You are on page 1of 37

BEBERAPA ALAT PEMANTAU DALAM ANESTESIA

Dr. Ramzi Bagian Anestesiologi PKSC Februari 2009

Pendahuluan
Tugas ahli anestesi adalah melakukan pemantauan terhadap fungsi homeostasis pasien selama tindakan anestesi. anestesi. Masalah dapat timbul pre operasi, intra operasi, pasca operasi, baik yang telah diduga sebelumnya ataupun tidak diduga sebelumnya. sebelumnya.

Tujuan utama pemantauan adalah: adalah:  Diagnosis adanya permasalahan  Perkiraan kemungkinan terjadinya kegawatan  Evaluasi hasil suatu tindakan

Interaksi antar komponen


Pasien

Ahli Anestesi

Peralatan

Jika salah satu komponen gagal

BENCANA

Standards for Basic Intraoperative Monitoring


 Standar I: Ahli anestesi yang kompeten harus ada di dalam ruangan selama dilakukan anestesi umum, regional, atau pemantauan anestesi. anestesi.  Standar II: selama anestesi, hal-hal yang II: halharus dievaluasi adalah oksigenasi, ventilasi, sirkulasi, dan suhu pasien. pasien.

PEMANTAUAN SISTEM PERNAPASAN


Stetoskop Prekordial Puls Oksimetri Analisa ET CO2

Stetoskop Prekordial
 Stetoskop prekordial: prekordial: logam berbentuk bel yang cukup berat, ditempatkan di dada, kemudian dihubungkan dengan tube monoaural. monoaural.  Komplikasi: Komplikasi: Saat melepas perekatnya dapat terjadi nyeri, abrasi kulit, reaksi alergi. alergi.
Stetoskop Prekordial

Puls Oksimetri
 Indikasi: alat yang harus ada. Indikasi: ada.  Kontraindikasi: tidak ada. Kontraindikasi: ada.  Teknik: Teknik: kombinasi spektometri dan pletismografi. pletismografi. Spektometri: Spektometri: prinsip perbedaan penyerapan cahaya merah (HHb) dan infra merah (HbO2) Plestismografi: Plestismografi: menangkap perubahan volume, sehingga yang ditangkap hanya yang berasal dari arteri. arteri.

 Hasilnya: fungsional saturasi arteri perifer Hasilnya: (SpO2) yang mencermikan Saturasi arteri keseluruhan (SaO2).  Lebih tinggi dari Fraksi SaO2, karena tidak menilai gas-gas lain di dalam darah. gasdarah.

 Interpretasi nilai: Nilai normal mendekati 100% (95-98%). (95Hipoksemia < 95%

 Keterbatasan: Keterbatasan: segala hal yang mengganggu absorbsi cahaya atau pulsasi perfusi yang rendah (hipovolemia, hipotermia, vasokonstriksi), adanya gangguan sinar lainnya, pergerakan, pewarna kuku, metilen biru, dishemoglobinemia, dan malposisi sensor. sensor.  Komplikasi: nekrosis jaringan karena Komplikasi: penekanan probe, kerusakan jaringan probe, akibat panas yang ditimbulkan. ditimbulkan.

Analisis End Tidal CO2


 Indikasi: menentukan konsentrasi ET CO2. Indikasi:  Kontraindikasi: tidak ada. Kontraindikasi: ada.  Teknik: Teknik: Mainstream: Mainstream: Sensor infra merah pada sirkuit. sirkuit. Sidestream: Sidestream: menghisap gas dari sirkuit ke dalam bilik khusus untuk kemudian diukur. diukur.

