You are on page 1of 5

Bank Indonesia : Apa, Siapa dan Bagaimana

1. Banyak yang mengira tugas Bank Indonesia sama dengan tugas bank komersial.
Apa benar begitu, dan apa perbedaan Bank Indonesia dengan bank lain?
2. Banyak juga yang tidak tahu usia Bank Indonesia, kapan Bank Indonesia
dilahirkan dan bagaimana riwayatnya dulu?
3. Siapa saja pimpinan Bank Indonesia, siapa yang mengangkat?
4. Berapa sih jumlah kantor Bank Indonesia di seluruh Indonesia dan dimana saja
perwakilan Bank Indonesia di luar negeri ?
5. Apa saja tugas Bank Indonesia serta apa saja alat yang dimiliki untuk melakukan
tugas-tugasnya tersebut ?

Bank Indonesia selaku bank sentral berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 1999
adalah lembaga negara yang independen. Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral,
Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuannya tersebut, tentu saja kegiatan yang
dilakukan Bank Indonesia tidak sama dengan yang dilakukan oleh bank pada
umumnya.

Jadi, walaupun ada kata "Bank" pada Bank Indonesia, Bank Indonesia tidak
melakukan kegiatan komersial seperti yang dilakukan oleh bank pada umumnya baik
itu Bank Umum ataupun Bank Perkreditan Rakyat. Hal ini berarti, Bank Indonesia
tidak bisa menerima tabungan, giro, dan deposito dari masyarakat umum. Selain itu
masyarakat umum juga tidak bisa secara langsung meminta kredit ke Bank
Indonesia.

Kalau begitu, apa sih sebenarnya tugas dari Bank Indonesia itu? Kegiatan
apa saja yang dilakukan oleh Bank Indonesia? Nah, tiga pilar yang merupakan
tiga bidang tugas utama dari Bank Indonesia selaku Bank Sentral adalah pertama,
menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.

Kedua, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Dalam kaitannya


dengan tugas ini, Bank Indonesia juga memiliki tugas yang hanya dapat dilakukan
oleh Bank Indonesia, yaitu mengeluarkan uang sebagai alat pembayaran yang sah di
Indonesia dengan mencetak uang, mengedarkan serta mengatur jumlah uang
beredar. Di sini Bank Indonesia memiliki hak tunggal dalam mengeluarkan uang
kertas dan uang logam. Bank Indonesia harus tetap menjaga uang selalu tersedia
dalam jumlah yang cukup, dalam komposisi pecahan yang sesuai, pada waktu yang
tepat, dan dalam kondisi yang baik sesuai dengan kebutuhan.

Ketiga Bank Indonesia juga berfungsi mengembangkan sistem perbankan dan


sistem perkreditan yang sehat dengan melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap perbankan.

1
Bank Indonesia, riwayatmu dulu...

Perjalanan sejarah Bank Indonesia amatlah panjang dan berliku-liku, namun secara
singkat dapatlah kita lihat bahwa Bank Indonesia sebagai Bank Sentral, lahir pada 1
Juli 1953. Kelahiran Bank Indonesia ini didasarkan pada UU Pokok Bank Indonesia
atau UU No 11 Tahun 1953, hampir delapan tahun sesudah proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia.

Lahirnya Bank Indonesia ini merupakan hasil nasionalisasi dari De Javasche Bank,
sebuah bank Belanda yang pada masa kolonial diberi tugas oleh pemerintah Belanda
sebagai bank sirkulasi di Hindia Belanda. Jadi, riwayatnya dulu, De Javasche Bank
inilah yang menjadi cikal bakal dari lahirnya Bank Indonesia.

Kalau melihat dari usia De Javasche Banknya sendiri sih sudah lebih dari 172 tahun,
karena didirikan pada tahun 1828 dan dahulu berfungsi sebagai bank sirkulasi selain
juga melakukan kegiatan komersial. De Javasche Bank kemudian ditetapkan menjadi
bank sentral pada tahun 1949 berdasarkan hasil Konperensi Meja Bundar.

