Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
berkelanjutan dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai sasaran dan tujuan tertentu. Perkembangan ekonomi saat ini memicu
persaingan didalam negeri semakin bebas dan ketat sehingga diperlukan suatu
strategi bersaing yang baik dan terpadu karena persaingan adalah kunci dari
harus dihadapi oleh setiap organisasi bisnis. Kebutuhan masyarakat yang makin
tajam sehingga perusahaan harus mampu menditeksi apa yang menjadi kebutuhan
Cina dan India memiliki potensi yang sangat besar bagi pasar ritel. Sejalan dengan
pada pola belanja, kegiatan bisnis ritel atau bisnis eceran modern di Indonesia
menunjukan perkembangan pesat. Pada awal tahun 1980-an perkembangan pasar
besar dan pada awal 1990-an sampai dengan sekarang gerai perdagangan eceran
modern merambah kota-kota kecil. Catatan tahun 2008, pasar ritel barang
pada tahun 2008 sebesar 21 persen dan menempati urutan ke dua di Asia-Pasifik
setelah China. Adanya krisis global bukan berarti industri ritel tidak bisa
dimaksud dengan pasar modern adalah swalayan yang mana pelayanan dilakukan
sendiri oleh konsumen karena toko tidak menyediakan pramuniaga yang khusus
minimarket.
Minimarket merupakan pasar swalayan yang hanya memiliki satu atau dua
mesin kasir dan hanya menjual produk-produk kebutuhan dasar rumah tangga
memiliki lebih dari dua mesin kasir dan menjual kebutuhan dasar rumah tangga
yang lebih beragam dibanding minimarket serta menjual barang segar (fresh
yang dijual lebih beragam dan selain itu hypermarket menjual barang-barang
white goods atau elektronik seperti mesin cuci, air condisioner dan lainnya.
2
Khusus untuk minimarket, salah satu jenis pasar modern yang saat ini
sedang berkembang pesat menawarkan kemudahan karena lokasi toko atau gerai
atau waktu yang tidak lama dalam belanja dengan didukung luas dari toko atau
gerai tidak terlalu besar, sekitar 90-150 meter persegi dan menjual 3.000-4.000
nyaman dan aman dalam berbelanja, mudah dalam memilih barang-barang yang
tradisional, harga barang sudah pasti sehingga tidak perlu ditawar dan dapat
berbelanja berbagai keperluan dalam satu tempat saja sehingga akan menghemat
menjadi daya tarik tersendiri. Bisnis minimarket melalui jejaring waralaba dapat
dilihat pada persaingan bisnis ritel minimarket yang lebih banyak dilakukan oleh
dua pelaku utama yaitu Indomaret dan Alfamart yang sterus bertarung
PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk sebagai salah satu perusahaan dalam
industri ritel yang berupa minimarket dan termasuk perusahaan nasional yang
3
bergerak dalam bidang perdagangan umum dan jasa eceran yang menyediakan
didirikan pada tahun 1988, hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan gerai
minimarket Alfamart telah mencapai lebih dari 2..659 gerai sejak berdiri pada
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Gerai Minimarket
Minimarket Jumlah Gerai
(Unit)
2005 2006 2007 2008
Alfamart 1.263 1.753 2.266 2.659
Indomart 1.401 1.857 2.425 3.093
Sumber: Neilsen Media Research dalam SWA No. 06/XXV
digunakan dan telah diterapkan Alfamart saat ini diantaranya adalah pemilihan
sebagian gerai Alfamart dalam 24 jam, kemudahan pembayaran tidak tunai (non-
cash), terdapat fasilitas kartu anggota, dan penerapan strategi lainnya. Penerapan
dijadikan sebagai competitive strategy oleh Alfamart. Dalam penelitian ini penulis
ingin menganalisis strategi bersaing PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk. dalam
4
1.2. Perumusan Masalah
berikut :
Indonesia?
manajemen strategi terarah pada analisis lingkungan dan industri yang merupakan
faktor eksternal serta analisis internal berupa situasi perusahaan dan pemahaman
strategi bersaing yang telah diterapkan oleh perusahaan yang memberikan dampak
5
1. Melakukan analisis eksternal pada pertumbuhan industri ritel di Indonesia.
2. Melakukan analisis internal dan eksternal PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk
1. Bagi Akademisi
2. Praktisi
6
• Mencoba alternatif strategi yang mungkin dapat dipertimbangkan oleh
Penelitian ini merupakan studi kasus. Objek studi adalah PT. Sumber Alfaria
Trijaya Tbk.
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari PT. Sumber Alfaria Trijaya
Tbk sebagai objek yang diteliti yaitu dengan sistem observasi langsung pada
b. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang diperoleh oleh penulis yang bersumber
dari database yang terkait dengan penelitian tentang PT. Sumber Alfaria
Trijaya Tbk dan beberapa data yang berhubungan dengan objek penelitian,
meliputi data dari Badan Pusat Statistik, Departemen Keuangan, dan Bursa
Efek Indonesia.
7
1.6.3. Analisis Data
diformulasikan suatu strategi bersaing bagi PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk.
umum yang akan dianalisis meliputi aspek politik dan hukum, ekonomi,
pendatang baru, (2) Kekuatan tawar pembeli, (3) Kekuatan tawar pemasok,
8
1.6.5. Analisis Lingkungan Internal
target pasar yang dituju. Marketing mix ini terdiri dari empat komponen
Value Chain atau rantai nilai adalah rangkaian aktivitas yang dilakukan
produk (barang atau jasa) yang dihasilkannya. Aktivitas rantai nilai terdiri
dari dua kegiatan, yaitu primary activities dan support activities (Porter:
1980).
9
memberikan gambaran apakah sebuah entitas dalam posisi kuat atau tidak. SWOT
analysis didasarkan pada prinsip dasar bahwa penyusunan strategi harus bertujuan
pada usaha menciptakan good fit antar kemampuan sumber daya perusahaan yang
dapat dilihat pada keseimbangan antara kekuatan dan kelemahan perusahaan, serta
perusahaan dan ancaman yang berasal dari lingkungan perusahaan terhadap pasar
diformulasikan suatu strategi baru atau modifikasi dari strategi yang ada saat ini,
industri. Dalam struktur industri tertentu ini berarti bahwa semua perusahaan
dapat memperoleh hasil laba yang tinggi, sedangkan di industri yang lain,
keberhasilan dengan salah satu strategi generik mungkin diperlukan hanya untuk
mendapatkan hasil laba yang layak dalam artian mutlak. Tujuan utama dari
menggungguli perusahaan dalam suatu industri, yaitu: low cost leadership, focus
10
Analisis Visi, Misi dan
Tujuan Perusahaan
Analisis SWOT
Formulasi Strategi
Strategi Generik
Gambar 1.1
Kerangka Analisis
11
1.7. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan penelitian ini dibagi dalam lima bab yang terdiri dari:
Bab I. Pendahuluan.
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan
sistematika pelaporan.
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan
strategi bisnis perusahaan saat ini dan produk atau unit divisi yang dimiliki.
Dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan saran-
12
BAB II
LANDASAN TEORI
pemerintah, pemasok atau penyalur bahan, serikat kerja dan berbagai aspek bisnis
menerapkan strategi bersaing yang tepat. Strategi bersaing yang diterapkan harus
peluang. Ancaman adalah suatu kondisi dalam lingkungan umum yang dapat
13
bisa dikendalikan (uncontrollable), namun sangat mempengaruhi kinerja
masyarakat yang lebih luas yang mempengaruhi suatu industri dan perusahaan-
perusahaan yang ada di dalamnya. Lingkungan bisnis umum yang dapat menjadi
peluang maupun ancaman bagi perusahaan dan yang akan dianalisis meliputi
aspek politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. Lingkungan jauh ini tidak hanya
namun dapat juga menjadi hambatan dan ancaman. Berikut penjelasan mengenai
a. Faktor Politik
b. Faktor Ekonomi
14
Economic Force, yaitu perubahan indikator ekonomi yang dapat
negara meliputi:
• Gejala inflasi dan deflasi dalam harga barang-barang dan jasa. Bila
• Kebijakan moneter, tingkat suku bunga dan devaluasi atau revaluasi nilai
kegagalan strategi.
c. Faktor Sosial
15
masyarakat di lingkungan eksternal perusahaan yang berkembang dari
sosial mempunyai sifat yang dinamik dan selalu berubah sebagai akibat dari
lingkungan.
