Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Kelenjar hipofisis terletak pada rongga tulang pada basis otak. Hipofisis terhubung
dengan hipotalamus dan dihubungkan dengan tangkai hipofisis.
Hipofisis terbagi menjadi dua bagian, yaitu hipofsis anterior dan hipofisis posterior.
Namun, memang terdapat bagian pars media (Lobus intermedius) yang berada di antara hipofisis
anterior dan posterior yang pada manusia hampir tidak ada. Lobus anterior, intermedius, dan
posterior kelenjar hipofisis sebenarnya adalah tiga organ endokrin yang kurang lebih terpisah
satu sama lain dan, paling tidak pada beberapa spesies, mengandung 14 atau zat hormonal aktif.
Dipandang dari sudut embriologi, kedua bagian hipofisis (anterior dan posterior) berasal dari
sudut yang berbeda, hipofisis anterior berasal dari kantong Rathke, dan hipofisis posterior berasal
dari penonjolan hipotalamus. Kedua bagian tersebut mensekresikan hormon yang bebeda.
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Kelenjar
ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga sekresinya akan masuk aliran
darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target,
maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda
dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang
memerlukan waktu panjang. Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual.
Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis, tiroid,
paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.
a. Hipofisis
Kelenjar ini terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang
mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland.
Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian
posterior
Hormon yang dihasilkan dan fungsinya dapat dilihat pada Tabel 11.5.
Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara keduanya dapat
daerah yang menggenting. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea. Kelenjar tiroid
menghasilkan hormon tiroksin yang mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu
tubuh.
Tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan dalam waktu panjang
mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras untuk
membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga
pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan
kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot.
Kekurangan iodium yang masih ringan dapat diperbaiki dengan menambahkan garam iodium di
dalam makanan.
Produksi tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit eksoftalmik tiroid (Morbus Basedowi)
dengan gejala sebagai berikut; kecepatan metabolisme meningkat, denyut nadi bertambah,
gelisah, gugup, dan merasa demam. Gejala lain yang nampak adalah bola mata menonjol keluar
(eksoftalmus) dan kelenjar tiroid membesar.
Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon yang
berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan hormon ini
menyebabkan tetani dengan gejala: kadar kapur dalam darah menurun, kejang di tangan dan
kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.
Tumor paratiroid menyebabkan kadar parathormon terlalu banyak di dalam darah. Hal ini
mengakibatkan terambilnya fosfor dan kalsium dalam tulang, sehingga urin banyak mengandung
kapur dan fosfor. Pada orang yang terserang penyakit ini tulang mudah sekali patah. Penyakit ini
disebut von Recklinghousen.
Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu
kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah
(medula).
Hormon dan pengaruh hormon yang dihasilkan kelenjar adrenal dapat dilihat pada Tabel.
Kerusakan pada bagian korteks mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala sebagai berikut:
timbul kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntahmuntah, terasa sakit di dalam tubuh.
Dalam keadaan ketakutan atau dalam keadaan bahaya, produksi adrenalin meningkat sehingga
denyut jantung meningkat dan memompa darah lebih banyak. Gejala lainnya adalah melebarnya
saluran bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti dengan
rambut berdiri.
e. Pankreas
Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau Langerhans berfungsi
sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini berfungsi mengatur
konsentrasi glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya
akan dirombak menjadi glikogen untuk disimpan. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan
penyakit diabetes. Selain menghasilkan insulin, pankreas juga menghasilkan hormon glukagon
yang bekerja antagonis dengan hormon insulin.
f. Ovarium
Ovarium merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel telur, ovarium juga
menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkan ovarium yaitu sebagai berikut.
1. Estrogen
Hormon ini dihasilkan oleh Folikel Graaf. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH.
Fungsi estrogen ialah menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada
wanita. Tanda-tanda kelamin sekunder adalah ciri-ciri yang dapat membedakan wanita dengan
Aria tanpa melihat kelaminnya. Contohnya, perkembangan pinggul dan payudara pada wanita
dan kulit menjadi bertambah halus.
2. Progesteron
Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukannya dirangsang oleh LH dan
berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi.
