Professional Documents
Culture Documents
3.1
Tujuan Praktikum Mahasiswa mengerti memahami dan dapat mengoperasikan mesin las. Mahasiswa mengerti setiap komponen-komponen dan fungsinya. Mahasiswa dapat membaca gambar serta ukuran. Mahasiswa dapat melakukan kerja secara efisien :
- Ketepatan waktu (dikerjakan yang terlebih utama) - Ketelitian ukuran - Ketelitian dalam pengelasan
Mahasiswa harus memahami bagaimana posisi yang tepat pada saat melakukan pengelasan.
3.2
Landasan Teori 3.2.1 Prinsip Kerja Mesin Las Pada pengelasan listrik berkas elektron, sambungan terjadi karena benda kerja di hujani oleh berkas elektron berkecepatan sangat tinggi, akibatnya pinggiran benda yang akan dilas mencair atau dapat dikatakan oleh adanya penetrasi dari elektron. Biasanya tidak digunakan filler dan proses ini baik digunakan tidak saja untuk logam biasa, tetapi juga digunakan untuk logam keras yang tahan api, termasuk logam-logam yang sulit di las menggunakan pengelasan biasa. Untuk lebih jelas, perhatikan gambar berikut ini.
27
Senapan elektron berada dalam ruang hampa yang di atur sedemikian rupa, sehingga dapat ditarik ke atas maupun ke bawah ataupun bergerak dalam bidang datar. Ruang hampa biasanya mencapai tekanan dimana serangkaian berkas dipasangkan dan di arah kan secara terpusat dan fixed (stasioner), kemudian benda kerjanya yang bergerak. Karena panasnya berkas elektron tersebut, sehingga mampu membuat wolfram menjadi uap, bahkan bahan-bahan dengan titik didih yang tinggin sekali pun mampu dijadikan uap. Proses pengelasan listrik berkas elektron ini dapat dikendalikan secara numerik khususnya untuk komponen elektronika dan tercatat mempunyai kecepatan pengelasan sedemikian tinggi (misal: untuk Al-alloy 2024 T-4 setebal 12 mm, kecepatan pengelasan nya = 800 mm/menit), sehingga komposisi metalurgi ke-2 logam induk tidak sempat terpengaruh. Berkas elektron terbentuk di dalam ruang hampa, lalu mengalir melintasi lubang khusus dan menembus gas Argon atau Helium, lalu mengenai benda kerja (logam induk). Kecepatannya masih dapat ditingkatkan, namun menjadi tidak bebas dari kontaminasi.
28
Busur nyala las ditimbulkan oleh arus listrik yang diperoleh dari mesin las. Busur nyala terjadi apabila dibuat jarak tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel masa dijepitkan kebenda kerja.
29
Tenaga listrik tegangan tinggi dialihkan kebengkel las melalui beberapa transformator. Tegangan yang diperlukan oleh mesin las biasanya: - 110 Volt - 220 Volt - 380 Volt 3.2.4 Jenis-jenis Mesin Las Mesin las ada dua macam, yaitu:
mesin las D.C (direct current mesin las arus searah) mesin las A.C (alternating current mesin las arus bolak-balik)
3.2.4.1 Mesin Las D.C Pemasangan kabel sekunder, pada mesin las D.C dapat diatur / dibuat menjadi DCSP atau DCRP. Bila kabel elektroda dihubungkan kekutub negative mesin, dan kabel masa dihubungkan kekutub positif maka disebut hubungan polaritas lurus (D.C.S.P) Pada hubungan D.C.S.P, panas yang timbul, sepertiga memanaskan elektroda dan dua pertiga memanaskan benda kerja. Berarti benda kerja menerima panas lebih banyak dari elektroda. Bila kabel elektroda dihubungkan kekutub positif mesin, dan kabel masa dihubungkan kekutub negative maka disebut hubungan polaritas terbaik (D.C.R.P)
30
catatan: DCSP = direct current straight polarity DCRP = direct current revers polarity Pada hubungan D.C.R.P, panas yang timbul, dua pertiga memanaskan elektroda dan sepertiga memanaskan benda kerja. Berarti elektroda menerima panas yang lebih banyak dari benda kerja kapan dipergunakan D.C.R.P, tersebut? Ini tergantung pada : - bahan benda kerja - posisi pengelasan - bahan dan salutan elektroda - penembusan yang diinginkan Keuntungan-keuntungan pada mesin D.C antara lain: - busur nyala stabil
31
- dapat mengelas pelat tipis dalam hubungan DCRP - dapat dipakai untuk mengelas pada tempat-tempat yang lembab dan sempit 3.2.4.2 Mesin Las A.C Pada mesin las A.C, kabel masa dan kabel elektroda dapat dipertukarkan tanpa mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala.
Keuntungan-keuntungan pada mesin A.C, antara lain: - busur nyala kecil, sehingga memperkecil kemungkinan timbunya keropos pada rigi-rigi las - perlengkapan dan perawatan lebih murah
Besar arus dalam pengelasan dapat diatur dengan alat penyetel, dengan jalan memutar handle menarik atau menekan, tergantung pada konstruksinya.
