You are on page 1of 25

REFERAT

Dysmenorrhea
PEMBIMBING: Dr. Samsudin, Sp.OG

Disusun oleh : Alpert Davista 110.2005.014

PENDAHULUAN
Setiap bulan, secara periodik, seorang wanita normal akan mengalami peristiwa reproduksi, yaitu menstruasi meluruhnya jaringan endometrium karena tidak adanya telur matang yang dibuahi oleh sperma semua wanita yang normal pasti akan mengalami proses itu. Walaupun begitu, pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah menstruasi, di antaranya adalah nyeri haid.6

Nyeri saat haid merupakan keluhan yang sering dijumpai di kalangan wanita usia subur, yang menyebabkan mereka pergi ke dokter untuk berobat dan berkonsultasi. Dismenore terdapat pada 30-75% dari populasi dan kira-kira separuhnya memerlukan pengobatan Etiologi dan patogenesis dismenore sampai sekarang belum jelas, maka pengobatannya pun masih simpang siur. 2

Menstruasi
Seorang wanita subur, selama kira-kira 38 tahun, setiap bulannya, akan melepaskan sel telur matang yang dikeluarkan secara bergantian dari salah satu indung telur. Pematangan telur dirangsang oleh organ kecil yang berada di dasar otak yang disebut hipofisis Selama haid, proses pematangan telur telah dimulai. Sesudah 14 hari, proses pematangan telah selesai dan telur melepaskan diri dari indung telur (ovulasi).

Jika dalam perjalanannya telur tidak bertemu dengan sperma, telur akan mati beberapa jam setelah lepas dari indung telur. Kira-kira 14 hari setelah pelepasan telur, lapisan paling luar dari selaput lendir rahim diberi isyarat bahwa bagian itu perlu diganti. Secara tibatiba, lapisan itu lepas sehingga menyebabkan perdarahan. Itulah haid atau menstruasi.

Siklus menstruasi Siklus menstruasi dimulai dengan hari pertama pendarahan vagina. Hal ini berakhir dengan vagina hari pertama pendarahan pada periode berikutnya. Sebuah siklus rata-rata berlangsung sekitar 28 hari. Selama siklus, dua hormon (estrogen dan progesteron) dibuat oleh indung telur. Hormon-hormon ini menyebabkan perubahan pertumbuhan endometrium (lapisan rahim) sehingga rahim akan siap untuk kemungkinan kehamilan. Pada hari ke 14 siklus, telur dilepaskan dari salah satu ovarium. Ini disebut ovulasi.

Jika telur tidak dibuahi, kadar hormon menurun. Itu sinyal rahim menanggalkan lapisan, yaitu ketika periode menstruasi dimulai. Untuk beberapa wanita menstruasi ini menyebabkan kram ringan, untuk orang lain ini menyebabkan sakit parah.

Dismenore
Definisi Dismenore didefinisikan sebagai aliran menstruasi sulit atau nyeri haid. Istilah dismenore berasal dari kata Yunani dys, yang berarti sulit / menyakitkan / tidak normal, meno, berarti bulan, dan rrhea, yang berarti aliran.5 Dismenore adalah nyeri haid yang sedemikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidup sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari.1

Nyeri haid dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya kelainan yang dapat diamati. Berdasarkan jenis nyeri, nyeri haid dapat dibagi menjadi :
dismenore kongestif. Nyeri spasmodik terasa di bagian bawah perut dan berawal sebelum masa haid atau segera setelah masa haid mulai dismenore spasmodik Penderita dismenore kongestif biasanya akan tahu sejak berhari-hari sebelumnya bahwa masa haidnya akan segera tiba

berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati, nyeri haid dapat dibagi menjadi:
Dismenore primer

(esensial,intrinsik,idiopatik) tidak terdapat hububungan dengan kelainan ginekologik


Dismenore sekunder.

(ekstrinsik,yang diperoleh,acquired) disebabkan oleh kelainan ginekologik.

Epidemiologi
Amerika Serikat Dismenore dapat mempengaruhi lebih dari setengah wanita haid, dan prevalensi yang dilaporkan telah sangat bervariasi. Sebuah survei dari 113 pasien dalam praktek pengaturan keluarga menunjukkan prevalensi dismenore dari 29-44%, tetapi angka prevalensi setinggi 90% pada wanita berusia 18-45 tahun. Indonesia Di Indonesia angka kejadian dismenore sebesar 64.25 % yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36 % dismenore sekunder (Info sehat, 2008). Di Surabaya di dapatkan 1,07 %1,31 % dari jumlah penderita dismenore datang kebagian kebidanan

Etiologi
Etiologinya belum jelas tetapi umumnya berhubungan dengan siklus ovulatorik. Beberapa faktor yang diduga berperan dalam timbulnya dismenore primer yaitu:

Prostaglandin Hormon steroid seks Sistim saraf (neurologik) Vasopresin Psikis

penyebab dismenore sekunder yang besifat intrauterin:


Adenomyosis Myomas Polyps Penggunaan Intrauterine Devices (IUD) Infeksi

penyebab dismenore sekunder yang bersifat ekstrauterin :


Endometriosis Tumor Inflamasi Adhesions Psikogenik Pelvic congestive syndrome Nongynecology

