You are on page 1of 11

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

PRAKTIKUM DESTILASI UAP STAHL


Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Fitokimia

Oleh: Shofa Fitriani Repiantika Anita zaharatun Lita Purwitasari 31108001 31108010 31108011 31108020

PROGRAM STUDI SI FARMASI STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

2011

BAB I KAJIAN PUSTAKA

A. Taksonomi Tanaman Serai (Cymbopogon nardus) Serai juga dikenal dengan nama Sere mongthi (Aceh), Sere (Gayo), Sangge-sangge (Batak) Serai batawi (Minangkabau), Sarae (Lampung), Sereh (Sunda), Kendong witu (Sumba) Nausina (Roti) Humuku (Timor), Serai (Ambon) Lauwariso (Seram). Serai merupakan tumbuhan herba menahun dan merupakan jenis rumput-rumputan dengan tinggi tanaman sekisar 50-100 cm. Daun tunggal berjumbai; panjang sekira 1 meter; lebar 1,5 cm, tetapi kasar dan tajam; tulang daun sejajar; permukaan atas dan bawah berambut serta berwarna hijau. Batang tidak berkayu, berusuk-usuk pendek, dan berwarna putih. Akar serabut perbanyakan dengan pemisahan tunas atau anakan.

B. Klasifikasi Tanaman Serai

Divisi

: Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae Klas Bangsa Suku Marga Jenis : Monocotyledonae : Poales : Graminae : Cymbopogon : Cymbpogon nardus L

C. Morfologi serai (Cymbpogon nardus L)

Tumbuhan sebangsa rumput, yang berumpun besar daunnya panjang-panjang berbentuk pita. Warna daun hijau agak ke abu-abuan, bunga bulir majemukwarna putih. Akar tinggal berbentuk benang berbau agak wangi. Ada tiga jenis yaitu serai wangi, serai bumbu atau obat dan serai-seraian ( kamijara). Serai wangi banyak ditanam orang dalam kebun secara luas, sedang serai bumbu dan serai-seraian banyak ditanam di pekaranganpekarangan sebagai tanaman bumbu atau tanaman obat-obatan. Tumbuhan ini daun dan minyaknya mengandung zat-zat sitonella, geraniol, methilhepteneon, terpenterpen terpen alkohol dan asam-asam organik.

Daun Tunggal, lanset, berpelepah, pangkal pelepah memeluk batang, ujung runcing, tepi rata, panjang 25-75 cm, Iebar5-15 mm, pertulangan sejajar, hijau. Bunga Majemuk, bentuk malai, karangan bunga berseludang, terletak dalam satu tangkai, bulir kecil, benang sari berlepasan, kepala putik muncul dari sisi, putih.

Buah Padi, bulat panjang, pipih, putih kekuningan.

Biji Bulat , panjang , coklat

Akar Serabut, putih kekuningan.

D. Kandungan kimia Daun dan akar Andropogon nardus mengandung saponin, flavonoida dan polifenol, di samping itu daunnya juga mengandung minyak atsiri. Serai mengandung senyawa berbentuk padat dan berbau khas. Minyak atsiri yang merupakan produksi serai, terdiri dari berbagai senyawa. Salah satu senyawa yang dapat membunuh nyamuk adalah sitronela. Sitronela memunyai sifat racun (desiscant), menurut cara kerjanya racun ini seperti racun kontak yang dapat memberikan kematian karena kehilangan cairan secara terus-menerus sehingga tubuh nyamuk kekurangan cairan.

E. Metabolit Sekunder Tanaman

Sel tanaman menghasilkan dua macam metabolit yaitu metabolit primer dan metabolit sekunder. Metabolit primer dihasilkan dari fotosintesis dan dibutuhkan lebih lanjut dalam sintesis komponen sel, pertumbuhan tanaman dan metabolisme yang termasuk dalam metabolit primer antara lain karbohidrat, protein dan lemak. Metabolit sekunder merupakan hasil akhir pengolahan lebih lanjut metabolit primer yang pada umumnya tidak dibutuhkan tanaman dalam aktifitas metabolismenya. Contoh metabolit sekunder adalah alkaloid, senyawa fenolik, minyak esensial, steroid, lignin, tanin, flavonoid dan lainnya ( Ramawat & Merillon, 1999).