Narnun sebagai Bank Sentral saat itu, De Javasche Bank juga tetap melakukan
kegiatan komersial. Pada tahun 1953. De Javasche Bank dinasionalisasi menjadi
BANK INDONESIA yang juga ditetapkan sebagai Bank Sentral. Tapi, seperti juga
sebelumnya, Bank Indonesia juga tetap melakukan kegiatan komersial.

Dengan peran ganda yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada masa itu tentu saja
mengakibatkan perkembangan moneter yang tidak sehat bagi perkembangan
perekonomian. Atas dasar keadaan tersebut, pada tahun 1968 melalui UU No 13
tahun 1968 tentang Bank Sentral, peran Bank Indonesia diubah lagi dan didudukkan
secara murni sebagai Bank Sentral.

Hal ini berarti Bank Indonesia tidak melakukan kegiatan komersial lagi selain
menjalankan tugas dan fungsi yang telah ditetapkan. Dalam perkembangan
selanjutnya, UU No. 13 Tahun 1968 dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan yang terjadi.

Beberapa ketentuan dalam undang-undang tersebut dalam kenyataannya belum


memberikan jaminan yang cukup untuk terselenggaranya fungsi suatu bank sentral
yang independen. Penetapan status dan kedudukan Bank Indonesia sebagai
pembantu Pemerintah misalnya, membuka peluang terjadinya campur tangan dari
pihak luar yang pada gilirannya menyebabkan kebijakan yang diambil menjadi
kurang bahkan tidak efektif.

Dengan latar belakang tersebut, maka pada tanggal 17 Mei 2000 lahirlah Undang-
undang No. 23 Tahun 1999 sebagai pengganti UU No. 13 Tahun 1968 yang
memberikan status dan kedudukan kepada Bank Indonesia sebagai suatu bank
sentral yang independen dan bebas dari campur tangan pihak luar termasuk
Pemerintah.

2
Organisasi di Bank Indonesia

Sebagaimana layaknya sebuah lembaga, maka dalam menjalankan tugasnya Bank


Indonesia juga memiliki pimpinan. Pimpinannya pun tentu berbeda dengan bank-
bank pada urnumnya. Sesuai denga UU No. 23 Tahun 1999 pimpinan Bank Indonesia
disebut dengan Dewan Gubernur. Nah, Dewan Gubernur ini terdiri dari seorang
Gubernur, seorang Deputi Gubernur Senior, dan sekurang-kurangnya 4 (empat) dan
sebanyak banyaknya 7 (tujuh) orang Deputi Gubernur.

Yang menarik di sini adalah sesuai dengan independensi yang dimiliknya, maka Bank
Indonesia tidak lagi memberikan laporan pertanggungjawabannya kepada Presiden
sebagaimana undang-undang terdahulu, melainkan kepada Dewan Perwakilan
Rakyat. Dan Gubernur Bank Indonesia bukan anggota kabinet.

Sementara itu, Organisasi Bank Indonesia secara keseluruhan terdiri dari 25


direktorat/biro, 37 Kantor Bank Indonesia yang tersebar di seluruh wilayah RI, dan 4
Kantor Perwakilan yang ada di New York, London, Tokyo, dan Singapura.

Peranan Bank Indonesia Di Bidang Moneter

Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia menetapkan dan melaksanakan kebijakan


moneter untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Arah kebijakan
didasarkan pada sasaran laju inflasi yang ingin dicapai dengan memperhatikan
berbagai sasaran ekonomi makro lainnya, baik dalam jangka pendek, menengah,
maupun panjang.

Implementasi kebijakan moneter ini dilakukan dengan menetapkan sasaran


operasional, yaitu uang primer (base money). Sebagaimana kita melakukan suatu
pekerjaan, pasti kita membutuhkan alat untuk mempermudah terlaksananva
Dekeriaan tersebut.