d. Faktor Teknologi
teknik produksi atau pemasaran. Beberapa hal yang termasuk faktor analisis
Lebih lanjut berikut tabel yang menunjukan beberapa variabel penting dalam
16
Tabel 2.1
Some Important Variables in The Societal Environment
Economic Technological Politic-Legal Sociocultural
• GDP • Total government •Antitrust • Lifestle changes
trends spending for R&D regulation • Career
• Interest • Total industry for •Environmetal expectations
rates R&D protection laws • Consumer
• Money • Focus on •Special activism
supply technological • Rate of family
incentives
• Inflation efforts formation
rates • Patent protection
•Foreign trade • Growth rate of
• Unemplo • New product regulations population
yment levels • New development •Attitudes • Age distribution
• Wage/pri in technology toward foreign of population
ce controls transfer from lab to companies • Regional shifts
• Devaluat marketplace •Laws on hiring inpopulation
ion/revaluation • Productivity and promotion • Life expectacies
• Energy improvements •Stability of • Brithrates
availability and through automation government • Pension plans
cost • Internet availability •Outsourcing • Health care
• Disposab • Telecomication • Level education
regulation
le and infrastructure
discretionary •Foreign “sweat
• Computer hacking
income activity shops”
• Currency
market
alat analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat persaingan dalam suatu
industri dan merupakan alat analisa yang cukup komprehensif untuk menilai
menarik tidaknya suatu industri (Porter : 1980). Five forces of competition terdiri
dari lima kekuatan persaingan yaitu: rivalry among existing firms, threat of new
17
entrants, threat of substitutes, bargaining power of suppliers, bargaining power
of buyers. Pemetaan model five forces of competition dapat dilihat pada gambar
berikut:
SUBSTITUTES
NEW
ENTRANTS
Gambar 2.1
Five Forces of Competition Model
merebut pasar seperti harga yang lebih rendah, pelayanan pelanggan yang
lebih baik, atribut yang lebih baik, garansi lebih lama, promosi special dan
inovasi produk baru (Thompson & Strickland III, 2004). Dalam menghadapi
bersaing yang baik, yaitu mempunyai suatu keunggulan tertentu yang tidak
18
Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja
• Biaya tetap yang besar; pada jenis industri yang mempunyai total biaya
19
• Kapasitas; Kapasitas selalu berkolelasi dengan biaya produksi per unit.
keluar dari industry. Hambatan ini dapat berupa aset khusus ataupun
pemain industri adalah sebagai berikut (Thompson & Strickland III, 2004):
capacity.
semakin rendah.
• Persaingan akan meningkat jika biaya untuk keluar dari industry lebih
tinggi daripada biaya untuk tetap berada dalam industry dan bersaing.
20
• Persaingan menjadi semakin meningkat jika terdapat pelaku yang tidak
agresif.
terstandardisasi.
beragam dalam visi, ambisi strategi, tujuan, sumber daya dan asal negara.
persaingan dikatakan tinggi jika tindakan yang dilakukan oleh pesaing dapat
21
menjadi bertambah, terjadinya persaingan dalam hal menarik pangsa pasar
dan sumber daya produksi yang terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan
ancaman bagi perusahaan yang telah ada. Ada beberapa faktor penghambat
pendatang baru untuk masuk ke dalam suatu industri yang sering disebut
• Skala ekonomis, mengarah pada upaya penurunan biaya per unit produk.
tidak menguntungkan.
sebuah produk dengan brand yang telah mapan atau telah dikenal.
Semakin tinggi loyalitas pembeli terhadap suatu brand yang telah mapan,
22
• Akses dari jalur distribusi. Perusahaan baru dalam melakukan operasinya
teknologi tersebut.
c. Threats of Subtitutes
Perusahaan yang berada dalam satu industri tertentu akan bersaing pula
subtitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama. Ancaman produk
subtitusi kuat apabila konsumen dihadapkan pada pilihan yang banyak dan
produk subtitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitas sama
23
• Bagaimana pembeli melihat atau memandang produk subtitusi
relevan.
mudah.
perusahaan
24
banyak pemasok, switching cost pemasok kecil, pembeli mempunyai tingkat
perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting dan memainkan peranan
membuat dan menawarkan produk dan adanya pertukaran produk dan nilai.
Terdapat dua faktor penting dalam marketing, yaitu competitor dan costumer.
Dalam analisis strategi pemasaran, yang menjadi perhatian khusus adalah pada
perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam target pasar yang dituju.
Marketing mix ini terdiri dari empat komponen yang lebih sering disebut sebagai
25
Value Chain atau rantai nilai adalah rangkaian aktivitas yang dilakukan oleh
(barang atau jasa) yang dihasilkannya. Setiap rangkaian aktivitas yang dilakukan
bersaing.
Margin
Infrastruktur Perusahaan
Aktivitas Human Resources Management
Pendukung
Technology Development
Procurement
Inbound
Outbond
Logistic Operation Marketing & Sales Service
Logistic
Margin
Aktivitas Primer
Gambar 2.2
Rantai Nilai
Aktivitas rantai nilai terdiri dari dua kegiatan, yaitu primary activities dan
support activities (Porter: 1980). Aktivitas primer adalah aktivitas yang terlibat
dalam penciptaan fisik produk dan penjualannya serta transfer ke pembeli dan
juga bantuan purna jual. Aktivitas pendukung mendukung aktivitas primer dan
mendukung satu sama lain dengan memberi masukan yang dibeli, teknologi dan
26
Terdapat lima kategori aktivitas primer yang diperlukan dalam bersaing di
suatu industri. Setiap kategori dapat dibagi menjadi beberapa aktivitas yang
b. Operasi (Operations)
menjadi bentuk barang setengah jadi atau produk barang akhir, seperti
27
untuk membeli, seperti iklan, promosi, tenaga penjual, penetapan kuota,
e. Pelayanan (Services)
semua kategori aktivitas primer akan hadir pada kadar tertentu dan
Aktivitas nilai pendukung yang diperlukan dalam berbagai industri dapat dibagi
a. Pembelian/Pengadaan (Procurement)
nilai perusahaan, bukan pada masukan yang dibeli itu sendiri. Masukan yang
produk dan juga aktiva tetap. Walaupun masukan yang dibeli biasanya
28
berbagai jenis, seperti rancangan peralatan untuk proses, baik penelitian
ke suatu sistem yang lain. Aktivitas tersebut akan melalui apa yang disebut rantai
nilai. Output yang berasal dari input. Bagaimana aktivitas rantai nilai yang
tingkat keuntungan.
29
2.4. Analisis SWOT
ancaman (threat) yang terdapat dalam industri tersebut. Analisis SWOT dapat
a. Kekuatan (Strength)
b. Kelemahan (Weakness)
c. Peluang (Opportunity)
d. Ancaman (Treat)
30
Ancaman adalah situasi atau suatu hal yang membahayakan posisi suatu
industri. Dalam struktur industri tertentu ini berarti bahwa semua perusahaan
dapat memperoleh hasil laba yang tinggi, sedangkan di industri yang lain,
keberhasilan dengan salah satu strategi generik mungkin diperlukan hanya untuk
mendapatkan hasil laba yang layak dalam artian mutlak. Tujuan utama dari
menggungguli perusahaan dalam suatu industri, yaitu: low cost leadership, focus
31
• Mempertahankan diri terhadap persaingan harga
pengganti.
strategi ini, perusahaan dapat lebih efektif dan efisien dibandingkan para
kompetitornya yang bersaing secara lebih luas dan umum. Perusahaan yang
32
BAB III
GAMBARAN PERUSAHAAN
bergerak dalam bidang perdagangan umum dan jasa eceran yang menyediakan
Kegiatan usaha perusahaan dimulai pada tahun 1989 bergerak dalam bidang
Utama (AMU) dengan merek dagang ”Alfa Minimart”. Sejak tahun 2002, SAT
eceran dalam format minimarket dan jasa waralaba. SAT bergerak di industri ritel
dalam kategori fast moving consumer goods (FMCG). Sampai dengan tanggal 30
33
September 2009, SAT mengoperasikan 12 Distribution Center (DC) dan 3194
gerai minimarket yang tersebar di pulau Jawa, Pulau Bali dan propinsi Lampung
Tabel 3.1
Sejarah Perkembangan Alfamart
27 Juni 1999 Pendirian: Pemegang saham:
PT. Alfa Mitramart Utama PT Alfa Retailindo, Tbk = 51%
PT Lancar Distrindo = 49%
18 Oktober 1999 Toko pertama dibuka dengan nama "Alfa Minimart"
di Jl. Beringin Raya, Karawaci, Tangerang.
