Professional Documents
Culture Documents
C. PERENCANAAN PRODUKSI
Mengenai perencanaan dapat dibedakan antara: Perencanaan yang bersifat
umum (general business planning) maksudnya perencanaan kegiatan yang
dijalankan oleh setiap perusahaan, baik peusahaan besar maupun perusahaan kecil
untuk mencapai tujuannya. Perencanaan produksi (poduction planning) adalah
perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai orang-orang, bahan-bahan,
msin-mesin dan peralatan lain serta modal yang dipelukan untuk memproduksi
barang-barang pada suatu periode tertentu di masa depan sesuai dengan yang
diperkirakan.
Tujuan Perencanaan Produksi adalah:
1. Untuk mencapai level keuntungan ( profit ) yang tertentu.
2. Menguasai pasar tertentu, sehingga hasil atau output perusahaan ini tetap
mempunyai pangsa pasas ( market share ) tertentu.
3. Untuk mengusahakan supaya perusahaan dapat bekerja pada tingkat
efisiensi
4. Menggunakan sebaik-baiknya fasilitas yang sudah ada pada perusahaan.
Perencanaan produksi dapat dibedakan menurut jangka waktu yang tercakup, yaitu
Perencanaan Produksi Jangka Pendek (Perencanaan Operasional) dan Perencanaan
Produksi Jangka Panjang.
Perencanaan Produksi Jangka Panjang adalah penentuan tingkat kegiatan produksi
lebih daripada satu tahun, dan biasanya sampai lima tahun mendatang, dengan tujuan
untuk mengatur pertambahan kapasitas peralatan atau mesin-mesin, ekspansi pabrik
dan pengembangan produk (product development).
Perencanaan Produksi Jangka Pendek adalah penentuan tingkat kegiatan produksi
yang akan dilakukan dalam jangka waktu satu tahun mendatang atau kurang, dengan
tujuan untuk mengatur penggunaan tenaga kerja, persediaan bahan dan fasilitas
produksi yang dimiliki perusahaan pabrik. Oleh karena perencanaan produksi jangka
pendek berhubungan dengan pengaturan operasi produksi, maka perencanaan ini
disebut juga perencanaan operasional.
Dalam suatu perusahaan harus diperhatikan masalah yang datang dari luar
maupun dari dalam perusahaan. Demikian pula dengan perencanaan produksi,
masalah yang datangnya dari luar berupa kebijakasanaan pemerintah, inflasi, becana
alam dan sebagainya. Sedangkan masalah dari dalam merupakan masalah yang
ditimbulkan oleh faktor yang berada dalam kekuasaan pemimpin perusahaan.
Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan
produksi antara lain:
1. Sifat proses produksi
2. Jenis dan Mutu dari barang yang diproduksi
3. Sifat dari barang yang diproduksi
a. Sifat poses produksi
Proses produksi dapat dibedakan atas proses produksi yang terputus-putus
( intermittent manufacturing ) dan proses produksi yang terus menerus ( continue
proses ). Masing-masing proses produksi memepunyai sifat yang berbeda-beda,
yang mempengaruhi produksi yang dibuat.
c. Sifat barang yang di produksi apakah merupakan barang lama atau baru
Hal ini perlu diperhatikan karena untuk barang yang baru maka perlu diadakan
penelitian ( research ) pendahuluan mengenai:
1.Lokasi perusahaan, apakah perusahaan perlu diletakkan berdekatan dengan
bahan sumber mentah.
2.Jumlah barang yang akan diproduksi
3.Sifat permintaan barang ini, apakah musiman
Tahun X Penjualan ( Y ) ZY X2
1985 -4 2980 - 11920 16
1986 -3 3010 - 9030 9
1987 -2 3062 - 6124 4
1988 -1 3050 - 3050 1
1989 0 3058 0 0
1990 1 3180 3180 1
1991 2 3253 6506 4
1992 3 3431 10293 9
1993 4 3421 13684 6
Jumlah 0 28445 3539 60
6. Material Movement
Dalam beberapa perusahaan, bagian pengawasan produksi diberi
tanggung jawab memelihara pegerakan bahan-bahan dalam proses dari suatu
mesin yang lain, atau dari suatu production center ke production center yang
lain. Pergerakan material-material ini harus direnccanakan dalam kebutuhan
sebenarnya. Fungsi ini sering diberikan kepada dispatch clerk, karena dia
harus mengetahui keadaan dari berbagai orders dan kapan order-order ini siap
untuk dikerjakan
7. Follow-up
Setelah (manufactuing orders) di kirim kepada pelaksana, maka
perkembangan order ini harus diikuti untuk menjamin supaya pengerjaan
pesanan-pesanan tersebut sesuai schedule. Fungsi dari pengecekan ini untuk
lebih meyakinkan bahwa pekerjaan tersebut diselesaikan menurut rencana,
disebut “follow-up” dan follow-up ini merupakan bagian aspek yang terpenting
dari pengawasan produksi.
Fungsi follow-up tidak hanya penting bagi pelaksanaan manufacturing
order, tetapi juga penting bagi tugas-tugas pengawasan produksi yang lain.
8. Estimating
Setiap langganan ingin mengetahui berapa besar biaya untuk
memperoleh poduk yang dibuat. Oleh karena itu perusahaan tersebut perlu
membuat suatu perkiraan terlebih dahulu untuk dapat menentukan berapa
besar biaya pembuatan produk tersebut. Jumlah atau batas harga ini
didasarkan pada beberapa faktor, yaitu :
a. Taksiran biaya (estimated cost) dari perusahaan pabrik
Taksiran biaya ini sangat penting. Karena jika harga naik, maka
perusahaan akan rugi,dan sebaliknya jika harga turun perusahaan akan
memperoleh keuntungan yang terlalu besar.
b. Tersedianya infomasi mengenai teknis produksinya sehingga dapat
dibahas dan di buat (estimated cost) yang hampir tepat. Jadi besarnya
biaya pengerjaan (manufacturing cost) adalah ditaksir (estimated).