Demikian pula dengan Bank Indonesia. Untuk melaksanakan tugas di bidang


moneter, Bank Indonesia punya alat-alat canggih yang dikenal dengan piranti
moneter, Piranti moneter tersebut adalah, Operasi Pasar Terbuka, penentuan tingkat
diskonto, dan penetapan cadangan wajib minimum bagi perbankan (reserve
requirements).

Berkaitan dengan peranannya di bidang moneter ini, Bank Indonesia juga


menentukan kebijakan nilai tukar, mengelola cadangan devisa, dan berperan sebagai
lender of the last resort. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai lender of the last
resort, Bank Indonesia dapat memberikan kredit atau pembiayaan kepada bank yang
mengalami kesulitan likuditas jangka pendek yang disebabkan oleh terjadinya
mismatch dalam pengelolaan dana dengan tetap memperhatikan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam UU No. 23
Tahun 1999.

3
Peranan Bank Indonesia Dalam Sistem Pembayaran

Selain tugasnya di bidang moneter dan perbankan, tugas Bank Indonesia lain yang
tidak kalah pentingnya adalah menyelenggarakan sistem pembayaran. Antara lain
dengan jalan memperluas, memperlancar, dan mengatur lalu lintas pembayaran giral
dan menyelenggarakan kliring antar bank.

Program pengembangan sistem pembayaran nasional yang telah dikembangkan,


antara lain, Sistem Kliring Elektronik Jakarta (SKEJ), Penetapan Jadwal Kliring T+ 0,
Bank Indonesia Layanan Informasi dan Transaksi antar Bank secara Elektronis (BI-
LINE), Sistem Real Time Gross Settlement (RTGS), dan Sistem Transfer Dana dalam
US dollar di Indonesia.

Bank Indonesia terus berupaya meningkatkan efisiensi sistem pembayaran nasional


dan memperkuat sistem pengawasan (oversight) sistem pengawasan dengan
mewujudkan perlindungan konsumen sistem pembayaran di Indonesia.

Di samping itu, terkait dengan tugasnya dalam bidang sistem pembayaran, Bank
Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang mengeluarkan dan
mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik uang tersebut dari peredaran.

Peranan Bank Indonesia Dalam Pembinaan dan Pengawasan Perbankan

Hingga akhir September 2000 terdapat 153 bank umum dan 7771 Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) yang beroperasi di Indonesia. Sebagai pembina dan pengawas
perbankan, Bank Indonesia bertindak seperti layaknya seorang "bapak" kepada
"anak"nya.

Bila ada anak yang nakal tentu seorang bapak akan berusaha memberitahu,
membina bahkan kalau perlu memarahi dalam rangka menjaga si anak agar terarah.
Demikian pula dalam melaksanakan tugas pembinaan dan pengawasan perbankan,
tugas Bank Indonesia sebagai "Bapak" adalah mengarahkan bagaimana agar tercipta
perbankan yang sehat serta bermanfaat bagi perekonomian masyarakat.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia menetapkan peraturan,


memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan atau kegiatan usaha tertentu dari
bank, melaksanakan pengawasan atas bank, dan mengenakan sanksi terhadap bank
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Di bidang pengawasan,
Bank Indonesia melakukan pengawasan langsung (on site supervision) maupun tak
langsung (off-site supervision).

Pengawasan langsung dilakukan baik dalam bentuk pemeriksaan secara berkala


maupun sewaktu-waktu bila diperlukan. Pengawasan tidak langsung dilakukan
melalui penelitian, analisis, dan evaluasi terhadap laporan yang disampaikan oleh
bank.

Sebagai upaya membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap sistem


keuangan dan perekonomian Indonesia setelah terjadinya krisis, Pemerintah dan

4
Bank Indonesia telah menempuh langkah restrukturisasi perbankan yang
komprehensif sejak tahun 1998.

Humas Bank Indonesia


Biro Gubernur
Jl. M.H. Thamrin No. 2 Lt. 2, Jakarta-Indonesia
Tel. 62-21 381-7187 Fax. 62-21-350-1867
e-mail : humasbi@bi.go.id
http://www.bi.go.id

You might also like