1 Agustus 2002 Kepemilikan beralih pada: Pemegang Saham:
PT. Sumber Alfaria Trijaya. PT. HM Sampoerna, Tbk = 70%
PT. Sigmantara Alfindo = 30%
1 Januari 2003 Nama "Alfa Minimart" diganti menjadi "Alfamart".
18 September 2006 PT. Sumber Alfaria Trijaya Pemegang Saham:
PT. Sigmantara Alfindo = 60%
PT. Cakrawala Mulia Prima = 40%
7 - 9 Januari 2009 PT. Sumber Alfaria Trijaya menggelar penawaran umum saham
perdana (initial public offering) sebanyak 10%
15 Januari 2009 Pencatatan (listing) : Pemegang Saham:
PT. Sumber Alfaria Trijaya PT. Sigmantara Alfindo = 54%
Tbk Argo Volantis Pte. Ltd = 29,52%
PT. Cakrawala Mulia Prima = 6,48%
Masyarakat = 10%
a. Visi
b. Misi
34
• Memberikan kepuasan kepada pelanggan/konsumen dengan
• Selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal yang dilakukan dan
c. Strategi Perusahaaan
minimarket di Indonesia.
Social Responsibility).
35
• Pengembangan teknologi Sumber Daya Manusia.
a. Budaya Perusahaan
• Kerjasama Team.
b. Motto Alfamart
RUPS
Dewan Komisaris
Presiden Direktur
Managing Director
36
Direktur Franchise Gambar 3.1
Struktur Organisasi PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk
Keterangan:
1. Direktur Corporate Service
2. Direktur Audit 6. Direktur Finance
3. Direktur Corporate 7. Direktur Human Resources
Development 8. Direktur Property Development
4. Direktur Marketing 9. Direktur Marchandising
5. Direktur Information 10. Direktur Franchise
Technology
Kegiatan operasi SAT yang semakin meningkat diperlukan tenaga handal
karyawan SAT menurut status kerja pada tabel 3.2 dan komposisi karyawan
Tabel 3.2
Komposisi Karyawan Menurut Status Kerja
Keterangan 2006 2007 2008
(Orang)
Karyawan Tetap 10.074 10.790 11.149
Karyawan Tidak Teta 5.952 10.937 13.217
Jumlah 16.026 21.727 24.366
Tabel 3.3
Komposisi Karyawan Menurut Lokasi Kerja
Keterangan 2006 2007 2008
(Orang)
DC 4.591 7.049 7.600
Gerai 11.023 14.207 16.226
Lainya 412 471 540
Jumlah 16.026 21.727 24.366
sertifikasi dan penghargaan antara lain dipaparkan pada tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4
Prestasi Alfamart
Tahun Penghargaan
37
2006 • Sertifikasi ISO 9001:2000 Quality Management System
• Franchise Gold dari Asosiasi Franchise Indonesia dan majalah Info
Franchise
2007 • Rekor MURI atas jaringan mini market Pertama yang mendapatkan
sertifikasi ISO 9001:2000
• The Highest Store Equity Index berdasarkan survey Neilsen
Research
• The Best Brand Equity ainer Award dari APRINDO
2008 • The Dream Team Championship 2008 sebagai The Integrated
Market Development and Distribution System Champion dari Markplus
Inc, Indonesia Marketing Association dan majalah SWA
• The Best IT in Marketing, The Best Experiental Marketing, The
Best in Social Marketing, TOP Brand 2008 dari majalah Marketing dan
Frontier Consulting Group
• Indonesia Best Brand Award 2008 dari MARS Research Specialist
dan majalah SWA
• Superbrands 2008 dari Superbrand Indonesia
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di
industri ritel dalam kategori fast moving consumer good (FMCG) melalui format
kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan rumah tangga antara lain beras, minyak
goreng, gula pasir, susu dan makanan/minuman, permen, rokok serta barang-
barang personal care dan household care. Kegiatan SAT dilakukan melalui
cirebon, Cilacap, Lampung, Semarang dan Sidoarjo. Kantor pusat SAT berlokasi
gerai dan pendapatan hasil usaha lain-lain yang terdiri dari penyewaan gondola,
Desember 2006, 2007, dan periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal Juni 2008.
Tabel 3.5
38
Omset Penjualan Alfamart
2006 2007 2008
Keterangan
(Jutaan Rp)
Jabotabek 3.215.72 4.257.58 2.356.861
Pulau Jawa (diluar Jabotabek) 2 2 1.157.822
Sumatera 1.094.74 1.777.16 91.379
5 7
- 21.506
Jumlah 4.310.46 6.056.25 3.606.062
7 5
pada tanggal 30 September 2009 dan 2008, total penjualan bersih SAT adalah
a. Pemasok
yang baik dan harga kompetitif. Dalam upaya untuk menarik konsumen,
39
Dalam menjaga hubungan antara SAT dengan pemasok, Merchandising
utama yaitu:
yang akan dijual dan melakukan review produk ecara berkala dengan
marketing.
antara lain harga beli, listing fee, sewa menyewa gondola dan partisipasi
promosi.
40
b. Distribution Center (DC)
beberapa jenis barang seperti es krim, roti, buah dan telur disalurkan ke
Bandung
Cirebon
41
Cilacap
setiap DC. Untuk dapat mengantar produk ke berbagai gerai, sampai dengan
30 Juni 2008, SAT mengoprasikan armada yang terdiri dari sekitar 680 unit
truk yang sebagian besar disewa oleh SAT dari pihak ketiga untuk jangka
panjang.
c. Gerai Minimarket
gerai di suatu lokasi, SAT melakukan survey dan evaluasi terlebih dahulu
dengan cermat dan teliti. Survey dilakukan oleh tim khusus SAT yang
42
penduduk, kepadatan lalu lintas, fasilitas-fasilitas yang ada di sekitar lokasi
seperti bank dan ATM, serta informasi mengenai gerai-gerai sejenis yang
telah ada dan yang akan dibuka untuk mendapatkan gambaran mengenai
berikut.
3500 3194
3000 2659
2500 2266
2000 1755
1500 1293
922
1000 566
500
0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Jumlah Ge rai
Gambar 3.2
Pertumbuhan Gerai Alfamart
Tipe Gerai
Tipe gerai minimarket Alfamart terdiri dari 6 tipe berdasarkan jumlah rak
yang dimulai dari tipe 9 rak sampai dengan 54 rak dengan luas area sebesar
1. Persediaan
43
Setiap tipe gerai memiliki tingkat persediaan barang minimum yang
masing DC. Untuk barang dagangan yang tidak bisa disimpan terlalu
kecepatan tinggi.
keesokan harinya.
44
kesalahan penanganan barang dagangan, faktor eksternal dan sifat alami
dagangan.
2. Karyawan
yang dijual, termasuk lokasi atau tata letak dari masing-masing produk
Branch Manager
Area Manager
Area Coordinator
Kepala Toko
Karyawan:
Asisten kepala Toko
Merchandiser
Kasir
Pramuniaga
45
Gambar 3.3
Struktur Organisasi Gerai Alfamart
3. Jam kerja
Kebijakan SAT tentang jam kerja disesuaikan dengan jam buka gerai.
Gerai beroperasi tujuh hari dalam seminggu dimulai pukul 08.00 sampai
pukul 22.00 yang terbagi dalam dua shift kecuali gerai-gerai yang
terletak pada lokasi yang sibuk dan padat dapat beroprasi 24 jam yang
terbagi dalam tiga shift. Pada hari libur nasional dan hari-hari tertentu di
4. Penampilan Gerai
tentang kualitas produk dan pelayanan. Maka dalam hal tersebut, SAT
seperti front dan end gondola dan floor display kepada pihak ketiga, baik
46
menyewakan lokasi yang berada di luar gerai halaman atau area perkir
sebagai area untuk memasarkan serta menjual produk atau barang bagi
5. Store Management
hal-hal berikut:
dan pelayanan.
dan lainya.
