You are on page 1of 2

9 0 Itu artinya akan mudah mengubah senyawa timah(II) menjadi senyawa timah(IV).

Hal ini ditunjukkan dengan baik pada ion Sn 2+ dalam larutan yang merupakanagen pereduksi yang baik.Sebagai contoh, larutan yang mengandung ion timah(II) (misalnya larutantimah(II) klorida) akan mereduksi larutan iod menjadi ion iodida. Pada prosestersebut, ion timah(II) dioksidasi menjadi ion timah(IV).Ion timah(II) juga mereduksi ion besi(III) menjadi ion besi(II). Sebagai contohlarutan timah(II) klorida akan mereduksi larutan besi(III) klorida menjadi larutan besi(II) klorida. Pada proses ini, ion timah(II) dioksidasi menjadi ion timah(IV)yang lebih stabil.Ion timah(II) juga, tentu saja, mudah dioksidasi oleh agen pengoksidasi yangsangat kuat seperti larutan kalium mangan(VII) (larutan kalium permanganat)dalam kondisi asam. Reaksi ini dapat digunakan dalam titrasi untuk menentukankonsentrasi ion timah(II) dalam suatu larutan.Dan sebagai contoh terakhir . . .Dalam kimia organik, timah dan asam klorida pekat digunakan untuk mereduksinitrobenzena menjadi fenilamin (anilin). Reaksi ini melibatkan timah yangteroksidasi menjadi ion timah(II) dan kemudian menjadi ion timah(IV). Contohpadakimiatimba l Pada timbal, kondisinya dibalik. Keadaan oksidasi timbal(II) lebih stabil, dansenyawa timbal(IV) mempunyai kecenderungan yang kuat untuk bereaksi danmenghasilkan senyawa timbal(II).Timbal(IV) klorida, sebagai contoh, terurai pada temperatur kamar menghasilkantimbal(II) klorida dan gas klor.

9 1 . . . dan timbal(IV) oksida terdekomposisi pada pemanasan menghasilkantimbal(II) oksida dan oksigen.Timbal(IV) oksida juga bereaksi dengan asam klorida pekat, mengoksidasi beberapa ion klorida dari asam menjadi gas klor. Sekali lagi, timbal direduksi dari+4 menjadi +2 yang lebih stabil. Me ncoba m e nj el askan k e c e nd e rungan k e adaan oksidasi Tidak ada yang mengejutkan tentang keadaan oksidasi yang normal padagolongan 4 yaitu +4.Semua unsur pada golongan 4 memiliki struktur elektron terluar ns 2 np x1 np

y1 ,dimana n bervariasi dari 2 (untuk karbon) sampai 6 (untuk timbal). Pada keadaanoksidasi +4 semua elektron terluar terlibat secara langsung dalam ikatan.Pada bagian bawah golongan, ada kecenderungan peningkatan untuk tidak menggunakan pasangan s 2 dalam pembentukan ikatan. Ini sering disebut dengan efek pasangan inert dan hal ini dominan pada kimia timbal.Tidak ada penjelasan apapun dari penamaan "efek pasangan inert" Anda perlumengetahui dua penjelasan yang berbeda tergantung pada apa yang anda bicarakan, pembentukan ikatan ionik atau ikatan kovalen. Ef e kpasanganin e rtpadap e mb e ntukanikatanionik J ika unsur golongan 4 membentuk ion 2+, maka unsur tersebut akan kehilanganelektron pada orbital p, menyisakan pasangan s 2 yang tidak terpakai. Misalnya,untuk membentuk ion timbal(II), timbal akan kehilangan dua elektron 6p, elektron6s tidak mengalami perubahan sebagai "pasangan inert".

92 Secara normal anda akan mengharapkan energi ionisasi turun dari atas ke bawahdalam satu golongan karena elektron lebih jauh dari inti. Hal itu tidak terjadi padagolongan 4.Tabel pertama menunjukkan energi ionisasi total yang diperlukan untuk membentuk ion 2+ bervariasi dari atas ke bawah dalam satu golongan. Nilainyadinyatakan dalam k J mol -1 .Perhatikanlah, antara timah dan timbal terdapat sedikit peningkatan.Ini artinya sedikit lebih sulit untuk menghilangkan elektron p pada timbaldaripada pada timah. J ika anda melihat pola lepasnya 4 elektron, perbedaan antara timah dan timballebih menarik. Peningkatan energi ionisasi yang relatif besar antara timah dantimbal disebabkan karena pasangan 6s 2 pada timbal secara signifikan lebih sulituntuk dihilangkan daripada pasangan 5s 2 pada timah.

You might also like