You are on page 1of 7

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

DISPNOE
Mini referat

BAB I PENDAHULUAN Dispnea 1.1 Konsep Dasar Dispnea atau sesak nafas merupakan keadaan yang sering ditemukan pada penyakit paru maupun jantung. Bila nyeri dada merupakan keluhan yang paling dominan pada penyakit paru. Akan tetapi kedua gejala ini jelas dapat dilihat pada emboli paru,bahkan sesak napas merupakan gejala utama pada payah jantung.1 Secara umum yang dimaksud dispnea adalah kesulitan bernapas,kesulitan bernapas ini terlihat dengan adanya kontraksi dari otot-otot pernapasan tambahan. Perubahan ini biasanya terjadi dengan lambat, akan tetapi dapat pula terjadi dengan cepat.1 Berat ringannya dispnea tidak dapat diukur dan kadang-kadang sulit untuk dinilai, sehingga dokter yang memeriksa akan timbul pertanyaan sebagai berikut:

Dispnea merupakan suatu perasaan yang subyektif dari pasien atau berhubungan Apakah yang dinilai ini bukannya suatu takipnea atau hiperpnea atau suatu tipe Apakah yang terjadi bukannya hanya suatu rasa nyeri saja, sehingga penderita Sulit untuk menilai apakah suatu dispnea bersifat fisiologi atau patologi. Akan

dengan suatu penyakit. pernapasan yang lain, misalnya pernapasan cheyne stoke. takut untuk bernapas dalam. tetapi terdapat beberapa pegangan untuk menilai dispnea yang patologi, yakni sebagai berikut:

Berdasarkan riwayat penyakit apakah dispnea tersebut terjadi secara mendadak. Apakah dispnea tersebut terjadi secara berulang (recurrent). Waktu terjadinya dispnea menentukan pula apakah setelah bekerja berat atau Sedangkan berdasarkan riwayat penyakit yang mendukung terjadimya dispnea

terjadi tiba-tiba pada tengah malam. yang bersifat subyektif, yakni bila terjadinya dispnea berhubungan banyak dengan umur, seperti misalnya dalam menjalankan pekerjaan yang tidak sebanding dengan usia.

1.1.1. Klasifikasi Dispnea Dispnea dapat diklasifikasikan sebagai berikut:2,3

Inspiratori dispnea, yakni kesukaran bernapas pada waktu inspirasi yang disebabkan oleh karena sulitnya udara untuk memasuki paru-paru. Ekspiratori dispnea, yakni kesukaran bernapas pada waktu ekspirasi yang disebabkan oleh karena sulitnya udara yang keluar dari paru-paru. Kardiak dispnea, yakni dispnea yang disebabkan primer penyakit jantung. Exertional dispnea, yakni dispnea yang disebabkan oleh karena olahraga. Exspansional dispnea, dispnea yang disebabkan oleh karena kesulitan exspansi dari rongga toraks. Paroksismal dispnea, yakni dispnea yang terjadi sewaktu-waktu, baik pada malam maupun siang hari. Ortostatik dispnea, yakni dispnea yang berkurang pada waktu posisi duduk. Pembagian tersebut di atas tidak berdasarkan atas klasifikasi etiologi

maupun tipe dispnea, akan tetapi istilah-istilah tersebut sering dipergunakan. Berdasarkan etiologi maka dispnea dapat dibagi menjadi 4 bagian, yakni:

Kardiak dispnea, yakni dispnea yang disebabkan oleh karena adanya Pulmunal dispnea, dispnea yang terjadi pada penyakit jantung. Hematogenous, dispnea yang disebabkan oleh karena adanya asidosis,

kelainan pada jantung.

anemia atau anoksia, biasanya dispnea ini berhubungan dengan exertional (latihan).

