You are on page 1of 3

Latar belakang memilih IBS, Tidak ada alasan khusus kenapa saya memilih IBS.

Sebagai seorang siswi yang baru lulus sma dan berbagai macam pilihan universitas se-Indonesia tentu hal tersebut membuat saya bingung untuk memilih tempat perkuliahan yang tepat untuk saya. Yang pertama saya putuskan ialah bukan perguruan tinggi mana yang akan saya pilih, tetapi jurusan apa yang akan saya pilih. Dari situlah, saya bertanya-tanya kepada kakak, saudara, teman, orang tua, dan kerabat dekat. Sampai pada akhirnya, saya mengarahkan minat saya pada bidang ekonomi. Setelah menemukan jurusan yang saya inginkan barulah saya mencari perguruan tinggi mana yang bagus atau cocok untuk bidang tersebut. Terdapat berbagai nama perguruan tinggi yang saya pilih, dari mulai perguruan tinggi negeri hingga swasta. Saya mulai mencari perbedaan antara perguruan tinggi negeri dan swasta, dan saya dapat menyimpulkan dimana pun saya kuliah, bukan tempat perkuliahannya yang menentukan kesuksesan saya, tetapi saya sendiri yang menentukannya, perguruan tinggi tersebut hanya media atau saluran sebagai penunjang kesuksesan. Sejak itu, saya tidak mempermasalahkan negeri atau swasta yang akan saya pilih. Kebetulan kakak saya berkelut di dunia perbankan, saya banyak bertanya kepadanya, salah satunya saya bertanya tentang perguruan tinggi mana yang baik untuk saya. Dari sekian pilihan, tidak tahu kenapa saya memilih IBS, mungkin ini jalan yang tuhan arahkan untuk saya.

Goal atau tujuan yang ingin saya capai di IBS, Menghitung pengorbanan yang dikorbankan, misalnya uang yang saya keluarkan untuk biaya kuliah, waktu, tenaga, pikiran, dan lainnya. Ada beberapa tujuan yang ingin saya capai di IBS, antara lain, saya ingin lulus tepat waktu, lulus dengan predikat pujian dan berprestasi baik di lingkungan kampus maupun diluar (mengikuti ajang-ajang yang dapat mengexplore kemampuan saya dan menambah pengalaman).

Untuk itu, saya mencoba bikin analisis SWOT. Pertama S (strengths) yaitu dengan mengetahui kekuatan dari dalam diri dalam hal ini, kekuatan bisa diartikan sebagai kondisi yang menguntungkan untuk diri saya. Misalnya, saya mampu beradaptasi dengan lingkungan dalam kurun waktu yang relative cepat, bisa mengikuti proses belajar dalam suasana ramai atau sepi, dapat bekerja dalam kelompok, tidak butuh waktu terlalu lama untuk menangkap maksud atau inti suatu pelajaran, tidak cepat emosi.

Kedua, W (weaknesses), yaitu dengan mengetahui kelemahan dari dalam diri dalam hal ini, kelemahan bisa diartikan sebagai suatu kondisi yang merugikan untuk saya. Misalnya, terkadang masih moody, masih suka malas, tidak terlalu memperhatikan penampilan, menjalani sesuatu dengan santai sehingga kadang terlihat kurang serius.

Ketiga, O (opportunities), yaitu yaitu dengan mengetahui kesempatan dari lingkungan luar dalam hal ini bisa diartikan sebagai suatu hal yang bisa menguntungkan jika dilakukan namun jika tidak diambil bisa merugikan, atau sebaliknya. Misalnya, orang tua masih mampu untuk membiayai pendidikan, proses belajar yang terarah, semangat belajar teman-teman yang dapat memicu saya untuk belajar, organisasi di kampus yang saling support dengan perkuliahan, tempat yang nyaman untuk melaksanakan proses perkuliahan, warga IBS yang ramah, tanpa ada senioritas menciptakan suasana yang kekeluargaan.

Keempat, T (threats), yaitu dengan mengetahui ancaman dari lingkungan luar dalam hal ini bisa diartikan sebagai suatu hal yang akan menghambat atau mengancam selama perjalanan. Misalnya, hiburan seperti film,internet dan lainnya sulit dihindarkan, ajakan teman-teman untuk main/keluar/jalan/hangout akan berdampak kurang baik bila sering dilakukan, banyak peraturan.

TUGAS BISNIS

ANALISIS SWOT

NAMA NPM KELAS

: Hanna Al Zahra : 200812039 :C

You might also like