You are on page 1of 16

BAB I

Pendahuluan
Pada manusia reproduksi hanya berlangsung secara seksual. Sistem
reproduksinya dibedakan menjadi organ reproduksi pria dan wanita. Alat
kelamin pria berfungsi sebagai penghasil gamet jantan (spermatozoa). Alat
kelamin pria dibedakan menjadi alat kelamin luar dan alat kelamin dalam.
Alat kelamin luar berupa penis yang berfungsi sebagai alat kopulasi
(persetubuhan). Sedangkan organ reproduksi dalam pada pria terdiri atas
testis, saluran reproduksi dan kelenjar kelamin. Begitu pula dengan alat
kelamin wanita dibedakan menjadi alat kelamin luar dan alat kelamin dalam.
Fertilisasi (pembuahan) diawali dengan pembentukan spermatozoa di
dalam testis dan ovum di dalam ovarium. Pembentukan spermatozoa disebut
spermatogenesis dan pembentukan ovum disebut oogenesis. Sistem reproduksi
juga dapat mengalami gangguan akibat penyakit atau kelainan. Penyakit pada
sistem reproduksi dapat disebabkan oleh kuman penyakit, faktor genetik, atau
hormon.

1
BAB II
PEMBAHASAN
Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk
sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari
organisme penyebab infeksi. Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang
berhubungan dengan dunia luar, sehingga mikroorganisme penyebab penyakit
bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan. mikroorganisme ini biasanya
ditularkan melalui hubungan seksual.
Organ kelamin dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang
terdiri dari:
• ovarium (indung telur), menghasilkan sel telur
• tuba falopii (ovidak), tempat berlangsungnya pembuahan
• rahim (uterus), tempat berkembangnya embrio menjadi janin
• vagina, merupakan jalan lahir.

A. Organ Kelamin Luar


organ kelamin luar (vulva) dibatasi oleh labium mayor (sama dengan
skrotum pada pria). labium mayor terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar
sebasea (penghasil minyak); setelah puber, labium mayor akan ditumbuhi
rambut.Labium minor terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor dan
mengelilingi lubang vagina dan uretra.Lubang pada vagina disebut introitus dan
daerah berbentuk separuh bulan di belakang introitus disebut forset.Jika ada
rangsangan, dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan (lendir)
yang dihasilkan oleh kelenjar bartolin. Uretra terletak di depan vagina dan
merupakan lubang tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih. Labium
minora kiri dan kanan bertemu di depan dan membentuk klitoris, yang merupakan
penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria). Klitoris
dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit
depat pada ujung penis pria). Klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa
mengalami ereksi. Labium mayor kiri dan kanan bertemu di bagian belakang
membentuk perineum, yang merupakan suatu jaringan fibromuskuler diantara

2
vagina dan anus. Kulit yang membungkus perineum dan labium mayo sama
dengan kulit di bagian tubuh lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk
sisik. Sedangkan selaput pada labium minor dan vagina merupakan selaput lendir,
lapisan dalamnya memiliki struktur yang sama dengan kulit, tetapi permukaannya
tetap lembab karena adanya cairan yang berasal dari pembuluh darah pada lapisan
yang lebih dalam. Karena kaya akan pembuluh darah, maka labium minora dan
vagina tampak berwarna pink. Lubang vagina dikeliling oleh himen (selaput
dara). kekuatan himen pada setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama
kali melakukan hubungan seksual, himen bisa robek atau bisa juga tidak.

B. Organ Kelamin Dalam


Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling
bersentuhan sehingga tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka
(misalnya selama pemeriksaan atau selama melakukan hubungan seksual). Pada
wanita dewasa, rongga vagina memiliki panjang sekitar 7,6-10 cm. Sepertiga
bagian bawah vagina merupakan otot yang mengontrol garis tengah vagina. dua
pertiga bagian atas vagina terletak diatas otot tersebut dan mudah teregang.
Serviks (leher rahim) terletak di puncak vagina. Selama masa reproduktif,
lapisan lendir vagina memiliki permukaan yang berkerut-kerut. sebelum pubertas
dan sesudah menopause, lapisan lendir menjadi licin. Rahim merupakan suatu
organ yang berbentuk seperti buah pir dan terletak di puncak vagina. Rahim
terletak di belakang kandung kemih dan di depan rektum, dan diikat oleh 6
ligamen. Rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan korpus (badan rahim).
Serviks merupakan uterus bagian bawah yang membuka ke arah vagina. Korpus
biasanya bengkok ke arah depan. Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah
2 kali dari panjang serviks. Korpus merupakan jaringan kaya otot yang bisa
melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding ototnya
mengkerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina.
Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke
dalam rahim dan darah menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan
penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama

