You are on page 1of 9

Perencanaan Pembelajaran Musik di SD

A. Analisis GBPP

Analisis Garis-garis Besar Program Pengajaran dimaksudkan agar guru memperoleh gambaran secara menyeluruh program pembelajaran yang akan dilakukan dalam satuan waktu tertentu (satu caturwulan). Gambaran tersebut dapat digunakan untuk menata urutan kembali tujuan-tujuan pembelajaran atau bahan kajian dalam GBPP yang mungkin kurang sesuai, sehingga dapat disesuaikan dengan keadaan siswa, kemampuan guru, sarana-prasarana, dan situasi kelas.

Berikut Analisis GBPP Sekolah Dasar tahun 1994 mata pelajaran Kesenian dan Kerajinan Tangan khusus kajian musik untuk masing-masing kelas, sebagai berikut:

1. Kelas I

Pada kelas I kajian meliputi pulsa dan metrum (meter). Pulsa berhubungan dengan ketukan yang teratur, berulang-ulang sebagai dasar musik (irama). Metrum dimaksudkan untuk mengembangkan diri melalui gerak-gerak teratur dan terukur. pendidikan musik untuk anak kelas I hanya menekankan pada kebiasaan mengungkapkan diri melalui bernyanyi (suara) dengan gerak (irama: pulsa dan tempo) sederhana. Perwujudan pembelajarandapat dilakukan dengan bernyanyi lagu-lagu sederhana berbirama 2/4, 3/4, dan 4/4.

2. Kelas II

Kajian musik kelas II tetap menekankan pada unsur irama (ritme) sebagai dasar musik. Pengembangan ritme di caturwulan I dapat dilakukan dengan gerak berpasangan dan pola irama. Gerak berpasangan digunakan untuk meragakan bunyi pola irama (khusus pola irama rata) sebagai simbol panjang pendek bunyi. Pengembangan dapat dilakukan dengan duduk atau berdiri atau berpindah. Anak dapat dilatih gerak maju atau mundur, ke samping kanan kiri secara berpasangan sesuai gerak pola irama. Gerak dikembangkan sambil memainkan alat musik ritmis

(tamburin, triangle, kastanyet, ringbel, dan sebagainya) dan Menyanyikan not dore-mi, do-re-mi-fa-so-la, gerak berpasangan dengan posisi berdiri sesuai iringan, manfaatkan pola lantai dengan iringan.

3. Kelas III

Kelas III tetap menekankan pengembangan irama terutama gerak rasa irama, akan tetapi mulai divariasi dengan melodi. Anak diajak membaca durasi, pemahaman pembagian panjang pendek not, dan menyanyikan lagu denganmenggabungkan seni gerak, ungkapan diri (ekspresi terhadap isi lagu), dan irama (gerak disesuaikan irama lagu). melalui lagu model diharapkan anak mengenal urutan notasi tinggi nada yang dimulai dengan mengenal nada menurut jarak sambil bernyanyi. Urutan ini mulai menggunakan notasi music. pengembangan irama tetap diprioritaskan pada seni gerak bentuk kelompok dengan meragakan pola irama dua dan tiga alat musik ritmis yang berbeda, meragakan pola sinkop (tekanan yang dipindahkan). Kreasi membuat musik ansambel sambil bernyanyi, penggabungan seni gerak secara kelompok, serta seni gerak kelompok yang sudah terpola sesuai iringan.

4. Kelas IV

Anak mulai merasakan gerak irama yang bagus, pada caturwulan I ini anak berlatih bernyanyi lagu berbirama 6 melalui gerak ritmis anggota tubuh (lagu model: Desaku), gerak kelompok dengan berbagai peralatan (properti) untuk menunjang irama.

Penekanan pada melodi, khususnya tentang nada sisipan dengan tanda kruis (#), mol (b), dan pugar. Menyanyikan lagu dengan nada sisipan (pakailah lagu model dengan nada dasar G=do untuk 1 kruis, F=do untuk 1 mol). Selanjutnya, anak dikenalkan interval, ciri interval dalam 1 oktaf melalui pengalaman. Anak-anak harus didorong mendengar dan menyanyikannya. Perlu diperhatikan pengembangan interval tidak harus urut. Latihan interval dapat dikelompokkan: (a) pertama: latihan prime, sekond, terts dan kwint, (b) kedua: latihan kwart dan sekst, (c) latihan septim dan oktaf. Setelah latihan interval kembangkan interval bawah.

5. Kelas V

Pada semester I dan II, anak dilatih untuk menyanyikan lagu dengan nada sisipan, berarti menggunakan lagu dengan nada dasar selain natural, yaitu: G=do, F=do, bersamaan dengan memainkan alat musik melodis. Kegiatan ini hendaknya dilakukan secara bersama, sehingga murid benar-benar memiliki pemahaman dan keterampilan memainkan alat musik melodis dengan nada dasar G dan F. Pembelajaran melalui bermain alat musik pianika dengan G=do dan bes untuk F=do. Gerak tetap menjadi perhatian, antara lain dengan variasi gerak berpasangan, ekspresif, kreasi dengan kerangka tertentu. Anak menyuarakan nada dengan berbagai perubahan, misalnya: dinamika, artikulasi, dan warna nada. Anak juga dilatih menyusun dan menyuarakan interval tertentu.

