You are on page 1of 5

Alat Pembayaran Antarnegara (Devisa)

Untuk melakukan pembayaran kepada penduduk negara lain diperlukan devisa yang dapat dibeli di bursa valuta asing 1 .

Penggunaan Jasa Bursa valuta Asing


Orang atau lembaga yang membutuhkan jasa dari bursa valuta asing antara lain sebagai berikut : 1. Pemerintah yang membutuhkan valuta asing untuk membiayai perwakilan perwakilannya di luar negeri, menyelesaikan utang utang luar negeri yang telah jatuh tempo, dan untuk kepentingan luar negeri lainnya. 2. Rumah rumah tangga yang membutuhkan valuta asing untuk membiayai anggota keluarganya yang Belajar di luar negeri. 3. Wisatawan wisatawan dalam negeri yang akan berkunjung ke luar negeri. 4. Perusahaan perusahaan asing (yang ada di Indonesia) yang akan membayar deviden kepada para pemegang sahamnya di luar negeri. 5. Orang orang dalam negeri yang akan membayar utang atau bunganya di luar negeri. 6. Para importir yang akan membayar kepada eksportir di luar negeri. 7. Para investor dalam negeri yang memerlukan valuta asing untuk menyelesaikan kewajiban kewajibannya terhadap orang luar negeri. 8. Bisnisman yang melakukan spekulasi terhadap naik turunnya nilai valuta asing.

Sumber Sumber Devisa :


a. Ekspor barang barang ke luar negeri Suatu negara akan menerima devisa karena mengekspor barang ke luar negeri. Maka semakin besar ekspor yang dilakukan suatu negara, maka semakin besar pula penerimaan devisanya. b. Penyelenggaraan jasa jasa Apabila suatu negara menjual jasanya, misalnya jasa konsultan ahli ataupun jasa menyediakan bandar udara maka dapat dipastikan negara tersebut memperoleh devisa. c. Pariwisata Apabila wisatawan suatu negara berkunjung dan membelanjakan sebagian uangnya di negara lain, maka hal ini akan menambah devisa atas kunjungan wisatawan mancanegara tersebut. d. Hadiah luar negeri Apabila suatu negara mendapatkan hadiah (bantuan yang tidak harus dikembalikan) berupa uang asing, maka negara itu menerima devisa dari negara donor tersebut. e. Pinjaman luar negeri Apabila suatu negara memperoleh pinjaman dari luar negeri, maka ada penerimaan devisa dari peristiwa tersebut. Namun pada sudah jatuh tempo pinjaman luar negeri itu harus dikembalikan.

Tujuan Perdagangan Internasional


1. Autarki
Autarki ialah berusaha untuk menghindarkan diri dari pengaruh pengaruh negara lain baik pengaruh ekonomi, politik, maupun militer. Sebenarnya tujuan ini bertentangan dengan prinsip perdagangan antar negara (internasional) secara bebas (liberalisasi perdagangan internasional).

2. Kesejahteraan (Welfare)
Tujuan diadakannya hubungan ekonomi internasional adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Impor dilakukan terhadap suatu barang dilakukan apabila barang tersebut stoknya sedikit atau kalau dilakukan di dalam negeri biaya produksinya terlalu mahal, sedangkan ekspor dilakukan apabila terjadi surplus atau harga barang tersebut di pasaran cukup menguntungkan. Dengan adanya hubungan ekonomi internasional ini masing masing negara memperoleh keuntungan.
1

Bursa valuta asing (Foreign exchange market ) adalah suatu lembaga / pasar yang menyediakan fasilitas fasilitas untuk melaksanakan pembayaran kepada penduduk negara lain atau menerima pembayaran dari penduduk negara lain.

3. Proteksi
Tujuan proteksi adalah melindungi industri dalam negeri dari persaingan barang impor. Biasanya kebijakan yang ditempuh untuk kepentingan ini adalah pembatasan jumlah barang dan menaikkan bea masuk.

4. Keseimbangan Neraca Pembayaran


Neraca pembayaran merupakan catatan tentang penerimaan uang dari luar negeri dan pembayaran ke luar negeri. Apabila neraca pembayaran suatu negara mengalami defisit maka cadangan devisanya menurun, dan apabila terjadi surplus maka cadangan devisanya meningkat. Oleh karena itu suatu negara seringkali melakukan kebijakan ekonomi internasional untuk menjaga neraca pembayarannya paling tidak dalam kondisi seimbang.

5. Peningkatan Pembangunan Ekonomi


Agar pembangunan ekonomi dalam negeri berlangsung lancar, seringkali pemerintah suatu negara melakukan kebijakan ekonomi internasional. Misalnya suatu negara melakukan proteksi untuk melindungi industri dalam negeri dan memacu peningkatan ekspor. Selain itu dengan adanya spesialisasi yang bersifat internasional maka tiap tiap negara bisa meningkatkan efisiensi dalma memproduksi suatu barang.