 Interpretasi: nilai normal 35-45 mmHg. Interpretasi: 35- mmHg. Tidak adanya CO2 intubasi esofagus Penurunan CO2 kebocoran, atau penurunan aliran darah ke paru Peningkatan CO2 hipoventilasi atau produksi yang meningkat (HM) Peningkatan pada saat inhalasi atau ekshalasi rebreathing CO2  Keterbatasan: Tidak menggambarkan Keterbatasan: PaCO2, berbeda 2-5 mmHg, di mana ET CO2 lebih rendah

 Gambar normal kapnograf: kapnograf:


Fase I: inspirasi Fase II: Ekspirasi campuran II: dengan ruang rugi Fase III: Ekspirasi ventilasi III: alveolar

 Gambar kapnograf, di mana konsentrasi CO2 baik inspirasi tidak kembali ke titik 0, mungkin terjadi keausan absorber

 Komplikasi: Mainstream: panas yang Komplikasi: Mainstream: dihasilkan dapat merusak kulit pasien, dapat membuat tertekuknya ETT. ETT.

ET CO2 tipe Mainstream

Pemantauan Jantung
Tekanan Darah Arteri Elektrokardiografi Kateterisasi Vena Sentral

Tekanan Darah Arteri


 Menggambarkan perfusi organ. organ.  Akurasi ditentukan dengan: tempat dengan: pengukuran, ketinggian pengukuran, kecocokan antara cuff dengan lengan pasien. pasien.  Interval waktu sebaiknya tidak kurang dari 2,5 menit mencegah komplikasi. komplikasi.  2 jenis: Non invasif dan Invasif jenis:

Tekanan darah non invasif


 Indikasi: semua tindakan anestesi Indikasi:  Kontraindikasi: tidak ada, tapi harus Kontraindikasi: memperhatikan pemilihan teknik dan tempat pengukuran. pengukuran.  Teknik: Teknik: Palpasi: Palpasi: murah, hanya TDS, cenderung hasilnya lebih rendah dari seharusnya. seharusnya.

Doppler: Doppler: lebih sensitif, terutama untuk pasien gemuk, anak, keadaan syok. syok. Auskultasi: Auskultasi: didapatkan TDS dan TDD. TDD. Sulit pada hipotensi, vasokonstriksi perifer, gerakan. gerakan. Osilometri: Osilometri: prinsip bahwa pulsasi arteri menimbulkan osilasi pada tekanan cuff. cuff. Penggunaannya membutuhkan denyut yang teratur (tidak dapat pada pasien aritmia). aritmia).

Elektrokardiografi (EKG)
 Indikasi: semua pasien intraoperatif Indikasi:  Kontraindikasi: tidak ada Kontraindikasi:  Teknik: Lead II dan modifikasi lead V5 Teknik: secara simultan dipantau. Sebaiknya dipantau. dilakukan pencetakan EKG pre operasi supaya dapat dibandingkan intra opersi. opersi.  Keterbatasan: tidak mencerminkan fungsi Keterbatasan: jantung yang normal (PEA). (PEA).

Gambar penempatan Lead

Kateterisasi Vena Sentral


 Fungsi jantung normal membutuhkan pengisian ventrikel yang adekuat oleh darah vena. vena.  Indikasi: memantau tekanan vena sentral Indikasi: dalam manajemen cairan pada keadaan tertentu. tertentu.  Kontraindikasi: meluasnya sel tumor ke Kontraindikasi: atrium kanan, adanya vegetasi dari katup trikuspid. trikuspid.

 Teknik: Teknik: memasukkan ujung kateter hingga mencapai pertemuan antara Vena Cava Sup. dengan atrium kanan. Sup. kanan. Pengukuran berdasarkan tingginya kolom air, pada akhir ekspirasi. ekspirasi. Kanulasi dapat dilakukan pada berbagai tempat, masing-masing dengan risikonya masingsendiri. sendiri.

a,y

Diastolik

; c,x,v

Sistolik

Gelombang a: berasal dari kontraksi atrium Gelombang x,y: x,y: mungkin disebabkan oleh posisi ventrikel. ventrikel. Gelombang c: elevasi katup trikuspid saat kontraksi ventrikel Gelombang v: mencerminkan venous return saat melawan katup trikuspid yang tertutup. tertutup.

 Tekanan atrium kanan dipengaruhi ventrikel kanan. kanan. Jika pengosongan ventrikel kanan gagal (hipertensi pulmonal), hal ini akan mempersulit interpretasi status volume pasien. pasien.  Keterbatasan: tidak dapat dijadikan Keterbatasan: sumber untuk memperkirakan fungsi ventrikel kiri. kiri.

