PERENCANAAN DAN
PENJADWALAN PROYEKrr
Dalam 3 bab terakhir kita telah membahas perencanaan Kapasitas dan
Penjadwalan operasi yang terus menerus, tetapi kita telah mengabaikan satu tipe
OPerasi penting yaitu proyek. Seperti telah didefinisikan pada bab 4 bentuk operasi
Proyek dipakai untuk memproduksi produk yang unik, satu unit tunggal, Karena
itu, manajemen suatu proyek sangatlah berbeda dari manajemen operasi yang
terus menerus.
Walaupun terdapat banyak keputusan dalam proyek yang berbeda dari operasi
menerus, perhatian utama kita dalam pembahasan ini adalah mengenai keputusan
Perencanaan dan penjadwalan proyek. Dalam bagian awal akan dibahas kerangka
yang luas untuk perencanaan proyek. Ini akan meliputi sasaran proyek dan kegiatan
Perencanaan dan pengendalian yang diperlukan. Dalam bagian akhir akan dibahas,
metode penjadwalan khusus PERT dan CPM secara terinci,
Proyek meliputi berbagai kegiatan manufaktur dan jasa. Obyek besar seperti
‘kapal laut, pesawat terbang penumpang, peluru ruang angkasa di manufaktur atas
dasar proyek. Tiap unit dibuat sebagai barang unik, dan proses manufaktur
Seringkali tidak berubah sehingga material dan tenaga kerja harus dibawa ke
Proyek. Pembangunan gedung biasanya diorganisasi atas dasar proyek. Jasa seperti
Pembuatan film R&D dan penambahan dana juga dilaksanakan atas dasar proyek.
Tabel 12.1 berikut ini mendaftar berbagai kegiatan manufaktur dan jasa yang
dikelola sebagai proyek.
Tabel 3.1 Contoh-contoh proyek
Pembuatan pesawat terbang dan mesin-mesin/peralatan berat.
Mengaudit akuntansiOBJECTIVES AND TRADE OFFS
Dalam proyek biasanya terdapat 3 macam sasaran yang berbeda : biaya,
jadwal dan unjuk kerja. Biaya proyek adalah jumlah biaya langsung dan yang
dialokasikan untuk proyek. Tugas manajer proyek adalah mengendalikan biaya-
biaya itu yang secara langsung dapat dikontrol oleh organisasi proyek. Biaya ini
biasanya meliputi : tenaga kerja, material dan beberapa jasa penunjang. Biasanya
manajer proyek mempunyai suatu anggaran proyek yang meliputi biaya-biaya
yang ditetapkan bagi proyek.
Sasaran kedua dalam mengelola proyek adalah jadwal. Seringkali tanggal
penyelesaian proyek dan kejadian penting lanjutan ditetapkan jauh di muka.
Sebagaimana manajer proyek harus mengendalikan biaya proyek dalam anggaran,
begitu pula manajer proyek harus mengontrol jadwal untuk dapat mernenuhi
tanggal yang ditetapkan. Seringkali anggaran danjadwal saling bertentangan.
Sebagai contoh misalnya, kalau proyek ketinggalan dari jadwal, mungkin
diperlukan lembur untuk mengejar ketinggalannya itu. Tetapi mungkin tidak
tersedia dana yang cukup dalam anggaran untuk menunjang biaya lembur.
Oleh karena itu, keputusan trade off antara waktu dan biaya harus dibuat.
Manajerial harus menentukan apakah sasaran jadwal adalah cukup penting untuk
membeharkan penambahan biaya.
Sasaran ketiga dalam manajemen proyek adalah untuk kerja (performance)
ciri penampilan produk atau jasa yang sedang diproduksi oleh proyek. Kalau
proyek adalah untuk tipe mesin baru “unjuk kerja” menunjuk ke spesifikasi
pelaksanaan dari mesin baru. Kalau proyek itu adalah pembuatan film, “unjuk
kerja” merujuk kepada kualitas film yang dibuat dan penerimaannya di loket
bioskop. Dalam hal ini, unjuk kerja dapat ditetapkan menurut berbagai standar
film yang menyangkut pemilihan pemain, suara, pengambilan gambar, dan
penyuntingan. Unjuk kerja untuk proyek jasa, seperti pembuatan film, biasanya
lebih sulit untuk dispesifikasikan daripada untuk produk manufaktur.
Untuk kerja mungkin juga memerlukan trade offs antara jadwal dan biaya.
Dalam pembuatan film misalnya, kalau gambarnya tidak memenuhi unjuk kerja.
yang diharapkan, mungkin diperlukan tambahan pengambilan gambar baru atau
perbaikan naskah, Kebutuhan unjuk kerja ini, pada gilirannya, menyebabkan
biaya dan perubahan jadwal. Karena jarang sekali kemungkinannya untuk
memperkirakan kebutuhan unjuk kerja, jadwal dan biaya secara akurat sebelum
proyek dimulai, maka beberapa trade offs mungkin diperlukan selagi proyek
berjalan.