You are on page 1of 8

 Anatomi Sistem Kardiovaskuler

o Jantung
Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya mirip piramid
dan terletak di dalam perikardium di mediastinum. Jantung memiliki tiga
permukaan : facies sternocostalis, diaphragmatica, dan basis cordis. Jantung
dibagi oleh septa vertikal menjadi empat ruang: atrium dextrum, atrium
sinistrum, ventriculus dexter, dan ventriculus sinister.
Atrium dextrum terdiri atas rongga utama dan sebuah kantong kecil, auricula.
Bagian atrium di anterior berdinding kasar atau trabekulasi oleh karena
tersusun atas berkas serabut-serabut otot, musculi pectinati, yang berjalan
melalui crista terminalis ke auricula dextra. Pada atrium dextrum bermuara
vena cava superior et inferior, sinus coronarius, dan vena cordis minimae.
Ostium atrioventriculare dextrum terletak anterior terhadap muara vena cava
inferior dan dilindungi valva tricuspidalis. Pada atrium dextrum juga terdapat
septum interatriale yang memisahkan kedua atrium. Pada septum inilah
terdapat fossa ovalis yang merupakan obliterasi dari foramen ovale saat masih
janin. (Snell, 2006)

Ventriculus dexter berhubungan dengan atrium dextrum melalui ostium


atrioventriculare dextrum dan dengan truncus pulmonalis melalui ostium
trunci pulmonalis. Sewaktu mendekati trunci pulmonalis rongga berubah
seperti corong yang dinamakan infundibulum. Dinding ventrikel dexter jauh
lebih tebal dibangding atrium karena ada trabecula carnae. Trabecula ini
terdiri atas tiga jenis: mm. papillares, trabecula septomarginalis (berisi bundle
hiss), dan rigi yang menonjol. Mm. papillares dengan valva tricupidalis
dihubungkan oleh tali fibrosa yang disebut chorda tendinea. (Snell, 2006)

Atrium sinistrum memiliki dinding yang paling tipis diantara seluruh jantung.
Empat vena pulmonales, dua dari masing-masing paru bermuara pada dinding
posterior dan tidak memiliki katup. Ostium atrioventricularis sinistrum
dilindungi oleh valva mitralis. (Snell, 2006)
Ventriculus sinister berhubungan dengan atrium sinistrum melalui ostium
atrio-ventricularis yang dilindungi valva mitralis dan aorta melalui ostium
aortae yang dilindungi valva semilunaris aorta. Dindingnya paling tebal
diantara seluruh jantung. Terdapat trabecula carnae yang berkembang dengan
baik, dua buah mm. papillares yang besar, tapi tidak terdapat trabecula
septomarginalis. (Snell, 2006)
o Pembuluh Darah
Ada tiga macam pembuluh darah: arteria, vena, dan kapiler. Arteria membawa
darah dari jantung dan mendistribusikannya ke seluruh jaringan tubuh melalui
cabang-cabangnya. Arteri yang kecil disebut arteriola, persatuan cabang-
cabang disebut anastomosis. Vena adalah pembuluh yang membawa darah
kembali ke jantung; banyak diantaranya yang mempunyai katup. Vena yang
terkecil disebut venula, vena yang lebih besar atau muara-muaranya,
bergabung membentuk vena yang lebih besar lagi, yang biasanya membentuk
satu hubungan dengan yang lain menjadi plexus venosus. Vena yang keluar
dari gastrointestinal tidak langsung menuju ke jantung tetapi bersatu
membentuk vena porta. Kapiler adalah pembuluh yang sangat kecil dan
menghubungkan arteriola dengan venula. (Snell, 2006).
 Histologi Sistem Kardiovaskuler

Dinding jantung terdiri atas 3 lapisan dari dalam ke luar, yaitu:


o Endokardium,

o Miokardium,

o Epikardium.

Otot jantung, yang bersifat lurik dan involunter, berkontraksi secara ritmis dan
automatis. Mereka terdapat pada lapisan miokardium. Miokardium identik dengan
tunika media pada pembuluh darah. Suatu serat otot jantung di bawah mikroskop
cahaya terlihat sebagai sejumlah sel otot jantung (beranastomosis) yang terikat "end to
end" (ujung-ujung) pada daerah ikatan khusu yang disebut diskus interkalaris. Selain
itu terlihat pula inti yang letaknya di tengah. Lapisan endokardium jantung identik
dengan tunika intima arteria. Lapisan ini lebih tebal pada atrium dibanding ventricel.
Pada lapisan terdalam terdapat lapisan fibroelastis. Lapisan subendokardium
merupakan jaringan pengikat longgar, pada daerah ventricel terisi oleh modifikasi otot
jantung yaitu serabut purkinye yang merupakan sistem konduksi di jantung.
( Laboratorium histologi , 2009; Leeson, 1996 )