Plasenta membentuk estrogen dan progesteron selama kehamilan guna mencegah pembentukan
FSH dan LH. Dengan demikian, kedua hormon ini dapat mempertahankan kehamilan.
g. Testis
Seperti halnya ovarium, testis adalah organ reproduksi khusus pada pria. Selain menghasilkan
sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen, yaitu
testosteron. Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda
kelamin sekunder. Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan j
hormon prolaktin
By rc84
HORMON PROLAKTIN
Prolaktin terdapat ada sebagian besar hewan termasuk manusia. Prolaktin, hormon pertumbuhan
(Growth Hormone) dan Placental Lactogen (PL atau chorionic somatomammotropin (CS)),
merupakan anggota dari hormon polipeptida berdasarkan sekuen asam amino yang homolog.
Prolactin diproduksi oleh sel yang terdapat pada anterior pituitary, fungsi utama dari hormon
prolaktin yaitu menginduksi dan pemeliharaan laktasi pada mamalia.
Kelenjar Pituitari
Kelenjar pituitary adalah suatu struktur yang terletak dasar otak. Pada kebanyakan vertebrata,
kelenjar ini terdiri atas tiga lobus: anterior, intermediet dan posterior. Lobus intermediet terdapat
dalam kelenjar pituitari bayi tetapi pada orang dewasa hanya merupakan sisa (vestige).
Meskipun kecil ukuranya, kelenjar pituitari memegang peranan penting dalam koordinasi kimia
tubuh. Sering disebut ”nahkoda” (master gland), karena banyak sekresinya mengontrol kelenjar
endokrin lainnya.
Sejumlah penelitian telah dilakukan mengenai kelenjar pituitari. Beberapa hormon dihasilkan
dari lobus anterior, salah satunya yaitu hormon prolaktin.
a) Sel Somatotropic
Sel somatotropic yang menyusun 35-45% dari seluruh sel pituitari, ditemukan dalam jumlah
besar pada sisi/bagian anterior pituitari.
b) Sel lactotropic
Sel lactotropic lebih sedikit jumlahnya dibandingkan somatotropic. Kedua sel ini bisa di
identifikasi dari eritrosin atau carmosin-nya. Pada bagian Prolactin adenoma, granula sekretori
bervariasi dari 150 hingga 700 nm dengan bentuk bulat atau oval. Pada pituitari normal, sel
laktotropic umumnya bekembang menjadi sel somaotropic. Peningkatan ukuran pituitari yang
terjadi selama kehamilan berkaitan dengan proliferasi dari laktotropic sel.
Struktur Prolaktin
Receptor
Struktur reseptor
Reseptor prolaktin merupakan glikoprotein. Dari hasil kloning dan sekuensing cDNA-nya
diketahui bahwa reseptor prolaktin monomerik, dan terentang melewati membran. Bagian ekstra
selular terdiri atas 5 sistein dan 3 potensial Asn sites. Pada manusia ukuran reseptor prolaktin
sama dengan reseptor hormon pertumbuhan.
Gambar struktur reseptor hormon pertumbuhan dan Prolaktin
Regulasi reseptor prolaktin kebanyakan diteliti di bagian liver. Diketahui bahwa hal ini berkaitan
dengan peningkatan pubersitas dan juga selama kehamilan dan laktasi. Konsentrasi sirkulasi dan
faktor periferal dari hormon sex juga berperan penting sebagai regulator. Reseptor dapat
menaikkan atau menurunkan fungsi regulasi tergantung dari interaksi hormon dan reseptor.
Pada organ glandula mamae, prolaktin secara spesifik menstimulasi sintesis DNA dan proliferasi
sel epitel, dan juga sintesis protein susu (casein, lactalbumin), asam lemak bebas, dan laktosa.