47
• Pengendalian administrasi dengan
setempat.
untuk memiliki gerai minimarket Alfamart dengan cara kemitraan. Pengertian dari
waralaba minimarket Alfamart adalah toko atau minimarket yang dimiliki dan
(Franchise) dengan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Toko ini memakai merek
48
3500 3194
3000 2659
2500 2266
2000 1755
1500 1293
922
1000 566
500
0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Jumlah Gerai
Gambar 3.4
Pertumbuhan Jumlah Gerai Waralaba Alfamart
Keuntungan Terwaralaba
dengan Alfamart:
• Promosi pada saat pembukaan toko dan rencana sepanjang tahun selama 5
tahun
49
Bagi masyarakat yang tertarik untuk menjadi mitra Alfamart, terdapat
Empat langkah yang harus ditempuh oleh Terwaralaba Alfamart, yaitu presentasi
awal, lokasi yang tepat, presentasi lanjutan, perjanjian waralaba. Dan syarat yang
• Sudah atau akan mempunyai lokasi tempat usaha dengan luas 80 meter
2. Take over
Pembelian toko Alfamart yang sudah berjalan, dengan harga paket yang
untuk menjadi Terwaralaba Alfamart dijelaskan pada tabel 3.6, dan contoh
Tabel 3.6
Perkiraan Investasi Awal Waralaba Alfamart
Tipe Toko Item Barang Luas Area Jual Investasi
(Rak) (m2) (Juta Rp)
36 2.500 80 300
45 3.000 100 330
50
54 3.500 > 120 380
Tabel 3.7
Perincian Perkiraan Investasi Awal Waralaba Alfamart
Rincian Biaya
(Rp)
1. Franchise fee (biaya waralaba) selama 5 tahun 45.000.000,-
2. Renovasi sipil & listrik (mechanical & electrical) 120.000.000,-
3. Perijinan 15.000.000,-
4. Perlenglkapan toko & AC (Air Conditioner) 70.000.000,-
5. Komputerisasi 20.000.000,-
6. Promosi & pembukaan took 20.000.000,-
7. Shop sign & Sign pole 10.000.000,-
Total 300.000.000,-
Besarnya jumlah biaya royalti dapat dilihat pada table 3.8 berikut:
Tabel 3.8
Biaya Royalti
Penjualan Bersih Biaya Royalti
(Rp) (%)
0 s/d 75.000.000 0
75.000.000 s/d 100.000.000 2
100.000.000 s/d 150.000.000 2,5
> 150.000.000 3
BAB IV
bergerak dalam bidang perdagangan umum dan jasa eceran yang menyediakan
51
kebutuhan pokok sehari-hari melalui kelas minimarket yaitu Alfamart. Visi yang
ditetapkan oleh SAT adalah menjadi jaringan distribusi ritel yang terkemuka yang
kecil, pemenuhan kebutuhan dan harapan konsumen, serta mampu bersaing secara
global. Untuk bisa mencapai visi tersebut, SAT menetapkan misi yaitu:
SAT adalah perusahaan yang bergerak pada bidang perdagangan umum dan
telah terpenuhi maka akan tercipta konsumen yang loyal terhadap Alfamart.
Inti kepuasaan konsumen untuk industri ritel seperti Alfamart terletak pada
Produk yang dijual oleh Alfamart adalah produk yang melalui proses
pengawasan dan seleksi yang terjamin, karena setiap produk dari pemasok
harus melalui proses cheking dan packing di gudang kantor cabang, yang
konsumen.
52
2. Selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal yang dilakukan dan selalu
responsibility.
SAT merupakan perusahaan nasional yang bergerak pada industri ritel kelas
membuka peluang kepada perorangan atau badan usaha (Koperasi, CV, PT,
Pada saat ini, jumlah waralaba minimarket Alfamart telah mencapai 33,3%
dari seluruh gerai Alfamart yang ada di Indonesia yaitu sebanyak 798 gerai
53
pengembangan minimarket Alfamart. ISO 9001:2000 merupakan salah satu
internasional.
Bisnis ritel adalah penjualan barang secara eceran pada berbagai tipe gerai
seperti kios, pasar, department store, butik dan lain-lain (termasuk juga penjualan
menjadi dua kelompok besar, yakni ritel tradisional dan ritel modern. Ritel
Ritel Modern pertama kali hadir di Indonesia saat Toserba Sarinah didirikan
pada 1962. Pada era 1970 sampai dengan 1980-an, format bisnis ini terus
asing di Indonesia dengan beroperasinya ritel terbesar Jepang dengan merek Sogo.
Keppres no. 96 th 1998, dalam kebijakan tersebut diatur mengenai bisnis ritel
yang dikeluarkan dari negative list bagi Penanaman Modal Asing (PMA). Saat ini,
terdapat banyak jenis ritel modern di Indonesia, yang meliputi Pasar Modern,
54
Trade Centre, dan Mall/Supermall/Plaza. Format-format ritel modern ini akan
Tabel 4.1
Karakteristik Beberapa Jenis Ritel Modern
Uraian Pengertian Metode Penjualan
Mall/Super Sarana untuk melakukan perdagangan, Dilakukan secara eceran langsung
mall/Plaza rekreasi dan sebagainya yang terdiri dari pada konsumen akhir, dimana
banyak outlet yang terletak dalam outlet-outletnya menerapkan baik
bangunan/ruang yang menyatu. metode swalayan maupun dibantu
oleh pramuniaga.
Trade Pusat jual beli barang, sandang, papan, Dilakukan secara eceran dan
Centre kebutuhan sehari-hari dan lain-lain grosir; umumnya dibantu oleh
secara grosiran dan eceran yang pramuniaga.Dapat dilakukan tawar
didukung oleh sarana yang lengkap menawar harga barang.
seperti restoran/food court.
Speciality Sarana penjualan yang hanya Dilakukan secara eceran, langsung
Store memperdagangkan satu kelompok pada komsumen akhir dengan cara
produk saja. Trend saat ini adalah produk swalayan.
elektronik dan bahan bangunan dalam
skala yang cukup besar.
Pasar Sarana penjualan barang-barang
Dilakukan secara eceran, langsung
Modern kebutuhan rumah tangga termasuk pada konsumen akhir dengan cara
kebutuhan Sembilan bahan pokok swalayan (pembeli mengambil
sendiri barang dari rak-rak
dagangan dan membayar dikasir)
Department Sarana penjualan berbagai macam Dilakukan secara eceran dan cara
Store kebutuhan sandang dan bukan kebutuhan pelayanan umumnya dibantu oleh
Sembilan bahan pokok, yang disusun pramuniaga.
dalam bagian terpisah dalam bentuk
counter.