3
masa ovulasi (pelepasan sel telur). Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan
terlalu sempit sehingga selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya. Tetapi
pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa melewatinya.
Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan tidak
dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi. Pada saat
ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan
terjadilah pembuahan (fertilisasi). Selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar penghasil
lendir di serviks juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari.
Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke
tuba falopii untuk membuahi sel telur. Karena itu, hubungan seksual yang
dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan.
Lapisan dalam dari korpus disebut endometrium. Setiap bulan setelah siklus
menstruasi, endometrium akan menebal. Jika tidak terjadi kehamilan, maka
endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan. Ini yang disebut dengan
siklus menstruasi. Tuba falopii membentang sepanjang 5-7,6 cm dari tepi atas
rahim ke arah ovarium.
Ujung dari tuba kiri dan kanan membentuk corong sehingga memiliki
lubang yang lebih besar agar sel telur jatuh ke dalamnye ketika dilepaskan dari
ovarium. Ovarium tidak menempel pada tuba falopii tetapi menggantung dengan
bantuan sebuah ligamen.
Sel telur bergerak di sepanjang tuba falopii dengan bantuan silia (rambut
getar) dan otot pada dinding tuba. Jika di dalam tuba sel telur bertemu dengan
sperma dan dibuahi, maka sel telur yang telah dibuahi ini mulai membelah.
Selama 4 hari, embrio yang kecil terus membelah sambil bergerak secara perlahan
menuruni tuba dan masuk ke dalam rahim. Embrio lalu menempel ke dinding
rahim dan proses ini disebut implantasi.
Setiap janin wanita pada usia kehamilan 20 minggu memiliki 6-7 juta oosit
(sel telur yang sedang tumbuh) dan ketika lahir akan memiliki 2 juta oosit. Pada
masa puber, tersisa sebanyak 300.000-400.000 oosit yang mulai mengalami
pematangan menjadi sel telur. Tetapi hanya sekitar 400 sel telur yang dilepaskan
selama masa reproduktif wanita, biasanya setiap siklus menstruasi dilepaskan 1

4
telur. Ribuan oosit yang tidak mengalami proses pematangan secara bertahap akan
hancur dan akhirnya seluruh sel telur akan hilang pada masa menopause. Sebelum
dilepaskan, sel telur tertidur di dalam folikelnya. Sel telur yang tidur tidak dapat
melakukan proses perbaikan seluler seperti biasanya, sehingga peluang terjadinya
kerusakan pada sel telur semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya usia
wanita. Karena itu kelainan kromosom maupun kelainan genetik lebih mungkin
terjadi pada wanita yang hamil pada usianya yang telah lanjut.

C. Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi Wanita

Alat reproduksi wanita terdiri atas alat/organ eksternal dan internal, dan
sebagian besar terletak dalam rongga panggul. Eksternal (sampai vagina)
memiliki fungsi kopulasi dan bagian Internal memiliki fungsi ovulasi, fertilisasi
ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran.

Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-


hormo gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus –
hipofisis – adrenal – ovarium. Selain itu terdapat organ/system
ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi: payudara,
kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.

1. Genitalia Eksternal
a. Vulva
vulva ini terdiri dari beberapa organ wanita yaitu eksternal. Hal ini termasuk pad,
kecil bulat lemak yang melindungi tulang kemaluan. Menjangkau ke hampir ke
dubur adalah dua lipatan jaringan lemak, yang disebut "bibir lebih besar," untuk
melindungi alat kelamin bagian dalam. Hanya dalam dua "bibir kecil", yang
menyertakan pembukaan uretra (yang turun dari kantong tersebut) dan vagina.
Pada ujung atas, adalah proyeksi kecil, disebut “kulup” yang melindungi clitoris.