Jenis Perdagangan Internasional


A. Ekspor
Ekspor dilakukan untuk memperoleh devisa bagi negara yang melakukannya. Hal ini terjadi karena biasanya harga barang ekspor lebih mahal bila dibandingkan dengan harga barang dalam negeri dengan barang yang sama. Jenis barang yang diekspor oleh Indonesia ada 2 macan yakni Migas dan Nonmigas. Sektor Migas adalah penyumbang terbesar dalam komoditas ekspor negara kita. Sedangkan komoditas Nonmigas antara lain hasil hasil industri, pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Pada dasarnya ada 3 faktor yang mempengaruhi perkembangan ekspor, antara lain sebagai berikut : 1) Keadaan Pasar di Luar Negeri Keadaan pasar ini meliputi perkiraan kekuatan permintaan dan penawaran dari Berbagai negara. Apabila kekuatan permintaan di pasar dunia lebih kuat daripada penawarannya, maka harga barang atau jasa tersebut akan meningkat. Dan kondisi ini akan memudahkan negara penghasil untuk mengembangkan ekspornya. 2) Iklim Usaha yang Diciptakan Pemerintah Dorongan para pengusaha untuk melakukan ekspor juga dipengaruhi oleh iklim usaha, seperti kemudahan kemudahan yang diberikan pemerintah untuk melakukan ekspor. Kemudahan kemudahan tersebuta antara lain adalah penyederhanaan proses ekspor, penghapusan Berbagai biaya yang berkenan dengan ekspor, pemberian fasilitas untuk produksi barang barang ekspor, adanya lembaga lembaga lain yang menunjang ekpor. 3) Kelincahan Para Eksportir untuk Merebut Pasar Dunia Apabila eksportir pandai meneliti dan mencari peluang, maka pasar luar negeri semakin luas . Tentu saja keuletan dan kegigihan eksportir juga diperlukan untuk mengembangkan ekspor.

Langkah langkah yang dapat ditempuh untuk mengembangkan ekspor antara lain sebagai berikut :
1. Melakukan Diversifikasi Produk Ekspor Diversifikasi Produk adalah penambahan jenis komoditas ekspor. Diversifikasi ini sendiri dibagi menjadi 2, yakni Diversifikasi Horizontal (menambah macam barang) dan menambah variasi kesiapan produk. Contoh dari Diversifikasi Horizontal adalah suatu negara yang mulanya mengekspor kayu jati, hasil hasil kerajinan Kemudian menambah varietas barangnya dengan beras dan gula. Contoh dari menambah variasi kesiapan produk adalah menambah variasi dari yang mulanya hanya mengekspor minyak mentah kini juga mengekspor avtur, premium, oli pelumas, dls.

2. Menciptakan Iklim Usaha yang Kondusif Agar para pengusaha tertarik melakukan ekspor, maka pemerintah sudah seharusnya memberikan kemudahan kemudahan, seperti memberikan fasilitas kepada produksi barang ekspor, penyederhanaan prosedur ekspor, dan penurunan bea ekspor. Dengan diberikannya kemudahan kemudahan ini para pengusaha dapat menghemat biaya dan lebih lancar untuk melakukan ekspor. Akibatnya calon eksportir yang semula masih ragu untuk melakukan ekspor menjadi tertarik untuk melakukan ekspor. 3. Mengendalikan Harga di Dalam Negeri Agar suatu produk mampu bersaing di pasaran internasional, maka harga barang tersebut di dalam negeri harus lebih murah. Oleh karena itu pengendalian harga di dalam negeri sangat diperlukan. Pemerintah perlu melakukan usaha usaha untuk menekan inflasi. Misalnya melalui pengendalian tingkat bunga dan peningkatan peran Bulog. 4. Melakukan Devaluasi Devaluasi adalah tindakan menurunkan nilai mata uang sendiri terhadap mata uang suatu negara yang lebih kuat nilainya. Misalnya Rupiah (Rp) dengan Dollar Amerika Serikat (US$). Tujuan dari devaluasi adalah untuk menurunkan harga barang barang produksi Indonesia bila diukur dengan Dollar. Akibatnya eksportir terdorong untuk melakukan ekspor karena bisa bersaing di pasar Internasional. 5. Mengadakan Perjanjian Internasional Untuk meningkatkan hubungan dengan negara lain, suatu negara seringkali mengadakan kerjasama/ Perjanjian. Contoh Perjanjian yang dilakukan adalah Perjanjian perdagangan. Isi Perjanjian bisa untuk satu jenis barang satu bisa juga untuk lebih dari satu jenis barang dagangan. 6. Meningkatkan Kegiatan Promosi Dagang di Luar Negeri Kegiatan yang dilakukan antara lain dengan mengadakan pameran produk produk Indonesia di luar negeri dan mengadakan kunjungan kenegaraan. Selain itu dengan didirikannya Indonesian Trade Promotion Centre (IPTC) akan membuat produk produk nasional dikenal di luar negeri. 7. Membina dan Memberi Informasi kepada Para Eksportir agar Mereka Lebih Profesional untuk Memasarkan Produk di Luar Negeri