Sumber: Peraturan Presiden no. 112 th 2007
Sementara itu, untuk pasar modern di Indonesia saat ini, terdapat tiga jenis
beberapa hal yang membedakan dari ketiga jenis pasar modern tersebut,
55
Tabel 4.2
Karakteristik Pasar Modern di Indonesia
Uraian Minimarket Supermarket Hypermarket
Barang yang Berbagai macam kebutuhan rumah tangga termasuk kebutuhan
diperdagangkan sehari-hari
Jumlah Item < 5000 item 5000-25000 item >25000 item
Jenis Produk • Makanan • Makanan • Makanan
Kemasan • Barang-barang rumah • Barang-barang
• Barang- tangga rumah tangga
barang • Elektronik
hygienis • Busana/Pakaian
pokok • Alat Olahraga
Model Dilakukan secara eceran, langsung pada konsumen akhir dengan
Penjualan cara swalayan (pembeli mengambil sendiri barang dari rak-rak
dagangan dan membayar di kasir)
Luas Lantai Maks 400 m2 4000-5000 m2 >5000 m2
Usaha
Luas Lahan Minim Standard Sangat luas
Parkir
Modal s/d Rp. 200 juta Rp.200juta–Rp.10Milyar > Rp. 10 Milyar
(Diluar tanah
dan bangunan)
Sumber: Peraturan Presiden No. 112 th. 2007
Indonesia. Pada 2004 – 2008, omset Pasar Modern rata-rata bertumbuh 20,56%
per tahun, tertinggi dibanding format ritel modern yang lain. Omset Department
Store, Specialty Store dan format ritel modern lainnya masing-masing meningkat
56
Pasar Modern Department Store
Specialty Store Lainnya
55.45
44.85
38.87
31.86
26.95
5.45 4.62 5.99 5.83 6.26 6.51 6.43 6.55 6.68 6.76
1.18 1.52 1.56 1.57 1.61
Gambar 4.1
Perkembangan Omset Ritel Modern 2004-2008 (Rp Triliun)
Keterangan:
a. Pasar Modern (stand alone maupun yang berokasi di trade center atau di
mall)
b. Department Store (stand alone maupun yang berlokasi di trade center atau
di mall)
c. Specialty Store (stand alone maupun yang berlokasi di trade center atau di
mall)
d. Lainnya (factory outlet, butik, counter merk-merk tertentu seperti Guess,
Esprit, dll baik yang stand alone maupun yang berlokasi di trade centre atau
mall-mall tetapi bukan yang berlokasi di Department Store)
semakin menguasai pangsa omset ritel modern. Pada 2004, market share omset
pasar modern adalah 70,5% dari total omset ritel modern di Indonesia. Pada tahun
2008 telah meningkat menjadi 78,5%. Selain itu, jika dibandingkan terhadap total
omset industri ritel di Indonesia (ritel modern dan ritel tradisional), pangsa omset
pasar modern juga mengalami peningkatan dari 18,3% pada 2004, menjadi 24,4%
pada 2008. Perincian perkembangan market share ritel modern periode 2004-2008
57
Tabel 4.3
Perkembangan Market Share Ritel Modern, 2004-2008
Deskripsi 2004 2005 2006 2007 2008
Omset Pasar Modern(Triliun Rp) 27,0 31,9 38,9 44,8 55,4
Total Omset Bisnis Ritel Modern (Triliun Rp) 38,2 45,2 53,2 59,4 70,5
Omset Pasar Modern terhadap Ritel Modern 70,5 70,5 73,1 75,5 78,5
(%)
Total Omset Ritel Nasional (Triliun Rp) 146, 161, 183, 198, 227,4
9 4 4 0
Omset Pasar Modern terhadap 18,3 19,7 21,2 22,6 24,4
Total Bisnis Ritel (%)
Sumber: AC Nielsen, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia
Indonesia sangat dibatasi, namun perkembangan ritel modern sangat baik dalam
beberapa tahun terakhir. Pada lima tahun yang lalu persebaran pasar modern
Jabotabek, namun saat ini persebaran dan pembangunan pasar modern sudah
Perkembangan pasar modern juga tidak hanya dari persebarannya saja, namun
dari segi target pasar. Awalnya pasar modern hanya untuk kalangan A consumers
58
Tabel 4.4
Sebaran Gerai-Gerai Pasar Modern 2008 (Unit)
Propinsi Minimarket Supermarket Hypermarke Total
t
Pulau Jawa 8.775 940 107 9.822
DKI Jakarta 3.968 317 40 4.325
Jawa Barat 1.300 194 29 1.523
Banten 1.004 28 14 1.046
Yogyakarta 406 45 4 455
Jawa Tengah 979 172 4 1.155
Jawa Timur 1.118 184 16 1.318
Pulau Sumatra 954 195 11 1.160
Sumatra Utara 412 74 6 492
Riau & Batam 96 62 2 160
Sumatra Barat 205 23 - 228
Sumatra Selatan 206 27 3 236
Lampung 35 9 - 44
Bali 200 52 2 254
Pulau Sulawesi 104 48 7 159
Sulawesi Selatan 56 37 6 99
Sulawesi Utara 48 11 1 60
Pulau 112 56 3 171
Kalimantan
Kalimantan Selatan 40 19 1 60
Kalimantan Timur 43 23 1 67
Kalimantan Barat 29 14 1 44
Papua 28 10 - 38
Lain-lain 116 146 - 262
Total 10.289 1.447 130 11.866
Sumber: Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia
59
mengeluarkan bisnis ritel dari negative list bagi Penanaman Modal Asing
Oleh karena itu, selain perkembangan pesat pasar modern skala besar,
60
terciptanya perubahan penguasaan pangsa pasar ritel dari pasar
tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan tertentu bagi
peluang bagi setiap pelaku usaha yang memiliki modal cukup untuk
konsumen tumbuh di sektor ritel ini. Hadirnya pilihan ini, menjadi kontribusi
positif dari nilai strategis bagi perkembangan industri ritel di Indonesia saat
ini.
61
berbelanja, memang sangat mudah diwujudkan oleh pelaku usaha dengan
kemampuan modal besar. Sebaliknya untuk pelaku usaha kecil yang tidak
memiliki kemampuan finansial dan manajemen akan terus terpuruk dan mati
nasional yaitu:
Keppres No. 77 tahun 2007. Salah satu peraturan yang diatur dalam
merupakan salah satu bentuk ritel modern yang tertutup bagi PMA
• Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007 tentang penataan dan pembinaan
tata letak dan pemilihan lokasi pusat perbelanjaan dan took modern. Inti
dan pemasok.
62
Terbitnya Permendag 53/2008 itu bertujuan untuk pemberdayaan pasar
tersebut mengatur detil usaha ritel termasuk hubungan antara peritel dan
b. Faktor Ekonomi
Industri ritel merupakan salah satu industri yang dipengaruhi oleh indikator
ritel tercermin pada daya beli masyarakat yang rendah yang diakibatkan oleh
jumlah tabungan yang turun dan pengaruh lain seperti nilai tukar rupiah.
Oleh karena itu industri ritel perlu menganalisis indikator ekonomi makro
tukar mata uang serta tingkat inflasi, monetary policy dan fiscal policy yang
63
Tabel 4.5
Perkembangan Asumsi Makro 2007-2010
2007 2008 2009 2010
Indikator Makro Perkiraan
Realisasi Realisasi APBN APBN
Realisasi
a. Per 6.3 6.2 6.0 4.3-4.5 5.5
tumbuhan ekonomi (%)
b. Laj 6.6 11.4 6.2 4.4-6.0 5.0
u Inflasi (%)
c. Tin 8.0 9.3 7.5 7.9 6.5
gkat bunga SBI (%)
d. Nil 9140.0 9691.1 9400 9901-10720 10000
ai Tukar (Rp/US$1)
e. Har 69.7 96.8 80.0 57.08-61 65
ga Minyak (US$/barel)
f. Tin 0.899 0.931 0.960 0.871-0.96 0.965
gkat produksi minyak
(juta barel/hari)
Sumber: Departemen Keuangan
Kondisi makro ini akan berdampak pada beberapa faktor ukuran kinerja
• Pertumbuhan Ekonomi
serapan tenaga kerja terbesar kedua, yakni 21,1 juta orang, setelah sektor
mendekati Rp700 triliun atau 14% dari PDB dan menempati urutan
64
punggung ekonomi nasional. Dengan kata lain pertumbuhan industri
hal ini sangat mungkin terjadi karena terpengaruh dari krisis global pada
65
menurunnya daya beli masyarakat, namun bagi industri ritel yang
necessities) atau ritel yang menjual jenis fast moving consumer goods
• Inflasi
2009, dan menjadi 4,5% dalam APBN-P 2009. Secara tahunan, laju
disebabkan karena pada periode yang sama tahun 2008 tersebut terjadi
yang sama tahun 2008 yang mencapai 0,97%. Peningkatan inflasi pada
Fitri 1430 H.
66
Jika dikaitkan dengan bisnis ritel maka pola belanja masyarakat atau
mencapai rata-rata Rp. 10.720 per US$, atau melemah jika dibandingkan
mencapai Rp. 9.245 per US$. Namun demikian rata-rata nilai tukar
rupiah pada bulan September 2009 menguat menjadi Rp. 9.901 per US$,
mencapai Rp. 9.978 per US$. Penguatan nilai tukar rupiah ini
disebabkan antara lain karena adanya aliran modal asing yang terus
oleh perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, karena jika nilai mata
67
dengan kata lain harga untuk memasarkan atau menjual produk tersebut
Tingkat suku bunga SBI menjadi patokan bagi bank-bank umum untuk
yang rendah akan berimbas pada biaya modal yang rendah dan dapat
68
khususnya, meningkatnya harga minyak juga dapat berpengaruh
(tarif dasar listrik), TDT (tarif dasar telepon), tarif angkutan dan harga
c. Faktor Sosial
peralihan dari konsep toko-toko lokal atau toko-toko di jalan utama menjadi
situasi toko yang berskala nasional dan internasional dalam bentuk pusat-
Ada atau Departemen Store dan sebagainya. Bisnis ritel di Indonesia tumbuh
bagi pasar ritel, dan jika dikaitkan dengan jumlah penduduknya yang
Tabel 4.6
Jumlah Penduduk Terbesar di Dunia
No. Negara Penduduk (Jiwa)
1 Republik Rakyat Cina 1.298.847.624
2 India 1.065.070.607
3 Amerika Serikat 293.027.571
4 Indonesia 238.452.952
5 Brasil 184.101.109
Sumber: CIA World Factbook 2004
69
Industri ritel berkembang seiring dengan perubahan yang juga terjadi
juga menyangkut berbagai hal yang lebih terkait dengan aspek psikologis
sebagainya.
maka kini kedatangan konsumen tidak hanya dipicu oleh hal tersebut.