Diagnosis
Sejarah sangat penting dalam menentukan diagnosis dismenore dan harus mencakup penilaian dari awal, lama, jenis, dan keparahan nyeri. Sejarah menstruasi menyeluruh juga penting dan harus mencakup :
usia menarche keteraturan siklus lama siklus periode menstruasi terakhir durasi dan jumlah aliran menstruasi

Perbandingan gejala Dismenore Primer dengan Dismenore Sekunder


Dismenore Primer Usia lebih muda timbul segera setelah terjadinya siklus haid yang teratur sering pada nulipara nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik nyeri timbul mendahului haid, meningkat pada hari pertama dan kemudian dengan keluarnya darah menghilang bersamaan haid sering memberikan responsterhadap pengobatan medika mentosa sering disertai mual, muntah, diare, kelelahan dan nyeri kepala.

Dismenore Sekunder usia lebih tua tidak tentu tidak berhubungan dengan paritas nyeri terus-menerus nyeri mulai pada saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah haid. sering memerlukan tindakan operatif Tidak

Penatalaksanaan
Obat-obatan Wanita dengan dismenore primer banyak yang dibantu dengan mengkonsumsi obat anti peradangan bukan steroid (NSAID) yang menghambat produksi dan kerja prostaglandin. Obat itu termasuk aspirin, formula ibuprofen yang dijual bebas, dan naproksen. Rileksasi Dalam kondisi rileks tubuh juga menghentikan produksi hormon adrenalin dan semua hormon yang diperlukan saat kita stress. Karena hormon seks esterogen dan progesteron serta hormon stres adrenalin diproduksi dari blok bangunan kimiawi yang sama, ketika kita mengurangi stres kita juga telah mengurangi produksi kedua hormon seks tersebut.

Hipnoterapi Salah satu metode hipnoterapi adalah mengubah pola pikir dari yang negatif ke positif. Pendekatan yang umumnya dilakukan adalah memunculkan pikiran bawah sadar agar latar belakang permasalahan dapat diketahui dengan tepat. Instruksikan diri sendiri dengan mengubah pola pikir bahwa Menstruasi itu tidak harus sakit. Selama ini jika pikiran terpola bahwa menstruasi itu sakit, maka benar-benar sakit.

Alternatif pengobatan
Suhu panas merupakan ramuan tua yang patut dicoba. Gunakan heating pad (bantal pemanas),serta minum minuman yang hangat. Mandi air hangat juga dapat membantu. Tidur dan istirahat yang cukup, serta olah raga teratur (termasuk banyak jalan). Pada kasus yang sangat jarang dan ekstrim, kadang diperlukan eksisi pada saraf uterus. Sebagai tambahan, aroma terapi dan pemijatan juga dapat mengurangi rasa tidak nyaman. Mendengarkan musik, membaca buku atau menonton film juga dapat menolong.6

Komplikasi Jika diagnosis dismenore sekunder tidak diketemukan, patologi yang mendasari dapat menyebabkan morbiditas meningkat, termasuk kesulitan untuk hamil

Prognosis Prognosis untuk dismenore primer sangat baik dengan penggunaan NSAID. Prognosis untuk dismenore sekunder bervariasi, tergantung pada proses penyakit yang mendasarinya.

Kesimpulan
Dismenore primer diderita oleh sekitar 50% wanita usia reproduksi dengan siklus ovulatorik. Titik tolak dismenore primer menurut kedokteran barat adalah ketidakseimbangan hormon seks steroid (E2/P) yang menimbulkan rangkaian perubahan patologik sistemik dengan hasil akhir terjadinya peningkatan kadar PG.

Nyeri haid atau dismenore merupakan suatu keadaan medis yang nyata dan dapat mengganggu wanita jika tidak diatasi dengan benar. Nyeri haid atau dismenore dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Berdasarkan jenis nyeri: Dismenore spasmodik atau kejang; Dismenore kongestif atau pegal menyiksa. Berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat dikenali: Dismenore primer; Dismenore sekunder. Beberapa pengobatan yang dapat menghilangkan atau minimal mengurangi nyeri haid antara lain: Obat-obatan; Relaksasi; Hipnoterapi; Dan beberapa alternatif atau pengobatan tambahan seperti : kompres air hangat, olah raga teratur, terapi visualisasi, aroma terapi, pemijatan, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA 1. Wiknjosastro H, Saifuddin B, Rachimhadi, Trijatmo. Gangguan Haid dan Siklusnya. Edisi kedua, cetakan ketiga. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodiharjo. Jakarta. 1999. Hal 229-231 2. Junizar Galya, Sulianingsih, K Dharma, Widya. Pengobatan Dismenore Secara Akupuntur. KSMF Akupuntur Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta. Cermin Dunia Kedokteran No. 133, 2001. 3. Ayu Debrytha, dismenore sekunder pada endometrosis .http://debrythaayu.blogspot.com/2009/04/tentang-dismenoresekunder.html. retrieved from the web in april 24, 2009. 4. http://www.acog.org/publications/patient_education/bp046.cfm Retreived from the web in December 2006 5. Andre, MD. Dismenore http://emedicine.medscape.com/article/795677. Retreived from the web in jan 28,2009. 6. Kingston, Beryl. 1991. Mengatasi Nyeri Haid. Jakarta. Arcan

You might also like