5
b. Mons pubis/mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas daerah
ini mulai ditumbuhi rambut pubis.

c. Labia mayor
labia utama (tunggal, labium) melampirkan dan melindungi organ-organ lain
reproduksi eksternal. Mereka sesuai dengan skrotum pada laki-laki dan terutama
terdiri dari lipatan bulat dari jaringan adiposa tertutup oleh kulit. Pada kulit luar
termasuk rambut banyak, kelenjar keringat, kelenjar andsebaceous, sementara di
dalamnya yang tipis dan berbulu. Labia utama terletak dekat bersama dan
memanjang dipisahkan oleh celah yang mencakup urethral dan pembukaan
vagina. Di depan, labia bergabung untuk membentuk ketinggian bulat dari
jaringan lemak yang disebut "mons pubis," yang ignimbrit simfisis pubis. Di
belakang, dekat anus, labia agak meruncing dan menggabungkan ke dalam labia
minor.

d. Labia minora
Labia (tunggal, labium) kecil ini diratakan memanjang ke lipatan terletak dengan
celah antara labia besar. Lipatan ini memperpanjang sepanjang kedua sisi ruang
depan. Mereka terdiri dari jaringan penghubung yang kaya disertakan dengan
pembuluh darah, yang menyebabkan penampilan merah muda. Di belakang, dekat
anus, labia minor bergabung dengan labia besar, sementara di depan mereka
berkumpul untuk membentuk sebuah tudung seperti meliputi antara lain sekitar
klitoris.

e. Clitoris
Klitoris adalah tonjolan kecil di bagian depan vulva antara labia minor. Meskipun
sebagian besar tertanam di sekitar jaringan, biasanya sekitar 2 cm dan 0,5 cm
diameter. Clitoris sesuai dengan penis pada pria dan agak mirip struktur. Hal ini
terdiri dari dua kolom jaringan ereksi, yang dipisahkan oleh septum dan
dikelilingi oleh meliputi dari padat, jaringan ikat berserat. Pada akar klitoris,

6
kolom jaringan berbeda untuk membentuk "krura," yang pada gilirannya melekat
pada sisi lengkungan kemaluan. Di depan, massa kecil jaringan ereksi membentuk
"kelenjar," yang kaya dengan disertakan dengan serat saraf sensorik.

f. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora.
Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium
urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan
duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
Introitus/orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis
bermukosa yaitu selaput dara/hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat
lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat,
oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen
dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya
berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous. Corrunculae
myrtiformis adalah sisa-sisa selaput dara yang robek yang tampak pada wanita
pernah melahirkan/para.Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang
(hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah
menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.

g. Vagina
vagina adalah bagian otot yang merupakan bagian dari organ seks wanita dan
yang menghubungkan leher rahim (serviks) dengan alat kelamin eksternal.
Vagina, yang kira-kira dua dan satu setengah sampai empat inci, memiliki dinding
berotot yang disertakan dengan banyak pembuluh darah. Dinding ini menjadi
tegak saat seorang wanita terangsang sebagai tambahan darah dipompa ke dalam
kapal. Vagina memiliki tiga fungsi: sebagai wadah untuk penis selama bercinta;
sebagai outlet untuk darah selama menstruasi, dan sebagai jalan bagi bayi untuk
melewati saat lahir.

7
Fungsi vagina: Untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid,
untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan). Bagian atas vagina terbentuk
dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu
fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri. Titik Grayenbergh
(G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina,
sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.

h. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma
pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis
transversus profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median
m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan,
kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah
ruptur.

2. Genitalia Internal
a. Uterus
Uterus atau rahim adalah organ yang berongga, otot di mana telur (zigot)
dibuahi, menjadi tertanam dan di mana telur diberi makan dan dibiarkan
berkembang sampai kelahiran. Terletak dalam rongga panggul di belakang
kandung kemih dan di depan usus besar. Rahim biasanya miring ke depan pada
sudut sembilan puluh derajat ke vagina, meskipun pada sekitar 20% dari
perempuan miring ke belakang. Rahim dilapisi dengan jaringan yang berubah
selama siklus menstruasi. Membangun jaringan ini di bawah pengaruh hormon
dari ovarium. Ketika hormon menarik setelah siklus menstruasi, pasokan darah
dipotong dan jaringan dan telur yang tidak dibuahi sebagai limbah.

Uterus terdiri dari :


1) fundus uteri ( dasar rahim ) bagian uterus yang terletak antara kedua
pangkal saluran telur.