Kecenderungan ini merupakan sebuah hal yang tidak dapat dihindari lagi
dalam perkembangan ritel saat ini. Hal yang luar biasa adalah kemampuan
para peritel besar ini, untuk menciptakan brand image, yang tertanam di hati
menjadi wahana libur keluarga dan ajang rekreasi. Perubahan sosial dari
70
masyarakat inilah yang pada akhirnya menjadikan daya tarik yang besar bagi
d. Faktor Teknologi
Persaingan yang semakin tajam di antara pelaku ritel lokal maupun asing
yaitu sebagai perusahaan yang fokus dalam bisnis penjualan barang kepada
konsumen. Salah satu bagian utama yang muncul dalam meningkatkan core
global adalah untuk membangun sebuah rantai nilai lengkap (value chain)
persediaan barang yang dijual mutlak harus dilakukan karena usaha mereka
71
menuntut manajemen mencari cara agar bisa mendapatkan barang dengan
harga murah dan pada akhirnya menjualnya kembali dengan harga yang
disediakan. Karena itulah agar dapat membuat keputusan secara cepat dan
72
adalah informasi yang berhubungan dengan profil perusahaan, promo,
Khusus untuk B2B yang tersedia pada situs tersebut adalah untuk
dengan beberapa bank mitra yaitu BCA dan BNI. Alfamart menerapkan
debet atau serta melayani adanya tarik tunai di gerai minimarket Alfamart.
tertentu dan mendapatkan reward dari poin yang terkumpul, sementara itu
volume transaksi customer dalam interval waktu tertentu dan data base bagi
Tabel 4.7
Ringkasan Analisis Lingkungan Bisnis Umum
Faktor Politik dan - Keppres No. 96/1998
Hukum - Keppres No. 99/1998
- Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan
No. 107/MPP/Kep/2/1998
- Keppres No. 96/2000
- Perpres No. 111/2007
- Perpres No. 112/2007
73
- Peraturan Menteri Perdagangan
No. 53/M-DAG/PER/12/2008
Faktor Ekonomi - Pertumbuhan ekonomi
- Laju inflasi
- Tingkat bunga SBI
- Nilai tukar Rupiah
- Harga minyak
- Tingkat produkdi minyak
Faktor Sosial - Perubahan perilaku dan gaya hidup masyarakat
- Pengetahuan konsumen yang semakin baik serta
mengutamakan kenyamanan dalam berbelanja
Faktor Teknologi - Penggunaan teknologi pada rantai pasokan
merupakan alat analisa yang cukup komprehensif untuk menilai menarik tidaknya
Pelaku bisnis pada industri ritel di Indonesia tidak hanya berasal dari
dalam negeri, namun diramaikan juga oleh pelaku ritel asing, karena
Industri ritel merupakan industri yang terbuka bagi penanaman modal dalam
negeri dan penanaman modal asing. Indonesia memiliki potensi yang sangat
besar bagi pasar retail, dengan jumlah penduduk ke-empat terbesar di dunia
74
Regulasi pemerintah dan krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998
memberikan peluang yang sangat besar bagi retailer asing untuk masuk ke
Indonesia. Dengan nilai tukar rupiah yang sangat lemah, mereka memiliki
lokal. Sampai saat ini tercatat beberapa retailer asing yang melakukan
Tops, Lions dengan Superindo, Dairy Farm dengan Hero, dan IGA
tinggal diam. Retailer lokal banyak belajar dari masuknya retailer asing
meninggalkan merek gerai Galeria dan Mega M-nya. Kini mereka lebih
display, misalnya Alfa, Diamond, Tip Top dan Hari-Hari. Di sisi lain
75
Tabel 4.8
Perusahaan Ritel Beromzet Tinggi di Indonesia
Omzet Omzet
Jml. toko Jml. toko
Perusahaan ritel (Triliun Rp) (Triliun Rp)
2005 2006
Matahari Putra Prima 183 6,59 213 8,53
Carrefour Indonesia 20 5,74 24 7,23
Hero Supermarket 262 4,26 286 5,09
Ramayana Lestari Sentosa 93 4,30 89 4,85
Mitra Adiperkasa 481 2,70 559 3,13
Indomarco Prismatama 1.401 2,25 1.800 3,03
Sumber Alfaria Trijaya 1.180 1,90 1.475 2,85
Alfa Retailindo 34 1,90 34 1,99
Lion Super Indo 46 1,75 49 1,88
Gramedia Asri Media 61 1,33 63 1,49
Sumber: Majalah Retail Asia, 2007
menunjukan revalitas yang tinggi dari beberapa retailer besar, baik asing
dominasi beberapa pemain lama seperti Hero yang berubah nama menjadi
tinggi diramaikan oleh model waralaba dari beberapa pemain kuat seperti
dalam hubungan antara hambatan masuk dan hambatan keluar dari sektor
juga tinggi.
76
Industri ritel di Indonesia mempunyai peluang yang baik dalam
dalam industri ritel juga dipengaruhi oleh Keppres No 99 Tahun 1998 yaitu
modal dalam negeri atau penanam modal asing. Dengan adanya Keppres No
99 Tahun 1998 maka hambatan memasuki sektor ritel semakin terbuka dan
hal ini memicu ancaman pendatang baru semakin besar. Hal ini dapat dilihat
dari masuknya retailer asing yang masuk secara agresif, dari sebelumnya
seperti masuknya Delhaize di Lion Superindo, Dairy Farm pada Hero, dan
Carrefour.