6. Kelas VI

Di kelas VI, anak dikenalkan dan dilatih menyanyikan lagu-lagu dengan berbagai tekstur, misalnya: kanon yang dirangkai dengan gerak sesuai lagu kano, ditekankan pada paduan bunyi, misalnya: nada alas dirangkai dengan terts dan kuint secara bersama-sama sebagai dasar akor dan paduan suara. Latihan interval ditekankan pada terts, kwint, kwart, dan sekt. Gerak-gerak diupayakan pada kreativitas anak, dan anak dilatih untuk merencanakan, mempersiapkan, dan melaksanakan pergelaran.

B. Analisis Instruksional dan Transaksional

1. Analisis Instruksional

Analisis instruksional dimaksudkan merincikan tujuan instruksional umum yang tercantum dalam kurikulum ke tujuan-tujuan spesifik operasional yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran. Analisis instruksional mencakup dua kegiatan, yaitu: (a) analisis target kemampuan, dan (b) analisis bahan kajian. Analis target kemampuan berkenaan dengan ranah kognitif, afektif, atau psikomotor yang akan dikembangkan (jika mendasarkan pada taxsonomi Bloom)

Cara yang dapat dilakukan untuk analisis instruksional adalah sebagai berikut:

a. Pahami tujuan pembelajaran umum

TIU / TPU: Siswa dapat menyanyikan lagu dan memainkan alat musik melodis, merasakan beda warna nada dan melakukan gerak berpasangan dengan menggunakan properti.

b. Analisis Target Kemampuan

1) Menyanyi; kata operasional yang sesuai mempraktekkan, mendemonstrasikan, mengikuti, mencoba.

2) Memainkan; memainkan, mendemonstrasikan.

3) Merasakan; membedakan, menyatakan, memilih.

4) Melakukan; mempraktekkan, memainkan, mencoba, mendemonstrasikan.

c. Analisis Objek atau Bahan Kajian

1) Lagu berkruis dan bermol

2) Alat musik melodis nada dasar 1# atau 1 b

3) Warna nada suara manusia dan macam-macam alat musik melodis

4) Gerak-gerak berpasangan dengan properti

d. Susun Tujuan A Menjadi Tujuan Pembelajaran

Contoh:

Melalui menyanyi lagu .. bergerak mengikuti musik, bermain musik, siswa dapat

1) Mengikuti guru menyanyikan lagu 1 #

2) Mengikuti guru menyanyi lagu 1 b

3) Mencoba menyanyikan lagu satu kruis tanpa bantuan guru (target kualitatif)

4) Mencoba menyanyikan lagu satu mol tanpa bantuan

5) Mendemonstrasikan kemahirannya menyanyikan lagu yang memiliki nada sisipan (1 #)

6) Mendemonstrasikan kemahirannya menyanyikan lagu yang memiliki nada sisipan (1 b)

7) Memainkan pianika atau glockenspiel atau recorder (alat musik melodi yang dimiliki anak) dengan lagu bernada dasar G=do

8) Memainkan pianika atau glockenspiel atau recorder (alat musik melodi yang dimiliki anak) dengan lagu bernada dasar F=do

9) Menunjukkan perbedaan suara berdasar sumber bunyi

10) Dan sebagainya

Catatan : Contoh TPK itu untuk 8 pertemuan yang dapat diurutkan kembali sesuai dengan kelas, guru, dan siswa.

2. Analisis Transaksional

Analisis ini merupakan kegiatan untuk menyusun murid untuk dapat memperoleh perubahan perilaku atau pemerolehan, penambahan, atau penyempurnaan belajar.

Analisis ini dapat diselaraskan dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan atau jika rancangan pembelajaran tidak menggunakan pendekatan instruksional ysng ditandai dengan merincikan TPU menjadi TPK. Maka TPU langsung dianalisis menjadi tugas-tugas yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran tersebut. Berdasar contoh TPK diatas, tugas dapat dirinci:

a. Berlatih menyanyikan lagu dengan nada-nada G = do, F = do, dari meniru guru sampai mampu secara mandiri.

b. Berlatih alat musik melodi dengan lagu berkruis dan bermol, membedakan warna nada dan memilih manakah yang menurutnya paling merdu.