Dampak Ekspor bagi suatu negara ada 2, yaitu dampak positif dan dampak negatif. Berikut dampak dampak ekspor bagi negara eksportir : a. Dampak Positif Ekspor :
Memperluas Lapangan Pekerjaan Dengan adanya ekspor, suatu negara akan berusaha melakukan spesialisasi pada suatu komoditas. Nah pada akhirnya hal ini akan berimbas semakin terbukanya lapangan Pekerjaan yang ada di negara tersebut. Meningkatkan Cadangan Devisa Seperti yang kita ketahui ekspor akan menghasilkan devisa bagi negara eksportirnya. Maka semakin banyak ekspor yang dilakukan suatu negara, maka semakin banyak pula devisa yang diterima negara tersebut. Memperluas Pasar Dengan adanya ekspor akan memberi keleluasaan bagi industri industri nasional untuk mengirimkan barangnya ke seluruh dunia. Sehingga jaringan pasar perdangan produk tersebut semakin luas. b. Dampak Negatif Ekspor : Menimbulkan Kelangkaan Barang Dalam Negeri Tanpa pengaturan yang baik, ekspor juga bisa menimbulkan kelangkaan suatu barang di dalam negeri. Hal ini terjadi karena kalau suatu barang sudah menjadi barang ekspor tentu akan mengurangi pasukan barang tersebut di dalam negeri. Dan kalau memang ekspor terus berjalan dan pasukan kurang hal ini tentu akan menyebabkan kelangkaan.

Menyebabkan Eksploitasi Besar Besaran Terhadap Sumber Daya Alam Dengan adanya ekspor tentu suatu negara akan melakukan spesialisasi terhadap suatu produk ekspornya. Dan pasti semua negara akan melakukannya. Hal ini tidak berdampak serius bagi negara maju, namun bagi negara berkembang akan terjadi eksploitasi besar besaran terhadap Sumber Daya Alam, utamanya barang barang tambang. Hal ini akan menimbulkan kerusakan lingkungan dan menipisnya sumber tambang.

B. Impor
Orang atau lembaga yang melakukan kegiatan impor disebut importir. Importir tertarik melakukan kegiatan impor karena mendapatkan keuntungan dari kegiatan impor itu sendiri. Keuntungan itu diperoleh karena harga barang di dalam negeri lebih mahal dibanding di luar negeri. Barang barang yang diimpor bisa berupa barang konsumsi, barang barang modal, bahan baku, dan bahan penolong. Harga barang impor di dalam negeri lebih mahal dibanding di luar negeri karena beberapa kemungkinan berikut ini : 1) Negara pengimpor tidak dapat menghasilkan barang tersebut karena memang tidak mempunyai bahan bahan dasarnya. Kemungkinan ini biasanya terjadi pada negara industri yang tidak memiliki bahan baku produknya. Contoh : Jepang dan Belanda. 2) Negara pengimpor dapat memproduksi barang impor, tetapi biayanya lebih mahal. Akibatnya harga menjadi lebih mahal. Kemungkinan ini biasanya terjadi pada negara berkembang. Karena penguasaan ipteknya masih rendah, maka barang industri yang diproduksi biayanya terlalu mahal dan kurang efisien. Contoh : Indonesia 3) Sebenarnya negara pengimpor sudah dapat menghasilkan sendiri, namun jumlahnya belum bisa mencukupi permintaan masyarakat. Kemungkinan ini biasanya terjadi pada negara yang sedang dalam kondisi lepas landas. Walaupun telah menghasilkan suatu produk namun masih harus tetap mengimpor karena jumlahnya masih sedikit dan tidak mencukupi permintaan masyarakat. Contoh : Korea dan Singapura. Biasanya pemerintah membatasi impor untuk melindungi industri di dalam negeri. Pembatasan ini akan mengakibatkan hal hal berikut : 1. Industri dalam negeri terdorong untuk maju sebab barang barang saingan dari luar negeri tidak bisa masuk ke dalam negeri. Apabila industri dalam negeri dapat berkembang maka kesempatan kerja menjadi lebih luas dan dapat membantu memecahkan masalah pengangguran. 2. Dapat mengurangi ketergantungan akan produk dari luar negeri. 3. Defisit neraca pembayaran dapat dihindari. 4. Menanamkan rasa bangga dan mencintai produk dalam negeri. Namun adanya perlindungan berlebihan terhadap industri dalam negeri dapat menimbulkan dampak negatif sebagai berikut : 1) Produsen dalam negeri kurang termotivasi untuk menjaga kualitas produknya karena tidak ada produk saingan dari luar negeri. Selain itu perusahaan juga kurang tertarik untuk meningkatkan efisiensi kerjanya sehingga harga barang menjadi semakin mahal. 2) Jika pemerintah membatasi masuknya barang dari luar negeri maka kebijakan tersebut akan dibalas oleh negara yang bersangkutan. Akibatnya ekspor kita juga akan dibatasi sehingga akan mengganggu pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

You might also like