Prolaktin secara spesifik menstimulasi laju transkripsi gen protein susu sehingga menyebabkan
stabilisasi produksi mesengger RNA. Efek prolaktin pada sintesis DNA dan produksi kasein
pada jaringan mammary in vitro digambarkan pada grafik berikut:
Gambar efek prolaktin pada sintesis DNA dan produksi casein
Organ Efek
Glandula mamae Sintesis DNA
Proliferasi sel
Sintesis protein susu
Sintesis FFA
Sintesis laktosa
Tumor mammary Prolaktin-induced protein
Ovary Corpus Luteum:
Walaupun estrogen dan progesteron penting bagi perkembangan fisik payudara selama
kehamilan, kedua hormon ini juga mempunyai efek khusus untuk menghambat sekresi susu
sebenarnya. Di pihak lain hormon prolaktin mempunyai efek yang tepat berlawanan,
meningkatkan sekresi air susu. Hormon ini disekresikan oleh glandula pituitaria ibu dan
konsentrasinya dalam darah ibu terus meningkat sejak minggu kelima kehamilan sampai
kelahiran bayi, saat ini meningkat ke kadar sangat tinggi, biasanya sepuluh kali dari kadar tidak
hamil dan normal. Disamping itu plasenta mensekresikan banyak somatotropin korionik
manusia, yang juga mempunyai sifat laktogenik ringan, jadi menyokong prolaktin dari pituitaria
ibu. Bahkan hanya beberapa mililiter cairan disekresikan tiap hari sampai bayi lahir. Cairan ini
dinamakan kolostrum. Kolostrum pada hakekatnya mengandung protein dan laktosa yang sama
jumlahnya seperti susu, tetapi hampir tidak mengandung lemak, dan kecepatan maksimum
pembentukannya sekitar 1/100 kecepatan pembentukan susu selanjutnya.
Tidak adanya laktasi selama kehamilan disebabkan efek penekanan progesteron dan estrogen,
yang disekresikan dalam jumlah sangat besar selama plasenta masih dalam uterus dan yang
benar-benar mengurangi efek laktogenik prolaktin dan somatomamotropin korionik manusia.
Akan tetapi, segera setelah bayi dilahirkan, hilangnya estrogen dan progesteron yang disekresi
plasenta secara mendadak sekarang memungkinkan efek laktogenik prolaktin dari kelenjar
hipofisis ibu mengambil peranan alamiahnya dan dalam dua atau tiga hari kelenjar mammae
mulai menyekresikan susu dalam jumlah besar sebagai ganti kolostrum.
Setelah kelahiran bayi, kadar basal sekresi prolaktin kembali ke kadar sebelum hamil dalam
beberapa minggu berikutnya. Setiap ibu menyusukan bayinya isyarat syaraf dari putting susu ke
hipotalamus menyebabkan gelora sekresi prolaktin hampir sepuluh kali lipat yang berlangsung
sekitar satu jam. Sebaliknya prolaktin bekerja atas payudara untuk menyiapkan susu bagi periode
pnyusuan berikutnya. Bila gelora prolaktin ini tak ada, jika ia dihambat sebagai akibat kerusakan
hipotalamus atau hipofisis, atau jika penyusuan tidak kontinyu maka payudara kehilangan
kesanggupannya untuk menghasilkan susu dalam beberapa hari. Tetapi produksi susu dapat
kontinyu selama beberapa tahun jika anak mengisap secara kontinyu, tetapi normalnya kecepatan
pembentukan susu sangat menurun dalam tujuh sampai sembilan bulan.
Ketika prolaktin dihasilkan oleh bagian anterior kelenjar pituitari, akan menyebabkan sel alveoli
menghasilkan susu. Ketika bayi menghisap susu, ujung syaraf puting terangsang, dan impuls
kemudian dihantarkan ke syaraf otak, kemudian kelenjar pituitari mengeluarkan prolaktin ke
dalam darah, sehingga prolaktin menyebabkan dihasilkannya susu oleh sel alveoli. Inilah yang
disebut reflek penghasilan susu atau reflek prolaktin. Secara garis besar diilustrasikan pada
gambar berikut:
Prolaktin terdapat pada semua vertebrata. Tentu saja, hormon tersebut tidak merangsang
produksi susu pada hewan non mamalia tapi memicu berbagai macam kagiatan maternal yang
tepat bagi spesies khusus. Misalnya pada beberapa burung, prolaktin merangsang sifat
mengeram, yaitu suatu kecenderugan duduk di sarang. Pada suatu spesies salamander, hormon
prolaktin merangsang hewan tersebut kembali ke air untuk meletakkan dan membuahi telur
telurnya.