8
2) korpus uteri. Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bagian ini
berpungsi sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat pada
korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim.
3) servik uteri. Ujung servik yang menuju puncak vagina disebut porsio,
hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis di
sebut,ostium,uteri,internum.
Dinding uterus terdiri dari :
1) endromentium ( epitel, kelenjar, jaringan dan pembuluh darah )
merupakan lapisan dalam uterus yang mempuyai arti penting dalam siklus
haid. Seorang wanita pada reproduksi, pada kehamilan endomentrium
akan menebal, pembuluh darah bertambah banyak hal ini diperlukan untuk
memberi makanan pada janin
2) miometrium ( lapisan otot polos ) tersusun sedemikian rupa hingga dapat
mendorong isinya keluar pada waktu persalinan. Sesudah plasenta lahir
akan mengalami pengecilan sampai keukuran normal sebelumnya.
3) lapisan serosa (peritonium verisal) terdiri atas ligamentum yang
mengguatkan uterus yaitu:
a. ligamentum kardinale kiri dan kanan, mencegah supaya uterus tidak
turun.
b. ligamentum sakro uterinum kiri dan kanan, menahan uterus supanya
tidak banyak bergerak.
c. ligamentum rotundum kiri dan kanan, menahan uterus agar tetap dalam
keadaan antlovleksi.
d. ligamentum latum kiri dan kanan, ligamentum yang meliputi tuba.
e. ligamentum infundibulo pelvikum ligament yang menahan tuba falopi.
Fungsi uterus:
untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama perkembangan,
sebutir ovum yang telah keluar dari ovarium dihantarkan melalui tuba
uterine keuterinis, pembuahan secara normal terjadi didalam tuba uterina,
endromentium disiapkan untuk menerima ovum yang telah dibuahi dan
ovum tertanam dalam endromentrium, pada waktu hamil uterus bertambah

9
besar dindingnya menjadin tipis tetapi kuat dan besar sampai keluar pelvis
masuk kedalam rongga abdomen pada masa pertumbuhan janin. Pada saat
melahirkan uterus berkondraksi mendorong bayi dan plasenta keluar.

b. Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus
dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama:
otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar
di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium
uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks,
dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan
(nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah
pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang.
Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar
mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein
kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan
mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.

c. Corpus uteri
Terdiri dari: paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum
latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot
polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan
sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri,
menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium.
Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri
berada di atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan
serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita.

10
d. Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale,
ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum
infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.
Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri
ovarica cabang aorta abdominalis.

e. Salping / Tuba Falopii


Tabung fallopi memanjang dari uterus ke ovarium. Tabung ini membawa telur
dan sperma dan adalah tempat fertilisasi telur, atau "ovum" terjadi. Saluran telur
terletak di bagian panggul dari rongga perut dan setiap tabung mencapai dari
indung telur untuk menjadi bagian atas rahim. Ini tabung berbentuk corong adalah
sekitar tiga inci panjangnya. Akhir lebih besar dari saluran dibagi menjadi
berbulu, jari-proyeksi seperti yang terletak dekat dengan ovarium. Memukul
proyeksi ini, bersama dengan kontraksi otot, memaksa sel telur ke saluran akhiri
kecil, yang membuka ke dalam rahim. Setelah hubungan seksual, sperma
berenang ini saluran dari uterus. Lapisan tabung dan sekresi yang
mempertahankan baik telur dan sperma, mendorong pemupukan dan bergizi telur
sampai mencapai rahim.

Tuba falopi terdiri atas :


a) Parst. Interstitialis, bagian yang terdapat di dinding uterus.
b) Parst. Ismika/ismus, merupakan bagian medial tuba yang sempit
seluruhnya.
c) Parst. Ampularis, bagian yang terbentuk saluran leher tanpak konsepsi
agak lebar.
d) Infundibulum. Bagian ujung tuba yang terbuka diseut frinbia untuk
menangkap telur kemudian menyalurkan telur kedalam tuba.
Fungsi tuba uterine. Mengantarkan ovum dari ovarium k eke uterius.
Menyediakan tempat untuk pembuahan, perjalanan ovum dibuahi

11
maka terjadi kehamilan ektropik, karena ovum tidak dapat bergerak
terus maka ovum tertanam dalam tempat yang abnormal, hal ini bisa
berakhir 8-10 minggu.

f. Pars isthmica (proksimal/isthmus)


Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali
transfer gamet.

g. Pars ampularis (medial/ampula)


Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan
pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding
tuba bagian ini. Pars infundibulum (distal) Dilengkapi dengan fimbriae serta
ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium.
Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan
ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.

h. Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).

i. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang
kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah
dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam
pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal
primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran
ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna
folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars
infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap”
ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh ligamentum
ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium.
Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.

