Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Tugas ahli anestesi adalah melakukan pemantauan terhadap fungsi homeostasis pasien selama tindakan anestesi. anestesi. Masalah dapat timbul pre operasi, intra operasi, pasca operasi, baik yang telah diduga sebelumnya ataupun tidak diduga sebelumnya. sebelumnya.
Tujuan utama pemantauan adalah: adalah: Diagnosis adanya permasalahan Perkiraan kemungkinan terjadinya kegawatan Evaluasi hasil suatu tindakan
Ahli Anestesi
Peralatan
BENCANA
Stetoskop Prekordial
Stetoskop prekordial: prekordial: logam berbentuk bel yang cukup berat, ditempatkan di dada, kemudian dihubungkan dengan tube monoaural. monoaural. Komplikasi: Komplikasi: Saat melepas perekatnya dapat terjadi nyeri, abrasi kulit, reaksi alergi. alergi.
Stetoskop Prekordial
Puls Oksimetri
Indikasi: alat yang harus ada. Indikasi: ada. Kontraindikasi: tidak ada. Kontraindikasi: ada. Teknik: Teknik: kombinasi spektometri dan pletismografi. pletismografi. Spektometri: Spektometri: prinsip perbedaan penyerapan cahaya merah (HHb) dan infra merah (HbO2) Plestismografi: Plestismografi: menangkap perubahan volume, sehingga yang ditangkap hanya yang berasal dari arteri. arteri.
Hasilnya: fungsional saturasi arteri perifer Hasilnya: (SpO2) yang mencermikan Saturasi arteri keseluruhan (SaO2). Lebih tinggi dari Fraksi SaO2, karena tidak menilai gas-gas lain di dalam darah. gasdarah.
Interpretasi nilai: Nilai normal mendekati 100% (95-98%). (95Hipoksemia < 95%
Keterbatasan: Keterbatasan: segala hal yang mengganggu absorbsi cahaya atau pulsasi perfusi yang rendah (hipovolemia, hipotermia, vasokonstriksi), adanya gangguan sinar lainnya, pergerakan, pewarna kuku, metilen biru, dishemoglobinemia, dan malposisi sensor. sensor. Komplikasi: nekrosis jaringan karena Komplikasi: penekanan probe, kerusakan jaringan probe, akibat panas yang ditimbulkan. ditimbulkan.
Interpretasi: nilai normal 35-45 mmHg. Interpretasi: 35- mmHg. Tidak adanya CO2 intubasi esofagus Penurunan CO2 kebocoran, atau penurunan aliran darah ke paru Peningkatan CO2 hipoventilasi atau produksi yang meningkat (HM) Peningkatan pada saat inhalasi atau ekshalasi rebreathing CO2 Keterbatasan: Tidak menggambarkan Keterbatasan: PaCO2, berbeda 2-5 mmHg, di mana ET CO2 lebih rendah
Gambar kapnograf, di mana konsentrasi CO2 baik inspirasi tidak kembali ke titik 0, mungkin terjadi keausan absorber
Komplikasi: Mainstream: panas yang Komplikasi: Mainstream: dihasilkan dapat merusak kulit pasien, dapat membuat tertekuknya ETT. ETT.
Pemantauan Jantung
Tekanan Darah Arteri Elektrokardiografi Kateterisasi Vena Sentral
Doppler: Doppler: lebih sensitif, terutama untuk pasien gemuk, anak, keadaan syok. syok. Auskultasi: Auskultasi: didapatkan TDS dan TDD. TDD. Sulit pada hipotensi, vasokonstriksi perifer, gerakan. gerakan. Osilometri: Osilometri: prinsip bahwa pulsasi arteri menimbulkan osilasi pada tekanan cuff. cuff. Penggunaannya membutuhkan denyut yang teratur (tidak dapat pada pasien aritmia). aritmia).
Elektrokardiografi (EKG)
Indikasi: semua pasien intraoperatif Indikasi: Kontraindikasi: tidak ada Kontraindikasi: Teknik: Lead II dan modifikasi lead V5 Teknik: secara simultan dipantau. Sebaiknya dipantau. dilakukan pencetakan EKG pre operasi supaya dapat dibandingkan intra opersi. opersi. Keterbatasan: tidak mencerminkan fungsi Keterbatasan: jantung yang normal (PEA). (PEA).