Pembuluh darah mempunyai selapis sel endotel yang melapisi lumennya di manapun.
Pada kapiler sel endotel ini merupakan bagian utama dindingnya. Sel endotel dinding
kapiler mempunyai bentuk pipih. Makin besar diameter kapiler, sel endotel makin
pendek dan lebar. Antara sel endotel satu dengan yang lain terdapat hubungan erat
berupa tight junction (zonula occludens). Kadang-kadang pada batas tersebut melipat
ke lumen yang disebut marginal fold. Kapiler dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu
tipe I (continue) dan tipe II (fenestrated). Ciri-ciri tipe I dinding kapiler utuh, tidak
mempunyai lubang atau pori-pori, membrana basalisnya utuh. Tipe II dibagi lagi
menjadi kapiler berlubang / berjendela, pada dindingnya terdapat lubang-lubang yang
ditutup oleh diafragma yang tipis, dan kapiler berpori-pori, yang pada dindingnya
berpori-pori dan tidak ditutup diafragma. Pembuluh darah arteri dapat dibedakan
menjadi 3 golongan, yaitu arteriol (paling kecil), arteri kecil sampai sedang (memiliki
banyak unsur otot), dan arteri besar (terdiri atas serat elastin). Dinding arteri
umumnya terdiri dari 3 lapisan utama, yaitu:

o tunika intima;
o tunika media;

o tunika adventitia.

Vena biasanya mengikuti pasangannya. Dibanding arteri dinding vena lebih kendor,
kurang elastis karena mengalami pengurangan jumlah sel otot dan serabut elastis.
Dinding vena banyak disusun oleh serabut kolagen. Seperti arteri vena terdiri dari 3
lapisan utama, yaitu:

o tunika intima;
o tunika media;
o tunika adventitia.

Menurut ukuran vena dibedakan menjadi : venulae, vena sedang, vena besar.

( Laboratorium histologi F, 2009; Leeson, 1996 )

Fisiologi Sistem Kardiovaskular


Setiap siklus jantung terdiri dari urutan peristiwa listrik dan mekanik yang saling terkait.
Gelombang rangsang listrik tersebar melalui nodus SA melalui sistem konduksi menuju
miokardium untuk merangsang konduksi otot. Rangsangan listrik ini disebut depolarisasi dan
diikuti perubahan listrik kembali yang disebut repolarisasi. Respon mekaniknya adalah
sistolik (kontraksi otot) dan diastolik (relaksasi otot). Aktivitas listrik sel yang dicatat secara
grafik melalui elektroda intrasel memperlihatkan bentuk khas yang disebut potensial aksi.
Dua jenis potensial aksi utama –respon cepat dan respon lambat- digolongkan berdasarkan
kekuatan depolarisasi primer, baik saluran Na+ cepat atau saluran Ca++ lambat. Potensial
aksi respon cepat ditemukan pada sel otot atrium dan ventrikel serta serabut Purkinje.
Potensial aksi respon lambat pada nodus SA dan AV. Nodus SA, nodus AV, dan serabut
Purkinje mampu melakukan eksitasi sendiri (automatisasi). Nodus SA merupakan pacemaker
jantung yang dominan dengan kecepatan intrinsik 60 sampai 100 dpm. Kecepatan intrinsik
nodus AV dan serabut Purkinje masing-masing secara berurutan adalah 40 sampai 60 dpm
dan 15 sampai 40 dpm. (Wilson, 2005)

Aliran darah melalui perifer dipengaruhi oleh mekanisme pengaturan instrinsik dan
ekstrinsik. Mekanisme pengaturan ekstrinsik yang utama adalah saraf simpatis. Pengaturan
intrinsik aliran darah diatur oleh keadaan jaringan lokal dan sangat penting dalam optimasi
aliran darah ke otak dan jantung. Aliran darah melalui pembuluh darah bergantung pada
variabel yang berlawanan: perbedaan tekanan antara dua ujung pembuluh dan resistensi
terhadap aliran. Hubungan variabel ini paling baik diyunjukkan dengan hukum Ohm: Q =
ΔP / R. Berdasarkan hukum Ohm, aliran darah atau curah jantung, merupakan fungsi
perbedaan tekanan dalam sistem pembuluh darah (MAP dikurang RAP), dan keadaan
pembuluh resisten. Dilatasi arteriol menyebabkan penurunan resistensi dan peningkatan
aliran darah. Sebaliknya, kontriksi arteriol meningkatkan peningkatan resistensi dan
penurunan aliran darah. (Wilson, 2005)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT


KELAINAN KONGENITAL SISTEM KARDIOVASKULAR
A. PENGERTIAN

Penyakit jantung kongenital atau pennyakit jantung bawaaan (PJB) adalah sekumpulan malformasi struktur

jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir.

Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi,

kebanyakan akan meninggal pada orang dewasa menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi

alam atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda. Hal ini pulalah yang menyebabkan perbedaan

pola penyakit jantung bawaan pada anak dan pada orang dewasa.
Angka kejadian PJB adalah 9-10 bayi dari 1000 bayi lahir hidup. Penyebab terjadinya PJB belum dapat di

ketahui secara pasti tetapi ada beberapa faktor risiko atau predisposisi yang diduga mempunyai pengaruh pada

peningkatanangka kejadian PJB. Faktor Predisposisi Penyebab penyakit jantung kongenital atau penyakit

jantung bawaan :

Faktor Prenatal :
1. Ibu menderita penyakit infeksi rubela
2. Ibu alkoholisme

3. Umur ibu lebih dari 40 tahun

4. Ibu menderita penyakit Diabetes Melitus yang memerlukan Insulin

5. Ibu meminum obat – obatan penenang atau jamu.

Faktor Genetik :
1.
Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
2.
Ayah/ibu menderita PJB
3.
Kelainan kromosom misalnya Sindrom Down
4.
Lahir dengan kelainan bawaan yang lain
B. KLASIFIKASI
PJB dapat dibagi atas 2 golongan besar, yaitu :
1. Penyakit jantung bawaan non sisnotik,
a. Defek septum atrium (ASD)
ASD adalah merupakan suatu kedaan dengan adanya hubungan (lunbang)
abnormal pada sekat yang memisahkan Atrium kanan dan Atrium kiri.

Aliran darah pintas kin ke kanan pada tipe atrium sekundum dan tipe sinus vonusus akan menyebabkan

keluhan kelemahan dan sesak napas, umunya timbul pada usia muda. Kegagalan jantung kanan serta aritmia

supraventikular dapat pula terjadi pada stadium lanjut. Gejala yang sama ditemukan juga pada tipe atrium

primum. Namun, apabila gurgitasi mitral berat, gejala serta keluhan akan muncul lebih berat da lebih awal.

Gejala ini umumnya ditemukan pada umur 20 – 40n tahun, sebagian kecil yaitu antara 9-15% temukan pada

umur yang lebih tua.

Hasil pemeriksaan fisik yang khas pada tipe ostium sekundum dan tipe sinus venosus adalah bising sistolik

tipe ejeksi pada garis sternal kiri bagian atas., disertai fixed spiliting bunyi jantung II. Hal ini mengggambarkan

penambahan aliran darah melalui katup pulmoner. Kadang – kadang terdapat juga bising awal diastolik pada

garis sternal bagian bawah, bising menggambarkan penambahan aliran di katup trikuspid.

b. Defek septum ventricular (VSD)


VSD adalah merupakan suatu keadaan dengan hubungan (lubang)
abnormal pada sekat yang memisahkan Ventrikel kanan dan Ventrikel kiri.
 VSD Kecil

VSD kecil tanpa aliran darah pintas dan gangguan hemodinamik yang berarti Tekanan arteri pulmonsl pada

VSD kecil normal, dan memperlihatkan perbandingan aliran pulmoner engan aliran sistemik < 1,5 : 1. Sebagian

besar jenis VSD akan menutup secara alamiah pada umur 3 tahun, sisnya tetap terbuka dan mudah di diagnosis.

Hal ini menimbulkan adanya thrill dan bising pansistolik yang keras clan kasar di garis sternal bagian bawah.

Foto rontgen dada clan EKG tetap normal pada VSD muskula, bisisng ini berakhir pada saa mid-diastolik,

karena penututpan VSD pada saat mid-diastolik.

 VSD Sedang

VSD sedang dengan kelainan vaskular pare obstruktif dan sianosis. Pada VSD sedang, tekanan arteri

pulmonal < 112 tekanan sistemik clan aliran sirkulasi paru dibandingkan aliran sirkulasi sistemik antara 1,5 : 1

dan 2 : 1.

Jenis ini tidak sering di temukan pada orang dewasa karena sering menutup atau menjadi VSD kecil pada

umur muda. Aliran darah pintas pada VSD sedang, cukup besar, sehingga bising pansistolik pada garis sternal

kiri bawah sering disertai bising mid-sistolik di daerah katup ,itral dan gallop protodiastolik di daerah apeks.

