You are on page 1of 9

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh jklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvb PERPAJAKAN 2 nmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwer Perencanaan pajak PPH dan PPN tyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj

klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc


5/19/2011

OLEH:

1. IFANSYAH 2. RR. DEWI PARAMITHA 3. RIKOB DANU PANSUMI

(AIC 008 004) (AIC 008 125) (AIC 008 )

S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MATARAM TAHUN AJARAN 2010 - 2011

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb. Alhamdulillah al-malikul al-alami., Allah SWT., penyandang segenap atribut kesempurnaan, yang telah memberikan nikmat tiada terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Perpajakan 2 ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan atas junjungan alam nabi besar Muhammad saw., pengemban risalah haq, yang membawa dari alam kegelapan ke dalam alam yang terang benderang, dan menggantinya dengan anyaman sosial rabbani, hingga addinul Islam. Sebagai manusia yang memiliki segala macam keterbatasan-keterbatasan, sebagaimana kata pepatah tak ada gading yang tak retak, penulis pun menyadari banyaknya kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, terimakasih penulis ucapkan kepada bapak Imam Waskito SE dan Sapto Hendri, Ak.M.Si selaku dosen mata kuliah Perpajakan 2 yang telah memfasilitasi makalah ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua penulis tercinta yang telah memberikan bantuan moril maupun material. 2. Prof.Ir.H.Mansyur Masum, Ph.D selaku Rektor Universitas Mataram. 3. Drs.H.Mahyudin Nasir,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mataram. 4. Susi Retno.,Ak.M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Mataram. 5. Dosen dosen Pembimbing Akademik penulis. 6. Keluarga besar Jurusan Akuntansi Universitas Mataram. 7. Temanteman sekelompok penulis atas kerjasamanya dalam membantu penyusunan makalah ini, dan 8. Semua pihak yang telah berjasa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu Akhir kata, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat banyak kekurangan dan kekhilafan. Kiranya bantuan dan jasa baik dari semua pihak mendapat imbalan yang pantas dari Allah SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin ya robbal alamin.

Wassalamualaikum wr. wb.

Mataram, 19 Mei 2011

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Dengan meningkatnya perkembangan dunia usaha di indonesia dan untuk lebih menegakkan kemandirian dalam membiayai pembangunan nasional dengan jalan lebih mengarahkan segenap potensi dan kemampuan dari dalam negeri, khususnya dengan cara meningkatkan penerimaan Negara melalui sector perpajakan, maka pemerintah sejak tahun 2000 telah melakukan pembaharuan system perpajakan nasional. Dalam undang undang perpajakan tahun 2000 digunakan system self assessment, dimana setiap wajib pajak diwajibkan menghitung, mengisi, membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan perundang undangan pajak yang berlaku, sehingga penentuan besarnya pajak yang terutang berada pada wajib pajak sendiri, demikian baik bagi wajib pajak badan maupun bagi wajib pajak perorangan mempunyai tanggung jawab penuh atas pajak yang dibayarkannya. Dengan system self assessment tersebut secara tidak langsung wajib pajak dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang peraturan dan perundang undangan yang berlaku. Untuk memperhitungkan besarnya pajak yang harus dibayarkan seorang wajib pajak harus mengetahui besarnya penghasilan kena pajak terlebih dahulu dari laporan keuangan yang telah disusun. Makin pentingnya variable pajak sebagai komponen yang harus diperhitungkan, membuat banyak perusahaan melakukan perencanaan pajak (tax planning). Pada dasarnya ada dua hal yang perlu dilakukan perusahaan yang berkaitan dengan perpajakan. Pertama, Kegiatan Administrasi Pajak, yaitu menyelenggarakan administrasi perpajakan misalnya memperoleh NPWP, mengisi SPT, dan seterusnya. Hal ini berkaita dengan aktiviatas masa lalu. Dan yang kedua adalah Perencanaan Pajak, yang intinya ialah pengaruh yang dihadapi oleh perusahaan terhadap pajak bila mengambil keputusan tertentu dan keputusan apa yang akan perusahaan ambil setelah mengetahui dampak pajaknya. Ini berkaitan dengan masa yang akan datang. Jadi perencanaan pajak

