Constanze
Weber, anak ketiga keluarga Weber. Ayahnya sama sekali tak menyetujui hubungan Mozart itu.
Untuk meredakan ketegangan, Mozart pindah ke rumah sendiri pada September 1781. Pada 15
Desember 1781, Mozart mengakui hubungannya dengan Constanze. Leopold tetap tidak
merestui hubungan tersebut.

Sebenarnya, Mozart tidak dapat melepaskan diri karena ibu Konstanze mengancam apabila
hubungan mereka putus, Mozart harus mengganti uang kompensasi yang telah banyak
dikeluarkan.
Pernikahan Mozart

Constanze Weber, istri Mozart.

Pada 4 Agustus 1782 Mozart menikahi Constanze di katedral St. Stefanus. Keesokan harinya,
Mozart mendapat surat dari Leopold yang isinya merestui hubungan mereka walau surat tersebut
bernada dingin. Pernikahan Mozart cukup bahagia walau mereka cukup banyak menghadapi
tantangan hidup. Mozart selalu mengalami krisis uang namun dia tak pernah hidup dalam
kemiskinan, dan dari enam anaknya, hanya dua yang hidup.

Mozart mencari nafkah dengan mengajar tiga atau empat murid yang kaya dan memainkan
konsert-konsert di rumah bangsawan di Wina. Pada Desember 1781, Mozart tampil di Istana
Kaisar dalam suatu pelombaan informal dengan Muzio Clementi. Mereka berdua membuat
improvisasi secara individual dan bersama-sama memainkan sonata. Meskipun Mozart dianggap
menang dalam lomba tersebut, tapi harapannya untuk mendapatkan jabatan di istana tak
terpenuhi.

Pada 16 Juli 1782, Mozart menggelar opera Die entfuhrung aus dem Serail. Opera ini
mendapatkan sambutan meriah dari publik. Kaisar Joseph II mengatakan pada Mozart bahwa
opera tesebut memiliki “nada yang banyak sekali” dan Mozart menjawab “jumlah nada yang
tepat secara persis, Baginda“. Bahkan Gluck meminta pertunjukan opera tersebut diulang.

Pada tahun yang sama, ia sering bermain secara rutin di rumah Pangeran Gottfried von Swieten.
Swieten yang tertarik dengan musik Barok ternyata memengaruhi Mozart dalam pembuatan
komposisi. Mozart mengembangkan gaya kontrapung dalam musiknya.

Pada tahun 1784, Mozart bergabung menjadi anggota Freemason, suatu serikat yang mendukung
ide persaudaraan di bawah Tuhan. Berkat serikat inilah Mozart dapat meminjam uang pada saat
ia perlu.

Masa terakhir (1784-1791)


W. A. Mozart, 1789

Puncak karier Mozart terdapat di masa 1784-1786. Mozart sangat rajin menggubah. Dia
membuat duabelas Concerto dan dianggap para musikolog sebagai karyanya yang paling
penting. Walau Kaisar Joseph II ikut mendengar konser Mozart, hal itu sama sekali tak
membantu keuangannya. Mozart diberi jabatan sebagai pemusik istana dengan gaji yang tak
terlalu besar.

Pementasan di Praha

Le Nozze di Figaro ("Pernikahan Figaro") dipentaskan pertama kali di Wina pada tahun 1786
dan meraih sukses sehingga Mozart membawanya ke Praha (ibukota Ceko) dengan kesuksesan
lebih besar lagi.

Mozart menggubah beberapa karya lagi antara lain K. 505, Simfoni No. 38 in D Major ‘Prague’.
Berkat kesuksean Le Nozze di Figaro, Mozart bersemangat untuk membuat opera baru antara
lain Don Giovanni, sebuah komik opera. Mozart untuk pertama kali memakai trombon pada
operanya, hal inilah yang mengakibatkan munculnya efek yang cukup dramatis. Pada tahun
1787, Leopold meninggal dunia dan cukup memengaruhi karya Mozart.

Simfoni-simfoni terakhir Mozart

Simfoni-simfoni terakhir Mozart, Simfoni No. 39, 40, dan 41 ‘Jupiter’ tak diketahui secara pasti
apakah mereka dipentaskan sebelum Mozart meninggal atau tidak. Pada musim semi tahun 1789,
Mozart pergi ke Berlin tampil sebagai pianis di depan Pangeran Sachsen di Dresden, dia juga
bermain organ di Thomaskirche di Leipzig. Dia juga memainkan konser privat di depan
Friedrich Wilhelm II, di kunjungannya ke Potsdam dan Berlin. Wilhelm II memintanya membuat
enam kuartet piano dan enam piano sonata yang sayangnya tak sempat terselesaikan oleh
Mozart.
Kembali ke Wina dan akhir hayat Mozart

Kembali ke Wina, Mozart mementaskan operanya, Die Zauberflote ("Seruling Ajaib"). Opera ini
sukses besar, libretto-nya ditulis oleh Emanuel Schikaneder (1751-1812). Setelah opera ini
selesai, Mozart mendapat pesanan dari Pangeran Franz von Walsegg untuk membuat sebuah
Requiem yang bermaksud menjadikan komposisi tersebut sebagai karyanya untuk mengenang
istrinya yang telah meninggal. Mozart tak sempat menyelesaikan karya besar ini lalu diteruskan
oleh muridnya, Franz Xaver Süssmayr. Menurut beberapa sumber, Mozart tak sanggup
menyanyikan bagian Lacrimosa saat sedang memainkan lagu ini dengan teman-temannya. Dari
musiknya yang kelam, Franz Beyer mengomentari, dalam album Requiem ‘Aku bisa mendengar
suara Mozart, yang berbicara untuk kepentingannya sendiri, dengan keadaan yang mendesak,
seperti anak kecil yang sakit dan melihat ibunya dengan penuh harapan dan ketakutan akan
perpisahan’. Mozart juga mengalami takut akan kematian. Pada tanggal 5 Desember 1791,
Mozart meninggal, jam satu pagi.

Sebab-musabab Mozart meninggal tak pernah tercatat dengan jelas. Para musikolog membuat
beberapa dugaan kemungkinan kenapa kuburan Mozart tak diketahui letaknya.

1. Mozart diracuni Salieri yang merupakan saingannya. Ada jurnal di Eropa yang
mengatakan Salieri mengakuinya sebelum ia meninggal di tempat tidurnya (1825), walau
ada cerita lain yang menentang hal ini.
2. Pada pemakaman Mozart terdapat badai salju sehingga keluarganya tak bisa mengikuti
pemakaman. Cerita ini dibantah oleh catatan cuaca Wina.
3. Tubuh Mozart dipindahkan ke tempat lain karena keluarganya tak membayar ongkos
penguburan.

You might also like