dibutuhkan untuk masuk dalam industri ritel ini tidak menjadi hambatan
bagi masuknya pendatang baru khususnya bagi ritel asing, karena ritel asing
yang besar dan selain itu memiliki pengetahuan, strategi serta pengalaman
asing atau minimarket asing hanya dapat masuk ke Indonesia melalui sistem
77
yang melarang investasi langsung minimarket asing. Maka bagi minimarket
dari pendatang baru pada industri ritel adalah tinggi, namun ancaman
pendatang baru pada industri ritel ini bersifat uncontrollable karena di luar
h. Threats of Subtitutes
paling tinggi adalah pada pasar tradisional, dapat dilihat pada hasil riset
Nielsen Indonesia dalam Tren Ritel dan Perilaku Belanja 2009 (Retail and
tergantikan oleh ritel modern yaitu adanya kesempatan tawar menawar harga
di pasar tradisional dan terkadang tidak berlakunya prinsip cash and carry
karena adanya kepercayaan yang tinggi antara penjual dan pembeli. Selain
78
itu, jumlah dari pasar tradisional yang cukup banyak di Indonesia
Tabel 4.9
Struktur Pengecer di Indonesia
Struktur Pengecer di Indonesia
Sektor 2004 2005
Toko Tradisional 1.745.58 1.787.897
8
Convenience store 154 115
Supermarket 6.560 7.606
• Sub-Supermarket 956 1.141
• Minimarket 5.604 6.456
Large Format Store 90 107
• Hipermarket 68 83
• Warehouse clubs 22 24
Total toko eceran 1.752.39 1.795.725
3
Sumber: AC Nielsen 2006
melalui suatu jaringan (internet) dan komputer atau kegiatan jual beli barang
79
atau peralatan pendukung seperti komputer dan jaringan internet, serta resiko
modern yaitu pasar tradisional dan e-commerce, namun ancaman dari produk
subtitusi adalah kuat. Hal ini dapat terlihat dari omset pasar modern yang
setiap tahunnya meningkat walaupun dari segi kapasitas pasar modern lebih
pemasok akan terkait dengan industri ini dan pemasok akan berusaha
80
makin memperkuat posisi tawar dari retailer dalam melakukan
dimana mereka telah memiliki jaringan global yang kuat dalam order
produk yang sulit dilakukan oleh ritel nasional. Penentu kekuatan tawar
81
Dalam kebijakan tersebut terdapat aturan yang jelas antara pemasok
Kekuatan tawar menawar dari pembeli pada industri ritel adalah tinggi
dan selain itu produk ritel merupakan produk standar atau tidak
ini tidak terlepas dari promo dan iklan yang di lakukan oleh pelaku
82
Tabel 4.10
Ringkasan Analisis Lingkungan Industri
Rivalry among competing Firms - Pesaingan antar retailer adalah kuat
- Rivalitas yang kuat pada retailer kelas
minimarket antara Alfamart dan Indomart
Threats of new entrants - Ancaman pemain baru adalah kuat
- Sangat dipengaruhi oleh regulasi pemerintah
Threats of subtitutes Subtitusi pasar modern adalah:
- Pasar Tradisional (kuat)
- E-Commerce (rendah)
Bargaining power of suppliers Kekuatan tawar pemasok adalah rendah,
dipengaruhi oleh:
- Banyaknya jumlah pemasok
- Ketergantungan yang tinggi dari pemasok
kepada retailer
Bargaining power of buyers Kekuatan tawar pembeli adalah kuat,
dipengaruhi oleh:
- Banyaknya alternatif pilihan
- Switching cost rendah
- Pembeli memiliki pengetahuan yang baik
Marketing mix adalah suatu strategi yang sering dipakai perusahaan sebagai
Variabel-variabel yang ada di dalam analisis marketing mix terdiri dari empat
komponen yang lebih sering disebut sebagai 4P pemasaran adalah: produk, harga
Marketing mix yang diterapkan pada setiap jenis produk berbeda, volume
penjualan dan laba dapat dimaksimumkan jika strategi marketing sesuai dengan
83
barang industri. Mengacu pada objek penelitian yaitu PT. Sumber Alfaria Trijaya
Tbk dengan merek ritel minimarket Alfamart dimana produk yang ditawarkan
adalah barang konsumsi sehingga identifikasi atas 4 variabel marketing mix harus
marketing mix PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk dipaparkan sebagai berikut:
beraneka ragam dengan varietas sekitar 3000 jenis merek produk lokal
ditambah dengan merek private label yaitu Pasti, selain itu produk yang
kualitas produk yang sangat ketat mulai dari pendistribusian barang dari DC
sampai penjualan akhir di gerai Alfamart. Dari segi brand, Alfamart telah
2006, Hot Brand in 2007, Top Brand 2008, Indonesia Best Brand Award
2008 dan yang terakhir adalah menjadi peringkat pertama dalam Top Brand
84
2009 untuk ritel kelas minimarket (Majalah Marketing No.07/IX/Juli 1009).
Format dasar yangg melandasi jenis produk yang dijual di Alfamart adalah
produk yang baik dan tidak campur aduk serta menjangkau konsumen
berbagai kelas.
menyadari bahwa harga merupakan suatu hal yang sangat sensitif sekali bagi
konsumen, bagi ritel yang dapat menjual produk dengan harga yang lebih
memicu persaingan harga antar ritel khususnya antar sesama ritel kelas
yang ditawarkan bisa lebih rendah dibandingkan harga yang ditawarkan oleh
Dilihat dari segi harga, saat ini Alfamart berusaha menerapkan harga produk
sesuai dengan daya beli konsumen, harga produk sesuai dengan kualitas
85
sesuai dengan harga produk dipasaran dan penempatan label harga terlihat
tertentu
spesial
Jumlah gerai minimarket Alfamart saat ini telah mencapai 3194 gerai
86
dengan kantor cabang dan Distribution Center (DC) sebanyak 12 DC yang
atau Tegal, segala bentuk urusan administratif sampai dengan teknis dan
Cilacap.
87
perusahaan ritel yang bergerak pada kelas minimarket melalui minimarket
(madu) dan pintar mencari tempat yag paling sesuai untuk membina
daftar produk yang sedang promosi dan discount. Katalog dan pamflet
88
serta relevansi konsep dan isinya terhadap situasi pasar dan tren
bulannya.
informasi oleh penjaga kasir bahwa saat ini terdapat promosi discount
pasar, diantaranya:
89
• Psychographic: segmentasi dibagi menjadi kelompok yang berbeda
status sosial.
menyediakan kebutuhan pokok dan sehari-hari dengan luas kurang dari 250
suatu daerah pemukiman atau area perumahan, fasilitas publik dan gedung
Target demografi meliputi ibu rumah tangga, anak-anak dan kelas menengah
sebelum membeli.
sebagai tempat berbelanja yang mudah dijangkau dan nyaman, dengan jenis
tercermin dari logo yang digunakan yaitu ”Belanja puas, harga pas”.
90
Tabel 4.11
Ringkasan Analisis Marketing Mix
Analisis bauran - Alfamart menyediakan produk konsumen dan kebutuhan
produk pokok sehari-hari
- 2500-3500 item barang
- Private label Alfamart yaitu ”Pasti”
Analisis bauran - Alfamart menerapkan harga produk yang kompetitif
harga - Harga produk sesuai dengan daya beli konsumen
- Menerapkan discount dan penawaran khusus
Analisis bauran - 12 Distribution Center
lokasi - 3194 Gerai Alfamart
Analisis bauran - Iklan di Televisi
promosi - Banner, flyer dan gondola
- Katalog dan pamflet
- Program product of the month
- Alfamart memiliki maskot seekor lebah bernama Albi
(Alfamart Bee)
Analisis strategi - Geographic
segmentasi - Demographic
- Psychographic
- Behavioral Segmentation
Analisis strategi ”Belanja Puas, Harga Pas”
positioning
sering berbeda, walaupun perusahaan dalam jenis industri yang sama, karena
Terkait dengan SAT, dalam analisis rantai nilai dibagi menjadi dua jenis
aktivitas, yaitu aktivitas primer dan aktivitas sekunder. Aktivitas primer yaitu
aktivitas yang terlibat dalam penciptaan fisik produk dan penjualannya serta
91
transfer ke pembeli dan bantuan purna jual. Aktivitas sekunder yaitu aktivitas
Aktivitas Primer
a. Logistik ke dalam
sebagai pemasok produk dan hal tersebut menentukan apakah peritel dapat
atau kredit. Inti dari pentingnya aktivitas logistik ke dalam adalah harga
item produk yang dijual oleh peritel kepada konsumen, karena jika suatu
dari supplier, dengan tingkat margin yang kecil, maka secara tidak langsung
Alfamart memiliki daya saing yang lebih dibandingkan dengan peritel lain.
92
• Alfamart saat ini melakukan kerjasama dengan beberapa supplier,
diantaranya dari:
home care (Rinso dan Sunlight) dan personal care (AXE, Clear,
dan coklat (Fox, Kit Kat) , kopi dan minuman (Nescafe dan Milo),
Stars, Milo Bals, Cookies Crisp, Snow Flakes, Corn Flakes dan Trix
93
Carnation, Maggi), health care, dan minuman siap saji (Nescafe,
rumah tangga.
Tbk dilakukan secara tidak terpusat, yaitu dimana seluruh item barang
b. Operasi
masukan menjadi bentuk akhir. Dalam industri ritel, produk akhir yang
94
yang didapatkan dari pemasok untuk dipasarkan atau dijual langsung
c. Logistik ke luar
cabang, dimana proses dimana seluruh item barang yang diperoleh dari
dengan pemberian sarana yang dapat digunakan oleh pembeli, seperti iklan
95
penjualan membuat konsumen agar membeli dan loyal terhadap produk
e. Pelayanan
Aktivitas Sekunder
Infrastruktur perusahaan.
a. Pembelian/Pengadaan
96
Pembelian mengacu pada fungsi masukan pembelian yang digunakan
dalam rantai nilai perusahaan atau setiap kegiatan dalam lingkup pembelian
mencakup bahan baku, pemasok dan bahan pendukung, serta aset seperti
PT. Unilever Indonesia, PT. Arta Boga Cemerlang, PT. Frisian Flag
Indonesia, PT. Nestle Indonesia, PT. Tirta Investama dan PT. Atri
Distribusindo.
Corportama.
Indah Abadi.