buka berarti penyelundupan pajak. Pada dasarnya penghematan pajak berdasarkan the least and latest rule, yang maksudnya wajib pajak selalu berusaha menekan pajak sekecil mungkin dan menunda pembayaran selambat mungkin sebatas yang masih diperkenankan oleh peraturan perpajakan. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan pajak adalah suatu langkah yang tepat untuk perusahaan, dengan kemungkinan untuk melakukan penghematan pajak atau tax saving sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuandan peraturan perundang undangan perpajakan. Adapun pokok permasalahannya disini adalah sejauh mana manfaat dan pengaruh diterapkannya perencanaan perpajakan atas pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai dalam penentuan beban pajak yang paling efisien pada perusahaan.

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Perencanaan pajak adalah proses mengorganisasi usaha wajib pajak atau kelompok wajib pajak sedemikian rupa sehingga utang pajaknya, baik pajak penghasilan maupun pajakpajak lainnya, berada dalam posisi yang paling minimal, sepanjang hal ini dimungkinkan baik oleh ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan maupun secara komersial (Mohammad Zain, 2005). Perencanaan pajak merupakan langkah awal dari manajemen pajak dimana pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan, dengan maksud dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang dilakukan. B. Tahapan Perencanaan Pajak (tax planning) Agar tax planning berhasil sesuai dengan yang diharapkan, maka perencanaan itu seharusnya dilakukan melalui berbagai urutan tahap tahap berikut ini: 1. Menganalisis informasi yang ada (analyzing the existing database) 2. Membuat satu atau lebih model kemungkinan jumlah pajak (designing one or more possible tax plans). 3. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak (evaluating a tax plan). 4. Mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak (debugging the tax plans). 5. Memutahirkan rencana pajak (updating the tax plan). C. Tujuan Perencanaan Pajak Tujuan utama dari perencanaan pajak ialah untuk meminimumkan pembayaran pajak. Perencanaan pajak dilakukan untuk memastikan bahwa jumlah pajak minimum yang dibayarkan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Peminimalan pajak tidak sama dengan penyelundupan pajak. Perencanaan pajak juga untuk merekayasa agar beban pajak (tax burden) dapat ditekan serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada, tetapi hal ini berbeda dengan tujuan pembuatan undang undang,

maka tax planning disini sama dengan tax advoidance kerena secara hakikat ekonomis kedua-duanya sama sama berusaha untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak (after tax run) karena pajak merupakan unsur pengurang laba yang tersedia baik untuk dibagikan kepada pemegang saham maupun untuk diinvestasikan kembali. D. Strategi Umum Perencanaan Pajak Ada 4 strategi umum untuk menghemat beban pajak sebagaimana yang disampaikan oleh Karayan, et.al (2002) yaitu: 1. Creation, meliputi merencanakan keuntungan subsidi pajak dengan memindahkan operasi utama perusahaan ke Negara yang menerapkan tarif PPh paling rendah atau lebih rendah. Contoh: Pengusaha TPT tekstil orientasi ekspor memindahkan aktivitas operasi utama dari Indonesia ke Vietnam karena vietnam menerapkan lapisan tarif PPh lebih rendah daripada Indonesia. 2. Conversion, mengubah operasional usaha sehingga menghasilkan kategori jenis penghasilan yang menguntungkan dari segi pemajakan. Contoh: dengan melakukan iklan penjualan persediaan yang mendatangkan penghasilan utama (ordinary income) dan dapat dikenakan lapisan tarif pajak tertinggi. Sementara hasil iklan adalah meningkatkan imej masyarakat kepada nilai perusahaan yang dapat menambah nilai goodwill perusahaan. Goodwill perusahaan tidak dikenakan pajak kecuali telah terjual dan terkena lapisan tarif rendah atas PPh atas Capital Gain. 3. Shifting, meliputi tekhnik menggeser jumlah beban pajak (tax base) ke periode akuntansi pajak yang lebih menguntungkan. Contoh:Percepatan penyusutan aktiva dari metode garis lurus menjadi saldo menurun akan menjadikan beban penyusutan sebagai pengurang penghasilan bruto lebih besar di awal periode sehingga dapat menunda pembayaran pajak hingga ke periode yang akan datang. 4. Splitting, dengan menyebarkan dasar pengenaan pajak diantara beberapa wajib pajak sehingga di dapat lapisan tarif pajak yang berbeda. Contoh: dengan mengubah bentuk usaha dari perorangan (OP) menjadi badan hukum (WP Badan) dimana jika OP mempunyai penghasilan kena pajak Rp 200 juta kemudian melalui badan WP membayar gaji sebesar 150 juta kepemilik maka akan menghemat pajak sebesar selisih tarif PPh OP dan Badan dari penghasilan kena pajak setiap tahun (Rp 50 juta x selisih tarif pajak) .