Regulasi sekresi
Walaupun sekresi sebagian besar hormon hipofisis anterior ditingkatkan oleh neurosecretory
releasing faktor yang dihantarkan oleh hipotalamus ke kelenjar hipofisis anterior melalui sistem
porta hipotalamus-hipofisis, sekresi prolaktin dikontrol oleh efek yang tepat berlawanan. Yaitu
hipotalamus mensintesis ‘prolactin inhibitory factor’ (PIF). Pada keadaan normal, sejumlah besar
PIF dihantarkan secara terus menerus ke kelenjar hipofisis anterior sehingga kecepata normal
sekresi prolaktin sedikit. Tetapi selama laktasi, pembentuk PIF sendiri ditekan, sehingga
memungkinkan kelenjar hipofisis anterior mensekresi prolaktin dalam jumlah yang tak dihambat.
Increase
Stimulasi Nipple
Stress (termasuk psychogenik)
Sleep (stage I dan II dan REM)
Stalk section
Penyakit pituitari dan cerebral
Prolaktinoma
TRH
Kehamilan
Estrogen
Hypotiroidism
Adrenal insuffisiency
Obat-obatan yang menghambat dopamine
Decrease
Dopamine (seperti bromocryptine, lisuride, pergolide, dan mesulergine)
GAP atau PIF
Gambar regulating sekresi prolaktin oleh PIF
Selain PIF juga terdapat Dopamine sebagai inhibitor sekresi prolaktin. Dopamine mempengaruhi
anterior pituitari, yang disekresi oleh neuron pada ‘arcuate nucelus’ dan melewati jalur
tuberoinfundibular ke bagian tengah. Kemudian melewati hipofisal portal vessel dan
mempengaruhi anterior pituitari untuk menghambat sekresi prolaktin. Pengikatan dopamin
spesifik pada D2 reseptor pada sel laktotropik sel pada anterior pituitari. Interaksi ini
menginduksi penghambatan adenilat siklase dan produksi cAMP.
KELENJAR HIPOFISIS
PENDAHULUAN
Kelenjar hipofisis terletak pada rongga tulang pada basis otak. Hipofisis terhubung
dengan hipotalamus dan dihubungkan dengan tangkai hipofisis.
Hipofisis terbagi menjadi dua bagian, yaitu hipofsis anterior dan hipofisis posterior.
Namun, memang terdapat bagian pars media (Lobus intermedius) yang berada di antara hipofisis
anterior dan posterior yang pada manusia hampir tidak ada. Lobus anterior, intermedius, dan
posterior kelenjar hipofisis sebenarnya adalah tiga organ endokrin yang kurang lebih terpisah
satu sama lain dan, paling tidak pada beberapa spesies, mengandung 14 atau zat hormonal aktif.
Dipandang dari sudut embriologi, kedua bagian hipofisis (anterior dan posterior) berasal dari
sudut yang berbeda, hipofisis anterior berasal dari kantong Rathke, dan hipofisis posterior berasal
dari penonjolan hipotalamus. Kedua bagian tersebut mensekresikan hormon yang bebeda.
. Lobus Anterior
Hipofisis anterior berasal dari penonjolan dari atap mulut. Dengan demikian hipofisis
anterior juga dikenal sebagai adenohipofiusis (adeno berarti ‘kelenjar’). Hipofisis anterior
dihubungan ke hipotalamus dengan pembuluih darah .
Kira-kira 30-40 persen sel-sel kelenjar hipofisis anterior merupakan sel jenis somatotropik yang
mensekresi ACTH. Sel jenis lain masing-masing hanya 3 sampai 5 persen dari seluruh kelenjar
ini; namun, sel-sel ini menskresikan hormon yang sangat kuat untuk mengatur fungsi tiroid,
fungsi seksual, dan sekresi susu di payudara. Hipofisis anterior juga mengandung sel
folikulostelata, yakni sel kromofob yang mengeluarkan tonjolan antara sel-sel sekretorik. Sel ini
mengandung dan mensekresikan sitokin IL-6, namun peran fisiologinya masih belum diketahui.