• Untuk pengadaan bangunan dan tanah kantor pusat serta beberapa kantor
97
• Proses pembangunan gerai serta urusan administratif yang berhubungan
• Untuk jasa cleaning service pada kantor pesat dan kantor cabang,
b. Pengembangan Teknologi
ritel yang beroperasi dengan dukungan teknologi yang lebih baik sehingga
menghasilkan overhead yang lebih rendah, volume tinggi, trafic tinggi dan
98
dalam proses pengambilan keputusan. Alfamart menerapkan beberapa
Kantor Pusat
Gerai Gerai
Gambar 4.2
Struktur Jaringan Informasi Alfamart
99
produk dan atributnya ditentukan oleh kantor cabang. Kantor cabang
kantor cabang.
3. Operasional Gerai
seperti status produk, promosi dan harga jual. Dengan informasi ini,
100
pusat. Database di kantor pusat dan cabang-cabang SAT di backup
ditentukan.
yang ada.
101
4. Support Barcode Reader. Sesuai kebutuhan software cash register di
5. Multi User. Sistem cash register dapat diakses oleh banyak user
Microsoft Excel.
dengan dengan beberapa bank mitra yaitu BCA dan BNI. Alfamart
tunai BCA.
untuk jenis barang tertentu dan mendapatkan reward dari poin yang
102
Alfamart adalah dapat mengetahui volume transaksi customer dalam
interval waktu tertentu dan data base bagi loyal customer Alfamart.
Alfamart, karena peran dari bagian manajemen sumber daya manusia yang
pelatihan.
• Program Pelatihan
103
Departemen pengembangan SDM SAT memiliki tiga divisi yaitu:
pembukaan toko baru, tim HRD mengukur berapa besar SDM yang
rekrutmen mencari calon karyawan yang tepat dan divisi pelatihan dan
informasi teknologi.
dibutuhkan.
produktivitas kerja yang tinggi. Selain itu dalam hal mendapatkan saran
104
Sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai, SAT
kematian.
d. Infrastruktur perusahaan
kantor cabang.
105
• Bidang pembangunan dan pemilihan lokasi minimarket dilaksanakan
pusat.
minimarket.
Tabel 4.12
Ringkasan Analisis Value Chain
Aktivitas Primer
Logistik ke - Bekerjasama dengan beberapa supplier
dalam - Proses manajemen persediaan barang dilakukan terpusat pada setiap
DC
- Manajemen persediaan di minimarket dilakukan otomatisasi secara -
on-line
Operasi Aktivitas operasi Alfamart meliputi; pemilihan lokasi, segmentasi,
pemilihan produk, pricing, promo, komunikasi dan inovasi pada setiap
kantor cabang dengan pengawasan kantor pusat
Logistik ke Pendistribusian barang dari kantor cabang (DC) untuk kemudian
luar didistribusikan kembali ke setiap gerai mimarket setelah proses
pengecekan dan pengepakan.
Pemasaran Analisis Marketing Mix
dan Penjualan
106
Pelayanan - Peningkatan SDM karyawan Alfamart
- Memberikan kenyamanan dan kemudahan berbelanja melalui
standar pelayanan yang terbaik, harga produk yang terjangkau
dengan kualitas yang terjamin
Aktivitas Sekunder
Pembelian - Bekerjasama dengan beberapa supplier untuk pengadaan produk
/Pengadaan yang dijual
- Bekerjasama dengan beberapa perusahaan rent car untuk pengadaan
kendaraan
- Bekerjasama dengan beberapa perusahaan konstruksi untuk
pengadaan bangunan
- Bekerjasama dengan pihak ketiga dalam hal menyewa tanah dan
bangunan
- Bekerjasams dengan PT AIA Finansial untuk program pensiun dan
pesangon karyawan
Teknologi - http://www.alfamartku.com
- Alfamart mengembangkan secara internal sistem teknologi informasi
terpusat (centralized) yang didukung oleh teknologi Oracle
- Menjalankan B2B (Business to Business)
- Untuk mendukung manajemen rantai pasokan, Alfamart
menggunakan sistem teknologi informasi dengan cash register
- Kerjasama dengan beberapa Bank mitra
- Kartu AKU
- Bekerjasama dengan Indosat melalui layanan Dompetku
Manajemen - Rekrutmen dan program pelatihan
Sumber Daya - Internal Group Discussion
- Menyediakan fasilitas dan memperhatikan kesejahteraan karyawan
Infrastruktur - Bidang keuangan dan akuntansi dilaksanakan oleh bagian Finance di
Perusahaan kantor cabang.
- Bidang pembangunan dan pemilihan lokasi minimarket dilaksanakan
oleh bagian Property Development di kantor cabang.
- Rekrutmen karyawan untuk minimarket dilakukan oleh bagian
Human Resource di kantor cabang.
- Untuk perumusan strategi dan standarisasi operasi dilakukan oleh
kantor pusat.
- Proses audit dilaksaksanakan oleh internal audit dari kantor pusat.
- Pengendalian manajemen mutu dilaksanakan pada tingkat unit
minimarket.
107
SWOT pada SAT berdasarkan dari hasil analisis visi dan misi perusahaan, serta
1. Strength
• Brand image yang kuat dari Alfamart mencerminkan reputasi yang baik
dari Alfamart.
cabang.
108
terdapat fasilitas B2B (Business to Business) untuk memudahkan
pemasok.
2. Weakness
elpiji.
• Hubungan dengan pihak ketiga seperti dalam hal penyewaan lokasi gerai
dan kondisi sewa tidak sesuai dengan persyaratan SAT, maka SAT harus
mencari gerai atau DC yang lain yang dapat menimbulkan dampak yang
negatif terhadap biaya operasi, laba bersih dan prospek usaha SAT.
3. Oportunity
109
• Sifat dari produk industri ritel yang inelastis, yaitu termasuk kebutuhan
ekonomi.
4. Threat
Strategi yang dijalankan oleh PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (SAT) saat ini
yaitu:
Indonesia
110
• Pengembangan Distribution Center
Responsibility)
Evaluasi yang dilakukan pada SAT adalah menggunakan strategi generik. Tujuan
1. Cost leadership
2. Differentiation
111
3. Focus
Dari hasil analisis terhadap kekuatan dan kelemahan yang menjadi sumber-
hasil analisis secara keseluruhan, maka strategi yang dilakukan SAT sudah tepat.
terdapat beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan agar perusahaan dapat terus
pada PT Sumber Alfariya Trijaya Tbk adalah cost leadership. Cost leadership
dengan perusahaan.
112
• Menekan biaya produksi dengan cara efisiensi sehingga SAT dapat menjual
• SAT harus lebih fokus terhadap perluasan jaringan distribusi melalui sistem
waralaba, cara ini merupakan alternatif lain ketika perijinan usaha untuk
• Dipandang dari segi etika bisnis, Alfamart harus dapat bersinergi dengan
pasar tradisional melalui suatu bentuk kerjasama agar pasar tradisional dapat
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari analisa secara keseluruhan pada industri ritel dan PT Sumber Alfaria
Trijaya Tbk sebagai perusahaan yang menjadi objek penelitian, maka dapat
diambil kesimpulan:
113
a. Sumber Alfaria Trijaya Tbk (SAT) merupakan salah satu perusahaan
nasional yang bergerak dalam bidang perdagangan umum dan jasa eceran
Jabotabek
5.2 Saran
a. Pelaku bisnis ritel di Indonesia terdiri dari perusahaan lokal dan perusahaan
114
b. Melihat kemampuan yang dimiliki perusahaan serta hasil analisis secara
keseluruhan, maka strategi yang dilakukan SAT sudah tepat. Namun dalam
beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan agar perusahaan dapat terus
dengan perusahaan.
biaya produksi dengan cara efisiensi sehingga SAT dapat menjual produk
115
g. Memenuhi keinginan pasar dengan menjaga keragaman produk yang
h. SAT harus lebih fokus terhadap perluasan jaringan distribusi melalui sistem
waralaba, cara ini merupakan alternatif lain ketika perijinan usaha untuk
i. Dipandang dari segi etika bisnis, Alfamart harus dapat bersinergi dengan
pasar tradisional melalui suatu bentuk kerjasama agar pasar tradisional dapat
diantaranya melalui :
setempat.
pemasok barang atau makanan khas suatu daerah. Misal, untuk gerai
116