E. 3 Unsur Perpajakan Yang Memotivasi Dilakukannya Perencanaan Pajak 3 unsur tersebut antara lain: 1. Kebijaksanaan Perpajakan (tax policy), kebijaksanaan perpajakan merupakan alternative dari berbagai sasaran yang hendak dituju dalam system perpajakan. Factor yang mendorong dilakukannya perencanaan pajak, yaitu: a. Pajak yang akan dipungut b. Siapa yang akan dijadikan subyek pajak c. Apa saja yang merupakan obyek pajak d. Berapa besarnya tarif pajak e. Bagaimana prosedurnya. 2. Undang Undang Perpajakan (tax law), kita menyadari bahwa kenyataannya dimanapun tidak ada undang undang yang mengatur setiap permasalahan secara sempurna, maka dalam pelaksanaannya selalu diikuti oleh ketentuan ketentuan lain (peraturan pemerintah keputusan presiden, keputusan menteri keuangan dan direktorat jendral pajak), maka tidak jarang ketentuan pelaksanaan tersebut bertentangan dengan undang undang itu sendiri karena disesuaikan dengan kepentingan pembuat kebijaksanaan dalam mencapai tujuan lain yang ingin dicapainya. Sehingga dari sini dapat diambil peluang untuk meminimalkan jumlah pajak yang akan diserahkan. 3. Administrasi Perpajakan (tax administration), secara umum motivasi dilakukannya perencanaan pajak adalah memaksimalkan laba setelah pajak karena pajak itu ikut mempengaruhi dalam pengambilan keputusan atas suatu tindakan dalam operasi perusahaan untuk melakukan investasi dengan cara menganalisis secara cermat dan memanfaatkan peluang atau kesempatan yang ada dalam ketentuan peraturan yang sengaja dibuat oleh pemerintah untuk memberikan perlakuan yang berbeda atas objek yang secara ekonomi hakikatnya sama (karena pemerintah memiliki tujuan lain tertentu) dengan memanfaatkan: perbedaan tarif pajak (tax rates), perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak (tax base). F. Manfaat Perencanaan Pajak: 1. Penghematan Kas Keluar, perencanaan pajak dapat menghemat pajak yang merupakan biaya bagi perusahaan

2. Mengatur aliran kas, perencanaan pajak dapat mengestimasi kebutuhan kas untuk pajak dan menentukan saat pembayaran sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara lebih akurat. G. Untuk Menghemat Pajak Dapat Dilakukan Dengan Prinsip Prinsip Berikut Ini: 1. Memanfaatkan secara optimal ketentuan ketentuan perpajakan yang berlaku 2. Mengambil keuntungan dari pemilihan bentuk bentuk usaha yang tepat 3. Mendirikan perusahaan dalam satu jalur usaha sehingga dapat lebih mudah diatur secara keseluruhan penggunaan tariff pajak dan potensi penghasilan 4. Menyebar penghasilan ke beberapa tahun untuk menghindari pengenaan tariff pajak tertinggi.

Sumber: www.mm-ukrida.co.cc/resmeth-rct/uk-mk-fs45/sajuli_andreas.pdf perencanaan-pajak-tax-planning.html http://weserve.files.wordpress.com/2008/04/manajemen-pajak.ppt http://feakuntansi.unila.ac.id/ppafe/PDF%20File/Riset%20%26%20Perencanaan%20Pajak.pdf http://digilib.uns.ac.id/abstrakpdf_5826_perencanaan-pajak-sebagai-upaya-pengendalianbeban-pajak---studi-kasus-pada-pt.-x,-perusahaan-textile-di-sragen----.pdf http://202.91.12.181/skripsi/0324137559/Abstrak.pdf

You might also like