You are on page 1of 34

PERENCANAAN PELAT

Gambar Layout Pelat:

Tebal pelat minimum yang digunakan yaitu :

 fy 
ln 0,8  
t≥  1500  ≥ 90mm RSNI beton 2004 hal (66)
36  9 

dengan,

t : Tebal pelat 1 arah maupun 2 arah minimum, mm


ln : Panjang bentang bersih dalam arah memanjang dari konstruksi
2arah, diukur dari muka ke muka tumpuan pada pelat tanpa balok
dan muka ke muka balok atau tumpuan lain pada kasus lainnya,
mm

β : Rasio bentang bersih dalam arah memanjang terhadap arah


memendek dari pelat 2 arah

Tulangan suhu dan susut (untuk pelat) harus memenuhi syarat ρ = 0,002

RSNI beton 2004 hal (48-49)

Tulangan pelat menggunakan : tulangan baja polos  10 mm (fy 400


MPa)

Batasan spasi antar tulangan : RSNI beton 2004 hal (40)

Minimum : 25 mm atau db

Maksimum : 3.t atau 500 mm

Tebal selimut beton minimum : RSNI beton 2004 hal (41)

Beton yang dicor langsung di atas tanah dan 75 mm

selalu berhubungan dengan tanah

Pelat berusuk D-36 dan lebih kecil 20 mm

 Pelat Satu Arah ( ly/lx  2,5 )

lx

d = h – d’-

ly d ½x
h

d '

lx  f 
lx hmin   0,4  y 
10  700 
 Pelat Dua Arah ( ly/lx  2,5 )
lx

Arah x :
d
ly h
dx = h – d’- ½x
d '

T
ulanganarahX T
ulanganarahy
lx Arah y :

dy = d = h – d’- x -
½y

Beton  fc’ = 35 MPa

fy = 400 Mpa

PELAT I

1. Desain Pelat

Ly = 4 m, Lx = 4 m

Ly
β= =1  pelat 2 arah.
Lx
Didapat h = 114.074 mm; dibulatkan menjadi 120 mm

Jarak Tulangan Pelat Atap

h = 120 mm ; x = tulangan = 10 mm ; selimut beton = 20 mm

Arah x  dx = h – d’- ½x = 120 – 20 – (½.10) = 95 mm

Arah y  dy = d = h – d’ - 1½x = 120 – 20 – (1½.10) = 85 mm

2. Pembebanan Pelat

Beban Mati (SKBI – 1.3.53.1987 hal. 4)

Berat Pelat = 0,12 m x 2400 kg/m3 = 288 kg/m2

Berat Mortar Semen =3 x 21 kg/m2 = 63 kg/m2

Penutup Lantai = 2 x 24 kg/m2 = 48 kg/m2

Instalasi = 20 kg/m2

Total DL = 419 kg/m2

Beban Hidup (SKBI – 1.3.53.1987 hal. 7)

Lantai untuk sekolah =250 kg/m2

Total LL = 250 kg/m2

Beban Ultimate

wU = 1,2 wDL + 1,6 wLL = 902.8 kg/m2

3. Perhitungan Tulangan Pelat

Momen :
Tulangan Lapangan Arah X dan Y

 Arah X

MLx = 361,12 kg.m = 361,12 .104 Nmm

Asx = 120.14 mm2

Check Daktilitas
Karena ; maka yang dipakai .

Jumlah Tulangan

 Arah Y

MLy = 361,12 kg.m = 361,12 .104 Nmm

Asx = 134.564 mm2

Check Daktilitas
Karena ; maka yang dipakai .

Jumlah Tulangan

Tulangan Tumpuan Arah X dan Y

 Arah X

MTx = kg.m = .104 Nmm


Asx = 246.633 mm2

Check Daktilitas

Karena ; maka yang dipakai .

Jumlah Tulangan
 Arah Y

MTy = kg.m .104 Nmm

Asx = 276.902 mm2

Check Daktilitas

Karena ; maka yang dipakai .