Tiga hormon glikoprotein hipofisis yakni FSH, LH dan TSH, masing-masing tersusun
atas dua subunit. Subunit tersebut , yang diberi nama α dan β, memiliki sejumlah ativitas tetapi
harus bekerja secara kombinasi agar efek fisiologisnya menjadi maksimal. Subunit α ini
merupakan hormon sebuah gen dn memliki komposisi asam amino yang sama, walaupunresidu
karbohidratnya berbeda. Subunit β, yang dibentuk oleh gen yang berbeda dan berlaian dalam
strukturnya, menentukan spesifitas hormon.
Lobus Posterior
Anatomi makroskopik hipofisis posterior sebagian besar terbentuk dari ujung-ujung akson
dari nucleus supraoptik dan paraventrikularis hipotalamus pada pembuluh darah, sedangkan
hipofisis anterior memiliki hubungan vascular khusus dengan otakyaitu melalui pembuluh
hipofisis portal. Pada lobus intermedius dibentuk di embrio dari separuh kantung rathke dari
dorsal, yaknisuatu evaginasi atap faring, namun lobus ini melekat erat pada lobus posterior pada
orang dewasa. Lobus ini dipisahkan dari lobus anterior oleh sisa-sisa rongga kantong rhatke,
yaitu celah residu. Hipofisis posterior secara embriologis terbentuk dari pertumbuhan berlebih
otak, terdiri dari jaringan saraf dan disebut juga neurohipofisis. Hipofisis posterior dihubungkan
dengan hipotalamus melalui jalur saraf.
Mengatur kecepatan ekskresi air ke dalam urin dan dengan cara ini akan membantu
mengatur konsentrasi air dalam cairan tubuh.
• Oksitosin
Membantu menyalurkan air susu dari kelenjar payudara ke putting susu selama
pengisapan dan mungkin membantu melahirkan bayi pada saat akhir masa kehamilan.
Sekresi oksitosin dipengaruhi olehrefleks-refleks yang berasal dari jalan lahir waktu
persalinan dan oleh refleks yang dipicu oleh tindakan bayi yang menghisap putting
payudara.
3. Lobus Intermedia
Lobus inter media meupakan daerah kecil diantara hipofisis anterior dan posterior yang relative
avaskular, yang pada manusia hampir tidak ada sedangkan pada bebrapa jenis binatang rendah
ukurannya jauh lebih besar dan lebih berfungsi. Lobus intermedia mengeluarkan beberapa
melanocyt-stimulating hormon (MSH) yang mengatur warna kuit dengan mengontrol
penyebaran granula berpigmen melanin. Pada manusia, sekresi MSH sangat sedikit dan belum
diketahui fungsinya. Pada hewan yang melakukan kamuflase memindahkan granula hitam atau
coklat keluar atau masuk dari bagian perifer sel pigmen yang disebut melanofor. Granula
tersebut terdiri atas melanin yang disintesis dari dopa dan dopakuinon. Perpindahan granula-
granula ini dipengaruhi oleh berbagai hormon dan neurotransmitter, meliputi α- dan β-MSH,
melanin concentrating hormon (hormon pemekat melanin), melatonin, dan katekolamin.
Melanosit mengandung reseptor melanotropin-1 yakni salah satu dari jenis reseptor melanotropin
yang telah berhasil diklon. Pada manusia sekresi hormon MSH dilakukan oleh lobus anterior
Pembuluh darah yang menghubungkan hipotalamus dengan sel- sel kelenjar hipofisis
anterior. Pembuluh darah ini berakhir sebagai kapiler pada kedua ujungnya, dan makanya disebut
sistem portal. Dalam hal ini sistem yang menghubungkan hipotalamus dengan kelenjar hipofisis
disebut juga sistem portal hipotalamus – hipofisis. Sistem portal merupakan saluran vascular
yang penting karena memungkinkan pergerakan hormon pelepasan dari hipotalamus ke kelenjar
hipofisis , sehingga memungkinkan hipotalamus mengatur fungsi hipofisis. Rangsangan yang
berasal dari tak mengaktifkan neuron dalam nucleus hipotalamus yang menyintesis dan
menyekresi protein degan berat molekul yang rendah. Protein atau neuro hormon ini dikenal
sebagai hormon pelepas dan penghambat. Hormon –hormon ini dilepaska kedalam pembuluh
darah sistem portal dan akhirnya mencapai sel – sel dalam kelenjar hipofisis. Dalam rangkaian
kejadian tersebut hormon- hormon yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis diangkat bersama
darah dan merangsang kelenjar-kelenjar lain ,menyebabkan pelepasan hormon – hormon kelenjar
sasaran. Akhirnya hormon – hormon kelenjar sasaran bekerja pada hipothalamus dan sel – sel
hipofisis yang memodifikasi sekresi hormon.