32
Besar ampere yang dihasilkan mesin dapat dilihat pada skala ampere.
33
34
Mesin yang digunakan harus mampu memegang salah satu dari logam induk, sedang logam lain nya diputar dan dihentikan, setelah sushu pengelasan tercapai. Kecepatan perputaran dan tekanan kontak sangat tergantung kepada ukuran dan jenis bahan benda kerja nya. Sebagai contoh: sebuah poros baja karbon berdiameter 25 mm, memerlukan kecepatan putar 1500 rpm dan tekanan aksial sebesar10 MPa, sedangkan untuk poros stainless steel dengan ukuran yang sama, diperlukan kecepatan putar sekitar 3000 rpm dan tekanan aksial sebesar 85 MPa. Keunggulan:
a. peralatan sederhana b. kecepatan pengelasan tinggi c. mutu pengelasannya baik d. persiapan untuk pengelasan cukup singkat e. energi yang dibutuhkan cukup rendah
Kekurangan:
35
Gambar ilustrasi ini, menunjukkan sistem pengelasan satu titik. Sebelum pengelasan, perlu diatur besarnya gaya jepit, waktu dan daya yang diperlukan, sementara itu logam induk diletakkan diatas meja kerja. Pada menjelang periode pengelasan, sebuah elemen penggetar (sonotrode) ditekankan pada benda kerja untuk waktu tertentu dan gaya penjepit nya ditingkatkan secara bertahap, kemudian energi ultrasonik dihentikan secara otomatis dan benda kerja dilepaskan. Gaya jepit, waktu atau laju pengelasan dan energi di atur sesuai dengan jenis dan ketebalan logam induk.Sebagai contoh lembaran tipis atau kawat-kawat halus, hanya memerlukan energi sebesar beberapa Watt saja, sedangkan benda yang besar dan keras, memerluka energi ratusan Watt
36
a. waktu pengelasan relatif singkat b. hasil lasan lebih kuat dibandingkan pengelasan manapun
b.
Kekurangan:
a. tebal benda kerja maksimum 3 mm pengoperasian nya relatif sulit, terutama untuk mengetahui energi ultrasonil yang tepat
3.3
Alat-alat yang Digunakan 1. Mesin las litrik 2. Mistar atau penggaris 3. Gergaji besi untuk memotong pelat besi 4. Kedok las 5. Pemegang elektroda 6. Pemegang massa 7. Palu las 8. Sikat kawat 9. Kaca mata
37
3.4.2 Pertanyaan 1. Sebutkan metode/cara pengelasan dalam mengelas suatu benda kerja? Jawab: a. Cara pengelasan dalam mengelas suatu benda:
38
b. Metode pengelasan ada 2 cara yaitu: Dengan cara goresan Dengan cara hentakan
Bagi pemula, sebaiknya memilih dengan meggunakan cara goresan. bila busur telah timbul angkat lektroda kira-kira 3mm dari benda kerja agar busur terbentuk. Kalau tidak diangkat, elektroda akan melekat dan bila mengangkatnya terlalu jauh maka busur akan hilang. Melepas elektroda yang melekat pada benda kerja denagn menggerakan elektroda ke kanan dank e kiri atau lepaskan elektrodanya dari tang las. Kemudian bila busur telah terbentuk, maka jarak antara elektoda dengan benda kerja dipertahankan. 2. Gambarkan skema susunan peralatan las listrik dan berikan keterangan masing-masing fungsi pada alat-alat! Jawab:
39
2) pengaruh las DC terhadap busur listrik pada las DC terdapat 2 cara penggunaan yaitu Bila kabel elektroda dihubungkan kekutub negative mesin, dan kabel masa dihubungkan kekutub positif maka disebut hubungan polaritas lurus (D.C.S.P) Pada hubungan D.C.S.P, panas yang timbul, sepertiga memanaskan elektroda dan dua pertiga memanaskan benda kerja. Berarti benda kerja menerima panas lebih banyak dari elektroda. Bila kabel elektroda dihubungkan kekutub positif mesin, dan kabel masa dihubungkan kekutub negative maka disebut hubungan polaritas terbaik (D.C.R.P) Sehingga pada las DC pengaruh terhadap busur listrik stabil maka dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut. Selain itu dapat mengelas pelat tipis dalam hubungan DCRP
40
3.5
Kesimpulan dan Saran Secara umum ada banyak pengertian tentang pengleasan, namun hanya 2 pengertian saja yang di anggap menarik: 1. Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam, dimana logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan. 2. Pengelasan adalah merupakan ikatan metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik-menarik antar atom-atom logam. Agar pengelasan dapat dilakukan dengan baik maka kedua permukaan logam tersebut perlu bebas dari gas yang terserap atau oksida. Secara umum pengelasan dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu: 1. Pengelasan dingin 2. Pengelasan panas
41