C. Merancang Pembelajaran

Di atas telah diuraikan bagaimana menganalisis GBPP, analisis instruksional dan transaksional yang pada dasarnya merupakan komponen merancang kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran. Berikut beberapa kemampuan yang diperlukan guru untuk melaksanakan pembelajaran musik, yaitu : Mengidentifikasi tujuan jangka panjang ( lihat analisis TPU ), mengakses kebutuhan individu ( analisis

kebutuhan agar pembelajaran tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah tetapi memang dibutuhkan anak ) , merancang lingkungan belajar musik , mengidentifikasi tujuan khusus ( TPK ) , memilih strategi belajar mengajar ( lihat analisis transaksional ) , dan prosedur pengembangan kelas ( dimaksudkan untuk organisasi kelas , analisis materi musik ( penekanan pengembangan pembelajaran musik) . Semuanya dilakukan melalui pengalaman musik ( Holt , M. Dennis dan Keith P Thomson, 1980 : 5 ) .

Harrison, 1933 menyatakan untuk merencanakan pembelajaran musik hal yang perlu dilakukan adalah : ( 1 ) analisis kurikulum, rencana pembelajaran di kelas, organisasi siswa, pengembangan konsep musik melalui tahap tahap belajar, dan penyiapan materi musik .

Untuk merancang pembelajaran musik di sekolah dasar, kita dapat melakukan langkah - langkah sebagai berikut :

1. Analisis GBPP minimal analisis TPU ; pada waktu analisis sebenarnya guru dapat mengadakan need assesment, yaitu untuk menyesuaikan TPU yang disusun secara nasional dengan keadaan dan kemampuan murid di sekolah anda. Apakah murid anda memiliki kemampuan lebih atau kurang. Jika lebih maka anda tidak perlu melakukan semua tuntutan kurikulum, tetapi jika kurang khusus untuk musik anda dapat mengikuti rancangan dalam GBPP musik.

2. Susun tujuan khusus dan tugas-tugas berdasar TPU.

3. Tentukan lagu moel atau media lain yang dapat digunakan, misalnya : melalui tape recorder, VTR (Video Television Record), VCD (Video Compact Disk).

4. Organisasi siswa agar terlibat dalam pembelajaran, misalnya: secara klasikal, kelompok, berpasangan, atau individual.

5. Kembangkan evaluasi yang ditekankan pada perkembangan rasa seni dan kreativitas estetis.

D. Evaluasi Musik

1. Evaluasi Awal

Evaluasi awal dapat dilakukan dengan melihat beberapa kemampuan awal siswa, antara lain: penguasaan lagu model atau lagu bukan model jika akan mengajarkan lagu baru, dasar-dasar bernyanyi, rasa irama, rasa melodi, atau kemampuan unsur lain sesuai sesuai dengan bahan kajian yang akan dibahas.

Evaluasi awal pada dasarnya untuk menjajagi kemampuan awal (entry behavior) yang digunakan sebagai langkah awal pembelajaran yang akan dikembangkan. Evaluasi tidak berfungsi menentukan kedudukan murid dibanding yang lain, akan tetapi justru digunakan untuk pengembangan masing-masing individu sesuai potensi masing-masing.

2.Evaluasi Proses

Evaluasi proses dilaksanakan untuk membetulkan, mengembangkan, atau menyempurnakan kemampuan anak tentang lagu model, baik tentang poenguasaan lagu model maupun penguasaan unsur-unsur musik. Evaluasi musikpada umumnya dilakukan melalui pengamatan, yaitu mengamari penampilan anak dalam bernyanyi, bergerak, dan menganalisis lagu model. Evaluasi proses selain dilakukan dalam rangka pengembangan , perbaikan, dan penyempurnaan, akan tetapi sekaligus dapat digunakan untuk menentukan kedudukan masingmasing anak dibandingkan dengan anak lain.

Evaluasi proses dapat dilakukan secara menyeluruh dalam pembelajaran musik, sehingga kurang diperlukan evaluasi hasil, sebab pada hakikatnya pembelajaran musik memang untuk mengembangkan rasa musik bukan penguasaan pengetahuan yang sering diukur melalui evaluasi hasil.

Pelaksanaan evaluasi proses didasarkan pada kenyataan bahwa pembelajaran pada dasarnya tidak terpisahkan dengan evaluasi. Evaluasi merupakan bagian integrasi

yang tak terpisahkan, disamping itu melalui evaluasi proses diperoleh informasi otentik yang benar-benar dapat digunakan untuk membantu murid.

3. Evaluasi Akhir

Evaluasi akhir sering menekankan pda pengukuran dan hasil belajar yang telah dilakukan. Jika pembelajaran musik menekankan pada penguasaan pengetahuan, maka evaluasi akhir atau evaluasi hasil dapat dilakukan dengan catatan tetap dilakukan dalam kegiatan yang tidak terpisah dengan proses pembelajaran. Evaluasi hasil dapat dilakukan dengan menggunakan lagu model atau lagu sejenis yang pernah digunakan dalam pembelajaran untuk mengetahui apakah apakah pembelajaran musik melalui pengalaman yang telah dilakukan efektif, sehingga murid menguasai pengetahuan musik disamping berkembangnya rasa seni dan kreativitas estetis.

You might also like