Jumlah Tulangan
Jadi, pemakaian tulangan untuk pelat Tipe I:

 Lapangan X : 10 mm – 200 mm


 Lapangan Y : 10 mm – 250 mm
 Tumpuan X : 10 mm – 200 mm
 Tumpuan Y : 10 mm – 250 mm
PELAT II

1. Desain Pelat

Ly = 4 m, Lx = 3 m

Ly
β= = 1.33  pelat 2 arah.
Lx

Didapat h = 114.074 mm; dibulatkan menjadi 120 mm

Jarak Tulangan Pelat Atap

h = 120 mm ; x = tulangan = 10 mm ; selimut beton = 20 mm

Arah x  dx = h – d’- ½x = 120 – 20 – (½.16) = 95 mm

Arah y  dy = d = h – d’ - 1½x = 120 – 20 – (1½.16) = 85 mm

2. Pembebanan Pelat

Beban Mati (SKBI – 1.3.53.1987 hal. 4)

Berat Pelat = 0,12 m x 2400 kg/m3 = 288 kg/m2


Berat Mortar Semen =3 x 21 kg/m2 = 63 kg/m2

Penutup Lantai = 2 x 24 kg/m2 = 48 kg/m2

Instalasi = 20 kg/m2

Total DL = 419 kg/m2

Beban Hidup (SKBI – 1.3.53.1987 hal. 7)

Lantai untuk sekolah =250 kg/m2

Total LL = 250 kg/m2

Beban Ultimate

wU = 1,2 wDL + 1,6 wLL = 902.8 kg/m2

3. Perhitungan Tulangan Pelat

Momen :

Tulangan Lapangan Arah X dan Y


 Arah X

MLx = kg.m = .104 Nmm

Asx = 121.316 mm2

Check Daktilitas

Karena ; maka yang dipakai .

Jumlah Tulangan
 Arah Y

MLy = kg.m = .104 Nmm

Asx = 57.014 mm2

Check Daktilitas
Karena ; maka yang dipakai .

Jumlah Tulangan

Tulangan Tumpuan Arah X dan Y

 Arah X

MTx = kg.m = .104 Nmm

Asx = 206.137 mm2

Check Daktilitas
Karena ; maka yang dipakai .

Jumlah Tulangan

 Arah Y

MTy = kg.m .104 Nmm


Asx = 166.489 mm2

Check Daktilitas

Karena ; maka yang dipakai .

Jumlah Tulangan
Tulangan Tak Terduga Arah X

Karena nilai momen tak terduga adalah setengah dari momen lapangan, maka
nilai momen terbesar tetap pada momen lapangan. Sehingga penulangan yang
digunakan adalah penulangan lapangan.

Jadi, pemakaian tulangan untuk pelat Tipe II:

 Lapangan X : 10 mm – 200 mm


 Lapangan Y : 10 mm – 250 mm
 Tumpuan X : 10 mm – 200 mm
 Tumpuan Y : 10 mm – 250 mm
 Tak Terduga X : 10 mm – 200 mm
PELAT III

1. Desain Pelat

Ly = 4 m, Lx = 4 m

Ly
β= =1  pelat 2 arah.
Lx

Didapat h = 114.074 mm; dibulatkan menjadi 120 mm

Jarak Tulangan Pelat Atap

h = 120 mm ; x = tulangan = 10 mm ; selimut beton = 20 mm

Arah x  dx = h – d’- ½x = 120 – 20 – (½.10) = 95 mm

Arah y  dy = d = h – d’ - 1½x = 120 – 20 – (1½.10) = 85 mm

2. Pembebanan Pelat

Beban Mati (SKBI – 1.3.53.1987 hal. 4)

Berat Pelat = 0,12 m x 2400 kg/m3 = 288 kg/m2

Berat Mortar Semen =3 x 21 kg/m2 = 63 kg/m2


Penutup Lantai = 2 x 24 kg/m2 = 48 kg/m2

Instalasi = 20 kg/m2

Total DL = 419 kg/m2

Beban Hidup (SKBI – 1.3.53.1987 hal. 7)

Lantai untuk sekolah =250 kg/m2

Total LL = 250 kg/m2

Beban Ultimate

wU = 1,2 wDL + 1,6 wLL = 902.8 kg/m2

3. Perhitungan Tulangan Pelat

Momen :

Tulangan Lapangan Arah X dan Y


 Arah X

MLx = kg.m = .104 Nmm

Asx = 144.015 mm2

Check Daktilitas

Karena ; maka yang dipakai .