Foto rontgen dada menunjukkan kardiomegali dan vaskularisasi yang bertambah, sedang EKG menunjukkan

hipertrofi ventrikel kiri.

 VSD Besar

VSD Besar dengan stenosis pulmoner yang sulit dibedakan dengan tetralogi Fallot. Tekanan i daerah

jantung identik dengan tekanan di jantung kiri aliran sirkulasi sistemik. 2: 1 pintas aliran pintas yang besar seprti

ini akan mengakibatkan gagal jantung pada 2-3 bulan.

Beberapa pasien dapat hidup dewasa atau dewasa dan vaskular paru obstruktif berat, pulmoner infundibular.

Aliran yang sangat minimal atau yang kadang – kadang ditemukan juga memberikan gambaran sindrom Elsen-

menger.

c. Duktus arteria paten (PDA)


PDA adalah merupakan suatu keadaan dimana adanya pembuluh darah yang menghubungkan aorta dan

arteri Pulmonal. Duktus Arterious ini normal pada saat bayi dalam kandungan. Oleh karena suatu hal, maka

pembuluh darah ini tidak menutup secara sempurna setelah bayi lahir.

Pada masa janin, PDA merupakan saluran penting bagi aliran darah dari arteri pulmonal kiri ke aorta

desendens, terletak distal dari percabangan arteri subliklavia kiri. PDA sering ditemukan pada neonatus, tapi

secara fungsional menutup pada 24 jam pertama setelah kelahiran, sedangkan secara anatomik menutup dalam 4

minggu pertama. Bayi prematur lebih banyak yang menderita PDA, 15 % di antaraya baru dapat menutup dalam

3 bulan pertama.

3. Penyakit Jantung bawaan (PJB) non sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah, misalnya defek septum (DSV),

defek septum atrium (DSA), dan duktus arteriousus persisten (DAP)

4. PJB non sianotik dengan vaskularisasi paru normal. Pada penggolongan


initermasuk stenosis aorta(SA),stenosis pulmonal (SP) dan koarktasio aorta
5. Pjb sianotik dengan vaskularisasi paru berkurang. Pada penggolongan ini yang
paling banyak adalah tetralogi fallot (TF)
6. Pjb sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah, misalnya transposisi arteri
besar (TAB)
PJB Non sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah

Terdapak detek pada septum ventrikel, atrium atau duktus yang tetap terbuka menyebabkan adanya pirau

(kebocoran) darah dari kiri ke kanan karena tekanan jantung dibagian kiri lebih tinggi daripada dibagian kanan.

1. Defek septum ventrikel (DSV)


DSV terjadi bila sekat ventrikel tidak terbentuk dengan sempurna. Akibatnya darah dari
bilik kiri mengalir ke bilik kanan pada saat systole.
Manifestasiklin ik
Pada pemeriksaan selain didapat pertumbuhan terhambat, anak terlihat pucat,banyak
keringat bercucuran, ujung-ujung jari hiperemik. Diameter dada bertambah, sering
terlihat pembonjolan dada kiri. Tanda yang menojol adalah nafas pendek dan retraksi pada jugulum, seia

intrakostal dan region epigastrium. Pada anak yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinamik.

Penatalaksanaan

Pasien dengan DSV besar perlu ditolong dengan obat-obatan utuk mengatas igagal jantung. Biasanya diberikan

digoksin dan diuretic, misalnya lasix. Bila obat dapat memperbaiki keadaan, yang dilihat dengan membaiknya

pernafasan dan bertambahnya berat badan, rnaka operasi dapat ditunda sampai usia 2-3 tahun.Tindakan bedah

sangat menolong karena tanpa tindakan tersebut harapan hidup berkurang.

2. Defek septum atrium

Kelainan septum atrium disebabkan dari suatu lubang pada foramen ovale atau pada septum atrium. Tekanan

pada foramen ovale atau septum atrium,tekanan pada sisi kanan jantung meningkat.

Manifesfasi klinik
Anak mungkin sering mengalami kelelahan dan infeksi saluran pernafasan atas. Mungkin ditemukan adanya

murmur jantung. Pada foto rongent ditemukan adanya pembesaran jantung dan diagnosa dipastikan dengan

kateterisasi jantung.

Type ASD
(a)
(b)
(a) ASD sekundum, (b) ASD
primum,
(c) ASD tipe sinus venosus
(a) (b)
Gambar:
(a) ASD sekundum, (b) ASD primum, (c) ASD tipe sinus venosus
(Dimodifikasi dari:www. m er i di anheal t h.com/ healt hcontent /i m ages)
Penatalaksanaan
Kelainan tersebut dapat ditutup dengan dijahit atau dipasang sua

You might also like