Neurogenik, dispnea terjadi oleh karena kerusakan pada jaringan otot-otot

pernapa 1.1.1 Fisiologi Yang dimaksud dengan dispnea adalah kesulitan bernapas yang disebabkan karena suplai oksigen ke dalam jeringan tubuh tidak sebanding dengan oksigen

kedalam jaringan tubuh tidak sebanding dengan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh.3 1.1.1 Patofisiologi dari dispnea yakni:

Kekurangan oksigen (O2) Tekanan oksigen inspirasi yang rendah, misalnya pada tempat yang sangat tinggi, respirasi dengan gas-gas yang berbahaya, ruang dekompresi, atau karena bertambahnya volume dead space. Gangguan konduksi maupun difusi gas ke paru-paru. Gangguan pertukaran gas dan hipoventilasi.

a. Penyebab dari kekurangan oksigen dapat di bagi atas:

b. Pertukaran gas di dalam paru-paru normal, tetapi kadar oksigen didalam paru-paru berkurang.
c. Stagnasi dari aliran darah.

Kelebihan Karbon Dioksida (CO2)

Karena terdapatnya shunting pada COPD sehingga menyebabkan terjadinya aliran dari kanan ke kiri.1,2,3 Tingkat-Tingkat Dispnea Atas dasar klinis Dispnea dapat dibagi atas dua dasar, yakni: Pembagian ini berdasarkan New York Heart Association dan dapat dibagi menjadi empat tingkatan, yakni: Tingkat 1 : bila dispnea tidak membatasi aktivitas artinya kebutuhan oksigen baik pada masa istirahat maupun pada masa setelah latihan dapat dikompensasi oleh paru-paru. Tingkat 2 : terjadi pembatasan yang ringan darin fungsi paru, artinya pada penderita yang melakukan aktivitas fisik dapat terjadi dispnea, akan tetapi pada waktu istirahat tidak terjadi dispnea. Tingkat 3 : aktivitas fisik penderita sangat terbatas dan dengan aktivitas fisik yang ringan saja sudah dapat menimbulkan sesak napas. Tingkat 4 : dispnea terjadi pada keadaan istirahat. Kerja yang ringan akan memperberat keadaan dispneanya.

Atas Dasar Pemeriksaan Paru-Paru

Dispnea dapat dibagi menjadi dua, yakni: Obstruksi dispnea, yakni dispnea yang terjadi karena adanya kelainan dari fungsi obstruksi paru. Berdasarkan nilai restriktif maka dispnea dapat dibagi atas (angka-angka di bawah adalah presentase dari normal): Restriktiif normal Restriktif ringan sampai sedang Restriktif sedang Restriktif berat Atas Dasar Terjadinya oDispnea yang terjadi mendadak, biasanya disebabkan oleh karena emboli paru, pneumothoraks, atau obstruksi jalan napas. oDispnea yang terjadi secara perlahan-lahan, biasanya disebabkan oleh karna payah jantung dan efusi pleura. Atas Dasar Respirasi oDispnea inspirasi oDispnea ekspirasi Evaluasi Dispnea dapat dibagi menjadi dua, yakni:

Dispnea dapat dibagi menjadi dua, yakni:2,3

Dari pemeriksaan fisik terlihat bahwa pasien menggunakan otot-otot pernapasan tambahan. Ekspirasi maupun inspirasi tergantung kepada tipe dari dispnea. Pemeriksaan yang dilakukan adalah sangat luas, akan tetapi dapat digolongkan menjadi 7 bagian, yakni: oTanda-tanda yang menyokong pada paru-paru Wheezing Ronchi Cuping hidung yang bergerak

oTanda-tanda yang menyokong adanya dispnea

Sianosis EKG

oPemeriksaan laboratorium oPemeriksaan fungsi paru dan analisis gas. oPemeriksaan skantigrafi.
o Pemeriksaan pemeriksaan infasif jantung.

Diagnosis Banding Sesak napas umumnya disebabkan oleh gangguan sistem jantung atau sistem pernapasan lainnya sepert muskuloskeletal, hematologi, endokrin,, dan ganggua psikiatri mungkin menjadi penyebabnya, kardiovaskular Penyebab paling umum adalah infarkmiokard akut dan gagal jantung kongestif sedangkan penyebabparu umum termasuk penyakit paru obstruktif kronik, asma,pneumotoraks, dan pneumonia.

DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo AW, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi V. Jakarta; Internal Publishing:2009: 29-50,1583-1585 2. Palupi SEE. Kumpulan Kuliah Kardiologi. Jakarta; Bagian IPD FKUSAKTI: 2006: 4-5
3. Fauci et al. Harrisons Manual of Medicine 17th ed. USA; Mc Graw Hill:

2009: 231-233

You might also like