Jumlah Tulangan
 Arah Y

MLy = kg.m = .104 Nmm

Asx = 161.377 mm2

Check Daktilitas
Karena ; maka yang dipakai .

Jumlah Tulangan

Tulangan Tumpuan Arah X dan Y

 Arah X

MTx = kg.m = .104 Nmm

Asx = 330.853 mm2

Check Daktilitas
Karena ; maka yang dipakai .

Jumlah Tulangan

 Arah Y

MTy = kg.m .104 Nmm


Asx = 372.069 mm2

Check Daktilitas

Karena ; maka yang dipakai .

Jumlah Tulangan
Tulangan Tak Terduga Arah X dan Y

Karena nilai momen tak terduga adalah setengah dari momen lapangan, maka
nilai momen terbesar tetap pada momen lapangan. Sehingga penulangan yang
digunakan adalah penulangan lapangan dari masing – masing sumbu.

Jadi, pemakaian tulangan untuk pelat Tipe III:

 Lapangan X : 10 mm – 200 mm


 Lapangan Y : 10 mm – 250 mm
 Tumpuan X : 10 mm – 200 mm
 Tumpuan Y : 10 mm – 200 mm
 Tak Terduga X : 10 mm – 200 mm
 Tak Terduga Y : 10 mm – 250 mm
PELAT IV

1. Desain Pelat

Ly = 4 m, Lx = 4 m

Ly
β= =1  pelat 2 arah.
Lx

Didapat h = 114.074 mm; dibulatkan menjadi 120 mm

Jarak Tulangan Pelat Atap

h = 120 mm ; x = tulangan = 10 mm ; selimut beton = 20 mm

Arah x  dx = h – d’- ½x = 120 – 20 – (½.10) = 95 mm

Arah y  dy = d = h – d’ - 1½x = 120 – 20 – (1½.10) = 85 mm

2. Pembebanan Pelat

Beban Mati (SKBI – 1.3.53.1987 hal. 4)

Berat Pelat = 0,12 m x 2400 kg/m3 = 288 kg/m2

Berat Mortar Semen =3 x 21 kg/m2 = 63 kg/m2


Penutup Lantai = 2 x 24 kg/m2 = 48 kg/m2

Instalasi = 20 kg/m2

Total DL = 419 kg/m2

Beban Hidup (SKBI – 1.3.53.1987 hal. 7)

Lantai untuk sekolah =250 kg/m2

Total LL = 250 kg/m2

Beban Ultimate

wU = 1,2 wDL + 1,6 wLL = 902.8 kg/m2

3. Perhitungan Tulangan Pelat

Momen :

Tulangan Lapangan Arah X dan Y

 Arah X
MLx = kg.m = .104 Nmm

Asx = 134.321 mm2

Check Daktilitas

Karena ; maka yang dipakai .

Jumlah Tulangan
 Arah Y

MLy = kg.m = .104 Nmm

Asx = 134.189 mm2

Check Daktilitas

Karena ; maka yang dipakai .


Jumlah Tulangan

Tulangan Tumpuan Arah X dan Y

 Arah X

MTx = kg.m = .104 Nmm

Asx = 291.091 mm2

Check Daktilitas
Karena ; maka yang dipakai .

Jumlah Tulangan

 Arah Y

MTy = kg.m .104 Nmm


Asx = 293.589 mm2

Check Daktilitas

Karena ; maka yang dipakai .

Jumlah Tulangan

Tulangan Tak Terduga Arah Y


Karena nilai momen tak terduga adalah setengah dari momen lapangan, maka
nilai momen terbesar tetap pada momen lapangan. Sehingga penulangan yang
digunakan adalah penulangan lapangan dari masing – masing sumbu.

Jadi, pemakaian tulangan untuk pelat Tipe IV:

 Lapangan X : 10 mm – 200 mm


 Lapangan Y : 10 mm – 250 mm
 Tumpuan X : 10 mm – 200 mm
 Tumpuan Y : 10 mm – 250 mm
 Tak Terduga Y : 10 mm – 250 mm

You might also like