HORMON PERTUMBUHAN
Hormon pertumbuhan, atau yang disebut juga sebagai hormon somatotropik atau somatotropin,
merupakan hormon yang dihasilkan dari kelenjar hipofisis anterior yang merupakan molekul
protein kecil yang terdiri atas 191 asam amino yang dihubungkan dengan rantai tunggal dan
mempunyai berat molekul 22.005. Hormon ini menyebabkan pertumbuhan seluruh jaringan
tubuh yang memang mampu bertumbuh. Hormon ini menambah ukuran sel dan meningkatkan
proses mitosis yang diikuti dengan bertambahnya jumlah sel dan diferensiasi khusus dari
beberapa tipe sel seperti sel-sel pertumbuhan tulang dan sel-sel otot awal.
2. Meningkatkan mobilisasi asam lemak dari jaringan adiposa, meningkatkan asam lemak
bebas dalam darah, dan meningkatkan penggunaan asam lemak untuk energi
Jadi, secara singkat efek metabolik hormon pertumbuhan adalah meningkatkan protein tubuh,
menggunakan lemak dari tempat penyimpanannya, dan menghemat karbohidrat.
Hormon pertumbuhan mempunyai efek yang spesifik dalam menyebabkan pelepasan asam
lemak dari jaringan adiposa sehingga meningkatkan konsentrasi asam lemak dalam cairan tubuh.
Selain itu, di dalam jaringan di seluruh tubuh, hormon pertumbuhan meningkatkan perubahan
asam lemak menjadi asetil-KoA dan kemudian digunakan untuk energi. Oleh karena itu, di
bawah pengaruh hormon pertumbuhan ini, lebih disukai lemak sebagai energi daripada
karbohidrat dan protein.
Dibawah pengaruh jumlah hormon pertumbuhan yang berlebihan, pengangkutan lemak dari
jaringan adiposa seringkali menjadi sangat besar sehingga sejumlah besar asam asetoasetat
dibentuk di hati dan dilepaskan kedalam cairan tubuh, dengan demikian menyebabkan ketosis.
Pergerakan lemak yang berlebihan dari jaringan adiposa juga dapat menyebabkan perlemakan
hati.
Hormon pertumbuhan mempunyai empat pengaruh utama terhadap metabolisme glukosa dalam
sel, yaitu:
SOMATOMEDIN
Efek hormon pertumbuhan pada pertumbuhan, tulang rawan dan metabolisme protein
bergantung pada interaksi antara hormon pertumbuhan dan somatomedin, yang merupaka faktor
pertumbuhan polipeptida yang disekresikan oleh hati dan jaringan lain.
Somatomedin utama dalam darah adalah insulin-like growth factor I (IGF-I, somatomedin C)
dan insulin-like growth factor II (IGF-II). Faktor-faktor ini berkaitan dengan insulin, kecuali
rantai C-nya tidak terpisah dan memiliki perluasan rantai A yang disebut domain D. pada
manusia, ditemukan bentuk varian IGF-I yang tidak memiliki tiga residu asam amino terminal-
amino di otak. mRNA untuk IGF-I dan IGF-II ditemukan di hati, tulang rawan, dan banyak
jaringan lain, yang menunjukan bahwa molekul-molekul tersebut disintesis dari jaringan
tersebut.
Sifat IGF-I, IGF-II dan insulin dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Keduanya berikatan erat dengan protein dalam plasma sehingga memperpanjang waktu paruh
IGF dalm sirkulasi. Saat ini telah teridentifikasi enam protein pengikat-IGF yang berbeda-beda,
dengan pola distribusi di berbagai jaringan yang berlainan pula. Semua ditemukan dalam plasma,
dengan protein pengikat-IGF 3 (IGFBP-3) berperan pada 95% pengikatan dalam sirkulasi.