Teknik: Teknik: memasukkan ujung kateter hingga mencapai pertemuan antara Vena Cava Sup. dengan atrium kanan. Sup. kanan. Pengukuran berdasarkan tingginya kolom air, pada akhir ekspirasi. ekspirasi. Kanulasi dapat dilakukan pada berbagai tempat, masing-masing dengan risikonya masingsendiri. sendiri.
a,y
Diastolik
; c,x,v
Sistolik
Gelombang a: berasal dari kontraksi atrium Gelombang x,y: x,y: mungkin disebabkan oleh posisi ventrikel. ventrikel. Gelombang c: elevasi katup trikuspid saat kontraksi ventrikel Gelombang v: mencerminkan venous return saat melawan katup trikuspid yang tertutup. tertutup.
Tekanan atrium kanan dipengaruhi ventrikel kanan. kanan. Jika pengosongan ventrikel kanan gagal (hipertensi pulmonal), hal ini akan mempersulit interpretasi status volume pasien. pasien. Keterbatasan: tidak dapat dijadikan Keterbatasan: sumber untuk memperkirakan fungsi ventrikel kiri. kiri.
Fase: Fase: Fase I: 1 jam pertama turun 1-2oC. Fase II: fase yang lebih lambat 3-4 jam II: kemudian. kemudian. Fase III: fase keseimbangan antara heat III: loss dengan heat production. production.
Indikasi: semua pasien yang mengalami Indikasi: anestesi; anestesi; untuk prosedur singkat dapat menjadi kekecualian. kekecualian. Kontraindikasi: tidak ada. Kontraindikasi: ada. Teknik: diukur di membran timpani, rektum, Teknik: nasofaring, esofagus, atau kandung kemih. kemih. Dengan menggunakan: menggunakan: Thermistor: Thermistor: semikonduktor yang tahanannya menurun seiring dengan meningkatnya suhu. suhu.
Thermocouple: Thermocouple: gabungan 2 buah logam yang berbeda, yang menunjukkan perbedaan potensial. potensial. Keterbatasan: masing-masing tempat Keterbatasan: masingpengukuran mempunyai pertimbangan tersendiri. tersendiri. Misalnya suhu rektal: tidak rektal: nyaman untuk pasien maupun personel kamar operasi. operasi. Komplikasi: Komplikasi: timbul trauma akibat penempatan probe. probe.
Interpretasi: nilai berkisar 0-100, di mana Interpretasi: 100, 100 merupakan keadaan sadar penuh. penuh. 65-85: 65-85: cukup untuk sedasi 40-65: 40-65: anestesi umum
Keterbatasan: Keterbatasan: walaupun dapat menggambarkan tingkat sedasi, namun tidak dapat memprediksikan gerakan pasien yang akan muncul akibat nyeri. nyeri.
Pemantauan Urin
Mencerminkan perfusi dan fungsi ginjal. ginjal. Indikator status volume cairan tubuh, ginjal, maupun jantung. jantung. Cara termudah adalah dengan kateterisasi kandung kemih. kemih. Indikasi: pasien dengan gagal jantung, syok, Indikasi: pada operasi yang diduga akan mengalami perubahan cairan tubuh yang besar, operasi yang lama, pemberian diuretik intra operasi. operasi. Kontraindikasi: pasien dengan risiko infeksi. Kontraindikasi: infeksi.
Teknik: kateter Foley yang lembut Teknik: dimasukkan melalui uretra, dihubungkan dengan penampungnya yang diletakkan lebih rendah daripada kandung kemih untuk menghindari regurgitasi. regurgitasi. Komplikasi: trauma uretra, infeksi, Komplikasi: pengosongan kandung kemih yang terisi penuh dengan cepat, dapat menyebabkan hipotensi. hipotensi.
Penutup
Hampir tidak ada kontraindikasi pada alatalat-alat yang akan digunakan, namun pemilihan dan pemanfaatan modalitas alat pemantau yang baik dan benar akan sangat membantu pekerjaan seorang ahli anestesi.
TERIMA KASIH
Semoga bermanfaat