Pemantauan Suhu Tubuh


 Suhu tubuh: keseimbangan produksi tubuh: panas dan faktor lingkungan. lingkungan.  Hipotermia: Suhu tubuh kurang dari 36oC Hipotermia:  Kadang diciptakan keadaan hipotermia untuk operasi tertentu. tertentu.  Hipotermia perioperatif dihubungkan dengan mortalitas. mortalitas.

 Fase: Fase: Fase I: 1 jam pertama turun 1-2oC. Fase II: fase yang lebih lambat 3-4 jam II: kemudian. kemudian. Fase III: fase keseimbangan antara heat III: loss dengan heat production. production.

 Indikasi: semua pasien yang mengalami Indikasi: anestesi; anestesi; untuk prosedur singkat dapat menjadi kekecualian. kekecualian.  Kontraindikasi: tidak ada. Kontraindikasi: ada.  Teknik: diukur di membran timpani, rektum, Teknik: nasofaring, esofagus, atau kandung kemih. kemih. Dengan menggunakan: menggunakan: Thermistor: Thermistor: semikonduktor yang tahanannya menurun seiring dengan meningkatnya suhu. suhu.

Thermocouple: Thermocouple: gabungan 2 buah logam yang berbeda, yang menunjukkan perbedaan potensial. potensial.  Keterbatasan: masing-masing tempat Keterbatasan: masingpengukuran mempunyai pertimbangan tersendiri. tersendiri. Misalnya suhu rektal: tidak rektal: nyaman untuk pasien maupun personel kamar operasi. operasi.  Komplikasi: Komplikasi: timbul trauma akibat penempatan probe. probe.

Pemantauan Sistem Syaraf


Bispectral Index

Bispectral Index (BIS)


 Menunjukan tingkat hipnosis dan sedasi pasien saat itu menghilangkan keadaan sadar selama anestesi, mengurangi obat anestesi, mempercepat pulih-sadar. pulih-sadar.  Indikasi: awake craniotomy. Indikasi: craniotomy.  Kontraindikasi: tidak ada. Kontraindikasi: ada.  Teknik: menggunakan EEG yang kemudian Teknik: diformulasikan menjadi nilai yang dapat menggambarkan kedalaman anestesi. anestesi.

 Interpretasi: nilai berkisar 0-100, di mana Interpretasi: 100, 100 merupakan keadaan sadar penuh. penuh. 65-85: 65-85: cukup untuk sedasi 40-65: 40-65: anestesi umum

 Keterbatasan: Keterbatasan: walaupun dapat menggambarkan tingkat sedasi, namun tidak dapat memprediksikan gerakan pasien yang akan muncul akibat nyeri. nyeri.

Pemantauan Urin
 Mencerminkan perfusi dan fungsi ginjal. ginjal.  Indikator status volume cairan tubuh, ginjal, maupun jantung. jantung.  Cara termudah adalah dengan kateterisasi kandung kemih. kemih.  Indikasi: pasien dengan gagal jantung, syok, Indikasi: pada operasi yang diduga akan mengalami perubahan cairan tubuh yang besar, operasi yang lama, pemberian diuretik intra operasi. operasi.  Kontraindikasi: pasien dengan risiko infeksi. Kontraindikasi: infeksi.

 Teknik: kateter Foley yang lembut Teknik: dimasukkan melalui uretra, dihubungkan dengan penampungnya yang diletakkan lebih rendah daripada kandung kemih untuk menghindari regurgitasi. regurgitasi.  Komplikasi: trauma uretra, infeksi, Komplikasi: pengosongan kandung kemih yang terisi penuh dengan cepat, dapat menyebabkan hipotensi. hipotensi.

Penutup
Hampir tidak ada kontraindikasi pada alatalat-alat yang akan digunakan, namun pemilihan dan pemanfaatan modalitas alat pemantau yang baik dan benar akan sangat membantu pekerjaan seorang ahli anestesi.

TERIMA KASIH
Semoga bermanfaat

You might also like