Reseptor IGF-I sangat mirip dengan reseptor insulin dan mungkin menggunakan banyak
perangkat intrasel yang sama. Reseptor IGF-II adalah suatu reseptor manosa-6-fosfat yang
berperan dalam membawa hidrolase asam dan protein intrasel lain ke organel-organel intrasel.
Sekresi IGF-I sebelum lahir tidak tergantung pada hormon pertumbuhan tetapi setelah lahir
dirangsang oleh hormon pertumbuhan, dan molekul ini memiliki efek kuat menstimulasi
pertumbuhan. Konsentrasi dalam plasma meningkat selama masa kanak-kanak dan memuncak
pada masa pubertas, kemudian turun ke kadar yang rendah pada saat usia lanjut. Pada orang
dewasa, gen untuk IGF-II diekspresikan hanya pada pleksus koroideus dan meningen.
Hormon pertumbuhan berlekatan secara lemah dengan protein plasma dalam darah. Oleh karena
itu, hormon pertumbuhan dilepaskan dari darah kedalam jaringan dengan cepat, dengan waktu
paruh di dalam darah sekita 20 menit. Sebaliknya, somatomedin C (IGF-I) melekat dengan kuat
pada satu protein pembawa di dalam darah yang diproduksi sendiri responnya terhadap hormon
pertumbuhan. Akibatnya, somatomedin C dilepaskan dengan lambat dari darah ke jaringan
dengan waktu paruh kira-kira 20 jam.
Kecepatan sekresi hormon pertumbuhan tidak dapat ditentukan dari satu kali penilaian karena
setiap hari terjadi ’letupan’ sekresi yang ireguler. Semakin bertambah usia seseorang, semakin
berkurang sekresi hormon pertumbuhannya. Dan banyak pihak yang memanfaatkan penyuntikan
hormon pertumbuhan untuk mengimabngi efek penuaan.
Rangsangan yang dapat meningkatkan sekresi hormon pertumbuhan secara umum dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu:
1. defisiensi substrat energi, seperti hipoglikemia (rendahnya konsentrasi asam lemak dalam
darah) dan puasa. Sangat tingginya jumlah hormon pertumbuhan selama kelaparan,
sangat berhubungan erat dengan banyaknya protein yang pecah dan jumlah glukosa yang
ada sehingga zat yang diperlukan untuk menghasilkan energi di suatu sel menjadi
berkurang.
2. jumlah asam amino tertentu meningkat dalam plasma
3. stres
1. Tidur REM (Rapid Eye Movement), yaitu tidur dengan adanya gerakan mata yang cepat
dan acak.
2. Glukosa. Pemberian infus glukosa menurunkan kadar hormon pertumbuhan dalam
plasma dan menghambat responsnya terhadap olahraga.
3. Kortisol
4. Asam Lemak bebas
5. medroksiprogesteron
6. hormon pertumbuhan
FISIOLOGI PERTUMBUHAN
Peran Gizi
Periode Pertumbuhan
a. pada masa bayi merupakan kelanjutan dari periode pertumbuhan masa janin.
b. pada masa pubertas lanjut tepat sebelum pertumbuhan terhenti lonjakan pertumbuhan
sebagian besar disebabkan oleh penutupan epifisis oleh estrogen, hormon pertumbuhan,
androgen, dan terhentinya petumbuhan.
Kecepatan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan dai lahir samapi usia 20 tahun
digambarkan dalam grafik berikut.
Peran Gizi
a. pada masa bayi merupakan kelanjutan dari periode pertumbuhan masa janin.
b. pada masa pubertas lanjut tepat sebelum pertumbuhan terhenti lonjakan pertumbuhan
sebagian besar disebabkan oleh penutupan epifisis oleh estrogen, hormon pertumbuhan,
androgen, dan terhentinya petumbuhan.
Kecepatan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan dai lahir samapi usia 20 tahun
digambarkan dalam grafik berikut.