F. Minyak atsiri
Minyak atsiri adalah minyak yang mudah menguap dan diperoleh dari tanaman penghasilnya. Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri sebagai bahan pewangi atau penyedap. Beberapa jenis minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan antiseptic (Guenther, 1987) Secara kimia terpen minyak atsiri dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu monoterpen dan seskuiterpen, berupa isoprenoid C10 dan C15 yang jangka titik didihnya berbeda (titik didih monoterpen 140-180C, titik didih seskuiterpen >200C). Secara ekonomi senyawa tersebut penting sebagai dasar wewangian alam dan juga untuk rempah-rempah serta sebagai senyawa citarasa dalam industry makanan (Harborne, 1987)

Ada beberapa faktor yang menentukan jumlah minyak yang dapat tersuling bersama-sama dengan air pada metode penyulingan, yaitu tekanan uap yang digunakan, berat molekul masing-masing komponen minyak dalam bahan dan kecepatan minyak keluar dari bahan (Ketaren, 1989)

Dalam minyak atsiri, dikenal 3 metode penyulingan yaitu : a. Penyulingan dengan air (water distillation)

Pada metode ini bahan yang akan disuling mengalami kontak langsung dengan air mendidih. Bahan mengapung di atas air / terendam sempurna tergantung dari bobot jenis dan jumlah bahan. Jika disuling dengan metode uap langsung bahan akan merekat dan membentuk gumpalan besar sehingga uap tidak dapat terpenetrasi ke dalam bahan.

b. Penyulingan dengan air dan uap (water and steam distillation) Bahan diletakkan diatas rak-rak saringan berlubang. Ketel suling diisi air tidak sampai penuh (dibawah saringan). Air dipanaskan dengan uap jenuh yang basah dan bertekanan rendah. Ciri khas metode ini selalu dalam keadaan basah, jenuh, dan tidak terlalu panas, bahan yang disuling hanya berhubungan dengan uap dan tidak dengan air panas.

c.

Penyulingan dengan uap langsung (steam disilation)

Metode ini sama dengan penyulingan dengan uap dan air, bedanya air tidak tidak diisikan dalam ketel, uap yang digunakan adalah uap jenuh. Uap dialirkan melalui pipa uap melingkar yang berpori yang terletak dibawah bahan dan uap yang bergerak ke atas melalui bahan terletak diatas saringan (Guenther,1987)

BAB II ALAT BAHAN DAN METODE

2.1 ALAT DAN BAHAN 1. Alat destilasi uap stahl 3 4 5 6 7 8 Pisau Selang Gelas ukur Pipet tetes Serai Aquadest

2.2 PROSEDUR

1. Siapkan simplisia yang kan di tetapkan kadar minyak atsiri. Simplisia yang digunakan adalah serai dalam bentuk rajangan yang telah dipotong-potong atau di iris-iris. 2. Menimbang simplisia sebesar 170 gram masukan kedalam labu stahl campur dengan sejumlah volume air hingga seluruh simplisia terendam. 3. Pasang lat stahl kemudian isi buret dengan air hingga air penuh 4. Lakukan destilasi dengan alat pemanas atau tangas udara, atur pemanasan hingga destilasi berjalan lambat tetapi teratur. Destilasi dilakukan minimal 3 jam 5. Hentikan pemanasan hingga dingin lalu volume minyak atsri yang terjadi di catat 6. Hitung kadar minyak atsiri

Kadar minyak atsiri (% v/b)

 

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 DATA HASIL PERCOBAAN

Berat simplisia Lama destilasi Volume minyak atsiri Kadar minyak atsiri Spesifikasi minyak atsiri Warna Bau Rasa

170 gram 4 jam 0,3 ml 0,176 % b/v

bening kekuningan -

Kadar minyak atsiri (% v/b)

 

 

3.2 PEMBAHASAN
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengisolasi dan menetapkan kadar minyak atsiri dengan cara destilasi stahl. Sampel yang digunakan yaitu serai atau Cymbopogon nardus. penetapan kadar minyak atsiri serai ini merupakan cara paling sederhana dan paling banyak digunakan karena dianggap mudah, murah tetapi cukup terandalkan. Destilasi uap stahl merupakan proses isolasi minyak atsiri dengan bantuan air. Penambahan air pada destilasi minyak atsiri serai sampai mencapai batas labu destilasi. Disini air dan uap air akan menembus dinding sel tanaman dan akibat adanya panas minyak

atsiri akan terbawa oleh uap air. Pada pendinginan minyak atisri yang terbawa oleh uap ait tadi kan terkondensasi dan terpisah dari airnya. Minyak atsiri yang didapat sedikit sekali sebesar 0,3 ml, hal ini dikarenakan simplisia serai yang digunakan sebesar 170 gram dan lama destilasi dilakukan hanya 4 jam sehingga kenungkinan besar minyak atsiri yang tertarik akan sedikit. Faktor lain yang menentukan jumlah minyak yang dapat tersuling bersama-sama dengan air pada metode ini, yaitu tekanan uap yang digunakan, berat molekul masing-masing komponen minyak dalam bahan dan kecepatan minyak keluar dari bahan

BAB IV PENTUTUP

4.1 KESIMPULAN Isolasi minyak atsiri dari Cymbpogon nardus seberat 170 gram dengan cara destilasi stahl diperoleh minyak atsiri serai sebesar 0,3 ml

You might also like