12
3. ORGAN REPRODUKSI / ORGAN SEKSUAL EKSTRAGONADAL
a. Payudara
Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral.
Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak,
berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah
pengaruh hormon prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu
dialirkan melalui duktus yang bermuara di daerah papila / puting. Fungsi utama
payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormone
prolaktin dan oksitosin pascapersalinan. Kulit daerah payudara sensitif terhadap
rangsang, termasuk sebagai sexually responsive organ.

b. Kulit
Di berbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan
responsif secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong dan lipat paha dalam.
Protein di kulit mengandung pheromone (sejenis metabolit steroid dari keratinosit
epidermal kulit) yang berfungsi sebagai ‘parfum’ daya tarik seksual (androstenol
dan androstenon dibuat di kulit, kelenjar keringat aksila dan kelenjar liur).
Pheromone ditemukan juga di dalam urine, plasma, keringat dan liur.

4. POROS HORMONAL SISTEM REPRODUKSI


a. Badan pineal
Suatu kelenjar kecil, panjang sekitar 6-8 mm, merupakan suatu penonjolan dari
bagian posterior ventrikel III di garis tengah. Terletak di tengah antara 2 hemisfer
otak, di depan serebelum pada daerah posterodorsal diensefalon. Memiliki
hubungan dengan hipotalamus melalui suatu batang penghubung yang pendek
berisi serabut-serabut saraf. Menurut kepercayaan kuno, dipercaya sebagai
“tempat roh”. Hormon melatonin : mengatur sirkuit foto-neuro-endokrin
reproduksi. Tampaknya melatonin menghambat produksi GnRH dari hipotalamus,
sehingga menghambat juga sekresi gonadotropin dari hipofisis dan memicu
aktifasi pertumbuhan dan sekresi hormon dari gonad. Diduga mekanisme ini yang
menentukan pemicu / onset mulainya fase pubertas.

13
b. Hipotalamus
Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus.
Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai
hipofisis posterior (neurohipofisis). Menghasilkan hormon-hormon pelepas :
GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), TRH (Thyrotropin Releasing
Hormone), CRH (Corticotropin Releasing Hormone) , GHRH (Growth Hormone
Releasing Hormone), PRF (Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan juga
hormon-hormon penghambat : PIF (Prolactin Inhibiting Factor).

c. Pituitari / hipofisis
Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid. Menghasilkan hormon-hormon
gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang
pertumbuhan dan pematangan folikel (FSH – Follicle Stimulating Hormone) dan
hormon lutein (LH – luteinizing hormone). Selain hormon-hormon gonadotropin,
hipofisis menghasilkan juga hormon-hormon metabolisme, pertumbuhan, dan
lain-lain.

d. Ovarium
Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel
telur (ovum). Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen
(dari teka interna folikel) dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari
hormon-hormon gonadotropin.

e. Endometrium
Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi
hasil konsepsi. Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal
dan mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi,
endometrium rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringan haid. Jika ada
pembuahan / implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi.
Fisiologi endometrium juga dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon ovarium.

14
BAB III

KESIMPULAN dan SARAN

Kesimpulan

Sistem reproduksi pria dan wanita berbeda. Pada reproduksi pria


memiliki penis dan kelenjar testis untuk menghasilkan sperma, kematangan
sel sperma di tandai dengan mimpi basah pada usia pubertas Pada system
reproduksi wanita memiliki vagina dan ovarium untuk menghasilkan ovum.
Kematangan sel telur atu ovum ditandai menarche pada usia antara 13-16
tahun. Apabila terjadi pertemuan antara sel sperma dan sel ovum akan terjadi
kehamilan yang akan berkembang menjadi janin.

SARAN

Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh


semua orang. Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut
akan dapat menjaga alat reproduksinya untuk tidak digunakan secar bebas
tanpa mengatahui dampaknya, Pengetahuan yang diberikan harus mudah
dipahami, tepat sasaran, dan tidak menyesatkan. Dengan demikian orang
tersebut akan dapat menghadapi rangsangan dari luar dengan cara yang sehat,
matang dan bertanggung jawab.

15
DAFTAR PUSTAKA

 Jati, wijaya. 2007. Aktif biologi. Ganeca Exact, Jakarta

 D. A. Pratiwi, dkk. 2007. Biologi jilid 2. Erlangga, Jakarta

 Human Anatomy Online http ://www.innerbody.com/index.html

 http://fkunhas.com/penyakit-pada-sistem-reproduksi-20100722410.html

 http://www.kuliahbidan.wordpress.com

16

You might also like