Efek Hormon
Pada bayi yang baru lahir, hormon pertumbuhan dalam plasma meningkat. Kemudian kadar
istirahat rata-rata menurun, namun letupan sekresi hormon pertumbuhan lebih besar khususnya
selama pubertas. Lonjakan pertumbuhan yang terjadi selama pubertas sebagian disebabkan oleh
anabolik androgen dan sekresi androgen adrenal, adanya interaksi antara steroid-steroid seks,
hormon pertumbuhan, dan IGF-I. Pemberian estrogen dan androgen meningkatkan respons
hormon pertumbuhan terhadap rangsangan seperti insulin dan arginin, serta IGF-I plasma.
Akan tetapi, walaupun awalnya androgen adn estrogen merangsang pertumbuhan, estrogen
sendiri akhirnya menghentikan pertumbuhan dengan menyebabkan penyatuan epifisis dengan
tulang panjang (penutupan epifisis). Begitu epifisis menutup, pertumbuhan linear terhenti. Hal
inilah yang menyebabkan mengapa seseorang yang mengalami pubertas dini akan cenderung
cebol. Sementara itu, pria yang dikastrasi sebelum pubertas akan cenderung berbadan tinggi
karena produksi estrogen berkurang dan epifisis tetap terbuka sehingga sebagian pertumbuhan
terus berlanjut melewati usia normal pubertas.
Hormon tiroid memilki efek beragam pada penulangan tulang rawan, pertumbuhan gigi, kontur
wajah, dan proporsi tubuh; hormon insulin akan menyebabkan pertumbuhan pada hewan yang di
hipofisektomi. Sedangkan hormon adrenokorteks, selain androgen, memiliki efek permisif pada
pertumbuhan. Di pihak lain, hormon glukokortikoid berperan dalam menjadi inhibitor yang kuat
dalam pertumbuhan.
Cebol (Dwarfisme)
Dwarfisme dapat disebabkan oleh defisiensi GRH, defisiensi IGF-I, atau penyebab lainnya.
Beberapa kasus dwarfisme disebabkan oleh defisiensi seluruh sekresi kelenjar hipofisis anterior
atau disebut panhipopituitarisme selama masa anak-anak. Pada umumnya, pertumbuhan bagian-
bagian tubuh sesuai satu sama lain, tetapi kecepatan pertumbuhannya sangat berkurang.
Defisiensi hormon pertumbuhan biasanya disebabkan oleh defisiensi GRH. Pada keadaan ini,
respons hormon pertumbuhan terhadap GRH tetap normal, tetapi sebagian penderita mengalami
kelainan pada sel-sel pensekresi hormon pertumbuhan.
Pada satu tipe dwarfisme, yaitu pada Lorain dwarf, kecepatan sekresi hormon pertumbuhannya
normal atau malahan tinggi, namun penderita mengalami ketidak mampuan herediter untuk
membentuk somastostatin sebagai respons terhadap hormon pertumbuhan.
Perawakan pendek merupakan cirri kretinisme dan juga pubertas prekoks. Perawakan pendek
juga merupakan bagian dari sindrom disgenesis gonad yang tampak pada penderita
berkromosom XO (bukan XX atau XY). Anak-anak menderita child abuse juga dapat menderita
kecebolan yang disebut cebol psikososial. Bentuk cebol yang paling sering terjadi pada manusia
adalha akondropalsia. Tanda-tandanya adalah ekstremitas pendek dengan batang tubuh tetap
normal. Kelainan ini adalah penyakit genetic autosom akibat mutasi gen.
INSUFISIENSI HIPOFISIS
Arkomegali
Tumor sel somatotrop hipofisis anterior mensekresi sejumlah besar hormon pertumbuhan.
Pada anak-anak disebut gigantisme sedangkan pada orang dewasa disebut arkomegali. Tepatnya
adalah pembesaran atau pertumbuhan jaringan ikat longgar dan bertambahnya ketebalan tulang,
yaitu pada tulang-tulang kecil tangan dan kaki, tengkorak, hidung, penonjolan tulang dahi, tepi
supraorbital, bagian bawah rahang, dan bagian tulang vertebra. Hipersekresi ini disertai dengan
hipersekresi prolaktin pada 20-40 % pasien arkomegali.
Sindrom Cushing