Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Kelompok 3
Kelas : Reguler C
Nama
Anggota: Ari Asmida Ritonga (Ketua)
Suchi Mayumi (moderator)
Sari Asmaini Manik (Penjelas)
Siti Rahmah (Notulen)
Sri Wahyuningsih
Utari Dwi Febrianty
Segala Puji bagi Allah Swt yang telah menerangi hati kita dengan
cahaya.AlQuran, menghiasi akhlak kita dengannya, dan mengindahkan amalan-
amalan kita dengan amalan AlQuran. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta umatnya sepanjang zaman yang
senantiasa mempelajari dan mengajarkan Al-Quran.
Atas rahmat yang telah Allah berikan pula, sehingga kami selaku penyusun
dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Kedudukan Bimbingan Konseling
dalam Pendidikan Sebagai Layanan Paedagogis” ini dapat terselesaikan. Makalah
ini kami susun sebagai persyaratan tugas mata kuliah Dasar-Dasar BK.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini. Kami berharap pada makalah ini dapat sesuai yang
diharapkan pembaca dan memohon saran dan kritik yang membangun dari pembaca
agar penyusun dapat lebih baik lagi kedepannya.
Penyusun
(Kelompok 3)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA………………………….……………....................... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Permasalahan
Landasan dalam bimbingan dan konseling, pada dasarnya tidak jauh berbeda
dengan landasan-landasan yang biasa diterapkan dalam pendidikan, seperti landasan
dalam pengembangan kurikulum, landasan pendidikan non formal atau pun landasan
pendidikan secara umum.
2. Tujuan
3. Manfaat
1
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Sejarah Paedagogis
Malcolm Knowles menyatakan bahwa apa yang kita ketahui tentang belajar
selama ini adalah merupakan kesimpulan dari berbagai kajian terhadap perilaku
kanak-kanak. Pada umumnya, apa yang kita ketahui tentang mengajar juga
merupakan hasil kesimpulan dari pengalaman mengajar terhadap anak-anak. Sebagian
besar teori belajar-mengajar, didasarkan pada perumusan konsep pendidikan sebagai
suatu proses pengalihan kebudayaan. Atas dasar teori-teori dan asumsi itulah
kemudian tercetus istilah "pedagogi" yang akar-akarnya berasal dari bahasa Yunani
kuno paidagōgeō yaitu paid berarti anak-anak dan agogos berarti membimbing.
Kemudian Pedagogis mengandung arti membimbing anak-anak Atau definisi secara
khususnya sebagai "suatu ilmu dan seni mengajar kanak-kanak". Akhirnya pedagogis
kemudian didefinisikan secara umum sebagai "ilmu dan seni mengajar anak-
anak". proses pembelajaran tersebut terpusat pada guru atau pengajar.
Pada bagian ini pendidikan akan ditinjau sebagai landasan bimbingan dan
konseling dari 3 segi yaitu :
2
Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Seorang bayi manusia
hanya akan dapat menjadi manusia sesuai dengan tuntutan budaya hanya melalui
pendidikan. Tanpa pendidikan, bayi manusia yang telah lahir itu tidak akan mampu
memperkembangkan dimensi keindividualannya, kesosialisasinya, kesusilaannya dan
keberagamaannya.
Pengertian ini terasa lebih praktis dan secara langsung menunjuk kepada
komponen-komponen utama pendidikan itu sendiri yaitu:
Ciri yang menandai berlangsungnya upaya pendidikan yaitu peserta didik yang
terlibat didalamnya menjalani proses belajar dan kegiatan tersebut bersifat normatif
(kondisi inheren pada ilmu pendidikan). Apabila kedua ciri itu tidak ada, maka upaya
yang dialkukan itu tidak dapat dikatakan pendidika. Barangkali ada kegiatan-kegiatan
yang dinamakan ”bimbingan”, ”pengajaran”, dan atau ”latihan”, tetapi apabila di
dalamnya tidak terkandung unsur-unsur belajar dan norma-norma positif yang
berlaku, maka kegiatan-kegiatan itu tidak dapat digolongkan ke dalam upaya
pendidikan.
Crow & Crow (190) menyatakan bahwa tujuan khusus yang segera hendak
dicapai (jangka pendek) dalam pelayanan bimbingan dan konseling ialah membantu
individu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, sedangkan tujuan akhir
(jangka panjang) ialah bimbingan-diri-sendiri. Bimbingan-diri-sendiri itu dicapai
hendaknya melalui bimbingan yang berkelanjutan, melainkan bimbingan-bimbingan
yang telah diberikan terdahulu hendaknya dapat mengembangkan kemampuan konseli
untuk mengatasi masalah-masalahnya sendiri dan memperkembangkan diri sendiri
tanpa bantuan pelayanan bimbingan dan konseling lagi. Di sinilah terdapat perbedaan
antara pendidikan dan bimbingan yaitu : pada bimbingan-diri-sendiri bantuan
bimbingan tidak diperlukan lagi, tetapi pendidikan masih diperlukan.
KETERIKATAN PENDIDIKAN
UNSUR-UNSUR PROSES
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno dan Amti, Erman, 2004, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta :
Rineka Cipta.